283 research outputs found

    Fungsi dan Makna Tradisi Pacuan Kuda (Maen Jaran) Bagi Masyarakat Desa Moyo Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan guna: (1) mengetahui fungsi tradisi pacuan kuda (maen jaran) bagi masyarakat Sumbawa; serta (2) makna tradisi pacuan kuda (maen jaran) bagi masyarakat Sumbawa. Studi ini memakai pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data memakai observasui, wawancara, serta dokumentasi. Hasil penelitian ini menerangkan bahwa terdapat tiga fungsi dan dua makna tradisi pacuan kuda (maen jaran), yaitu fungsi primer, fungsi sekunder, serta fungsi tersier: (1) fungsi primer dari tradisi pacuan kuda yaitu sebagai ajang olahraga balap kuda. (2) fungsi sekunder dari tradisi pacuan kuda (maen jaran) jika dilihat dari esensinya yaitu perubahan fungsi maen jaran yang beralih dari perayaan hasil panen menjadi perayaan hari besar disebabkan perubahan sosial dalam masyarakat. (3) fungsi tersier dari tradisi pacuan kuda (maen jaran) dimasa kini kuda merupakan hewan yang bernilai tinggi khususnya kuda pacuan yang hanya dimiliki oleh masyarakat menegah ke atas. Hal tersebut memberikan dampak bahwa maen jaran dimasa kini menjadi olahraga kaum burjois. Adapun makna dari tradisi pacuan kuda (maen jaran) terdapat makna identitas sosial dan status sosial: (1) identitas sosial dari adalah perasaan atau rasa kebanggan diri yang timbul dari pemilik kuda, joki, atau perawat kuda atas pencapain kudanya sebagai juara dalam maen jaran. (2) status sosial dari maen jaran adalah pelabelan yang didapatkan bagi pemenang maen jaran oleh masyarakat sekitar. Pelabelan yang dimaksud adalah achieved status, karena dengan berhasilnya kuda memenangkan maen jaran maka pemilik kuda akan menjadi lebih terkenal dan populer di kalangan masyarakat

    MAKNA SIMBOLIK DAN MOTIF TAPA NCAI DI KECAMATAN MONTA KABUPATEN BIMA NTB

    Get PDF
    This research aims to determine the symbolic meaning, motives that cause Tapa Ncai and the social impact of Tapa Ncai activities in Monta District, Bima Regency, NTB. with phenomenological methods, with secondary data and primary data. This research uses data collection techniques: interviews, observation and documentation. Data were analyzed using Miles and Huberman data analysis techniques. The results of this research show that there are symbolic meanings, motifs and impacts of Tapa Ncai activities. The symbolic meanings of Tapa Ncai are as follows: 1) wood, which has the meaning of life, justice, balance, honesty and boundaries; 2) stone, which has the meaning of lust, hardness, togetherness, and loyalty. Furthermore, the motives that caused Tapa Ncai were, 1) political motives including defeat in regional elections, unfinished projects; 2) economic motives, including the inappropriate targeting of assistance provided by the government, PKH money that has not been disbursed; and 3) criminal motives are characterized by acts of beatings, beatings, murders, and abuse. Then the social impacts of Tapa Ncai activities are 1) positive impacts including getting social justice that is appropriate and should be obtained; and 2) negative impacts including 1) disrupting social order which includes congestion, economic paralysis, crowding of people, disruption of traffic flow; 2) giving rise to new conflicts or acts of revenge which include mutual acts of retaliation carried out by both parties concerned as a form of protest and resistance against both parties

    PENGEMBANGAN MATERI SOSIOLOGI BERBASIS KEARIFAN LOKAL (Pendampingan Pada Guru Sosiologi SMA/MA di Tanjung Lombok Utara)

    Get PDF
    Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Sosologi di SMA/MA antara lain KD 3.4 kelas XII; ā€œMenerapkan strategi pemberdayaan komunitas dengan mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal di tengah-tengah pengaruh globalisasiā€. Keberadaan KD tersebut memberi peluang bagi guru Sosiologi untuk mengembangkan materi berbasis kearifan lokal. Kearifan lokal dimaksud dapat berupa sistem nilai dan norma adat yang berlaku dalam masyarakat setempat maupun proses sosial yang ada. Dengan demikian, materi Sosiologi menjadi kontekstual sehingga lebih mudah bagi siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan terkait materi yang dibelajarkan. Namun demikian, tidak semua guru Sosiologi SMA/MA di Kecamatan Tanjung Lombok Utara melakuan pengembangan materi sosiologi berbasis kearifan lokal. Oleh karena itulah dilaksanakan kegiatan pengabdian dengan tujuan agar guru Sosiologi SMA/MA di Kecamatan Tanjung Lombok Utara dapat mengembangkan materi Sosiologi berbasis kearifan lokal. Metode yang diguanakan adalah pendampingan dengan tahapan kegiatan: (1) penyampaan materi dan diskusi, (2) tindakan (action) pendampingan, (3) evaluasi.Ā  Hasil kegiatan pengabdian adalah tersusunnya materi sosiologi berbasis kearifan lokal untuk kelas XII materi pokok ā€œStrategi pemberdayaan komunitas dengan mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal di tengah-tengah pengaruh globalisasiā€

    Penerapan Metode Everyone Is Teacher Here Berbantuan Media Video Dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

    Get PDF
    This study aims to determine the application of the Everyone Is Teacher Here learning method assisted by Video Media in class XI IPS 2 SMAN 1 Pringgabaya. This study used classroom action research with data collection techniques through observation, interviews and documentation. The stages of this research were carried out through initial observation, planning, action, observation and reflection. The subjects of this classroom action research were students of class XI IPS 2 at SMAN 1 Pringgabaya, while the informants in the study were sociology teachers. The results of the research cycle I showed the level of student learning activities, namely oral activities (35.25%), listening activities (76.75%), writing activities (46.09%) and emotional activities (54.87%), then in cycle II shows the level of student learning activities, namely oral activities (83.49%), listening activities (90.13%), writing activities (83.96%), and emotional activities (93.45)

    Peran Media Sosial Instagram dalam Pembentukan Sikap Sosial Remaja (Studi di BTN Bukit Permai blok CC, Kecamatan Seketeng, Kabupaten sumbawa Besar)

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui fitur media sosial Instagram yang sering diakses oleh remaja di BTN Bukit Permai blok CC, Kecamatan Seketeng, Kabupaten Sumbawa Besar; 2) Untuk mengetahui sikap sosial remaja setelah mengakses fitur media sosial Instagram yang disukainya; dan 3) Untuk mengetahui peran media sosial Instagram dalam pembentukan sikap sosial remaja. Metode studi kasus dipadukan dengan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder, dengan subjek penelitian dan informan penelitian sebagai sumber data. Observasi, wawancara, dan dokumentasi merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data. Metode pemeriksaan informasi dalam penelitian ini adalah strategi pemeriksaan subyektif model Miles dan Huberman dengan teknik khusus penurunan informasi, pengungkapan informasi dan penentuan pencapaian. (1) Fitur yang sering diakses remaja di BTN Bukit Permai Blok CC Kecamatan Seketeng Kabupaten Sumbawa Besar adalah fitur kamera, Instastory, dan Browser; (2) sikap sosial yang terbentuk pada remaja di BTN Bukit Permai Blok CC Kecamatan Seketeng Kabupaten Sumbawa Besar setelah mengakses fitur dan konten di media sosial Instagram adalah sikap peduli dan empati; dan (3) peran media sosial Instagram dalam mengangkat dua jenis sosial   Kata kunci: Peran, Media Sosial Instagram, Sikap Sosia

    Game Online dan Perilaku Menyimpang Remaja (Studi di Kecamatan Alas, Sumbawa)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) motif remaja bermain game online; (2) bentuk perilaku menyimpang remaja setelah bermain game online; dan (3) dampak yang terjadi pada remaja yang melakukan perilaku menyimpang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder dangan sumber data  subjek dan informan penelitian. Penentuan subjek dan informan dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sementara untuk teknik analisis datanya menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menemukan (1) motif remaja bermain game online   didasari oleh motif sosiogenetis, ditandai dengan adanya pengaruh dan dorongan dari temannya, baik itu teman dikehidupan sehari-harinya ataupun teman yang ia kenali melalui game online ; (2) bentuk perilaku menyimpang remaja setelah bermain game online yakni bentuk (a) bentuk penyimpangan primer, seperti berbohong untuk tidak pergi sekolah, adanya tindak kekerasan; (b) bentuk penyimpangan sekunder, seperti sering berbohong, mencuri, dan bermain game online di sekolah; (c) bentuk penyimpangan individual, seperti berbohong, mencuri, bermain game online saat jam pelajaran, melakukan tindak kekerasan; dan (d) bentuk penyimpangan kelompok, yaitu remaja yang bermain game online menyebabkan keributan yang membuat orang sekitar menjadi terganggu. (3) dampak yang terjadi pada remaja yang melakukan perilaku menyimpang ialah : adanya dampak positif dan negatif. Dampak positifnya seperti: (a) solid dengan teman; (b) menabung untuk membeli yang diinginkan; dan c) cepat dan mudahnya mendapatkan informasi. Sementara itu untuk dampak negatifnya yaitu mempengaruhi: (a) aspek kesehatan, seperti gangguan tidur akibat bermain game online semalaman; (b) aspek psikologis, mudah marah dan sering berkata kasar; (c) aspek akademik, yaitu penurunan nilai pelajaran di sekolah; (d) aspek sosial, kurangnya sosialisasi dan interaksi; dan (e) aspek keuangan, menyebabkan perilaku boros.   Kata Kunci: Game Online, Perilaku Menyimpang, Remaj

    MAKNA SIMBOLIK TRADISI PRAJA SUNATAN DI DESA KOTARAJA KECAMATAN SIKUR LOMBOK TIMUR

    Get PDF
    This research aims to describe the process and symbolic meaning in the Praja circumcision tradition in Kotaraja Village, Sikur District, East Lombok. This research uses a qualitative approach with ethnographic methods. The types of data used are primary data and secondary data. Data comes from subjects and informants. The data collection techniques used were observation, interviews and documentation. Data were analyzed using Miles and Huberman data analysis techniques. The research results show that there are three stages in the Praja circumcision tradition process, namely: 1) the preparation stage includes family Rembuq; urige; installing Tetaring; prepare the necessary equipment such as making Rereke, installing the Jangkih or cooking area and preparing food ingredients; preparation of invited guests and making invitations; Matur Pakeling; to the Kerembong spring in Sukatain Village to bathe and feed the monkeys; visiting ancestral graves for Selakaran and prayer together, Jejarupan, Beserogo Rereke and eating together; food preparation; Begawe; Celebration and reading of lontar manuscripts; Network; Beserogo Rereke; Mandiq Maling; paraded again in the morning before being circumcised, 2) the implementation stage, namely the child being circumcised or circumcised, 3) the closing stage, namely the meal or Roah; throwing foreskin feces into the river; Rebaq Jangkih. The symbolic meaning in the Praja circumcision tradition is divided into 1) symbolic material; and 2) immaterial symbols. The symbol ingredients include Tetaring, Rereke, grated turmeric, grated coconut and ground rice put together, Juli, Kettle and gold or brass Bokor. Immaterial symbols include being bathed in a spring, grave pilgrimage, Jejarupan, Beserogo, Mandiq Maling, Selakaran, reading the Lontar manuscript, throwing foreskin feces into the river

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEMAMPUAN BERTANYA SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 3 DI MAN 1 MATARAM

    Get PDF
    This research aims to determine the application of the Think pair share learning model in class XI IPS 3 at MAN 1 Mataram. This research uses classroom action research with data collection techniques through observation, interviews and documentation. The stages of this research were carried out through initial observation, planning, action, observation and reflection. The subjects of this classroom action research were students of class XI IPS 3 MAN 1 Mataram, while the informants in the research were sociology subject teachers. The results of the first cycle of research showed that the level of students' problem solving abilities was (69%), asking questions (71%), and the teacher's application of the Think Pair Share model (75%). Furthermore, cycle II showed the level of problem solving ability (79%), asking ability (80%), and the teacher's application of the think pair share model (90%)

    MAKNA SOSIAL RITUAL BESENTULAK DALAM MASYARAKAT BATU KUTA KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT

    Get PDF
    This study aims to determine the social meaning contained in the besentulak (reject reinforcements) ritual in the Batu Kuta community, Narmada District, West Lombok Regency. This research uses a qualitative approach with ethnographic methods. The types of data used are primary and secondary. Data sourced from research subjects and informants using ethnographic techniques. Data were collected through interviews, observations, and documentation. To test the validity of data was done through trianpulation. Data were analyzed by domain analysis, structural analysis, taxonomic analysis, component analysis, theme analysis. The results of the study found that there were several series of besentulak rituals, namely 1) gathering at the gathering point in front of the Abu Cilam mosque, 2) going around the alleys of Batu Kuta village, 3) core rituals. The meaning contained in the besentulak (reject reinforcements) ritual is divided into four, namely 1) the meaning of symbols seen from the activities and food served, namely bubur beak putek (red and white), jaje jongkong, serabi, apem (traditional food), and rice, 2) religious meaning seen from the implementation of the besentulak (reject reinforcements) ritual acculturated with Islam, 3) the meaning of kinship seen from community interaction when jointly carrying out the besentulak ritual,  4) The meaning of togetherness is seen from the community that together observe the dish after performing the ritual

    MAKNA SIMBOLIK TRADISI PRAJA SUNATAN DI DESA KOTARAJA KECAMATAN SIKUR LOMBOK TIMUR

    Get PDF
    This research aims to describe the process and symbolic meaning in the Praja circumcision tradition in Kotaraja Village, Sikur District, East Lombok. This research uses a qualitative approach with ethnographic methods. The types of data used are primary data and secondary data. Data comes from subjects and informants. The data collection techniques used were observation, interviews and documentation. Data were analyzed using Miles and Huberman data analysis techniques. The research results show that there are three stages in the Praja circumcision tradition process, namely: 1) the preparation stage includes family Rembuq; urige; installing Tetaring; prepare the necessary equipment such as making Rereke, installing the Jangkih or cooking area and preparing food ingredients; preparation of invited guests and making invitations; Matur Pakeling; to the Kerembong spring in Sukatain Village to bathe and feed the monkeys; visiting ancestral graves for Selakaran and prayer together, Jejarupan, Beserogo Rereke and eating together; food preparation; Begawe; Celebration and reading of lontar manuscripts; Network; Beserogo Rereke; Mandiq Maling; paraded again in the morning before being circumcised, 2) the implementation stage, namely the child being circumcised or circumcised, 3) the closing stage, namely the meal or Roah; throwing foreskin feces into the river; Rebaq Jangkih. The symbolic meaning in the Praja circumcision tradition is divided into 1) symbolic material; and 2) immaterial symbols. The symbol ingredients include Tetaring, Rereke, grated turmeric, grated coconut and ground rice put together, Juli, Kettle and gold or brass Bokor. Immaterial symbols include being bathed in a spring, grave pilgrimage, Jejarupan, Beserogo, Mandiq Maling, Selakaran, reading the Lontar manuscript, throwing foreskin feces into the river
    • ā€¦
    corecore