13 research outputs found

    STUDI BIOAKUMULASI LOGAM CROM (Cr), SENG (Zn) DAN NIKEL (Ni) PADA TANAMAN OBAT BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten) Steenis.)

    Get PDF
    Penggunaan obat tradisional berbahan dasar tanaman obat saat ini telah berkembang pesat. Pemanfaatan tanaman obat mengalami peningkatan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi obat dari bahan baku tanaman obat, karena asumsi bahwa obat yang berasal dari tanaman lebih aman dan efek sampingnya jauh lebih kecil dibandingkan obat sintetik. Tanaman memiliki kemampuan mengakumulasi logam berat yang terdapat pada tempat tumbuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi logam berat Cr, Zn dan Ni terhadap pertumbuhan dan akumulasi logam pada tanaman. Penelitian diawali dengan pembibitan tanaman obat binahong kemudian ditumbuhkan pada media tanah yang mengandung logam berat dengan variasi konsentrasi serta tanpa penambahan logam berat (kontrol). Kandungan logam berat dianalisis menggunakan metode Spektroskopi Serapan Atom (SSA). Akumulasi logam pada tanaman binahong diketahui melalui nilai Faktor Bioakumulasi dan Faktor Translokasi. Penambahan konsentrasi logam Cr, Zn, Ni mempengaruhi pertumbuhan tanaman ditunjukkan dengan penurunan rata-rata jumlah daun tanaman. Tanaman binahong merupakan akumulator Cr, Zn dan Ni dengan nilai BAF > 1. Kemampuan translokasi logam Cr dengan nilai TF antara 0,202-0,427 pada batang dan 0,628-0,699 pada daun. Kemampuan translokasi logam Zn dengan nilai TF antara 0,812-1,233 pada batang dan 0,612-0,693 pada daun. Kemampuan translokasi logam Ni dengan nilai TF pada bagian akar 1; 0.40-0.49 pada batang dan 0.53-0.6 pada daun

    Alternatif Pengolahan Limbah Organik Rumah Tangga Untuk Produksi Biogas

    Get PDF
    Waste is a source of organic material that can be recycled into biogas. This studysought to produce biogas from the fermentation of organic waste using anaerobic microbesisolated from sewage and cow rumen fluid. The study was conducted in the laboratory-scaleanaerobic reactor with a volume of 750 mL, at room temperature, incubation time of 7, 14, 21,28, 35, 42, 49 days, waste solids concentration 1%, 3%, 5%, 7% and 10 %. CO2 produced wasmeasured by the method of deposition by solution of Ba (OH) 2 is converted into volumeusing the general equation of the ideal gas. The difference between the total gas volumeproduced by CO2 gas is methane gas volume value (CH4). The results showed the highestproduction of waste solids obtained at 7% concentration, incubation time of 42 days. Biogas isproduced 99.86 mL / g litter, the total amount of biogas produced during the 7 weeks of 537mL / gram of waste

    Tingkat pengetahuan dan kebiasaan konsumsi junk food dengan status gizi pada mahasiswa Program Studi Gizi Universitas Siliwangi

    Get PDF
    Nutritional problems can be caused by the habit of consuming foods high in fat, salt, and sugar and low in vitamins and minerals, or "junk food." The level of knowledge related to junk food also influences perceptions, attitudes, consumption behavior, and consumption habits related to junk food, as well as nutritional status. The aim of the study was to find out the correlation between the level of knowledge and habits of eating junk food and the nutritional status of the 2019 class of Siliwangi University Nutrition Study Program students. The research method is a quantitative analytic survey with a cross-sectional approach. The technique of taking purposive sampling subjects from a population of 71 people and 69 people as research subjects Data collection involves filling out a junk food knowledge test, the Food Frequency Questionnaire (FFQ), and measuring height and weight. Data analysis used the Spearman rank correlation test. The results of the research on the level of knowledge of junk food and nutritional status obtained a significance value of 0.045 (0.05) and a correlation coefficient of 0.242. The significance value of the habit of eating junk food with regard to nutritional status is 0.521 ( 0.05). The conclusion of this study is that there is a moderate or moderately strong relationship between the level of knowledge of junk food and nutritional status, but no relationship between junk food habits and nutritional status. Suggestions include reducing or avoiding consumption of junk food and applying information and knowledge in everyday life so that you have a good nutritional status and avoid the dangers of junk food for your health.Masalah gizi dapat ditimbulkan oleh kebiasaan konsumsi makanan tinggi lemak, garam, gula dan rendah vitamin serta mineral atau disebut junk food. Tingkat pengetahuan terkait junk food juga berpengaruh terhadap persepsi, sikap, perilaku konsumsi dan kebiasaan konsumsi junk food serta status gizi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara tingkat pengetahuan dan kebiasaaan konsumsi junk food dengan status gizi mahasiswa angkatan 2019 Program Studi Gizi Universitas Siliwangi. Metode penelitian kuantitatif dengan survei analitik dan  pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan subjek menggunakan seluruh sampel namun dari 71 total populasi hanya 69 subjek yang memenuhi kriteria. Pengambilan data dengan cara pengisian kuesioner tingkat pengetahuan junk food, Food Frequency Questionnare (FFQ), pengukuran tinggi badan dan berat badan. Analisis data menggunakan uji korelasi spearman rank. Hasil penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan junk food dengan status gizi, didapatkan nilai (0,05) sebesar 0.045 dan nilai koefisiensi korelasi 0.242 yang menunjukkan tingkat keeratan hubungan moderat atau sedang. Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan makan  junk food dengan status gizi (0,05) yaitu 0.521

    Penggunaan Pektin Kulit Buah Kakao sebagai Edible Coating pada Kualitas Buah Tomat dan Masa Simpan

    Get PDF
    Buah kakao terdiri dari tiga bagian yaitu kulit, daging buah dan biji. Selama ini kulit buah kakao belum optimal pemanfaatnya. Salah satu alternatif pemanfaatannya adalah sebagai bahan baku pembuatan edible coating dengan mengekstrak pektin yang terkandung pada kulit buah kakao. Edible coating diaplikasikan pada buah tomat dan mencari formula edible coating terbaik terhadap karakteristik buah tomat selama penyimpanan. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan mengekstraksi pektin dari kulit buah kakao dan menentukan masa simpan buah tomat dengan penggunaan larutan pektin sebagai edible coating pada buah serta kualitas. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan mengekstraksi pektin dari kulit buah kakao, kemudian buah tomat yang akan diawetkan dicelupkan dalam larutan pektin hasil ekstraksi dengan variasi konsentrasi 1-3%, selanjutnya buah tomat dan disimpan selama 21 hari pada suhu 40C. Hasil analisis dengan menggunakan Fourier Transform Infra Read (FTIR) menunjukkan bahwa pektin hasil ekstraksi memiliki gugus fungsi yang sama dengan pektin komersial. Karakterisasi pektin, yaitu kadar air 8%,  abu 2%, berat ekivalen 6250 mg dan metoksil 6,32%. Hasil terbaik coating mengunakan 3% pektin, ditunjukan dengan penampakan buah masih segar. Karakterisasi buah tomat, yaitu susut bobot 1,17%, total asam 0,51%, dan kadar vitamin C 55,88 mg/gram

    Pemberdayaan Petani di Desa Pombulaa Jaya Kecamatan Konda dalam Budidaya Sayuran Hidroponik

    Get PDF
    Desa Pombulaa Jaya Kecamatan Konda merupakan salah satu daerah pemasok sayur untuk Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan. Selama ini petani bertanam sayur dengan mengandalkan musim hujan, namun karena perubahan iklim terkadang curah terlalu tinggi atau sebaliknya kekeringan sehingga penanaman sayuran terhambat. Metode yang digunakan untuk mengatasi kendala tersebut adalah melalui pelatihan tentang teknik budidaya tanaman secara hidroponik atau budidaya tanaman tanpa tanah. Pelatihan dilaksanakan di Balai Desa Pombulaa Jaya yang diikuti oleh 38 orang petani. Pelatihan dilakukan dalam bentuk presentasi dan dilanjutkan dengan diskusi dan demonstrasi tentang pembuatan instalasi. Hasil pengabdian ini menunjukkan antusias petani untuk mengikuti pelatihan cukup tinggi karena belum ada institusi yang memberikan sosialisasi dan pelatihan tentang teknik budidaya tanaman secara hidroponik. Pelatihan ini meningkatkan pengetahuan petani tentang teknik budidaya tanaman secara hidroponik atau tanpa tanah, meningkatkan keterampilan petani tentang cara pembuatan instalasi hidroponik dan cara pembuatan larutan hara untuk tanaman hidroponik. Diharapkan teknik bertanam sayur secara hidroponik merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi kendala perubahan iklim yang dapat mengganggu aktifitas petani dalam budidaya tanaman sayur-sayuran

    Mutation at Tyrosine in AMLRY (GILRY Like) Motif of Yeast eRF1 on Nonsense Codons Suppression and Binding Affinity to eRF3

    No full text
    Termination translation in Saccharomyces cerevisiae is controlled by two interacting polypeptide chain release factors, eRF1 and eRF3. Two regions in human eRF1, position at 281-305 and position at 411-415, were proposed to be involved on the interaction to eRF3. In this study we have constructed and characterized yeast eRF1 mutant at position 410 (correspond to 415 human eRF1) from tyrosine to serine residue resulting eRF1(Y410S). The mutations did not affect the viability and temperature sensitivity of the cell. The stop codons suppression of the mutant was analyzed in vivo using PGK-stop codon-LACZ gene fusion and showed that the suppression of the mutant was significantly increased in all of codon terminations. The suppression on UAG codon was the highest increased among the stop codons by comparing the suppression of the wild type respectively. In vitro interaction between eRF1 (mutant and wild type) to eRF3 were carried out using eRF1-(His)6 and eRF1(Y410S)-(His)6 expressed in Escherichia coli and indigenous Saccharomyces cerevisiae eRF3. The results showed that the binding affinity of eRF1(Y410S) to eRF3 was decreased up to 20% of the wild type binding affinity. Computer modeling analysis using Swiss-Prot and Amber version 9.0 programs revealed that the overall structure of eRF1(Y410S) has no significant different with the wild type. However, substitution of tyrosine to serine triggered the structural change on the other motif of C-terminal domain of eRF1. The data suggested that increasing stop codon suppression and decreasing of the binding affinity of eRF1(Y410S) were probably due to the slight modification on the structure of the C-terminal domain.</p

    Diversity and the role of yeast in spontaneous cocoa bean fermentation from Southeast Sulawesi, Indonesia

    No full text
    Abstract. Jamili, Yanti NA, Susilowati PE. 2016. Diversity and the role of yeast in spontaneous cocoa bean fermentation from Southeast Sulawesi, Indonesia. Biodiversitas 17: 90-95. Yeast is one of the microbial group which is role in the process of cocoa spontaneously fermentation. The objective of this study was to determinate and to know the diversity of yeast that role on cocoa bean fermentation. Yeast was isolated by pour plate method from cocoa bean that was naturally fermented by a cocoa farmer in Kolaka District, Southeast Sulawesi using yeast mannitol agar (YMA) media. Yeast was characterized and identified using phenotypic characters based on numeric-phenetic analysis. Yeast isolates applied to cocoa bean to determine its role in cocoa bean fermentation. The result was obtained seven isolates the dominant yeast during cocoa bean fermentation in Kolaka District, Southeast Sulawesi. The result of numerical-phenetic analysis based on phenotypic characters to seven yeast isolates showed that 1 isolates (Klk1) identical with Candida krusei. Three isolates (Klk4, Klk5 and Klk7) identical with Candida tropicalis, one isolate (Klk2) identical with Saccharomycopsis fibuligera, one isolate (Klk3) identical with Kloeckera sp. and one isolate (Klk6) identical with Saccharomyces cerevisiae. The result also showed that fermentation of cocoa with seeding of yeast inoculums served to increase the quality of cocoa beans than spontaneous fermentation. Therefore, the seven yeast isolates potentially be used as an inoculum to improve the cocoa quality
    corecore