18 research outputs found

    RE-EVALUATING USER MOTIVATION IN USING ARCHITECTURAL SOFTWARE IN EACH DESIGN PHASE IN INDONESIA

    Get PDF
    Abstract: Digitalized era has caused design software to develop so rapidly. As a result, architects and designers are offered various choices of design software to choose from, and sometimes designers use different software on different design phases. However, the motivation of choosing a specific software in specific phases is still unknown. Therefore, this paper aims to investigate the frequencies of certain architectural software usage in different design phases, along with the user's motivation in choosing the software. Qualitative method with grounded theory approach are used in the study. Data is then analysed with directed content analysis extracted from software external and internal quality in ISO/IEC 25010:2011. The result of this study reveals that in earlier (exploratory) design phases, media with high efficiency (such as SketchUp) are preferred, and later phases show a significant increase in the need for precision. Efficiency and output suitability are highly valued in architectural visualisation and presentation needs.Abstrak: Era digitalisasi telah menyebabkan software desain berkembang sangat pesat. Akibatnya, arsitek dan desainer disuguhkan dengan berbagai pilihan software desain dan seringkali desainer menggunakan software yang berbeda pada setiap fase desain. Namun, alasan memilih software tertentu dalam fase tertentu masih belum jelas diketahui. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk meneliti frekuensi penggunaan software arsitektur dalam fase desain yang berbeda, sekaligus alasan pengguna dalam memilih software tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan grounded theory. Data yang didapat dianalisis dengan directed content analysis dari ISO/IEC 25010:2011. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pada fase desain awal (eksplorasi), media dengan efisiensi tinggi lebih disukai. Sedangkan fase akhir menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap kebutuhan kepresisian. Efisiensi dan kesesuaian outputjuga sangat dicari dalam fase visualisasi dan presentasi arsitektur

    PEMANFAATAN KACANG MERAH SEBAGAI MENU HIDANGAN PENUTUP PADA USAHA KATERING

    Get PDF
    Tidak Ad

    Pengaruh Kepemilikan Keluarga, Non Keluarga, dan Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Badan Usaha yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2013

    Get PDF
    Badan usaha di Indonesia mayoritas merupakan badan usaha yang dikendalikan oleh keluarga. Hal ini mendorong diadakan penelitian mengenai kinerja keuangan badan usaha keluarga dan badan usaha non keluarga. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari kepemilikan keluarga, non keluarga, dan corporate governance terhadap kinerja keuangan badan usaha yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sifat penelitian hypothesis testing dan jenis investigasi causal study. Penelitian ini menggunakan populasi berupa badan usaha go public yang bergerak di sektor manufaktur dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2013. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 151 badan usaha. Hasil dari penelitian ini adalah kepemilikan keluarga dan non keluarga tidak berpengaruh pada kinerja keuangan badan usaha. Pada badan usaha keluarga, kepemilikan keluarga memoderasi pengaruh corporate governance terhadap kinerja keuangan. Sedangkan kepemilikan non keluarga tidak memoderasi pengaruh corporate governance terhadap kinerja keuangan

    PEMANFAATAN TULANG AYAM SEBAGAI INGREDIEN SUP KRIM DAN KALKULASI PROFITNYA BAGI UMKM AZZAHRA, CIREBON)

    Get PDF
    Tulang ayam adalah salah satu produk samping yang biasanya dibuang begitu saja. UMKM AzZahra Cirebon merupakan salah satu UMKM yang memanfaatkan tulang ayam menjadi produk pangan seperti kerupuk. Community Development Universitas Prasetiya Mulya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan UMKM AzZahra mengenai diversifikasi produk pangan berbahan tulang ayam tulang selain kerupuk, yaitu sup krim instan. Selain itu, peningkatan pengetahuan mengenai pencatatan keuangan juga dilakukan karena mitra belum yakin dalam menentukan harga jual akibat tidak adanya pencatatan keuangan. Kegiatan dilakukan menggunakan metode pelatihan yang dilaksanakan pada tanggal 27 Februari – 2 Maret 2023, dilanjutkan dengan pembimbingan yang berlangsung hingga Agustus 2023. Pelatihan yang dilakukan adalah pembuatan tepung tulang ayam, pembuatan produk sup krim berbahan tulang ayam, pencatatan keuangan, serta perhitungan modal, harga jual, dan profit. Dilakukan juga perhitungan nilai gizi dan pembuatan desain kemasan. Evaluasi terhadap pengetahuan mitra dilakukan menggunakan pre-test dan post-test pada setiap pelatihan. Dari kegiatan ini, pengetahuan mitra terhadap diversifikasi tulang ayam meningkat dari 40% menjadi 100%, sedangkan pencatatan keuangan meningkat dari 90% menjadi 100%. Mitra juga telah secara mandiri membuat sup krim instan. Namun, pencatatan keuangan belum dapat dilakukan secara rutin

    RESILIENSI TERHADAP BENCANA BANJIR DAN TOPAN DI KOTA NAGA: PENDEKATAN BUDAYA SEBAGAI SOLUSI DESAIN

    Get PDF
    Filipina sering mengalami bencana alam, seperti banjir dan angin topan, yang mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur publik dan lahan pertanian. Hal ini juga dialami oleh Kota Naga, kota yang sedang berkembang di Filipina. Proses pemulihan pascabencana seringkali dilakukan secara terpusat dan menggunakan pendekatan top-down, sehingga terkadang bantuan yang diberikan hanya beroperasi pada kurun waktu tertentu saja dan selanjutnya terbengkalai. Ketidakefisienan tersebut timbul akibat tidak adanya partisipasi masyarakat dalam proses pemulihan pascabecana. Pendekatan budaya yang melibatkan masyarakat pada proses pemulihan lebih ideal untuk mewujudkan resiliensi masyarakat. Di Kota Naga sendiri, masyarakat memiliki semangat gotong-royong yang kuat, yang disebut bayanihan. Budaya masyarakat tersebut tercermin dalam tipologi bangunan khas lokal, Barangay Hall, yang berfungsi sebagai kantor administrasi dan tempat kegiatan komunal. Pada studi ini, potensi budaya Kota Naga akan dieksplorasi untuk merancang fasilitas pascabencana berupa bangunan pusat evakuasi. Melalui kajian literatur, studi ini memasukkan budaya bayanihan dan prinsip-prinsip bangunan tanggap bencana untuk mengusulkan tipologi Barangay Hall yang baru sebagai fasilitas pascabencana.  Studi ini menghasilkan perancangan Barangay Hall yang mewadahi kegiatan komunitas untuk meningkatkan kerja sama masyarakat, memberikan tempat yang aman untuk berlindung saat evakuasi, serta mampu mendukung keberlanjutan bangunan dan lingkungan secara mandiri

    Analisis Kualitas Produk Keripik Tempe dan Waffle Tiwul Selama Penyimpanan

    Get PDF
    Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya UMKM di bidang pangan memegang peranan yang penting sebagai bagian dari identitas suatu daerah/ kota. Pengenalan akan pentingnya informasi nilai gizi produk untuk menunjang persyaratan pengajuan Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) yang sesuai dengan regulasi dapat mempermudah pelaku usaha dalam menjual produknya. Ijin tersebut dapat menjadi penjamin bahwa produk layak dan aman dikonsumsi. Salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan kualitas produk adalah kondisi penyimpanan. Produk keripik tempe dan cookies waffle tiwul merupakan salah satu produk UMKM Surakarta yang cukup diminati masyarakat Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kualitas produk keripik tempe dan cookies waffle tiwul berdasarkan karakteristik kimia meliputi kadar air, kadar abu, lemak, serat, protein, karbohidrat, gula, natrium, kalsium, fosfor, dan potassium untuk dapat digunakan sebagai indikator kualitas produk. Hasil menunjukkan bahwa semakin lama waktu penyimpanan, berpengaruh terhadap penurunan kualitas produk. Pada waffle tiwul, peningkatan terjadi pada kadar air sebesar 1,25% dan kadar karbohidrat 0,67%. Sedangkan penurunan terjadi pada kadar abu sebesar 0,35%; kadar lemak 0,5%; kadar serat kasar 4,33%; kadar protein 1,51%; kadar gula total 5,03%; dan kadar natrium sebesar 0,19. Sedangkan untuk keripik tempe peningkatan terjadi pada kadar air sebesar 1,33% dan kadar karbihidrat 6,52%. Penurunan terjadi pada kompoisis kadar abu sebesar 0,43%; kadar lemak 4,88%; kadar serat kasar 0,29%; kadar protein 2,27%; kadar gula total 6,82%; dan kadar natrim sebesar 1,5% % selama waktu penyimpanan 60 hari
    corecore