37 research outputs found

    PENGARUH KECEPATAN PUTAR DAN PENYAYATAN ENDMILL CUTTER TYPE HSS TERHADAP TINGKAT KEKASARAN ALUMUNIUM PADA MESIN CNC

    Get PDF
    Abstrak. Seiring kemajuan industri manufaktur, kekasaran permukaaan adalah hal yang sangat penting dalam menentukan kualitas produk. Terutama pada pengerjaan mesin seperti mesin frais. karena produk menentukan nilai gesekan, keausan, pelumasan dan lainya. Proses pemesinan akan menghasilkan kekasaran yang menjadi acuan untuk evaluasi produk pemesinan. Tujuan penelitian ini untuk.mengetahui pengaruh kecepatan putar dan penyatan endmill cutter type HSS terhadap tingkat kekasaran alumunium. Menggunakan metode study literature dengan mengumpulkan literature terkait selanjutnya data yang diperoleh dianalisa untuk menjawab permasalahan. Artikel ilmiah ini betujuan mengetahui apakah betul suatu kekasaran permukaan dipengaruhi dari beberapa faktor seperti, kecepatan feeding, jenis material pahat, kecepatan putar dan lainnya. Hasil dari review beberapa artikel terkait menyebutkan ada pengaruh kecepatan putar, jenis material dan juga jenis material pahat. Hasil dari beberapa artikel menyebutkan penggunaan kecepatan rata-rata 700  Rpm sampai 1200 Rpm dihasilkan tingkat kekasaran permukaan yang paling baik yaitu pada kecepatan 1100 Rpm dengan 1,24 μm, karena dipegaruhi oleh bahan alumunium yang relatif lunak dan pahat HSS yang memiliki tingkat kekerasan tinggi. kecepatan putaran mesin yang baik akan menghasilkan tingkat kekasaran yang baik, tidak terlalu rendah dan tidak terlau tinggi karena semua faktor saling berkaitan. Kata kunci : Kekasaran permukaan, kedalaman  pemakanan, Endmill Cutter HSS, CNCAbstact As the manufacturing industry advances, surface roughness is very important in determining product quality. Especially in machining such as milling machines. because the product determines the value of friction, wear, lubrication and others. The machining process will produce roughness which is a reference for the evaluation of machining products. The purpose of this study was to determine the effect of rotational speed and endmill cutter attachment type HSS on the level of roughness of aluminum. Using the literature study method by collecting related literature then the data obtained was analyzed to answer the problem. This scientific article aims to find out whether it is true that a surface roughness is influenced by several factors such as feeding speed, type of tool material, rotational speed and others. The results of a review of several related articles state that there is an influence of rotational speed, type of material and also the type of tool material. The results of several articles state that the use of speeds of 700 Rpm to 1100 Rpm produces the best level of surface roughness, namely at a speed of 1100 Rpm with 1.24 m, because it is influenced by relatively soft aluminum material and HSS chisel which has a high level of hardness. A good engine rotation speed will produce a good level of roughness, not too low and not too high because all factors are interrelated. Key words : Surface roughness, feed depth, Endmill Cutter HSS, CN

    PENGARUH MEDIA PENDINGIN DAN KECEPATAN PUTAR SPINDLE TERHADAP HASIL KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA PADA PROSES FINISHING MENGGUNAKAN MESIN BUBUT CNC PU

    Get PDF
    Perkembangan teknologi komputer mengalami kemajuan yang pesat seperti pengaplikasian pada mesin perkakas (mesin frais, bubut, gerinda, las, dan lain-lain). Perpaduan hasil teknologi komputer dengan mekanik ini telah menghasilkan mesin perkakas yang dinamakan Computer Numeric Controlled (CNC). Namun, terdapat kendala dalam proses pendinginan benda kerja yang disebabkan keausan alat potong, kecepatan potong, jalan pemakanan, dan kedalaman pemotongan. Penelitian dilakukan untuk menguji pembubutan dengan bahan baja S45C dengan memberi variasi media pendingin coolant dromus, udara bertekanan, dan tanpa pelakuan (tanpa coolant) dan kecepatan putaran spindle 1400 rpm, 1650 rpm, 1950 rpm. Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen. Penelitian dilaksanakan bulan Februari-Maret 2020 di PT Tjokro Putra Perkasa Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu jenis variasi pendingin dan kecepatan putar spindle (variabel bebas), tingkat kekerasan permukaan baja S45C pada proses bubut CNC (variabel terikat), dan seluruh faktor yang mempengaruhi tingkat kekasaran permukaan pembubutan CNC selain variasi pendingin dan kecepatan spindle (variabel kontrol). Hasil penelitian adalah (1) terdapat pengaruh yang signifikan antara variasi media pendingin dan kecepatan putar spindel terhadap hasil kekasaran permukaan benda kerja S45C pada proses finishing menggunakan mesin bubut CNC PU; (2) variasi media pendingin berpengaruh terhadap nilai kekasaran permukaan; (3) variasi yang paling rendah nilai kekasarannya yaitu media pendingin coolant dengan kecepatan putar spindel 1950 rpm menghasilkan nilai kekasaran 2,771 µm, dan variasi yang paling tinggi nilai kekasarannya yaitu variasi media pendingin udara bertekanan dengan kecepatan putar spindel 1400 rpm menghasilkan nilai kekasaran 3,313 µm. Kata Kunci: kecepatan putar, pendingin, CNC, baja S45C

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TEKNIK DALAM PENGAJARAN REMIDIAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

    Get PDF
    Abstrak Pada era globalisasi ini dunia pendidikan mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang semakin cepat, yang dapat memberikan perubahan besar terhadap peradaban. Namun pendekatan pendidikan yang diterapkan di Indonesia saat ini sebagian besar masih menerapkan metode pembelajaran klasikal dan berpusat pada guru. Pola ini mengimplikasi sejumlah siswa dengan hasil belajar yang tidak tutas. Artikel ini bertujuan (1) mengkaji keaktifan metode tutor sebaya dalam membantu peningkatan hasil belajar peserta didik yang tidak tuntas (2) mengkajii kelebihan dari model pembelajaran kooperatif menggunakan metode peer teaching. Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa metode peer teaching mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Aziz, 2015; Fajriyanto et al., 2019; Franciskus, 2016; Kastrena et al., 2020; Lutvaidah et al., 2019; Ramadhan et al., 2019). Pembelajaran peer teaching membantu peran guru atau tenaga pengajar, namun sebagai tutor harus memiliki keahlian untuk menjelaskan dengan baik kepada teman sebayanya (Xu et al., 2001). Pembelajaraan peer teaching dapat diterapkan dengan hasil yang efektif dibandingkan metode pembelajaraan konvensional menurut (Leksonowati, 2019; Lutvaidah, 2016). Namun, dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain, peer teaching belum tentu memberikan hasil yang lebih baik apabila diterapkan pada beberapa mata pelajaran (Mutholib et al., 2016). Pada beberapa penelitian yang relevan juga terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode peer teaching (Ayşe, 2014; Bullough et al., 2003; Xu et al., 2001). Kata Kunci: model pembelajaran kooperatif, metode tutor sebaya, keaktifan dan hasil belajar     Abstract In this era of globalization, the world of education is experiencing an increasingly growing up development of science and information technology, which can provide major changes to civilization. However, the educational approach applied in Indonesia today still mostly applies classical and teacher-centered learning methods. This pattern implies a number of students with non-complete learning outcomes. This article aims (1) to examine the activeness of the peer tutoring method in helping to improve student learning outcomes incomplete (2) to examine the advantages of the cooperative learning model using the peer teaching method. Based on several research results, it shows that the peer teaching method can improve student activity and learning outcomes based on research conducted by (Aziz, 2015; Fajriyanto et al., 2019; Franciskus, 2016; Kastrena et al., 2020; Lutvaidah et al., 2019; Ramadhan et al., 2019). Peer teaching learning helps the role of the teacher or teaching staff, but as a tutor must have the skills to explain well to peers (Xu et al., 2001). Peer teaching learning can be applied with effective results compared to conventional learning methods according to (Leksonowati, 2019; Lutvaidah, 2016). However, compared to other learning methods, peer teaching does not necessarily provide better results  when applied to several subjects (Mutholib et al., 2016). In several relevant studies there are also several advantages and disadvantages of the peer teaching method (Ayşe, 2014; Bullough et al., 2003; Xu et al., 2001). Keywords: cooperative learning, peer teaching method, activeness and learning outcome

    PROGRAM KELAS BACA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PESERTA DIDIK SD NEGERI WONOSARI 1 NGAWI

    Get PDF
    Abstrak: Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia yang menjadi tantangan adalah rendahnya kemampuan membaca pada peserta didik di tingkat sekolah dasar. Membaca menjadi dasar utama untuk memperoleh pengetahuan di berbagai bidang dan berperan penting dalam proses pembelajaran di sekolah. Permasalahan rendahnya kemampuan membaca juga terjadi pada beberapa peserta didik kelas I, II, III, dan IV di SD Negeri Wonosari 1, Ngawi. Program Kelas Baca yang dilakukan di SD Negeri Wonosari 1 bertujuan untuk membantu peserta didik agar mampu membaca dengan lancar dan benar serta menumbuhkan minta bacanya. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh salah satu Mahasiswi Universitas Negeri Malang yang tergabung dalam Program Kampus Mengajar Angkatan 3 di SD Negeri Wonosari 1 dilakukan melalui tahap pra kegiatan, pelaksanaan kegiatan, dan pasca kegiatan. Hasil evaluasi dari kegiatan  menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan membaca pada peserta didik yang mengikuti program Kelas Baca. Selain itu, peserta didik mampu menceritakan kembali isi buku yang telah dibaca dan terjadi peningkatan minat baca yang ditunjukkan dengan aktivitas membaca mandiri saat jam istirahat. Wali kelas mengakui bahwa peserta didik mudah memahami materi pembelajaran karena kemampuan membacanya semakin meningkat. Abstract: One issue of education in Indonesia that has become a challenge is the low reading ability of students at the elementary school level. Reading is the main basis for acquiring knowledge in various fields and plays an important role in the learning process at school. The problem of low reading ability also occurs in some students in grades I, II, III, and IV at Wonosari 1 State Elementary School, Ngawi. The Reading Class program at SD Negeri Wonosari 1 aims to help students to be able to read fluently and correctly and to grow their reading requests. Community service activities carried out by one of the State University of Malang students who are part of the 3rd Generation Teaching Campus Program at Wonosari 1 State Elementary School are conducted through pre-activity, activity implementation, and post-activity stages. The evaluation results of the activity show an increase in reading skills in students who take part in the Reading Class program. In particular, students were able to retell the contents of the books they had read and there was an increase in interest in reading as shown by independent reading activities during their breaks. The classroom teacher admitted that students easily understand learning materials because their reading ability has improved

    PENERAPAN SOFTWARE VETRIC ASPIRE CNC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN CNC DENGAN PEMBUATAN GRAFIR DI SMK TARUNA JAYA PRAWIRA TUBAN

    Get PDF
    Abstrak Diera revolusi industri 4.0 pengembangan kompetensi teknologi sangat diperlukan, untuk mencapai kompetensi tersebut perlu adanya pembahararuan model, metode dan media. Namun permasalahan terbesar yang terjadi saat ini terletak pada Model, Metode dan Media Pembelajaran yang digunakan masih belum maksimal, sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Peneliti mencoba menerapkan Media Simulator Software Vetric Aspire untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Langsung. Penelitian ini menggunakan metode deskritif kuantitatif yang dimaksudkan untuk mendapat gambaran dan keterangan-keterangan mengenai implementasi media pembelajaran terhadap keefektifan Model Pembelajaran Langsung dan Hasil Belajar siswa. Data dikumpulkan menggunakan teknik observasi dan tes.  Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa penerapan media simulator Software Vetric Aspire dengan menggunakan model pembelajaran langsung telah dikatakan terlaksana dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil penilaian observasi yaitu 3,7 atau 93,20% dan Penerapan Software Vetric Aspire CNC dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran CNC. Hal ini dibuktikan dari hasil nilai rata-rata hasil belajar siswa pada sesi pretest sebesar 63,37 dan pada sesi posttest diperoleh nilai rata-rata 86,17, dengan nilai n-Gain 0,61 dengan kategori “Cukup Efektif”. Kata Kunci: Software Vetric Aspire, model pembelajaran langsung, hasil belajar siswa &nbsp

    HUBUNGAN PRESEPSI SISWA TENTANG PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI DENGAN KESIAPAN MENTAL KERJA SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMKN 3 JOMBANG

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan praktek industri, mengetahui tingkat kesiapan mental kerja siswa dan mengetahui hubungan pelaksanaan praktik industri dengan kesiapan mental kerja siswa kelas XII jurusan teknik kendaraan ringan SMKN 3 Jombang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuntitatif korelasional serta regresi sederhana. Populasinya adalah siswa kelas XII jurusan teknik kendaraan ringan SMKN 3 Jombang tahun ajaran 2018/2019. Penelitian ini menggunakan teknik sampling , teknik sampling yang digunakan yaitu sensus artinya seluruh anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Terdapat dua instrumen yaitu instrumen praktik industri dan instrumen kesiapan mental kerja yang berupa angket. Dalam melakukan perhitungan—perhitungan statistik, peneliti akan di bantu dengan menggunakan aplikasi SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan praktik industri di SMKN 3 Jombang termasuk dalam kategori sedang. Hal ini dibuktikan dengan persentase kategori kecenderungan pelaksanaan praktik industri pada tingkat sedang sebesar 60%. (2) Tingkat kesiapan mental kerja siswa kelas XII teknik kendaraan ringan di SMKN 3 Jombang termasuk dalam kategori sedang. Hal ini dibuktikan dengan persentase kategori kecenderungan pelaksanaan praktik industri pada tingkat sedang sebesar 65%; (3) Terdapat hubungan antara pelaksanaan praktik industri dengan kesiapan mental kerja. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis korelasi product moment yang diperoleh nilai koefisien korelasi (rxy) dengan N = 66 sebesar 0,551 dan untuk melihat signifikansinya dengan cara membandingkan rhitung dengan rtabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,244. Data menunjukkan bahwa rhitung bernilai positif dan lebih besar dari rtabel (0,551 > 0,244). Kata Kunci: Pelaksanaan praktik industri, analisis korelasi, kesiapan mental kerja

    KAJIAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR PADA BIDANG TEKNIK

    Get PDF
    Abstrak Model pembelajaran di abad 21 ini mengalami perkembangan yang pesat. Guru tidak hanya berperan dalam pemberi informasi, namun lebih pada menumbuhkan perkembangan potensi siswa. Dalam konteks pembelajaran, siswa didorong untuk berperan aktif belajar banyak hal, utamanya memecahkan masalah dan pembuat keputusan. Artikel ini ditujukan untuk mengkaji kelayakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM); keefektifan  PBM diterapakan dalam pembelajaran teknik; mendiskripsikan kelebihan-kelemahan PBM dibanding model lain dalam bidang teknik. Melalui kajian literatur dan jurnal penelitian yang relevan, disimpulkan bahwa  model PBM layak digunakan (Ario, 2016; Hendryawan, 2017; Dewi dan Riandi, 2016; Salam et.al., 2009). Model PBM dapat diterapkan pada beberapa pelajaran tertentu (Amcasari, 2016; Alfian  dan Suwito, 2019; Jayadiningrat dan Ati, 2018; Indarwati, dkk, 2014; Nurtanto dan Sofyan, 2015). PBM dapat diterapkan dengan efektif pada setiap pembelajaran dan dinilai lebih baik dibandingkan model konvensional (Nasir, 2016; Jusmawati dkk., 2016; Agustin dkk., 2018; Ainin, 2017). PBM memiliki beberapa keunggulan, yaitu adanya peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan motivasi (Rahayu, 2015; Farhan dan Retnawati, 2014; Nurafifah dkk, 2013; Putri dan Prihatnani, 2020; Mills dan Treagust, 2003). Kata Kunci : Pembelajaran Berbasis Masalah, Peningkatan Hasil Belajar, Journa

    PENGEMBANGAN MODUL AUTODESK INVENTOR PADA PEMBELAJARAN GAMBAR MANUFAKTUR SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK NEGERI 1 PUNGGING MOJOKERTO

    Get PDF
    Media pembelajaran yang dikembangkan dalam pembelajaran Autodesk Inventor pada penelitian ini adalah media pembelajaran berbasis Modul. Tujuan Peneilitan ini antara lain: 1) Menghasilkan modul Autodesk Inventor guna menunjang proses belajar mengajar pada mata pelajaran gambar manufaktur menggunakan aplikasi Autodesk Inventor pada kelas XI TPm 1 di SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto, 2) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan modul Autodesk Inventor pada kelas XI TPm 1 di SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan dengan model pengembangan Dick and Carrey. Penelitian dan pengembangan dilakukan di SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto. Subjek uji coba adalah siswa kelas XI TPm SMK Negeri 1 Pungging Mojokerto. Adapun obyek penelitian adalah media pembelajaran berbasis modul. Media pembelajaran berbasis modul dikatakan layak dan valid apabila rata-rata hasil validasi dari ahli materi, ahli bahasa, dan ahli desain minimal mendapat kalsifikasi valid. Sedangkan instrument pengumpulan data untuk kelayakan dan kevalidan modul berupa lembar validasi, serta untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa menggunakan soal tes dengan membandingkan nilai rerata Pre-Test dan Post-Test. Hasil penelitian ini yaitu kevalidan modul pembelajaran Autodesk Inventor yang didasarkan penilaian dari ahli materi 3.56, ahli desain 3.53, ahli bahasa 3,57 dan memiliki kategori sangat valid. Serta peningkatan rata-rata total hasil belajar siswa dari pre-test dan post-test menunjukan kenaikan dari 66.3 menjadi 78.6, sedangkan untuk kelulusan klasikal kelas berada diatas angka 75% yaitu pada angka 86.6% yang menunjukan bahwa modul telah berhasil diterapkan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TPm SMKN 1 Pungging Mojokerto

    PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PLAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK DI KELAS X PGRI 4 SURABAYA

    Get PDF
    Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan yang ditemukan saat pembelajaran teknologi mekanik di kelas X TPM SMKP PGRI 4 SURABAYA. Pembelajaran yang dilakukan kurang aktif karena lebih banyak didominasi oleh guru sedangkan siswa cenderung pasif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa terhadap penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran teknologi mekanik. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning untuk mengubah siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran sangat tepat, sehingga siswa menjadi lebih aktif dan mudah memahami materi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat terlihat dalam analisis data bahwa hasil belajar meningkat dari rata-rata 72,3 dan ketuntasan kelas 48%  pada siklus I menjadi rata-rata 77,8 dan ketuntasan kelas 72% Pada siklus II dan meningkat dengan rata-rata 80,7 dan ketuntasan kelas 86% pada siklus III dan siswa merespon positif pembelajaran teknonogi mekanik menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Hal ini terbukti dengan hasil respon siswa yang sangat positif dengan persentase 86%

    KEHIDUPAN NELAYAN TRADISIONAL DI PERKOTAAN

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui latar belakang tindakan nelayan memilih menjadi nelayan tetap, serta orientasi nilai budaya kehidupan mereka sebagai nelayan tradisional. Untuk menjawab rumusan masalah, digunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik purposive sampling yang melibatkan 7 orang nelayan tetap. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 4 alasan yang melatarbelakangi pemilihan menjadi nelayan, diantaranya yaitu faktor turun temurun, faktor ekonomi, bermukim di pinggiran Sungai Siak, dan faktor ikut-ikutan. Nelayan secara rasional memilih menjadi nelayan tetap dengan beberapa pertimbangan, yakni karena pekerjaan yang bebas, siklus penghasilan/tangkapan tinggi, faktor skill/keterampilan, faktor usia, serta penghasilan harian yang mencukupi kebutuhan hidup. Kehidupan nelayan tradisional dilihat dari aktivitas kerjanya, terdapat nelayan yang bekerja dengan sistem sehari pulang dan sistem mandah (menginap). Nelayan bekerja menggunakan alat tangkap sederhana dengan lokasi tangkapan berada di titik-titik tertentu di Sungai Siak. Kehidupan nelayan ditinjau berdasarkan orientasi nilai budaya, nelayan melihat bahwa kehidupannya adalah baik. Mereka bekerja untuk mencari nafkah, dengan hasil kerja yang sebagian ditabung untuk kepentingan hari esok. Nelayan selalu berusaha untuk selaras dengan kondisi alam dan mereka percaya bahwa hasil yang mereka dapatkan tergantung dari usaha masing-masing
    corecore