10 research outputs found

    Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Course Review Horay dengan Pembelajaran Konvensional pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA Adabiah Padang

    Full text link
    The research was motivated by the low student learning outcomes. This is evident from the second semester exams MID economic subjects class X SMA ADABIAH Padang school year 2012/2013. This study aims to look at differences in student learning outcomes using learning model hooray Review Course with conventional learning in class X SMA ADABIAH Padang. This type of research is the study of the subject with a random experiment. The population in this study were all students of class X SMA ADABIAH Padang enrolled in the school year 2012/2013 which consists of 9 classes. Sampling was done by purposive sampling technique and was chosen as the experimental class is the class X2 and X3 Control class. Instrument used is the final test form a valid objective and reliable = 0.76 at 95% confidence interval. Classroom learning with the experimental results on average 74.5 higher than the control class with an average 64.6. Based on the data analysis it could be concluded that There is a difference Student Results Using cooperative learning model hooray Review Course With Conventional Learning Lesson In Economics Class X High School ADABIAH Padang. Keywords: Learning Course Review Horay and learning outcome

    Measurement push and pull forces on automatic liquid dispensers

    Get PDF
    Since the COVID-19 pandemic, automated liquid dispensers have been increasingly developed to assist transmission prevention. However, data availability of automatic liquid dispenser mechanism's technical characteristics is not yet widely available. This causes frequent over or under design in its development. Therefore, we specifically measure push and pull forces engineering characteristics generated by the automatic liquid dispenser mechanism. A wire mechanism-based automatic liquid dispenser apparatus was used to experiment. A load-cell sensor was used to detect the force that occurs from a servo motor controlled by a microcontroller. The force data (push and pull) will be sent directly to the database server cloud with a recording frequency of every second. Three types of fluid treatment levels are used i.e. water, liquid soap, and hand sanitizer gel. Three types of fluid volume treatment levels used were 50 ml, 150 ml, and 250 ml. Each treatment level combination is carried out at the servo motors rotation steps 180°, 150°, 120°, 90°, 60°, and 30°. The results show that no significant differences were found in maximal forces required to release the water, liquid soap, and hand-sanitizer gel. It is also known that the volume of the fluid has a very significant effect on the amount of push and pull forces generated

    Sistem Deteksi dan Pemantauan Kualitas Air pada Akuaponik Berbasis Android

    Full text link
    Pada sistem akuaponik, kesesuaian kombinasi antara jenis ikan dan tanaman sangat penting untuk diselidiki karena setiap jenis ikan dan tanaman memiliki kondisi lingkungan hidup yang berbeda. Dengan demikian, diperlukan suatu perangkat yang dapat mendeteksi, memantau dan merekam kualitas air agar fenomena-fenomena yang terjadi pada kondisi air dapat diselidiki secara mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat sistem deteksi dan pemantauan kualitas air untuk aplikasi aquaponik. Perangkat ini dirancang dengan menggunakan beberapa sensor yaitu sensor sensor pH tipe SKU:SEN0161, sensor TDS tipe SKU: SEN0244, sensor suhu air tipe DS18B20, intensitas cahaya tipe LDR, dan ketinggian air sensor ultrasonic tipe HCSR04. Perangkat tersebut dirancang untuk dapat diakses dengan menggunakan perangkat Android, sehingga kualitas air dapat dengan mudah dipantau kapan pun dan di mana pun. Metode perancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode prototyping yaitu Listen to Customer (Pengumpulan kriteria desain), Design and Build Prototype, dan Test Drive and Evaluation. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis masing-masing sensor sebanyak 7 pengambilan data TDS dan 10 pengambilan data PH dan Suhu, didapatkan nilai galat yang kecil pada pembacaan setiap sensor. Galat pembacaan sensor pH sebesar 0,3, TDS sebesar 15 ppm dan sensor suhu sebesar 0,45 °C. Untuk pengujian repeatability, pada pengujian sensor cahaya setiap 5 menit diperoleh nilai rata-rata 236,2 Lux dan nilai deviasi yang sangat kecil yaitu 0,4 Lux, sedangkan sensor ketinggian air menunjukkan nilai rata-rata 14,72 cm dan nilai deviasi 0,03 cm. Nilai galat yang kecil menunjukan sensor memiliki akurasi yang tinggi dan nilai deviasi yang kecil menunjukan bahwa sensor telah memilii tingkat kepresisian yang tinggi. Data parameter hasil pengukuran telah mampu ditampilkan dengan baik pada perangkat Android melalui jaringan internet

    Evaluasi Kinerja dan Analisa Biaya Pengeringan Ubi Kayu Menggunakan Pengering Inframerah pada Beberapa Tingkat Kapasitas yang Berbeda

    Full text link
    Pengeringan ubi kayu merupakan salah satu tahap penting yang dilakukan untuk mengolah ubi kayu menjadi produk tepung. Pengeringan umumnya dilakukan menggunakan sinar matahari maupun secara mekanis menggunakan alat pengering. Namun, penggunaan alat pengering menimbulkan biaya tambahan pada proses produksinya sehingga kinerja teknis dan tekno-ekonominya perlu dianalisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja dan menganalisis biaya pengeringan ubi kayu yang dikeringkan dengan menggunakan pengering kabinet dengan pemanas keramik inframerah. Kinerja pengeringan ubi kayu menggunakan alat pengering ini telah berhasil diuji pada beban kosong dan pada tiga variasi kapasitas pengeringan (20, 29 dan 42 kg). Karakteristik suhu dan kelembaban pada ruang pengering dapat stabil dan mendekati nilai set point. Peningkatan kapasitas pengeringan tidak menunjukan perbedaan laju pengeringan, akibatnya semakin tinggi kapasitas pengeringan (hingga kapasitas maksimal) semakin tinggi efisiensi pengeringannya, semakin tinggi laju penguapannya dan semakin rendah konsumsi energi spesifiknya. Peningkatan kapasitas juga dapat menurunkan biaya pokok pengeringan hingga mencapai Rp.1,056,00 per kg ubi kayu basah pada kapasitas 42 kg/batch. Penggunaan alat pengering berbantu pemanas inframerah ini sangat ditekankan untuk dioperasikan pada kapasitas maksimal agar dapat menekan biaya operasional yang berdampak pada menurunya biaya pokok pengeringan

    Sistem Kendali Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS) pada Larutan Nutrisi Menggunakan CCT53200E

    Full text link
    Salah satu faktor penting pada sistem tanam hidroponik adalah ketersediaan nutrisi yang cukup serta teratur sesuai jenis, umur dan kebutuhan tanaman. Hal ini berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas tanaman yang dihasilkan. Pengendalian konsentrasi nutrisi secara manual saat ini dianggap kurang praktis dan efisien. Apalagi untuk industri yang mengutamakan kualitas produk sesuai standar yang berlaku. Dalam penelitian ini dilakukan perancangan sistem kendali TDS (Total Dissolved Solid) / jumlah zat terlarut yang merupakan indikator konsentrasi nutrisi dalam larutan nutrisi hidroponik menggunakan CCT53200E yang ada dipasaran. Tahap pertama dilakukan perhitungan jumlah kebutuhan larutan nutrisi dan air sebagai dasar perhitungan waktu aktif solenoid valve nutrisi dan solenoid valve air. Selanjutnya dilakukan perancangan sistem kendali yang terdiri dari perancangan sensor ketinggian air beserta power supply-nya dan perancangan wiring diagram keseluruhan sistem kendali jumlah zat terlarut beserta interface-nya. Simulasi dilakukan untuk memvalidasi perancangan sistem kendali dengan output berupa LED sebagai indikator aktuator yaitu solenoid valve. Simulasi pada nilai TDS normal, TDS tinggi dan TDS rendah menunjukan solenoid valve nutrisi dan solenoid valve air dapat bekerja sesuai kondisi real pada perancangan. Perancangan dan simulasi dilakukan menggunakan software Proteus 7.0 Free Trial. Hasil perancangan sistem kendali ini dapat dimanfaatkan pada industri holtikultura dalam menjaga kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan

    Rancang Bangun Hand Sanitizer Otomatis dan Sistem Monitoring Jarak Jauh dalam Upaya Mengurangi Penyebaran Covid 19

    Full text link
    Pada awal tahun 2020, telah terjadi suatu pandemi yang melanda dunia termasuk Indonesia. Pandemi ini disebabkan oleh virus jenis baru yaitu Coronavirus (COVID-19). Upaya untuk mencegah penyebaran virus ini adalah dengan menerapkan protokol kesehatan (memakai masker, menjaga jarak, dan selalu membersihkan tangan). Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengkonstruksi hand sanitizer otomatis untuk mengurangi penyebaran virus COVID-19. Metode penelitian yang digunakan terdiri dari perancangan fungsional dan struktural, analisis biaya serta uji kinerja. Alat ini dirancang menggunakan beberapa sensor yaitu sensor infra merah (IR Proximity), sensor suhu (MLX90614), dan sensor ultrasonik (HC-SR04). Pengujian karakteristik statik dilakukan pada sensor suhu dan sensor ultrasonik. Analisis karakteristik statik pada sensor dilakukan untuk mengevaluasi kinerja sensor. Hasil menunjukan bahwa nilai deviasi sensor ultrasonik adalah 1,16 cm, deviasi sensor suhu adalah 1,07 °C dengan tingkat presisi 0,12 °C serta nilai rata-rata 34,55 °C pada tiap 5 menit pengukuran. Alat ini mampu mengeluarkan cairan pembersih sekitar 0,2 gram/semprotan. Biaya dasar penyediaan semua komponen perangkat adalah Rp.1,500,000 dan total biaya untuk memproduksi setiap unitnya adalah Rp.2,375,000/unit. Perangkat ini beroperasi tanpa perlu disentuh, dan aman untuk diterapkan di area publik. Perangkat juga dibuat dengan sistem pemantauan terintegrasi dimana suhu tubuh yang diukur oleh perangkat ini dapat dimonitor dari jarak jauh, sehingga memudahkan pengguna dalam pencatatan data

    The UV-B photoreceptor UVR8 promotes photosynthetic efficiency in Arabidopsis thaliana exposed to elevated levels of UV-B

    No full text
    The UV-B photoreceptor UVR8 regulates expression of genes in response to UV-B, some encoding chloroplast proteins, but the importance of UVR8 in maintaining photosynthetic competence is unknown. The maximum quantum yield of PSII (F v/F m) and the operating efficiency of PSII (Φ PSII) were measured in wild-type and uvr8 mutant Arabidopsis thaliana. The importance of specific UVR8-regulated genes in maintaining photosynthetic competence was examined using mutants. Both F v/F m and Φ PSII decreased when plants were exposed to elevated UV-B, in general more so in uvr8 mutant plants than wild-type. UV-B increased the level of psbD-BLRP (blue light responsive promoter) transcripts, encoding the PSII D2 protein. This increase was mediated by the UVR8-regulated chloroplast RNA polymerase sigma factor SIG5, but SIG5 was not required to maintain photosynthetic efficiency at elevated UV-B. Levels of the D1 protein of PSII decreased markedly when plants were exposed to elevated UV-B, but there was no significant difference between wild-type and uvr8 under conditions where the mutant showed increased photoinhibition. The results show that UVR8 promotes photosynthetic efficiency at elevated levels of UV-B. Loss of the DI polypeptide is probably important in causing photoinhibition, but does not entirely explain the reduced photosynthetic efficiency of the uvr8 mutant compared to wild-type
    corecore