14 research outputs found

    Ikatan Kimia

    Get PDF

    DIVERSIFIKASI PRODUK BELIMBING MENJADI KRIPIK BUAH DENGAN PENGGORENGAN VAKUM SEBUAH INOVASI USAHA DESA

    Get PDF
    Abstrak: Petani belimbing terkendala harga produknya yang fluktuatif atau cenderung rendah. Harga produk ditentukan oleh tengkulak, petani tidak mempunyai nilai tawar untuk menentukan harga jual belimbing. Rendahnya ketramiplan untuk membuat diversifikasi produk menjadi permasalahan petani. Pada era pasar global sekarang pemberdayaaan industri kecil sangat penting, karena industri kecil merupakan tulang punggung perekonomian. Tujuan kegiatan ini memberikan ketrampilan untuk membuat diversifikasi produk belimbing sehingga dapat menjadi produk unggulan desa dari produk lokal. Tahapan kegiatan yang dilakukan mengembangkan alat penggoreng buah vakum, sosialisasi warga masyarakat, workshop pembuatan kripik buah dengan penggoreng vakum. Berdasarkan kegiatan dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan: 1). Telah dikembangkan penggoreng vakum kapasitas 2 kg dengan demensi 50x60x130 cm3 bahan stainless steel, sebagai set alat untuk pembuatan kripik buah belimbing , 2). Masyarakat pedesaan memiliki motivasi kuat dalam pelatihan membuat diversifikasi produk lokal menjadi produk unggulan desa seperti kripik buah, dengan teknologi penggorengan vakum. Saran saran yang diberikan: 1) Perlu penyempurnaan vakum penggoreng belimbing sehingga pemvakuman lebih optimum, 2) Perlu dilakukan peningkatan kualitas dan viriasi kripik belimbing yang telah dibuat. Abstract: Starfruit farmers are constrained by the fluctuating or low price of their products. The price of the product is determined by the middlemen, the farmers do not have a bargaining value to determine the selling price of starfruit. Low ketramiplan to make product diversification a problem for farmers. In the current era of the global market, empowerment of small industries is very important, because small industries are the backbone of the economy. The purpose of this activity is to provide skills to diversify star fruit products so that they can become superior village products from local products. The stages of the activities carried out were developing a vacuum fruit fryer, socialization for the community, a workshop for making fruit chips using a vacuum fryer. Based on the activities and discussions that have been carried out, it can be concluded: 1). A vacuum fryer with a capacity of 2 kg with dimensions of 50x60x130 cm3 stainless steel has been developed, as a set of tools for making star fruit chips, 2). Rural communities have strong motivation in training to diversify local products into superior village products such as fruit chips, using vacuum frying technology. Suggestions given: 1) It is necessary to improve the vacuum of starfruit fryer so that the vacuum is more optimal, 2) It is necessary to improve the quality and viriation of starfruit chips that have been made

    Development of Chemical Literacy Test Instruments on Electrolyte and Nonelectrolyte Solution Topic

    Get PDF
    This study aims to develop items about chemical literacy in electrolyte solution materials and nonelectrolyte solutions. This research applies research and development methods with ADDIE development model (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation). Instrument trial samples of 135 students of class XI and XII of one of the public high schools in Pasuruan Regency with the criteria of having received learning on electrolyte and nonelectrolyte solution topic. Content validation by expert validators shows an average value of 95% so it is categorized as excellent. The results of empirical validity showed the result that 25 questions were declared valid with a cronbach alpha value of 0.797 with a very high degree of consistency. Furthermore, the differentiation of all question items is stated to be very good with 3 questions categorized as difficult and 22 questions categorized as moderate.  Keywords: Assessment instruments, chemical literacy, electrolyte and nonelectrolyte solutions.DOI: http://dx.doi.org/10.23960/jppk.v11.i3.2022.07

    PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVIS MELALUI METODE PRAKTIKUM DAN DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI MAN 3 MALANG

    Get PDF
    Persoalan yang dihadapi MAN 3 Malang bukan hanya terbatas pada upaya membuat kegiatan belajar mangajar lebih menarik tetapi juga bagaimana menumbuhkan motivasi dan meningkatkan prestasi belajar. Tujuan penelitian adalah membandingkan efektivitas pendekatan kontruktivis melalui metode praktikum dan diskusi dengan pendekatan konvensional dalam meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar kimia siswa kelas XI MAN 3 Malang. Penelitian merupakan penelitian eksperimental semu (quasi experimental design). Populasinya adalah seluruh siswa kelas XI MAN 3 Malang semester gasal tahun ajaran 2008/2009. Sampel penelitian adalah kelas XI -1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI-4 sebagai kelas kontrol yang di ambil dengan cara acak terbatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas eksperimen (100) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (50) yang diperoleh dari hasil angket evaluasi guru, dan prestasi belajar siswa kelas eksperimen dengan nilai rata-rata kelas 16,97 lebih tinggi dibandingkan prestasi belajar siswa kelas kontrol dengan nilai rata-rata kelas 14,51, sehingga pembelajaran kimia dengan menggunakan pendekatan konstruktivis melalui metode praktikum dan diskusi lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan pendekatan konvensional untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan oleh hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t yang diperoleh harga thitung (4,522) > ttabel (1,995)

    IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG

    Get PDF
    Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa SMA kelas X-MIA SMAN 4 Malang dalam memahami konsep persamaan reaksi, jenis-jenis reaksi, dan stoikiometri pereaksi pembatas. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sampel penelitian sebanyak 2 kelas yaitu kelas X-MIA 1 dan X-MIA 2 yang berjumlah 66 siswa yang diambil secara cluster random sampling. Instrumen penelitian berupa 27 soal pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban yang memiliki validitas isi sebesar 83,34% dan reliabilitas dengan r = 0,833. Hasil penelitian menunjukkan: (1) pemahaman siswa terhadap konsep persamaan reaksi kimia tergolong cukup (46,2%), (2) jenis-jenis reaksi kimia tergolong sangat tinggi (81,8%), dan (3) pereaksi pembatas tergolong tinggi (70,7%). Kata kunci: tingkat pemahaman konsep, stoikiometri, pereaksi pembatas Abstract This research aims determine the understanding level on Tenth Grade MIA SMAN 4 Malang in understanding the concept of chemical equations, type of chemical reactions, stoichiometry limiting reactant. The research was descriptive design. The sample of research is 2 classes, there are X- MIA 1 and X- MIA 2 that consist of 66 students with cluster random sampling technique. The research instrument is 27 multiple choice questions with 5 alternative answer with 83,34% of content validity and reliability with r = 0,833. The results showed that: (1) students who understand the chemical reaction equations is enough (46,2%), (2) type of chemical reactions is very high (81,8%), and (3) limiting reactant is high (70,7%). Keywords: concept understanding level, stoichiometry, limiting reactan

    IDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA

    Get PDF
    Berbagai survei menunjukkan bahwa pemahaman peserta didik terhadap kesetimbangan kimia masih rendah. Hal ini menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi kimia yang membutuhkan pengetahuan prasyarat kesetimbangan kimia. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam memahami kesetimbangan kimia dan  mengetahui konsep kesetimbangan kimia yang sulit dipahami oleh peserta didik. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Pengambilan data dilakukan menggunakan instrumen tes tertulis yang terdiri atas 26 soal pilihan ganda dengan alasan terbuka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan peserta didik dalam memahami konsep kesetimbangan dinamis  tergolong  tinggi, konstanta kesetimbangan tergolong rendah, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan tergolong  rendah. Konsep  kesetimbangan kimia yang  paling  sulit  dipahami  oleh peserta didik adalah kesetimbangan dinamis dan konstanta kesetimbangan

    PENGARUH PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LAWANG PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS GARAM

    Get PDF
    Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan inkuiri terbimbing dan siswa yang dibelajarkan dengan Pendekatan konvensional (verifikasi) pada materi larutan penyangga dan hidrolisis garam. Selain itu juga ingin diketahui sikap ilmiah siswa kelas XI IPA SMAN 1 Lawang yang dibelajarkan dengan pendekatan inkuiri terbimbing dan siswa yang dibelajarkan secara konvensional pada materi pokok larutan penyangga dan hidrolisis garam. Rancangan penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu. Kegiatan analisis data meliputi uji-t dengan signifikansi 0,05 untuk hasi belajar kognitif. Data sikap ilmiah diperoleh melalui angket yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar kognitif  siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan konvensional (verifikasi) pada materi larutan penyangga dan hidrolisis garam. Sikap ilmiah siswa yang dibelajarkan menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan menggunakan konvensional (verifikasi). Kata Kunci : Inkuiri terbimbing, Hasil belajar, Sikap Ilmiah, Larutan Penyangga, Hidrolisis garam Abstract This research was conducted to determine the difference  of learning achievements between students who learned with guided inquiry method and students who learned with the conventional method (verification) in the buffer and salt hydrolysis topic. Another objective is to determine the difference scientific attitude of student at both clases. Data were collected at XI class of science program SMA Negeri 1 Lawang. A quasi-experimental design post-test-only and descriptive design were used for this research. Data analysis was started by by for scientific attitude t-test with a significance of 0.05. Questionnaire data was analysis by quantitative descriptive analysis. The reseaarch showed that (1) there are differences in cognitive learning achievements of students that learned using guided inquiry methods and students that learned using conventional (verification) method in the buffer and salt hydrolysis topic. (2) the scientific attitude of students that learned using guided inquiry learning method is higher than the students that learned using conventional (verification). Keywords: Guided Inquiry, learning achievement, Scientific Attitude, Buffer Solution, salt hydrolysi

    ANALISIS KESULITAN PESERTA REMIDI DALAM MEMAHAMI KONSEP REAKSI REDOKS

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiagnostik letak kesulitan peserta didik kelas X-MIPA SMAN 3 Malang yang mengikuti program remidi dalam memahami konsep reaksi redoks. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Instrumen penelitian berupa tes diagnostik subjektif dan pedoman wawancara. Subjek  penelitian adalah 40 peserta didik yang mengikuti remidi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik banyak mengalami kesulitan dalam (1) menentukan spesi yang merupakan hasil reaksi oksidasi dan reaksi reduksi berdasarkan konsep perubahan bilangan oksidasi, (2) mengidentifikasi dan menjelaskan oksidator dan reduktor, (3) menentukan bilangan oksidasi unsur dalam suatu senyawa, (4) menganalisis kekurangan dan kelebihan konsep redoks berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron,  (5)  menerapkan tata nama IUPAC untuk senyawa biner anorganik sederhana, dan (6) mengidentifikasi reaksi pelepasan atau penggabungan oksigen berdasarkan konsep reaksi redoks ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen

    Pendampingan Perancangan Sajian Khas pada Kawasan Wisata di Kecamatan Jangkar Kabupaten Situbondo

    Get PDF
    Gadingan is a village in Jangkar – Situbondo. It has the potential natural resources known as Gadingan Mas which will be developed as a traditional culinary center, although the type of dishes that has the potential as special culinary delights is not yet known. The purpose of this community empowerment is to assistance Pokdarwis to identify and promoting the special traditional culinary. Participatory rural appraisal (PRA) is applied to encourage village communities to share with each other about the actual situation of the village and to determine development plans and actions. The identification results show that the dishes commonly served in local households are grilled fish, smoked fish, “nasi sodu”, and lamtoro coffee. Using the focus group discussion method, it was decided that Nasi Sodu and Lamtoro Coffee were presented as special culinary delights. A special culinary modification dish is in the form of serving “nasi sodu” with a touch of red and green. This color comes from the use of “sambal cengi” as an additional dish. The addition of this “sambal cengi”, in addition to providing a delicious taste to the “nasi sodu”, also provides a better perception for consumers.Desa Gadingan di Kecamatan Jangkar Kabupaten Situbondo memiliki potensi wisata alam embung Gadingan Mas yang akan dikembangkan sebagai sentra wisata kuliner khas. Namun, Pemerintah Desa belum menemukan jenis kuliner khas yang akan ditawarkan. Tujuan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Gadingan adalah mengidentifikasi jenis kuliner khas dan mengemas produk kuliner sebagai competitive advantage desa wisata. Metode pelaksanaan kegiatan dengan pendekatan participatory rural appraisal (PRA). Hasil identifikasi makanan dan minuman yang biasa disajikan di rumah tangga setempat adalah ikan bakar, ikan asap, nasi sodu, dan kopi lamtoro. Penggunaan metode focus group discussion merumuskan nasi sodu dan kopi lamtoro merupakan kuliner khas desa Gadingan. Modifikasi kuliner khas menghasilkan penyajian nasi sodu dengan warna merah dan hijau yang bersumber dari penambahan sambal cengi pada sajian. Penambahan sambal cengi ini selain menambah nikmat citarasa nasi sodu, juga memberikan persepsi yang lebih baik bagi konsumen

    Pengembangan Sistem Monitoring Proses Distribusi Tomat Menggunakan Internet of Things (IoT)

    Get PDF
    Technological developments are used to provide product quality assurance and provide goods and services to consumers. Product quality is a condition related to the product, where the product could meet the needs and satisfaction of consumers. Product quality assurance, could be supported from raw materials, processes to distribution. This condition requires a tool that is able to control or monitor agricultural products by utilizing technology, namely the Internet of Things (IoT) using temperature, humidity, vibration, carbon dioxide (CO2) sensors and GPS that is able to show the location when the distribution process takes place in real time. The purpose of this study was to design and performance monitoring tools for temperature, humidity, vibration, carbon dioxide (CO2) and location during the distribution process. The results of the field test showed that the GPS sensor was able to show the location in real time according to the delivery route. The results of recording the highest temperature data was 30.8°C and the lowest temperature was 27.8°C, while the lowest humidity was 80% RH and the highest was 94% RH. The recording results from the SW-420 sensor showed that 51.04% for small vibration, 19.79% for medium vibration, and 28.64% for large vibration. The recording results from the MQ-2 sensor was able to show the carbon dioxide value around the tomatoes, with the lowest carbon dioxide with the value of 10% and the highest with the value of 23%.Perkembangan teknologi dimanfaatkan untuk memberikan jaminan kualitas produk dan menyediakan barang maupun jasa kepada konsumen. Kualitas produk merupakan suatu kondisi yang berhubungan dengan produk, dimana produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. Dalam memberikan jaminan kualitas produk memerlukan pengawasan dari bahan baku, proses, hingga pendistribusian produk. Oleh karena itu diperlukan alat yang mampu mengontrol atau memonitoring bahan hasil pertanian dengan memanfaatkan teknologi yaitu Internet of Things (IoT) dengan memakai sensor suhu, kelembaban, getaran, karbondioksida (CO2) dan GPS yang mampu menunjukan lokasi saat proses distribusi berlangsung secara realtime. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat rancangan dan kinerja alat monitoring suhu, kelembaban, getaran, karbondioksida (CO2) dan lokasi selama proses distribusi. Hasil Penelitian pengujian lapang menunjukan bahwa sensor GPS mampu menunjukan lokasi secara realtime sesuai dengan jalur pengiriman. Hasil perekaman data suhu tertinggi sebesar 30,8°C dan suhu terendah 27,8°C, sedangakan kelembaban terendah 80% dan tertinggi 94%. Hasil perekaman dari sensor SW-420 menunjukkan terjadinya getaran kecil 51,04%, getaran sedang 19,79%, dan getaran besar 28,64%. Hasil perekaman dari sensor MQ-2 mampu menunjukan nilai karbondioksida disekitar tomat, yaitu dengan nilai karbondioksida terendah 10% dan tertinggi 23%
    corecore