25 research outputs found

    KARAKTERISTIK PENDERITA COVID 19 DIRAWAT DI RSU LIUNKENDAGE TAHUNA SEJAK JANUARI 2021

    Get PDF
    Penularan virus corona 19 disebabkan oleh SARS Corona virus 2. Ditandai dengan demam, sesak nafas, batuk dan mengalami gangguan nafas akut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif berupa data rekam medic RSU Liunkendage Tahuna untuk mengetahui karakteristik penderita COVID  19 yang dirawat di RSU Liunkendage Tahuna sebanyak 325 pasien. Pengolahan data dianalisia secara deskriptif untuk melihat distribusi frekuensi, responden penelitian berdasarkan karakteristik. Hasil: yang menderita COVID 19 paling banyak pada kelompok umur 18-65 tahun 253 orang (78%), berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 191 orang (59%) dan laki-laki sebanyak 134 orang (41%). Sedangkan gejala ringan yaitu 242 orang (74%) dan yang mengalami penurunan kesadaran 6 orang pasien (2%), tidak memiliki riwayat komorbid yaitu 204 orang (63%)  dan yang memiliki riwayat komorbid sebanyak 121 orang (37%). Pasien  Covid-19 paling banyak belum divaksin dengan jumlah 307 orang (94%)  dan 3 orang (1%) sudah pernah di vaksin dosis pertama. Corona-19 virus transmission caused by SARS Coronavirus 2. Fever, shortness of breath, coughing, and acute respiratory disorder are signs that indicate Covid-19. This research used a descriptive method with medical record data at General Hospital Liunkendage Tahuna to determine 353 characteristics of patients of Covid-19 victims being treated at General Hospital Liunkendage Tahuna. Tabulation of data analyzed descriptively to know frequency distribution, and research respondents based on characteristics. Result: Patients covid-19 most of age 18-65 years old  (78%), the female gender is 191 patients (59%), and as many as male 134 patients (41%).  Quick indication 242 patients (74%) and lowering of unconscious 6 patients (2%). Patients do not history of comorbidities 204 (63%) and patients have comorbidities 121 people (37%). Covid-19 patients most of them not been vaccinated 307 people (94%) dan three (3) people have been vaccinated with the first dose

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR MELAKUKAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

    Get PDF
    Sebanyak 80% – 90% kanker serviks cenderung terjadi pada wanita yang berusia 30 – 55 tahun. Sebagian besar kanker serviks sudah terdeteksi pada stadium lanjut. Deteksi dini pada kanker serviks sangat membantu menurunkan angka kesakitan dan mortalitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perempuan untuk melakukan deteksi dini kanker serviks. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan rancangan penelitian cross-sectional dengan uji exact fisher. Total sampling dalam penelitian ini adalah 221 wanita. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang valid dan reliabel yang dibuat oleh peneliti. Hasil: Ada hubungan yang signifikan antara deteksi geografi dan deteksi dini kanker serviks, tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dan deteksi dini kanker serviks, tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor risiko dan deteksi dini kanker serviks, ada tidak ada hubungan yang signifikan antara status ekonomi dan deteksi dini kanker serviks, dan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan deteksi dini kanker serviks. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa deteksi dini kanker serviks dipengaruhi olehfaktor geografis

    PENGUATAN PROGRAM KBK MELALUI PENERAPAN IPTEK BIDANG PERIKANAN TERPADU DI SMK NEGERI 1 TABUKAN UTARA

    Get PDF
    Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Neneri 1 Tabukan Utara merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan yang berfokus pada Kelautan. Sebagai salah satu pendidikan formal siswa saswa harus diekali dengan IPTEK yang sesuau dengan perkembangan jaman. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang sangat pesat mengakibatkan banyak perubahan disegala bidang. Perkembangan tersebut melahirkan masalah dan tuntutan yang baru. Metode pelaksanaan kegiatan ini meliputi tahapan survey, dilakukan untuk mengetahui berbagai persoalan pada kelompok. Penyuluhan, pemberian materi terkait perkembangn IPTEK. Tahapan monitoring dan evaluasi, dilakukan pendampingan berupa monitoring dan evaluasi dari pelaksanaan pasca kegiatan pengabdian. Pencapaian hasil kegiatan ini adalah 1) memahami peranan teknologi Sistem Informasi perinan 2) memahapi pemanfaatan limbah hasil perikanan sebagai produk ekonomis 3) memahami cara mengoperasian alat tangkat hand line 4) Mampu manfaatan wadah kecilsebagi nilai tambah estetika

    Studi Kondisi Lingkungan Kehidupan Klien Tuberkolosis di Puskesmas Tona, Kecamatan Tahuna Timur

    Get PDF
    Arah pembangunan jangka menengah Indonesia (2010-2014) yaitu meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat. Dalam peningkatan derajat kesehatan maka dilakukan beberapa tindakan yaitu peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat serta pembangunan berwawasan kesehatan (Anonim, 2010).Sehubungan dengan kesehatan masyarakt, dewasa ini penyakit Tb paru sering diperbincangkan dibidang kesehatan karena penyakit ini menduduki posisi kedua penyebab kematian di dunia (Anonymous, 2004). Indonesia saat ini berada pada rengking kelima dengan TB paru tertinggi didunia (Kementrian Kesehatan RI, 2011). (Cases detection rate) CDR tertinggi terdapat di Propinsi Sulawesi Utara sebesar 85,2% (profil kesehatan Indonesia, 2011). Di Kabupaten Kepulauan Sangihe TB paru masih menjadi salah satu masalah kesehatan bagi masyarakat Sangihe tercatat pada 2 tahun terakhir yaitu pada tahun 2012 (case detection rate) 85% jumlah penemuan kasus TB paru yang diperiksa secara klinis ada 2.649 kasus dan bulan Januari-Juni 2013adalah 42% dengan jumlah penemuan kasus TB Paruyang suspek 2.649 kasus (Dinas kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe, 2013). Di Puskesmas Tona angka kejadian Tuberkulosis Paru pada Tahun 2012 dari bulan Januari–Juni jumlah 20 orang, bulan JuliDesember 19 orang, sedangkan pada tahun 2013 dari bulan Januari–Juni 2013 adalah 28 orang. Dari jumlah di atas menunjukkan bahwa tahun 2013 mengalami peningkatan pada triwulan pertama dan kedua (Profil Puskesmas Tona, 2013). Menurut (Naga,2012), banyak faktor-faktor yang menyebabkan Tuberculosis Paru yaitu diantaranya faktor lingkungan, ekonomi, tingkat pendidikan. Akan tetapi faktor lingkungan berperan besar bagi insiden Tuberkulosis Paru, karena lingkungan merupakan hal tidak bisa terpisahkan dari kehidupan manusia

    POLA ASUH IBU TERHADAP ANAK USIA PRASEKOLAH DI PAUD EFRATA TAHUNA KECAMATAN TAHUNA

    Get PDF
    Pola asuh orang tua merupakan segala bentuk dan proses interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak yang merupakan pola pengasuhan tertentu dalam keluarga yang akan memberi pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak. Anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun. Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai potensi berbagai macam potensi. Potensi-potensi itu di rangsang dan di kembangkan agar pribadi anak tersebut berkembang secara optimal. Tertunda atau terhambatnya perkembangan potensi-potensi itu akan mengakibatkan timbulnya masalah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pola asuh ibu terhadap anak usia prasekolah. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa yang menerapkan pola asuh otoriter ada 2 responden (5.4%), yang menerapkan pola asuh Demokratis ada32 responden (86.5%) dan 3 responden (8.1%) menerapkan pola asuh permisif. Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pola asuh ibu terhadap anak usia prasekolah di PAUD EFRATA Tahuna menerapkan tipe pola asuh Demokratis yaitu sebanyak 86.5%). Diharapkan sebagai guru agar dapat mengajarkan sikap yang menunjukan perilaku mandiri dan dapat membuat anak mudah berinteraksi dengan teman sebayanya dengan baik, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru, kooperatif dengan orang dewasa, penurut, patuh, dan berorientasi pada prestasi

    PENGALAMAN KELUARGA MENGHADAPI TRAUMA PASCA BENCANA ALAM DI KAMPUNG LEBO KECAMATAN MANGANITU

    Get PDF
    Bencana tidak bisa lepas dari siapapun jika sudah kehendak sang kuasa pasti akan terjadi, dan keluarga yang mengalami dampak dari bencana alam ini harus bisa menerima setiap kenyataan hidup yang sudah terjadi. Bencana alam yang dialami membuat keluarga kehilangan rumah, harta benda bahkan anggota keluarga yang sangat dikasihi. Pengalaman yang sangat menyakitkan ini adalah bagian dari kehidupan yang harus dijalani pasca bencana alam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguraikan pengalaman keluarga menghadapi bencana alam di kampung Lebo. Metode: penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif fenomenologi dengan teknik wawancara mendalam kepada 6 keluarga yang terdampak bencana alam di Kampung Lebo Kecamatan Manganitu. Analisis data yang digunakan mengacu pada tujuh langkah teknik analisis data collaizi. Hasil: Penelitian ini menunjukkan keluarga merasakan dampak trauma pasca bencana alam sehingga ditemukan tujuh tema besar yaitu 1) Tanda awal bencana, 2) Respon terhadap banjir, 3) Beban psikologi 4) Jenis dukungan, 5) Beban ekonomi, 6) Makna setelah terjadi bencana, 7) Harapan untuk Lebo. Tujuh tema tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain dan merupakan pengalaman hidup partisipan menghadapi pasca trauma bencana alam. Kesimpulan:  Akibat dari kejadian ini menyebabkan keluarga mengalami beban psikologi karena kehilangan barang berharga. Meskipun sulit menerima kenyataan harus kehilangan yang orang yang dikasihi serta benda berharga tetapi dukungan yang selalu datang dari berbagai pihak sehingga keluarga mengurangi beban yang dialami. Dengan kejadian ini keluarga mengalami perubahan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Melalui kejadian ini keluarga menyadari bahwa ini kehendak sang pencipta sehingga harapan kedepan bencana alam ini tidak akan terjadi lagi di kampung.   Disasters cannot be separated from anyone if the power has the will of it, it will definitely happen, and families who experience the impact of this natural disaster must be able to accept it. The natural disasters experienced have made families lose their homes, property and even loved family members. This painful experience is a part of life that must be lived after a natural disaster. The purpose of this study is to describe the experiences of families facing natural disasters in Lebo village. Methods: This study used a phenomenological qualitative research method with in-depth interviews with 6 (six) families affected by natural disasters in Lebo Village, Manganitu District. The data analysis used refers to the seven steps of the Collaizi data analysis technique. Results: Those study showed that families feel the impact of trauma after natural disasters so that seven major themes were found, 1) Early signs of disaster, 2) Response to flood, 3) Psychological burden 4) Types of support, 5) Economic burden, 6) Meaning after a disaster, 7) Hope for Lebo. The seven themes were interconnected with one another and represent the life experiences of the participant in dealing with natural disasters. Conclusion: The consequences of those incident caused the family to experience a psychological burden due to the loss of valuables. Even though it was difficult to accept the fact that you were lose loved ones and valuable objects, support always come from all people so that the family could reduces the burden experienced. With this incident the family experienced economic changes in meeting their daily needs. Through those incident the family realized those was the creator's will so that in the future this natural disaster would not happen again in the Lebo village

    GAMBARAN KEJADIAN ISPA DI RUANGAN ANGGREK RSUD LIUNKENDAGE TAHUNA TAHUN 2013 – 2015

    Get PDF
    Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan infeki saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus atau bakteridan berlangsung selama 14 hari. ISPA selalu menempati urutan pertama penyebab kematian pada anak di Indonesia.Selain itu, ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Prevalensi ISPA di Indonesia padatahun 2013 ialah 25,0% tidak jauh berbeda dengan prevalensi pada tahun 2007 sebesar 25,5%. Profil dinas kesehatanprovinsi Sulawesi Utara tahun 2013 jumlah penderita penyakit ISPA pada balita maupun dewasa cukup tinggi terutamadi wilayah perkotaan. Kota manado memiliki jumlah penderitaISPA sebanyak 32.436 jiwa, tertinggi pada kelompokbalita 22.121 jiwa (68,20%). Desain penelitian yang digunakan ialah deskriptif dengan menggunakan metode serialkasus, untuk mengetahui gambaran kejadian ISPA di Ruangan Anggrek RSUD Liunkendage Tahuna tahun 2013–2015.Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi penderita ISPA di Ruangan Anggrek RSUD Liunkendage Tahuna tahun2013–2015, berdasarkan jumlah kasus yang tertinggi yaitu tahun 2014 dengan jumlah 224 orang (38,1%). Distribusiberdasarkan umur, tahun 2013 tertinggi yaitu umur 1–3 tahun dengan jumlah 96 orang (43%). Tahun 2014 tertinggiyaitu umur 1–3 tahun dengan jumlah 112 orang (50%). Tahun 2015 tertinggi yaitu umur 1-3 tahun dengan jumlah 78orang (50%). Distribusi berdasarkan jenis kelamin, tahun 2013 tertinggi yaitu laki-laki dengan jumlah 131 orang(63%), tahun 2014 tertinggi yaitu laki-laki dengan jumlah 124 orang (55%), tahun 2015 tertinggi yaitu laki-laki denganjumlah 99 orang (63%). Distribusi berdasarkan alamat, tahun 2013 yang tertinggi yaitu luar Tahuna dengan jumlah 82orang (39,6%), tahun 2014 tertinggi yaitu Tahuna dengan jumlah 86 orang (38,3%), tahun 2015 tertinggi yaitu luarTahuna 58 orang (37,1%). Kesimpulan dari penelitin ini ialah distribusi berdasarkan jumlah kasus sebanyak 595 orang,berdasarkan umur yang tertinggi yaitu umur 1–3 tahun sebanyak 286 orang, berdasarkan jenis kelamin yang tertinggiyaitu laki-laki sebanyak 354 orang, berdasarkan tempat tinggal yang tertinggi yaitu luar Tahuna sebanyak 213 orang,berdasarkan tren kasus ada kecenderungan menurun dari tahun 2013–2015. Oleh sebab itu penulis menyarankan bagiRSUD Liunkendage Tahuna diharapkan dapat melakukan pencatatan buku register secara rapi dan teratur

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) DI RUANGAN ANGGREK RSD LIUN KENDAGE TAHUNA

    Get PDF
    Latar belakang: Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) sering terjadi pada anak balita disebabkan sistem pertahanan tubuh anak yang rendah. Inflamasi pada anak dengan ISPA dapat menyebabkan terjadinya penyempitan jalan napas sehingga anak mengalami gangguan oksigenasi. Tujuan: Diketahuinya asuhan keperawatan gangguan kebutuhan oksigenasi pada anak dengan infeksi saluran pernapasan akut. Metode: Studi Kasus dengan pendekatan proses keperawatan, dengan subyek penelitian yaitu satu pasien anak yang didiagnosis ISPA. Hasil: Keluarga pasien mengatakan  anaknya mengalami batuk berlendir dan mengalami kesulitan mengeluarkan lendir, N 120x/m, RR 32x/menit, dan SB 38oC.  Implementasi berupa mengukur TTV, mengkaji batuk klien, menganjurkan minum air hangat, dan mengatur posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi. Kesimpulan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tiga hari maka ketidakefektifan bersihan jalan nafas dapat teratasi. Saran: Sangat diharapkan bagi masyarakat khusus orang tua, untuk lebih berperan dalam mengatasi masalah kesehatan anak terutama ISPA.   Background: Acute respiratory infections (ARI) often occur in children under five due to the child's low immune system. Inflammation in children with ARI can cause narrowing of the airway so that children experience oxygenation disorders. Objective: Identification of nursing care in children with acute respiratory infection in fulfilling oxygen needs. Methods: A case study with a nursing process approach, with research subjects being one child client diagnosed with ARI. Result: The client family said his child had a slimy cough and had difficulty passing mucus, HR 120x / m, RR 32x / m, and BT 38oC. Implementation involves measuring vital signs, assessing the client cough, encouraging drinking warm water, and adjusting the client position to maximize ventilation. Conclusion: After taking nursing intervention for three days, the ineffectiveness of the airway clearance can be overcome. Suggestion: It was desirable for the community specifically parents, to have more role in overcoming child health problems especially ARI

    GAMBARAN AWAL EFEK SAMPING VAKSIN SINOVAC-CORONAVAC PADA PETUGAS KESEHATAN DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

    Get PDF
    Efek samping vaksin COVID-19 menjadi informasi yang sangat penting diketahui untuk meyakinkan masyarakat dalam rangka peningkatan cakupan vaksinasi. Penelitian ini bertujuan melakukan studi independen untuk mengetahui efek samping Sinovac-CoronaVac pada petugas kesehatan. Metode penelitian berupa cross-sectional pada Juni-Desember 2021. Kuesioner berisi pertanyaan tentang data demografi, anamnesis, dan efek samping vaksin Mayoritas partisipan tidak merasakan efek samping apapun, 61,8% setelah dosis 1 dan 88,1% setelah dosis 2. Efek samping yang dirasakan umumnya ringan seperti mengantuk (14,7%), tidak enak badan (6,5%),  sakit di lokasi suntikan (4,8%), sakit kepala (5,8%), demam (5,1%), nafsu makan meningkat (3,8%), letih/lesu (3,1%), bengkak di lokasi suntikan (2,4%), dan nyeri ulu hati (0,7%). Terdapat perbedaan proporsi efek samping yang signifikan menurut kelompok umur dan riwayat alergi. Efek samping vaksin Sinovac-CoronaVac tergolong ringan bahkan tanpa efek samping, sehingga masyarakat tidak perlu ragu untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19.   The study of COVID-19 vaccine side effects is very important to convince the community to increase vaccination coverage. This study aimed to conduct an independent study to determine the side effects of Sinovac-CoronaVac among health workers. The cross-sectional research method was carried out in June-December 2021 on health workers. The questionnaire contains questions about demographic data, medical anamneses, and vaccine side effects. The majority of participants did not feel any side effects, 61.8% after dose 1 and 88.1% after dose 2. The side effects felt were generally mild, including increased sleep (14.7%), feeling unwell (6.5%), injection site pain (4.8%), headache (5.8%), fever (5.1%), increased appetite (3.8%), fatigue (3.1%), injection site swelling (2.4%), and nausea (0.7%). There was a significant difference in the proportion of side effects according to age group and allergy history. The side effects of the Sinovac-CoronaVac vaccine are mild and even without side effects, so people don't need to hesitate to get the COVID-19 vaccination

    IbM Bantuan Hidup Dasar di SMAN 1 Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara

    Get PDF
    Cedera merupakan salah satu penyebab kematian. Cedera dan kecelakaan bisa mengakibatkan henti jantung atau cardiac arrest. Salah satu kondisi kegawatdaruratan yang dapat mengancam jiwa dan membutuhkan penanganan segera adalah cardiac arrest atau henti jantung. Henti jantung masih merupakan penyebab kematian utama di dunia. Dilingkungan kehidupan kita akan menjumpai korban kecelakaan, cedera, penyakit jantung, korban tenggelam yang membutuhkan penanganan segera. Jika Otak tidak mendapatkan supply oksigen dalam 4-6 menit maka kerusakan otak akan terjadi dan akan menjadi irreversibel dalam waktu 8-10 menit. Berdasarkan kegawat daruratan itulah maka semua orang harus menguasai dan mampu melakukan Bantuan Hidup Dasar. Pihak Mitra yaitu SMAN I Tahuna belum pernah melaksanakanpelatihan kepada para muridnya mengenai Bantuan Hidup Dasar. Untuk menyelesaikan permasalahan ini, maka Tim pengabdian pada Masyarakat POLNUSTAR melaksanakan Seminar untuk meningkatkan pengetahuan siswa dan juga workshop agar mereka dapat mempraktekkan langsung dan diharapkan mampu melakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar kepada orang yang membutuhkan. Kegiatan iniberlangsung selama 2 hari, dan seluruh peserta sangat antusias dan berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan ini. Hasil pengabdian pada masyarakat ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan, rata-rata pengetahuan peserta sebelum mengikuti seminar yaitu hanya 64% mengetahui tentang BHD, setelah mengikuti seminar rata-rata pengetahuan peserta meningkat menjadi 93%. Demikian halnya denganpelaksanaan tindakan Bantuan Hidup Dasar, seluruh peserta bisa melakukan tindakan tersebut
    corecore