1,276 research outputs found

    Auditor's experience, professional commitment, and knowledge on financial audit performance in Indonesia

    Get PDF
    Purpose: This study seeks to analyze the influence of experience, professional commitment and knowledge on auditor’s performance in Indonesia. Approach/Methodology/Design: To test this effect, the study involved 295 respondents from auditors working in public accounting firms in Indonesia using regression analysis. Findings: The study results state that auditor’s performance is influenced by auditor’s experience and auditor’s knowledge, whereas professional commitment is empirically proven not to have a significant effect on auditor’s performance. Practical Implications: In practical terms these findings encourage auditors to improve competency in accordance with their work and the audit by increasing experience sufficient to improve performance. Originality/value: These results theoretically have implications for actions that are needed to improve auditor’s performance including auditor’s knowledge, and the auditor's experience in carrying out his professional duties.peer-reviewe

    RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM

    Get PDF
    Ice cream is a type of food that is liked by many people, both young and old. The results of literature studies and field observations show that there are several problems such as effectiveness, efficiency, and ergonomics in the process of making ice cream. This design aims to make a machine that can function properly, effectively, efficiently, and ergonomically. The calculation of propulsion needs, power successor, v-belt speed, frame strength aims to meet the demand for ice cream targets according to the design plan. The ice cream maker uses a 0.25 HP motor with a rotation speed of 1400 rpm and a dough tube with a capacity of 16 liters. The effectiveness of the ice cream results shows that the rotation speed of 230 rpm is a good rotation speed used in the manufacturing process. Time efficiency reaches 10% because it is 2 minutes faster than the old engine. The capacity efficiency reaches 22.23% because it is able to produce 6.67 liters more. Cost efficiency reaches 55.29% or more efficient electricity costs Rp. 98.25. Ergonomic ice cream maker machine developed is very decent and better than the old machine

    Amortisasi Goodwill

    Full text link
    Goodwill tidak dapat diukur secara langsung. Nilainya secara umum ditentukan melalui penilaian yang didasarkan pada asumsi penilai. Akibatnya, nilai goodwill ditentukan secara subjektif. Masalah pengakuan goodwill dalam laporan keuangan telah mendapat pendukung dan penentang dikalangan kaum profesional. Seiring dengan akan diberlakukannya Standart Internasional (IFRS) maka penggunaan fair value dalam memperlakuan goodwill akan mengalami pergeseran. Pendekatan amortisasi dengan periode yang tidak boleh lebih dari 20 tahun mendapat kritikan tajam dari para analis dan pembuat laporan keuangan, yang mengatakan bahwa amortisasi goodwill tidak dapat dipercaya untuk bisa memberikan gambaran Perusahaan saat ini dan yang akan datang , dengan alasan bahwa goodwill dianggapmengurangi laba dan akan berdampak pada penurunan nilai saham Perusahaan (Jennings et al.,2000)

    RANCANG BANGUN ALAT PENGERING BAHAN MAKANAN BERBASIS WINGS DRYING SYSTEM DENGAN DUA SUMBER PANAS

    Get PDF
    Permasalahan umum alat pengering yaitu penyebaran udara panas tidak merata. Tujuan penelitian untuk mendesain, mengetahui kefeektifan, dan menganalisis efisiensi alat. Penelitian menggunakan model pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implement, dan Evaluate). Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan desain alat pengering dapat menyebarkan udara panas merata. Keefektifan menggunakan LPG (Liquid Petroleum Gas) maupun listrik menunjukkan hasil akhir kadar air bahan yaitu 10%. Efisiensi waktu menggunakan LPG pada suhu 40⁰C, 50⁰C, dan 60⁰C membutuhkan waktu 150 menit, 75 menit, dan 65 menit dengan efisiensi biaya produksi besarnya Rp. 4.900,00; Rp. 7.000,00; dan Rp. 7.700,00. Efisiensi waktu menggunakan listrik pada suhu 40⁰C, 50⁰C, dan 60⁰C membutuhkan waktu 210 menit, 180 menit, dan 165 menit dengan efisiensi biaya produksi besarnya Rp. 2.567,70; Rp. 2.200,90; dan Rp. 2.017,50. Waktu pengeringan paling efisien dengan LPG yaitu 65 menit pada suhu 60⁰C dan biaya produksi paling efisien dengan listrik yaitu Rp. 2.017,50 pada suhu 60⁰C

    Pengaruh Pengelolaan Laboratorium Pemesinan Terhadap Motivasi Dan Kualitas Praktik Siswa Yang Menerapkan Iso 9001:2008

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan laboratorium pemesinan di SMK N I Kedungwuni yang menerapkan ISO 9001:2008, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pengelolaan laboratorium pemesinan terhadap motivasi, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pengelolaan laboratorium pemesinan terhadap kualitas praktik siswa, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi terhadap kualitas praktik siswa. Jenis penelitian yang dipergunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X Teknik Pemesinan di SMK Negeri 1 Kedungwuni yang berjumlah 64 siswa yang terbagi dalam 2 kelas. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh. Hasil dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa SMK N 1 Kedungwuni telah bersertifikat ISO 9001:2008 guna menjalankan sistem manajemen mutu sekolah. Pengelolaan laboratorum pemesinan memberikan pengaruh terhadap motivas siswa dengan kontribusi sebesar 62,4%. Pengelolaan laboratorium pemesinan memberikan pengaruh terhadap kualitas praktik siswa dengan kontribusi sebesar 55,9%. Motivasi memberikan pengaruh terhadap kualitas praktik siswa dengan kontribusi sebesar 69,6

    Pelimpahan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan (Pbb-pp) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (Bphtb) Menjadi Pajak Daerah, antara Peluang dan Tantangan

    Get PDF
    Artikel ini membahas tentang pelimpahan Pajak Bumi dan BangunanSektor Pedesaan Perkotaan (PBB-PP) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) kepada Pemerintah Daerah oleh Pemerintah Pusat sebagaimanadi atur di dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dengan adanya UU tersebut, maka PBB-PP dan BPHTB yang semula menjadi pajak pusat dilimpahkan menjadi pajak daerah. Pelimpahan PBB-PP secara efektif baru berjalan awal tahun 2014.Sedangkan pelimpahan BPHTB kepada pemerintah daerah secara efektif pada tanggal 1 Januari 2011. Dengan demikian pada awal tahun 2011 dan seterusnya kewenanganuntuk memungut BPHTB sudah beralih kepada Pemerinrah Daerah. Permasalahannya adalah sebagian besar Pemerintah Daerah belum siap menyongsong UU yang baru dan belum menyiapkan payung hukum berupa Peraturan Daerah (Perda) tentang BPHTB sebagai dasar pemunmgutan BPHTB. Akibatnya, peluang yang semestinya segera direspon oleh Pemerintah Daerah untuk meningkatkan perolehan pendapatan asli daerah justru menjadi sebuah permasalahanyang berpotensi tidak terpungutnya (potential loss) pendapatan daerah. Artikel ini akan membahas bagaimana kesiapan Pemerintah Daerah dalam menyongsong UUyang baru ini
    corecore