217 research outputs found
PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL PBM MELALUI EKSPERIMEN DENGAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM VIRTUIL DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model PBM menggunakan metode eksperimen dengan laboratorium
riil dan virtuil, kreativitas, gaya belajar, dan interaksinya terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen
yang dilaksanakan dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Ponorogo. Sampel penelitian terdiri atas 4 kelas terbagi menjadi dua kelompok yang diambil secara cluster random sampling.
Kelompok I terdiri Kelas XI A5 dan A6 menggunakan laboratorium riil dan kelompok II terdiri kelas XI A3 dan A4 menggunakan
laboratorium virtuil. Data kreativitas dan gaya belajar dikumpulkan dengan metode angket, prestasi afekt if dan psikomotor dengan
lembar observasi dan metode angket, dan data prestasi kognitif dengan metode tes. Data dianalisis dengan ANAVA tiga jalan den gan
desain faktorial 2x2x2 dengan menggunakan bantuan Software SPSS 18. Berdasarkan analisis data disimpulkan bahwa: 1) ada
pengaruh model PBM melalui eksperimen dengan laboratorium riil dan virtuil terhadap prestasi belajar, 2) ada pengaruh kreativitas
terhadap prestasi belajar, 3) ada pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar, 4) tidak ada interaksi a ntara pembelajaran model
PBM melalui eksperimen dengan laboratorium riil dan virtuil dengan kreativitas terhadap prestasi belajar, 5) tidak ada interaksi antara
pembelajaran model PBM melalui eksperimen dengan laboratorium riil dan virtuil dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar, 6)
terdapat interaksi antara kreativitas dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar, 7) tidak ada interaksi antara pembelajar an model
PBM melalui eksperimen dengan laboratorium riil dan virtuil, dengan kreativitas, dan gaya belajar terhadap prestasi belajar.
Kata Kunci: Model PBM, metode eksperimen, laboratorium riil, laboratorium virtuil, kreativitas, gaya belaja
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA YANG BERBASIS KOMPUTER (ICT) BAGI GURU IPA SMP
Pembelajaran fisika perlu diupayakan agar menjadi menarik dan menantang bagi para siwa. Dalam kenyataannya pelajaran fisika disekolah menjadi momok bagi para siswa, karena dipandang sulit dan membosankan. Anggapan yang demikian ini perlu dirubah, dengan cara penyajian pelajaran fisika jangan terlalu banyak matematiknya, perlu dikemukakan dengan landasan penggunaan logika. Pembelajaran fisika dalam bentuk animasi simulasi dengan bantuan computer perlu dikembangkan.Bagi guru IPA khususnya fisika perlu ditingkatkan dalam kompetentensi pembelajaran fisika yang berbasis ICT. Pada kenyataannya para guru IPA belum semuanya memiliki kompetensi dalam penyusunan pembelajaran yang berbasis ICT. OLeh karena itu perlu diadadakan pelatihan-pelatihan secara kontinyu. Program pelatihan dapat dilaksanakan pada setiap hari Sabtu bertepatan dengan kegiatan MGMP bagi para guru fisika SMP di daerah Solo Raya. Instruktur atau tutornya dari para dosen fisika dalam rangka Pelaksanaan Tri Dharma PT, khusunya dalam Dharma Pengbdian Kepada Masyarakat
How Student Learn Ohm Law in The Classroom
Most of Indonesian Physics teachers begin to teach dynamic electricity with explain the meaning of electric current, ohm’s law, a parallel series circuit, continuing with the example problems, provide practice answer-questions, ending with examination. This study aims to analyze how to learn ohm’s law on student learning with this traditional approach and problem based learning approach. This research method is descriptive analytic study, with a sample of first-year students at the college. In traditional approach student can solve the problem in low order thingking skills but not in high order thingking skills. Student who learn with problem based learning can demonstrate their skill in thingking and psychomotor. It shows students how to think is partial, view of the symptoms considered only on the symptoms. The mindset of the students has been changed into a more holistic when the research data analyzed simultaneously by using linear regression
PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PETA KONSEP (CONCEPT MAP) DAN STRATEGI PQ4R (PREVIEW, QUESTIONS, READ, REFLECT, RECITE, AND REVIEW) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT BERFIKIR ABSTRAK SISWA
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi
pembelajaran peta konsep dan PQ4R, pengaruh motivasi belajar siswa, dan pengaruh tingkat
berfikir abstrak siswa serta interaksi-interaksinya terhadap prestasi belajar siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan
populasi penelitian seluruh siswa kelas X Madrasah Aliyah (MA) Mu’allimat Nahdlatul
Wathan Pancor Lombok Timur tahun pelajaran 2010/2011, Sampel penelitian ditentukan
dengan teknik cluster random sampling sebanyak dua kelas. Strategi pembelajaran pada
kelas eksperimen 1 yaitu kelas X2 menggunakan strategi peta konsep dan pada kelas
eksperimen 2 adalah kelas X5 menggunakan strategi PQ4R. Teknik pengumpulan data
menggunakan metode tes untuk data prestasi belajar dan tes berfikir abstrak siswa, kemudian
metode angket untuk data motivasi belajar siswa. Uji hipotesis penelitian menggunakan
anava tiga jalan dengan desain faktorial 2x2x2.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang
signifikan penggunaan strategi pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa
(Sig.=0,011<α=0,05), strategi pembelajaran peta konsep lebih baik dibandingkan dengan
strategi PQ4R. (2) terdapat pengaruh yang signifikan motivasi belajar siswa terhadap
prestasi belajar siswa (Sig.=0,021<α=0,05), dan motivasi belajar kategori tinggi lebih baik
daripada motivasi belajar kategori rendah, (3) terdapat pengaruh yang signifikan tingkat
berfikir abstrak siswa terhadap prestasi belajar siswa (Sig.=0,002<α=0,05), kemudian
tingkat berfikir abstrak kategori tinggi tidak lebih baik dibandingkan dengan kategori rendah
(4) tidak terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan motivasi belajar siswa, (5)
tidak terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan tingkat berfikir abstrak siswa
terhadap prestasi belajar siswa, (6) tidak terdapat interaksi antara motivasi belajar dengan
tingkat berfikir abstrak siswa terhadap prestasi belajar siswa, (7) tidak terdapat interaksi
antara strategi pembelajaran dengan motivasi belajar dan dengan tingkat berfikir abstrak
siswa terhadap prestasi belajar siswa
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN FISIKA YANGMENARIKDAN MENANTANG DI SEKOLAH AKSELERASI
Kurikulum Pembelajaran Fisika di sekolah akselerasi ditengarai sama dengan kurikulum sekolah regular hanya dilakukan penambahan jumlah jam pelajaran khususnya pelajaran MIPA, sehingga satu satuan jenjang pendidikan yang seharusnya tiga tahun dapat ditempuh hanya dua tahun. Ini mengakibatkan siswa akselerasi sangat disibukkan dengan tugas-tugas dari semua mata pelajaran.Penyelenggaraan Sekolah Akselerasi sebaiknya disesuaikan dengan karakteristik siswa, guru, kurikulum dan sistem pembelajaran fisika yang disajikan. Sekolah Akselerasi perlu mengembangakan model pembelajaran dan media pembelajaran fisika yang sesuai dengan kebutuhan. Di Sekolah Akselerasi perlu dikembangkan model pembelajaran fisika yang menarik dan menantang bagi siswa maupun bagi guru sebagai pasilitatornya. Hal ini dimaksudkan agar para siswa selalu bergairah dalam melakukan pembelajaran Fisika baik di sekolah maupun di rumah. Kajian ini dilakuakan secara deskriptif kualitatif, dan dilakukan atau berlaku bagi SMA yang menyelenggarakan akselerasi. Keluaran yang dihasilkan dapat berupa model dan media pembelajaran fisika yang sesuai dengan siswa akselerasi
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP
The purposes of this research are to find out the correlation between: (1) student physiscs prior
knowledge with student physiscs learning achievement, (2) student numerical ability with student
physiscs learning achievement, (3) student physiscs prior knowledge and student numerical ability with
student physiscs learning achievement.
This research method applied descriptive of correlation. The population was all students of grade VIII
at junior high school Integrated I Purwantoro school year 2010/2011. The sampling technique was
random sampling. The amount of sample are 34 students. The tecnique of data collection for student
physiscs prior knowledge, student numerial ability and student physiscs learning achievement used test
tecnique with multiple choise question. The tecnique of data analysis requirement used normality test,
independent test and linierity test before multiple regression analysis.
According to the result of this research can concluded there is the significant positive correlation
between: (1) student physiscs prior knowledge with student physiscs achievement ( 0,486r
y.1
= dan
2.042t3.1497t
320.975;
=>= ), (2) student numerical ability with student physiscs learning
achievement ( 0.3699r
y.1
=
dan 2.042t2.252t
320.975;
=>= ), (3) student physiscs prior knowledge
and student numerical ability with student physiscs learning achievement ( 0.58R
y.1,2
=
dan
3.31F7.991F
o5;2;31o,
=>= )
PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MEDIA SATKET DAN MEDIA INTERAKTIF DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR SISWA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran yaitu media satket dan media interaktif,
motivasi belajar, gaya belajar, dan interaksinya terhadap prestasi belajar fisika. Penelitian ini menggunakan
metode eksperimen dan dilakukan pada bulan Januari – Juni 2011. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VIII MTsN Tulung, Saradan, Madiun sejumlah 95 siswa yang terbagi menjadi tiga rombongan
belajar (Rombel). Penentuan sampel menggunakan teknik Cluster random sampling, sampel terdiri dari 2 kelas
yaitu kelas VIIIA dan VIIIC. Kelas VIIIA menggunakan media satket dan kelas VIIIC menggunakan media
interaktif. Data motivasi belajar dan gaya belajar diambil menggunakan angket, data prestasi afektif
menggunakan lembar observasi/pengamatan afektif dan data prestasi belajar menggunakan instrumen tes prestasi
belajar. Analisis data yang digunakan adalah anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 dan dilanjutkan
dengan ujiAnalisis of means. Dari analisis data dapat disimpulkan bahwa: (1) media satket dan media interaktif
tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap prestasi belajar siswa; (2) motivasi belajar mempengaruhi
prestasi belajar siswa; (3) gaya belajar mempengaruhi prestasi belajar siswa; (4) tidak ada interaksi antara media
pembelajaran dengan motivasi belajar siswa; (5) tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan gaya
belajar terhadap prestasi belajar siswa; (6) tidak ada interaksi antara motivasi belajar dengan gaya belaja
terhadap prestasi belajar siswa, dan (7) tidak ada interaksi antara media pembelajaran, motivasi belajar, dan
gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa.
Kata Kunci: media satket, media interaktif, motivasi belajar, gaya belajar siswa, prestasi belajar, dan Sifat-sifat
cahay
PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN HYPERMEDIA DAN MEDIA RIIL DITINJAU GAYA BELAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pembelajaran dengan inkuiri terbimbing menggunakan hypermedia dan media riil ditinjau dari kemampuan awal dan gaya belajar, serta mengetahui interaksi antara variabel terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik cluster random sampling yang terdiri 4 kelas. Kelas eksperimen I diberi pembelajaran dengan hypermedia dan Kelas eksperimen II dengan media riil. Pengumpulan data menggunakan teknik tes utuk prestasi belajar dan kemampuan awal, angket untuk gaya belajar. Uji hipotesis penelitian menggunakan anava dengan desain 2x3x2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan prestasi belajar siswa dengan metode pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan hypermedia dan media riil, siswa yang menggunakan hypermedia memberikan rataan prestasi belajar ranah kognitif yang lebih baik daripada media riil, (2) terdapat perbedaan prestasi belajar fisika, antara siswa yang mempunyai gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik (3) terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan antara siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan rendah, siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi daripada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah, (4) terdapat interaksi antara media pembelajaran yang digunakan dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar fisika, (5) terdapat interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika, (6) tidak terdapat interaksi antara gaya belajar dan kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika, (7) tidak terdapat interaksi antara media pembelajaran dengan gaya belajar dan kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika.
Kata kunci: pembelajaran fisika, inkuiri terbimbing, hypermedia, media riil, gaya belajar, Kemampuan awa
PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN
Pembelajaran sains yang diajarkan sesuai dengan hakikat sains yakni proses, produk, sikap, dan teknologi akan
menjadi sarana untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan keterampilan proses sains. Berdasarkan hasil
observasi, pembelajaran sains selama ini kurang mengajak mahasiswa untuk menemukan dan menyikapi
permasalahan yang terjadi di masyarakat, akibatnya sikap peduli lingkungan mahasiswa terhadap lingkungan
kurang. Selain itu hasil belajar yang diperoleh mahasiswa juga rendah. Untuk itu digunakan model pembelajaran
Sains Teknologi Masyarakat (STM) berbasis proyek. Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengetahui keterlaksanaan
model pembelajaran STM Berbasis Proyekpada mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Semester II tahun
akademik 2011/2012 FKIP Universitas Tanjungpura dalam materi pencemaran lingkungan, 2) mengetahui
peningkatan hasil belajar dan, 3) mengetahui peningkatan sikap peduli lingkungan.Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus yang masing-
masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Validasi penelitian ini
dilakukan dengan metode triangulasi. Teknik pengumpulan data hasil belajar kognitif menggunakan tes,afektif
menggunakan lembar observasi dan angket, keterampilan proses sains menggunakan lembar observasi dan tes,
serta sikap peduli lingkungan menggunakan angket. Teknik analisis data berupa analisis kualitatif dan
inferensial. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) model pembelajaran STM dapat dilaksanakan
dengan baik menggunakan 5 tahapan yakni: orientasi pada masalah, pembentukan konsep, aplikasi konsep,
pemantapan konsep dan penilaian pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Semester II tahun akademik
2011/2012 FKIP Universitas Tanjungpura materi pencemaran lingkungan, 2) terjadi peningkatan hasil belajar
mahasiswa pada aspek kognitif, afektif, dan keterampilan proses sains, 3) terjadi peningkatan sikap peduli
lingkunga
PENERAPAN MODEL INQUIRY TRAINING MELALUI TEKNIK PETA KONSEP DAN TEKNIK PUZZLE DITINJAU DARI TINGKAT KEBERAGAMAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMORI
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan model inquiry training melalui teknik peta konsep dan
puzzle, aktivitas belajar, kemampuan memori, serta interaksinya terhadap prestasi belajar siswa. Populasi terdiri
dari semua kelas VIII SMP Negeri 1 Bojonegoro tahun pelajaran 2011/2012. Sampel diambil dengan teknik
cluster random sampling terdiri dari 4 kelas, dua kelas belajar dengan teknik peta konsep dan dua kelas belajar
dengan teknik puzzle. Data dikumpulkan melalui teknik tes dan non tes. Teknik tes untuk mengukur hasil belajar
aspek kognitif dan kemampuan memori. Teknik non tes menggunakan angket untuk mengukur aktivitas belajar,
lembar observasi untuk mengukur aspek afektif dan psikomotor. Teknik analisis data menggunakan analisis
variansi dengan desain faktorial 2x2x2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) tidak ada pengaruh model
inquiry training melalui peta konsep dan puzzle terhadap prestasi belajar; 2) ada pengaruh aktivitas belajar
terhadap prestasi belajar; 3) tidak ada pengaruh kemampuan memori terhadap prestasi belajar kognitif; 4) tidak
ada interaksi antara model inquiry training (melalui peta konsep dan puzzle) dengan aktivitas belajar
terhadap prestasi belajar; 5) tidak ada interaksi antara model pembelajaran inquiry training (melalui peta konsep
dan puzzle) dengan kemampuan memori terhadap prestasi belajar; 6) tidak ada interaksi antara aktivitas belajar
dengan kemampuan memori terhadap prestasi belajar; 7) ada interaksi antara model inquiry training (melalui
peta konsep dan puzzle) dengan aktivitas belajar dan kemampuan memori terhadap prestasi belajar
- …