28 research outputs found

    DEMERSAL FISH RESOURCES RESULT OF MV. SEAFDEC 2 SURVEY IN THE SOUTH CHINA SEA OF INDONESIA

    Get PDF
    The South China Sea is belonging to western part of Sunda shelf which consisted of shallow water in the southern part and deep water in the northern part area. The area of Indonesian water in the South China Sea is estimated 595,000 km2 including exclusive economic zone waters

    STATUS SUMBERDAYA PERIKANAN UDANG PENAEID DAN ALTERNATIF PENGELOLAANNYA DI INDONESIA

    Get PDF
    Kebijakan pemanfaatan dan alternatif pengelolaan sumber daya udang di Indonesia didasarkan kepada data dan informasi tentang present status perikanan udang penaeid, meliputi aspek biologi, dinamika dan eksploitasi sumber daya udang di beberapa Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) penghasil udang. Data yang dianalisis sebagian merupakan hasil survei pada Balai Riset Perikanan Laut Jakarta pada tahun 2011 serta hasil telaah tahun sebelumnya. Hasil kajian menunjukkan tingkat pemanfaatan di semua Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) sudah melebihi potensi lestarinya. Beberapa alternatif pengelolaan dan masalah yang dihadapi dibahas secara ringkas dalam tulisan ini.Management policy of shrimp fisheries in Indonesia is developed based on data and information analysis regarding to the present status of shrimp including biological parameters, stock dynamic, and exploitation rate in some Fisheries Management Areas that was potentially shrimp produced. Data analyzed provide part of research results carried out by the Research Institute of Marine Fisheries Jakarta in 2011 and reviews from the previous years. The results showed that shrimp catch in all Fisheries Management Areas were indicated over exploited. The states of exploitation of the shrimp stocks, alternative managements, and some problem in the management of shrimps were shortly discussed in this paper

    Fishing activities in relation to commercial and small-scale fisheries in Indonesia

    Get PDF
    Presented in this paper is the fishery industry in Indonesia. Given emphases were the fishing gears and fishing fleets that were used for both commercial and small-scale fisheries. Moreover, the detailed design of the fishing gears is also shown

    Beberapa Parameter Biologii Kan Kuniran (Upeneus Sulphureus) Hasil Tangkapan Cantrang Yang Didaratkan Dibrondong Jawa Timur [Biological Parameters of the Goat Fishes, Upeneus Sulphureus, Caught by Danish Seine Landed Atbrondong, East Java]

    Full text link
    Study on relationships between length and weight, total length (TL) and fork length (FL), total length and standard length (SL) of goat fishes, Upeneus sulphureus was carried out based on length frequency data. Data was collected from March to May 2006 in fisheries landing place at Brondong, East Java. The total length-weight relationship of U. sulphureus follows the equation of W = 0.144 LJ J”. It means that increasing the length of goat fish was faster than their weight. The relationship between FL and TL follows the equation of FL = 0,9429 TL - 0.1899; relationship between SL and TL is SL = 0.4889 TL - 0.2938, and between SL and FL is SL = 0.8887 FL - 0.0984. The sex ratio of samples of fish captured by danish seine were male/female = 1 : 2.79. More than 50% of males and females were immature. The length at first capture by danish seine was found to be 13.3 cm TL. The catch composition and fishing seasons provide additional information on the goat fisheries biology landed in Brondong, East Java

    SPECIES COMPOSITION AND DIVERSITY OF TIDAL TRAP NET CATCHES IN THE WATERS OF INDRAGIRI HILIR, RIAU, INDONESIA

    Get PDF
    The coastal waters of the eastern part of lndragiri Hilir, Riau, which are mostly estuarine, are influenced by the huge fresh water discharge and are usually fertile

    LAJU TANGKAP DAN KEPADATAN STOK IKAN DEMERSAL DI PERAIRAN SELAT MALAKA

    Get PDF
    Sebagai dasar pengelolaan dan pengembangan perikanan ikan demersal di Selat Malaka, maka diperlukan data dan informasi yang terbaru mengenai laju tangkap dan kepadatan stok. Penelitian ikan demersal dengan kapal pukat ikan (Pl) dilakukan di perairan ZEE Selat Malaka sub area sekitar Pulau Berhala pada bulan Desember 1996 serta ditimur Langsa pada bulan Agustus 1997

    HASIL TANGKAPAN DAN LAJU TANGKAP JARING ARAD (MINI BOTTOM TRAWL) YANG BERBASIS DI TPI ASEMDOYONG PEMALANG

    Get PDF
    Jaring arad (mini bottomtrawl) merupakan salah satu alat tangkap yang ditujukan untuk menangkap dang. Permasalahan pada perikanan jaring arad adalah rendahnya selektivitas alat tangkap ini terhadap hasil tangkapannya. Kondisi ini mengakibatkan hasil tangkap sampingan yang tertangkap jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan dengan udang sebagai sasaran spesiesnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil tangkapan dan laju tangkap jaring arad. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei melalui wawancara dengan nelayan dan pengamatan secara langsung terhadap kapal yang melakukan bongkar di TPI Asemdoyong pada bulan Maret, April, Juni, Agustus, dan Nopember 2008. Daerah penangkapan arad tersebar di perairan Pemalang, Tegal, dan Pekalongan. Ukuran kapal yang digunakan berdimensi L=7-9,5 m; B=2-3 m; D=0,9-1,2 m; dengan GTd”5. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa rata-rata hasil tangkapan jaring arad 123,1 kg/trip. Komposisi hasil tangkapan jaring arad selama penelitian didominansi oleh hasil tangkap sampingan yaitu kelompok ikan 58,7%, sedangkan udang sebagai sasaran utama hanya 13,2%. Komposisi udang terdiri atas udang jerbung (Penaeus merguiensis), udang dogol (Metapenaeus ensis), dan udang krosok (Trachypenaeus asper) masing-masing hanya 2,7; 6,9; dan 3,6%. Rata-rata laju tangkap jaring arad 67,7 kg/hari. Kelompok udang memiliki laju tangkap relatif rendah dibandingkan dengan laju tangkap ikan demersal. Laju tangkap udang 8,9 kg/hari atau 13% dari total laju tangkap, ikan 42,6 kg/hari atau 63% dari total laju tangkap dan non ikan 16,2 kg/hari atau 24% dari total laju tangkap. Mini bottom trawl is one of fishing gears used to catch shrimp as target species. Low selectivity of this gear led the bycatch caught more than shrimp as target species. This research is aimed to get information about catch and catch rate of mini bottom trawl. The survey method through interview with fishermen and direct observation of boats landed in Asem Doyong Landing Place in March, April, June, August, and November 2008. Fishing grounds of mini bottom trawl in the waters of Pemalang, Tegal, and Pekalongan. The boat dimension is L=7-9.5 m, B=2-3 m, and D=0.9-1.2 m, with tonage 5 GT. The results showed that average catch was 123,1 kgs/trip. Catch composition was dominated by bycatch. The catch of demersal fish reach to 58.7% from total catch and shrimp as target species was only 13.2%. The shrimp composition was banana shrimp (Penaeus merguiensis) 2.7%, endeavour shrimp (Metapenaeus ensis) 6.9%, and some small size shrimp (Trachypenaeus asper) 3.6%. The average of catch rate was 67.7 kgs/day. The shrimp group has catch rate lower than demersal fish. The catch rate of shrimp was 8.9 kgs/day or 13% from total catch rate, demersal fish was 42.6 kgs/day or 63% from total catch and non fish was 16.2 kgs/day or 24 % from total catch rate

    INDEKS KELIMPAHAN STOK DAN PROPORSI UDANG DALAM KOMUNITAS SUMBER DAYA DEMERSAL DI PERAIRAN KEPULAUAN ARU, LAUT ARAFURA

    Get PDF
    Sumber daya udang di perairan Laut Arafura sudah dieksploitasi sejak tahun enam puluhan. Sampel data yang dianalisis merupakan sebagian hasil tangkapan komersial yang beroperasi di perairan sekitar Kepulauan Aru, Laut Arafura. Dari analisis dapat dilihat bahwa trend laju tangkap (catch perunit effott, CPUE) sumber daya udang selama periode 1975-2000 menunjukkan adinya sedikit fluktuasi yang secara keseluruhan dapat dikatakan cenderung mendatar 77,1 (simpangan baku 9,77) ton/kapal/tahu

    KELIMPAHAN DAN SEBARAN LARVA UDANG PENAEID DI PERAIRAN PEMANGKAT DAN SEKITARNYA

    Get PDF
    Penelitian tentang kelimpahan dan sebaran larva udang penaeid di perairan Pemangkat, Kalimantan Barat telah dilakukan pada bulan Mei, Juni, Agustus, Oktober dan Desember 2010. Larva udang ditangkap dengan menggunakan bongo net (larvae net). Berdasarkan hasil identifikasi diperoleh bahwa larva udang penaeid yang terdapat di perairan ini adalah genera Penaeus dan Metapenaeus dengan komposisi masing-masing secara berurutan sebesar 42% dan 58%. Kelimpahan larva udang penaeid ini dominan diperoleh pada bulan Oktober dan mencapai puncaknya pada bulan Desember, sehingga diduga puncak pemijahan udang penaeid di perairan ini terjadi pada bulan Nopember. Hasil sebaran larva udang penaeid menunjukkan bahwa kelimpahan larva udang penaeid paling dominan diperoleh di bagian utara muara sungai Sambas yang merupakan wilayah perairan Jawai. Berdasarkan hasil analisa statistik, diperoleh bahwa kelimpahan larva udang penaeid berkorelasi positif dengan kelimpahan fitoplankton, kecerahan, salinitas, dan pH, sedangkan dengan suhu dan oksigen terlarut berkorelasi negatif.A study on the distribution and abundance of penaeid larvae in Pemangkat waters, West Borneo was conducted on May, June, August, October, and December 2010. Larvae net (bongo net) was used to collect the larvae. The result showed that the larvae was dominated by genera Penaeus and Metapenaeus, which the percentage of 42% and 58%, respectively. Penaeid larvae was in higher abundant in October and then reached its peak in December. Based on this result, the spawning peak season of Penaeid shrimps in Pemangkat waters was estimated in November. The distribution of Penaeid larvae was most abundant in the north side of the mouth of Sambas’s river (Jawai waters). The statistical analysis showed that the Penaeid larvae abundance has positive correlation to the phytoplankton abundance, light intensity, salinity, and pH, and has the negative correlation.to the temperature and dissolved oxygen

    FLUKTUASI BULANAN HASIL TANGKAPAN CANTRANG YANG BERBASIS DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI, KOTA TEGAL

    Get PDF
    Penelitian mengenai perikanan cantrang yang berkaitan dengan sumber daya ikan demersal sebagai hasil tangkapan utama dilaksanakan selama tahun 2006 - 2007. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fluktuasi bulanan hasil tangkapan cantrang yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegal Sari. Metode yang digunakan adalah survei yang meliputi pengambilan contoh dari hasil tangkapan, pencatatan buku bakul dan statistik perikanan pelabuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah trip armada cantrang periode 2006 - 2007 didominansi oleh kapal berukuran 21 - 30 GT. Produksi bulanan Pelabuhan Perikanan Pantai Tegal Sari dari tahun 2004 - 2007 berfluktuasi. Secara umum, produksi bulanan pada bulan Nopember 2005 - Desember 2006 jauh lebih tinggi dibanding pada bulan-bulan di tahun 2004 dan 2007. Hal ini karena dipengaruhi oleh fluktuasi jumlah trip dan perkembangan unit penangkapan. Komposisi hasil tangkapan cantrang tahun 2006 berdasarkan pada hasil pengambilan contoh, didominansi oleh ikan coklatan (Scolopsis taeniopterus) (22%), kuniran (Upeneus spp.) (17,4%), dan swangi atau demang (Priachantus sp.) (9,7%). Ratarata laju tangkap pada tahun 2006 dan 2007 berturut-turut 333,6 dan 424 kg/hari. Laju tangkap tahun 2006 cenderung, dipengaruhi oleh fluktuasi musiman, sedangkan laju tangkap tahun 2007 cenderung naik, tidak terpengaruh oleh fluktuasi musiman. Daerah penangkapan armada cantrang yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegal Sari adalah di sekitar pantai timur Lampung, Tanjung Selatan (Kalimantan Selatan), dan Tanjung Puting (Kalimantan Tengah). The research on danish seine fishery related to demersal fish resources as the main catch was carried out from 2006 - 2007. The research aimed to know monthly fluctuation of the danish seine catch in Tegal Sari landing base. The survey was conducted by sampling the catch, recording data from retailer’s book and landing base statistic. The results showed that number of trip from 2006 - 2007 was dominated by 21 to 30 GT vessel. Monthly production in Tegal Sari landing base on 2004 to 2007 was fluctuated. Generally, monthly production on November 2005 - Desember 2006 was higher than other months on 2004 and 2007. It was caused by fluctuation of trips number and unit fishing developement. The catch composition in 2006 based on sampling result, was dominated by lattice monocle bream (Scolopsis taenipterus) (22%), goatfish (Upeneus spp.) (17.4%), and purple spotted bigeye (Priachantus spp.) (9.7%). Average of catch rate in 2006 and 2007 was 335.6 and 424 kg per day, respectively. The catch rate in 2006 danish seine, Tegal Sari tended to be influenced by season fluctuation. While catch rate in 2007 increased and was not influenced by season. Fishing grounds of danish seine fleet in Tegal Sari landing base were in eastern coast of Lampung waters, Tanjung Selatan (South Kalimantan) and Tanjung Puting (Central Kalimantan), respectively
    corecore