1,367 research outputs found
PROFIL GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK (STUDI DI SD NEGERI BENDUNGAN 1 KABUPATEN SRAGEN)
Tujuan dalam penelitian ini adalah : 1) Mendeskripsikan ciri-ciri guru bersertifikat pendidik. 2) Mendeskripsikan ciri-ciri implementasi profesional guru dalam penyelenggaraan pendidikan. 3) Mendeskripsikan ciri-ciri pendukung dan penghambat dalam melaksanakan implementasi profesional guru di SD Negeri Bendungan 1 Kabupaten Sragen.
Metode dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan kualitatif etnografis. Penelitian ini berlokasi di SDN Bendungan 1 Kabupaten Sragen. Sumber data yang digunakan adalah arsip dan foto. Nara sumber dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru bersertifikat pendidik dan siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan, verifikasi. Keabsahan data dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan metode.
Simpulan penelitian ini ; 1) Profil guru bersertifikat pendidik yaitu tampilan dalam tugasnya mulai dari raut muka, perilaku dan penerapan pembelajaran di sekolah, guru-guru sangat berbeda dan bervariasi. 2) Kompetensi guru baik profesional, pedagogik, kepribadian dan sosial belum maksimal dalam implementasinya di sekolah. 3) Kemampuan mengelola daya dukung dan penghambat dalam melaksanakan implementasi profesional guru SDN Bendungan 1 belum dilakukan secara maksimal.
Penampilan guru bersertifikat pendidik di dalam dan di luar kelas belum menunjukkan sikap stabil, mantab arif dan bijaksana disukai siswa serta teladan teman sejawatnya secara maksimal. Tampak belum semua guru menerapkan PAIKEM bahkan ada yang monoton. Kurang memanfaatkan kegiatan KKG sebagai wadah profesional. Pengelolaan daya dukung dan penghambat penerapan profesional belum diatasi secara dalam.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan bagi pihak terkait dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KEAKTIVAN SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS TENTANG SUMBER DAYA ALAM MELALUI METODE PEMBELAJARAN KONSTEKTUAL
Penelitian ini dilatarbelakangi dari kesulitan dan hambatan yang muncul dari guru SD Negeri 2 Rejasari Kecamatan Langensari mengenai pembelajaran IPS, yang mana siswa tidak dapat menghubungkan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Proses pembelajaran di dalam kelas pada saat ini masih diarahkan pada kemampuan anak untuk menghapal informasi, tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menhubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan guru dalam menyusun RPP, melaksanakan pembelajaran, dan mengetahui peningkatan aktivitas, kemampuan serta pemahaman siswa setelah metode pembelajaran kontekstual diterapkan. Penelitian dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas, mengambil subjek penelitian ialah siswa kelas IV SD Negeri 2 Rejasari Kecamatan Langensari Tindakan penelitian dilakukan dalam 2 siklus 4 pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, diskusi dan tes. Untuk pengolahan data menggunakan analisis deskripsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru dalam merancang RPP siklus 1 pertemuan 1 presentase 55%, siklus I pertemuan 2 63%, siklus II pertemuan 1 70%, dan siklus II pertemuan 2 76%. Hasil kinerja guru dalam KBM siklus 1 pertemuan 1 presentase 58%, siklus 1 pertemuan 2 66%, siklus 2 pertemuan 1 73% dan siklus 2 pertemuan 2 80%. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada konsep sumber daya alam terjadi peningkatan dari tiap-tiap siklus. siklus 1 pertemuan 1 rata-rata 60,32, siklus 1 pertemuan 2 rata-rata 67,26, siklus 2 pertemuan 1 73,53 dan siklus 2 pertemuan 2 78,39. Dengan demikian, hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa metode pembelajaran kontekstual dapat meniingkatkan pemahaman dan keaktivan siswa pada pembelajaran IPS tentang sumber daya alam
PENGARUH KECOCOKAN TUGAS DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL PADA KANTOR WILAYAH XI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK JAWA BAGIAN TIMUR I
Today the technology of information system in organization, both business organization and government organization become important dealing with punctuality and the true of suppying on information which are inquired by customer. However the utilization of information technology on information system an organization must be considered carefully because of the amount technology investment is relative large. The information system is one of the potential tools to create competition, because it can increase productivity (Bodnar and Hopwood, 1995). The aim of this research is to gain empirical prove which shows task-techology fit and utilization technology have positive influence to individual performance and task-techology fit has significant influence to the utilization of information technology by individual. The sample for this research is every employee at Kantor Wilayah XI Direktorat Jenderal Pajak Jawa Bagian Timur I for using information system based on computer to identify, get, integrate, implementing data on running task. The research find empirical prove which is to predict the performance effect which caused by information technology that have ti insert both task-techology fit and the utilization of information technology. The result of this research also gives empirical prove that causal relation between task-techology fit and the utilization of information technology
Potret Kekerasan dan Perlindungan Anak dalam Perspektif Sosio-Yuridis
Abstract: Children are human beings who have not reached adulthood. They have right to live safely and comfortably and to avoid violence. In reality, it is often encountered a violence on children. There are several factors of violence against children, namely: first, a perception that sees the status of parents who occupy an important role in social life of children. The relationship between children and parents has a strong emotional bond; second, with regard to the above perception, of course, it has a very complex implication at all, including the unbalanced relationship between children and parents, the emergence of violence against children by their own parents; third, a system and tradition, that have been embraced by the paternalistic people, becomes the reason to put the childrens status under that of the parents. To provide protection for children, the Indonesian government has made Undang-Undang on children protection, as outlined in Undang-Undang No. 23 tahun 2002. It can generally be classified as follows: first, the right of survival; second, the right of growth and development; third, the right to get protection includes protection against discrimination, abuse and neglect, protection for children without family and protection for refugee children; and fourth, the right of participation which includes the right to express their opinion/view in all matters relating to the fate of the children.
Keywords: Violence, protection, child, socio-juridica
Submitted as a Partial Fulfillment of the Requirements for Getting Master Degree of Education in Educational Management Department
There are two objectives of this research. (1) To describe the characteristics of
the structure and role of the new Students’ recruitment at State-Owned Vocational
School 2 Purbalingga. (2) To describe the criteria of the new students’ recruitment at
State-Owned Vocational School 2 Purbalingga.
It is a qualitative research conducted in State-Owned Vocational School 2
Purbalingga. The main subject in this research included the principal, the chairman
and members of the PPDB committee. Data collection techniques used in this
research were observation, interview, and documentation. Data analysis technique
used an analysis model, namely data collection, data reduction, data display, and
conclusion. Data validity in this research included credibility, transferability,
dependability, confirmability.
The results of this research are (1) the new students’ recruitment activity
needs the committee structure to make it run well. The new students’ recruitment
committee is formed at least three months before the activity held. The school hold
meeting that is attended by all staffs then chosen and form the committee. The
structure of new students committee usually consists of the responsible person,
chairman, secretary, treasurer, and sections. The role of each PPDB member has been
regulated and divided based on the tasks in the Decree of the new students’
recruitment committee. (2) The new students’ recruitment process is started by the
publication of the Principal’s Decree on the Formation of the New Students’
Recruitment (PPDB) Committee. Then, conduct a socialization that is followed by
the registration process. The registration process is started by taking and filling out
the form and submit it to the enrollment committee completed with the requirement
documents. The next activity is the student candidates join the written test and
interview. The new students’ recruitment process at State-Owned Vocational School
2 Purbalingga still conducted manually or the students come directly to the school
Analisis Sosio Yuridis Terhadap Pernikahan Usia Dini Dan Perceraian di Jawa Timur
Abstract: This study examines the dynamics of early marriage and divorce occurring in a strong Islamic cultural tradition. The results of the research show that there are significant factors on the early marriage and divorce rates as the influence of socio-cultural traditions of the societies. These symptoms can not be separated from the influence of social systems and values ​​prevailing in society. Local cultural traditions that only take place in certain areas are often used as a foothold in early marriage as well as the prevailing social systems. Although both of the local cultural traditions and social systems have a significant role in influencing the cases, but in terms of nature, marriage and divorce are more individual and casuistic issues. It is found that in addition to these two factors, economic factor also become the main variable in motivating people to do early marriage and divorce .
Abstrak: Studi ini mengkaji tentang dinamika pernikahan usia dini dan perceraian yang terjadi di wilayah Jawa Timur berbasis tradisi budaya Islam yang kuat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor yang cukup signifikan terhadap timbulnya gejala pernikahan usia dini serta meningkatnya angka perceraian, yakni pengaruh tradisi sosial budaya masyarakat. Gejala tersebut tidak dapat dilepaskan dari pengaruh sistem dan nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat. Tradisi budaya lokal yang hanya berlangsung di daerah tertentu sering dijadikan sebagai pijakan dalam pernikahan usia dini, begitu juga dengan sistem sosial yang berlaku di wilayah tersebut memberikan pengaruh terhadap meningkatnya angka perceraian. Meskipun tradisi budaya lokal dan sistem sosial mempunyai peran dalam mempengaruhi peristiwa tersebut, tetapi dari segi sifatnya, pernikahan dan perceraian lebih individual dan persoalan kasusistik, maka ditemukan bahwa selain kedua faktor tersebut, faktor ekonomi menjadi variabel utama dalam menggerakan seseorang melakukan pernikahan usia dini dan perceraian
Karakteristik Turbin Angin Vertical Axis Profil NACA 0018 dengan 3 Blade Berbantuan Guide Vane
Indonesia saat ini sedang mengalami krisis energi karena kebutuhan energi yang semakin besar. Ketergantungan terhadap bahan bakar fosil setidaknya memiliki ancaman serius, oleh karena itu harus ada energi alternative yaitu energi angin, energi air, energi surya dan lainnya. Karena Indonesia kapasitas angin yang besar maka dengan itu peneliti bermaksud untuk mengembangkan energi angin dengan pembuatan turbin angin Darrieus tipe-H. Turbin angin adalah alat dikembangkan untuk membantu dalam mengetahui daya yang akan di dapatkan. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah blade, pengaruh profil, naca 0018 dan guide vane terhadap besarnya daya dan efisiensi yang di hasilkan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Dimana langkah pertama adalah dengan membuat turbin angin vertical axis skala model dengan spesifikasi Blade 3 buah, tinggi span 300 mm, panjang chord 100 mm, diameter turbin 30 mm, kecepatan angin 2,86 dan 3,43 m/s, beban 0,2; 0,25; 0,3 Kg, sudut pitch Blade 15o, 20o, 25o, 30o,dan yang terakhir adalah pengambilan data. Data yang diambil kemudian diolah dengan mengkonversikan dari kecepatan angin, putaran turbin, dan beban yang akan terangkat oleh turbin menjadi daya dan efisiensi. Hasil penelitian ini menunjukkan kecepatan angin 2,86 m/s menghasilkan daya , dan efisiensi 15,82%, yaitu dari sudut pitch 30' berbantu guide vane mampu mengangkat beban sebesar 0,3 kg setinggi 0,1 m dengan waktu 4,76 detik, dan kecepatan angin 3,43 m/s menghasilkan daya , dan efisiensi 13,01%, yaitu dari sudut pitch 30' berbantu guide vane mampu mengangkat beban sebesar 0,3 kg setinggi 0,1 m dengan waktu 3,86 detik
Kilas Balik Khitah NU dalam Konteks Politik Lokal di Jombang
Abstrak; Membahas tentang elite NU dalam konteks politik lokal di Jombang, tulisan ini mengawalinya dengan peristiwa muktamar NU 1984 di Situbondo, yang menghasilkan konsep khitah NU 1926. Muktamar NU itu mempunyai pengaruh lebih lanjut dengan timbulnya peristiwa politik di tingkat lokal Jombang. Peran elite politik lokal menjadi sumber lahirnya dinamika politik di tingkat lokal. Dikatakan politik lokal karena aktivitas politiknya terjadi di daerah, dan untuk bahasan ini mengambil sampel di wilayah Jombang. Para pelaku politik lokal, biasanya tinggal di daerah atau mempunyai akses kekuasaan dengan daerah tersebut yang terdiri atas tokoh masyarakat dan agama yang memimpin pondok pesantren, organisasi sosial keagamaan dan tarekat. Mereka mempunyai pengaruh di masyarakat dan terlibat dalam kegiatan politik di daerah Jombang. Elite NU di Jombang didominasi oleh pimpinan pesantren dan komunitas santri, serta tokoh agama yang mengambil peran di organisasi NU. Kajian ini bermaksud mencermati pengaruh hasil muktamar Situbondo dalam konteks politik lokal, dimana elite politik NU Jombang memiliki perbedaan pandangan dalam mengartikan kebijakan khitah NU. Dampak dari persepsi yang berbeda ini melahirkan sikap dan perilaku politik yang berbeda diantara para elite politik yang duduk di kepengurusan NU Jombang. Sebagian besar elite NU berasal dari kalangan pimpinan pesantren dan tarekat, maka perbedaan itu juga lebih lanjut mempengaruhi hubungan antar elite-elite di pesantren. Politik NU pasca muktamar Situbondo menyisakan banyak pekerjaan bagi warga NU dan pesantren di daerah Jombang, paling tidak implementasinya menimbulkan sikap pro dan kontra, yang akhirnya terjadi friksi di tubuh NU Jombang dan renggangnya hubungan antar elite pesantren atau tarekat.
Kata Kunci : Elit NU, Khittah, Politik Loka
- …