36 research outputs found

    STRATEGI GURU DALAM MENINGATKAN KEDISEPLINAN SISWA TERHADAP BERBAGAI PERATURAN SEKOLAH :Studi Implementasi Keimanan danKetakwaan di SMAN I Sukawening Garut

    Get PDF
    Segala aktivitas yang dilakukan oleh suatu institusi pendidikan, dalam hal ini sekolah, pada hakekatnya terkait dengan norma-norma. Artinya, kegiatan pendidikan yang meliputi suasana sekolah, guru dan siswa yang berpegang kepada ukuran norma hidup, nilai-nilai moral, ajaran, kesusilaan merupakan sumber norma di dalam pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan, berfungsi dan bertujuan untuk mengembangkan potensi .manusia, baik dalam peningkatan pengetahuan umum, maupun peningkatan pendidikan keimanan dan ketakwaan, hal itu menjadi tugas utama sekolah. bukan hanya tanggung jawab guru agama atau PPKN, tetapi juga tugas seluruh warga sekolah. Pendidikan keimanan dan ketakwaan banyak mengandung nilai-nilai afektif, sehingga implementasi kegiatan tersebut harus lebih memiliki muatan unsur peneladanan guru dan pembiasaan siswa untuk melakukan kegiatan keagamaan yang penuh dengan kedisiplinan. Penelitian ini memiliki tujuan di antaranya mengungkap optimalisasi pendidikan agama Islam dalam kegiatan belajar mengajar, maupun penerapan kedisiplinan oleh guru Pendidikan Agama Islam maupun guru umum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan naturalistik. Penelitian ini bertitik tolak dari asumsi bahwa guru menduduki posisi sangat penting dalam proses pendidikan, terutama dalam pembinaan keimanan dan ketakwaan. Kedisiplinan yang diterapkan di sekolah, terutama oleh guru akan optimal apabila diikuti dengan bentuk pembiasaan peserta didik untuk melakukan hal-hal yang positif. Karena peningkatan keimanan dan ketakwaan tingkat keberhasilannya akan bergantung kepada pembiasaan peserta didik, suritauladan guru dan strategi kedisiplinan yang diterapkan oleh guru. Mereka yang sudah terbiasa melakukan kegiatan ibadah, secara otomatis akan terbentuk personaliti yang baik. lebih-lebih dilakukan secara penuh kedisiplinan. Seperti halnya yang dilakukan oleh SMAN I Sukawening Garut yang merencanakan kegiatan keagamaan sebagai program unggulan terpadu sesuai dengan visi sekolah yaitu, "Suskes Iman Amal dan Prestasi (SLAP)". Penguatan visi dan misi dijabarkan dalam bentuk peraturan sekolah yang penegakannya didasari oleh penciptaan suasana-suasana kegamaan yang kondusif dan kerjasama orang tua yang berkesinambungan. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa suatu visi sekolah yang bernuansa keagamaan dapat dijadikan landasan bagi guru agama maupun guru non PAI untuk mengembangkan pembelajaran terutama dalam penerapan disiplin. Pengintegrasian Iptek dan Imtaq oleh guru non PAI memberikan pengaruh besar terhadap keimanan dan ketakwaan. Pembinaan ekstakurikuler dalam keimanan secara pembiasaan dan suritauladan memberikan dampak besar bagi siswa untuk lebih cepat matang dalam bertingkah laku. Penciptaan suasana yang kondusif dengan peraturan-peraturan sekolah dapat menumbuhkan sikap disiplin, serta pembinaan disiplin akan lebih maksimal hasilnya apabila dilakukan secara sinergik oleh sekolah, orang tua, dan masyarakat

    STRATEGI GURU DALAM MENINGATKAN KEDISEPLINAN SISWA TERHADAP BERBAGAI PERATURAN SEKOLAH :Studi Implementasi Keimanan danKetakwaan di SMAN I Sukawening Garut

    Get PDF
    Segala aktivitas yang dilakukan oleh suatu institusi pendidikan, dalam hal ini sekolah, pada hakekatnya terkait dengan norma-norma. Artinya, kegiatan pendidikan yang meliputi suasana sekolah, guru dan siswa yang berpegang kepada ukuran norma hidup, nilai-nilai moral, ajaran, kesusilaan merupakan sumber norma di dalam pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan, berfungsi dan bertujuan untuk mengembangkan potensi .manusia, baik dalam peningkatan pengetahuan umum, maupun peningkatan pendidikan keimanan dan ketakwaan, hal itu menjadi tugas utama sekolah. bukan hanya tanggung jawab guru agama atau PPKN, tetapi juga tugas seluruh warga sekolah. Pendidikan keimanan dan ketakwaan banyak mengandung nilai-nilai afektif, sehingga implementasi kegiatan tersebut harus lebih memiliki muatan unsur peneladanan guru dan pembiasaan siswa untuk melakukan kegiatan keagamaan yang penuh dengan kedisiplinan. Penelitian ini memiliki tujuan di antaranya mengungkap optimalisasi pendidikan agama Islam dalam kegiatan belajar mengajar, maupun penerapan kedisiplinan oleh guru Pendidikan Agama Islam maupun guru umum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan naturalistik. Penelitian ini bertitik tolak dari asumsi bahwa guru menduduki posisi sangat penting dalam proses pendidikan, terutama dalam pembinaan keimanan dan ketakwaan. Kedisiplinan yang diterapkan di sekolah, terutama oleh guru akan optimal apabila diikuti dengan bentuk pembiasaan peserta didik untuk melakukan hal-hal yang positif. Karena peningkatan keimanan dan ketakwaan tingkat keberhasilannya akan bergantung kepada pembiasaan peserta didik, suritauladan guru dan strategi kedisiplinan yang diterapkan oleh guru. Mereka yang sudah terbiasa melakukan kegiatan ibadah, secara otomatis akan terbentuk personaliti yang baik. lebih-lebih dilakukan secara penuh kedisiplinan. Seperti halnya yang dilakukan oleh SMAN I Sukawening Garut yang merencanakan kegiatan keagamaan sebagai program unggulan terpadu sesuai dengan visi sekolah yaitu, "Suskes Iman Amal dan Prestasi (SLAP)". Penguatan visi dan misi dijabarkan dalam bentuk peraturan sekolah yang penegakannya didasari oleh penciptaan suasana-suasana kegamaan yang kondusif dan kerjasama orang tua yang berkesinambungan. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa suatu visi sekolah yang bernuansa keagamaan dapat dijadikan landasan bagi guru agama maupun guru non PAI untuk mengembangkan pembelajaran terutama dalam penerapan disiplin. Pengintegrasian Iptek dan Imtaq oleh guru non PAI memberikan pengaruh besar terhadap keimanan dan ketakwaan. Pembinaan ekstakurikuler dalam keimanan secara pembiasaan dan suritauladan memberikan dampak besar bagi siswa untuk lebih cepat matang dalam bertingkah laku. Penciptaan suasana yang kondusif dengan peraturan-peraturan sekolah dapat menumbuhkan sikap disiplin, serta pembinaan disiplin akan lebih maksimal hasilnya apabila dilakukan secara sinergik oleh sekolah, orang tua, dan masyarakat

    Analysis of The Effect of Changes in Biological Education Student Routine During Covid-19 Pandemic on Learning Spirit and Understanding Lecture Materials

    Get PDF
    Online and offline learning will have a different impact on the level of understanding of students about learning materials. In this study the researchers tried to find out how the learning activities of Biology Education students at UIN Sunan Gunung Djati Bandung during the pandemic were related to changes in routine during the pandemic which affected the enthusiasm for learning and understanding of lecture material during the pandemic compared to before the pandemic. This research uses descriptive research method because in its implementation it includes data, analysis and interpretation of the meaning and data obtained. This study uses a questionnaire, the list of questions is structured in the form of multiple-choice questions and open questions (multiple choice questions and open questions). This method is used to obtain data about the effect of changes in the routine of Biology Education students during the pandemic on learning enthusiasm and understanding the material from respondents. Biology education students admit that there have been significant changes in their routine during the pandemic period. These changes have an impact on student learning activities

    PERBANDINGAN PROFIL BERTANYA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL QUICK ON THE DRAW DAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SUB MATERI EKOSISTEM

    Get PDF
    Penelitian ini berawal dari observasi di SMPN 3 Pangandaran yang memperoleh data bahwa kemampuan bertanya siswa kelas VII masih kurang. Menggunakan model quick on the draw dan model picture and picture karena model pembelajaran ini mempunyai kelebihan mampu membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan bertanya melalui gambar yang akan membantu siswa untuk mendapatkan pertanyaan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran, menganalisis pertanyaan siswa melalui model quick on the draw dan model picture and picture pada sub materi ekosistem.Metode  yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif. Penelitian dilaksanakan di kelas VII SMPN 3 Pangandaran.Instrument yang digunakan berupa lembar observasi untuk mencatat pertanyaan – pertanyaan yang diajukan oleh siswa.Hasil analisis observasi aktivitas pembelajaran guru dengan menggunakan model quick on the draw mendapat nilai rata – rata 9,07% sedangkan dengan menggunakan model picture and picture mendapatkan nilai 92,7% dan aktivitas pembelajaran siswa dengan menggunakan model quick on the draw mendapat nilai rata – rata 81,7% sedangkan dengan model picture and picture 87%. Pertanyaan siswa secara tertulis dengan model quick on the draw menunjukan presentase C1: 30,97%, C2: 55,76%, C3: 13,25%,C4: 0% sedangkan dengan model picture and picture menunjukkan presentase C1: 33,51%, C2: 53,07%, C3: 13,40%, dan C4: 0%. Dan berdasarkan pertanyaan tertutup dan terbuka  dengan menggunakan model quick on the draw memperoleh terbuka 61,95% tertutup 38,04%, sedangkan dengan model picture and picture terbuka 56,98% tertutup 43,01%. Jadi pertanyaan yang paling banyak muncul yaitu pada jenjang kognitif C2 (pemahaman). Dan perbandingan dilihat dari banyaknya soal yaitu lebih banyak pada model Picture and Picture

    PERBANDINGAN PROFIL BERTANYA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL QUICK ON THE DRAW DAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SUB MATERI EKOSISTEM

    Get PDF
    Penelitian ini berawal dari observasi di SMPN 3 Pangandaran yang memperoleh data bahwa kemampuan bertanya siswa kelas VII masih kurang. Menggunakan model quick on the draw dan model picture and picture karena model pembelajaran ini mempunyai kelebihan mampu membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan bertanya melalui gambar yang akan membantu siswa untuk mendapatkan pertanyaan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran, menganalisis pertanyaan siswa melalui model quick on the draw dan model picture and picture pada sub materi ekosistem.Metode  yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif. Penelitian dilaksanakan di kelas VII SMPN 3 Pangandaran.Instrument yang digunakan berupa lembar observasi untuk mencatat pertanyaan – pertanyaan yang diajukan oleh siswa.Hasil analisis observasi aktivitas pembelajaran guru dengan menggunakan model quick on the draw mendapat nilai rata – rata 9,07% sedangkan dengan menggunakan model picture and picture mendapatkan nilai 92,7% dan aktivitas pembelajaran siswa dengan menggunakan model quick on the draw mendapat nilai rata – rata 81,7% sedangkan dengan model picture and picture 87%. Pertanyaan siswa secara tertulis dengan model quick on the draw menunjukan presentase C1: 30,97%, C2: 55,76%, C3: 13,25%,C4: 0% sedangkan dengan model picture and picture menunjukkan presentase C1: 33,51%, C2: 53,07%, C3: 13,40%, dan C4: 0%. Dan berdasarkan pertanyaan tertutup dan terbuka  dengan menggunakan model quick on the draw memperoleh terbuka 61,95% tertutup 38,04%, sedangkan dengan model picture and picture terbuka 56,98% tertutup 43,01%. Jadi pertanyaan yang paling banyak muncul yaitu pada jenjang kognitif C2 (pemahaman). Dan perbandingan dilihat dari banyaknya soal yaitu lebih banyak pada model Picture and Picture

    PENGARUH METODE LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI EKOSISTEM

    Get PDF
    The study was conducted in class VII-Purwakarta MTsN Plered on ecosystems material. Based on direct observation and interviews with teachers in MTs.N Plered that the activity of the class students are less active, critical thinking skills of students in the lower grade and variation model of applied learning teacher less. So that students actively in class and increase students' critical thinking skills used method Start Learning With A Question in the learning process. This study aims to determine the enforceability of the learning process by applying learning methods start with a question. Increasing students' critical thinking skills, and student responses to learning using learning methods start with a question on the material ecosystem. The framework of this research that students are required to actively ask especially at the beginning of the learning process of the student asks a thought process that is carried out in order to solve the problems of students in learning. This learning process with such students will be active in class and critical thinking would be formed. Method Start Learning With A Question is an active learning method in asking, where students are directly involved in the learning process. Active asked at the beginning of the learning will stimulate students to think critically about the material to be conveyed. From the data processing gained an average of N-Gain increase students' critical thinking skills in the experimental class 0.54 and the control class 0.49. To look significantly on the ability of critical thinking among students learning with Learning methods Start With A Question and without using the Start Learning With A Question presented through pretest and posttest values as well as the N-Gain. To prove this hypothesis significance test was used to test t nomalitas first tested and homogeneity. Because one of the data is not normal, the Mann-Whitney test. Based on the results of Mann-Whitney test scores N-Gain between the experimental class and the control class result that Zhitung> Ztabel. thus Zhitung> Ztabel ie 1.98> 1.65; Ho is rejected and Ha accepted meaning there is influence between the N-Gain pretest and posttest experimental class with N-Gain pretest and posttest control class. It can be concluded that there are significant learning method Start With A Question to increase students' critical thinking skills in ecosystem material

    PERBANDINGAN PROFIL BERTANYA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL QUICK ON THE DRAW DAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SUB MATERI EKOSISTEM (Penelitian Deskriptif pada Siswa KelasVII SMP N 3 Pangandaran)

    Get PDF
    Penelitian ini berawal dari observasi di SMPN 3 Pangandaran yang memperoleh databahwa kemampuan bertanya siswa kelas VII masih kurang. Menggunakan model quick on thedraw dan model picture and picture karena model pembelajaran ini mempunyai kelebihanmampu membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan bertanya melalui gambar yangakan membantu siswa untuk mendapatkan pertanyaan.Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui keterlaksanaan pembelajaran, menganalisis pertanyaan siswa melalui model quickon the draw dan model picture and picture pada sub materi ekosistem.Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif. Penelitian dilaksanakan di kelas VII SMPN3 Pangandaran.Instrument yang digunakan berupa lembar observasi untuk mencatatpertanyaan – pertanyaan yang diajukan oleh siswa.Hasil analisis observasi aktivitaspembelajaran guru dengan menggunakan model quick on the draw mendapat nilai rata – rata9,07% sedangkan dengan menggunakan model picture and picture mendapatkan nilai 92,7%dan aktivitas pembelajaran siswa dengan menggunakan model quick on the draw mendapatnilai rata – rata 81,7% sedangkan dengan model picture and picture 87%. Pertanyaan siswasecara tertulis dengan model quick on the draw menunjukan presentase C1: 30,97%, C2:55,76%, C3: 13,25%,C4: 0% sedangkan dengan model picture and picture menunjukkanpresentase C1: 33,51%, C2: 53,07%, C3: 13,40%, dan C4: 0%. Dan berdasarkan pertanyaantertutup dan terbuka dengan menggunakan model quick on the draw memperoleh terbuka61,95% tertutup 38,04%, sedangkan dengan model picture and picture terbuka 56,98%tertutup 43,01%. Jadi pertanyaan yang paling banyak muncul yaitu pada jenjang kognitif C2(pemahaman). Dan perbandingan dilihat dari banyaknya soal yaitu lebih banyak pada modelPicture and Picture

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA

    Get PDF
    Keberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran tergantung pada keterampilan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Agar dapat membuat siswa memperoleh hasil belajar yang baik, guru harus mengimplementasikan berbagai model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu Group Investigation. Penelitian ini dilatar belakangi oleh masalah yang ditemukan dilapangan, dimana model pembelajaran yang paling dominan yang digunakan adalah model pembelajaran secara konvensional yaitu ceramah, diskusi dan tanya jawab. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Group Investigation terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri Jatinangor setelah digunakan model Group Investigation pada materi sistem ekskresi manusia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri Jatinangor dan sampel diambil dua kelas, yaitu XI IPA 2 dan XI IPA 3 dengan menggunakan teknik sampling Insidental. Dari hasil analisis data penelitian diperoleh rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen nilai rata-rata prettest sebesar 45,56, posttest 75,18 dan termasuk dalam kategori baik. Data uji hipotesis dengan menggunakan Uji t hasilnya thitung8,90 > ttabel 2,02, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Group Investigation berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa pada Sistem Ekskresi Manusiadan lebih meningkatkan hasil belajar siswa XI IPA SMA Negeri Jatinangor

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA

    Get PDF
    Keberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran tergantung padaketerampilan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Agar dapat membuat siswamemperoleh hasil belajar yang baik, guru harus mengimplementasikan berbagai modelpembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu GroupInvestigation. Penelitian ini dilatar belakangi oleh masalah yang ditemukan dilapangan,dimana model pembelajaran yang paling dominan yang digunakan adalah modelpembelajaran secara konvensional yaitu ceramah, diskusi dan tanya jawab. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Group Investigation terhadaphasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri Jatinangor setelah digunakan model GroupInvestigation pada materi sistem ekskresi manusia. Metode yang digunakan dalam penelitianini adalah Quasi Experimental dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control GroupDesign. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri Jatinangor dan sampeldiambil dua kelas, yaitu XI IPA 2 dan XI IPA 3 dengan menggunakan teknik samplingInsidental. Dari hasil analisis data penelitian diperoleh rata-rata hasil belajar siswa pada kelaseksperimen nilai rata-rata prettest sebesar 45,56, posttest 75,18 dan termasuk dalam kategoribaik. Data uji hipotesis dengan menggunakan Uji t hasilnya thitung8,90 > ttabel 2,02, maka Hoditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa modelpembelajaran Group Investigation berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajarsiswa pada Sistem Ekskresi Manusiadan lebih meningkatkan hasil belajar siswa XI IPA SMANegeri Jatinangor

    Pembelajaran daring berbasis Google Classroom mahasiswa pendidikan biologi pada masa wabah Covid-19

    Get PDF
    Aplikasi google classroom sebagai salah satu bentuk aplikasi learning management system yang dipilih paling banyak oleh mahasiswa pendidikan biologi karena dirasakan mudah untuk digunakan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) respon mahasiswa dalam kemudahan mengakses aplikasi google classroom, 2) pemahaman materi dalam pembelajaran dengan menggunakan google classroom, 3) keefektifan penggunaan aplikasi google classroom dalam pembelajaran daring, 4) Penggunaan google classroom dalam praktikum biologi. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif menggunakan teknik survey. Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket dan wawancara secara online yang diberikan kepada mahasiswa pendidikan biologi sebanyak 307 orang mahasiswa yang terdiri dari 3 angkatan pada semester genap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 52,93% mahasiswa menyatakan kurang setuju dalam kemudahan mengakses aplikasi google classroom, 62,63% mahasiswa menyatakan setuju dalam pemahaman materi pembelajaran dengan menggunakan google classroom, 60,42% mahasiswa menyatakan setuju dalam keefektifan penggunaan aplikasi google classroom, dan 46,74% mahasiswa menyatakan setuju dalam penggunaan aplikasi google classroom dalam praktikum biologi. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan aplikasi google classroom dalam pembelajaran daring pada masa wabah covid-19 sudah cukup baik dan efektif, hanya saja akan lebih baik jika dipadukan dengan platform online lainnya
    corecore