742 research outputs found

    Analisis Penggunaan Survei HCAHPS (Hospital Consumers Assessment of Healthcare Providers and System) Mutu Pelayanan Rawat Inap Dari Perspektif Pasien di RSUD Sunan Kalijaga Demak

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit 2016 ABSTRAK Muhammad Akbar Analisis Penggunaan Survei HCAHPS (Hospital Consumers Assessment of Healthcare Providers and System) Mutu Pelayanan Rawat Inap Dari Perspektif Pasien di RSUD Sunan Kalijaga Demak xxi +81 halaman + tabel 34 + Gambar 4 + Lampiran 5 Penelitian ini menerapkan penggunaan HCAHPS (Hospital Consumers Assessment Healthcare Providers and Systems) untuk mengukur mutu pelayanan instalasi rawat inap dari perspektif pasien di RSUD Sunan Kalijaga Demak. HCAHPS adalah standar nasional pertama di Amerika yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dari perspektif pasien tentang pengalaman pelayanan rawat inap. Desain penelitian yang digunakan yaitu observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif dengan wawancara kuesioner terstruktur menggunakan kuisoner HCAHPS. Data kuantitatif dianalisis dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan mengunakan SPSS 20.0 Hasil survei HCAHPS menunjukkan komunikasi dengan perawat masih kurang baik (33,53%), komunikasi dengan dokter masih kurang baik (33,33%), daya tanggap rumah sakit sudah cukup baik (41,82%), manajemen nyeri sudah cukup baik (41,49%), komunikasi pengobatan masih kurang baik (40,39%), informasi sebelum pulang masih kurang baik (54,85%), transisi perawatan cukup baik (44,73%), kebersihan lingkungan rumah sakit baik (49,03%), ketenangan lingkungan rumah sakit baik (47,09%), rating rumah sakit 7-8 (59,4%), kesediaan merekomendasikan rumah sakit sepertinya ya (51,61%). Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS dihasilkan nilai KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) 0,511 (> 0,5) yang berarti kecukupan data telah terpenuhi untuk dilakukan analisis faktor. Hasil Bartlett’s test0,000 (α <0,05) yang berarti terdapat korelasi antar variabel multivariat. Hasil CFA menunjukkan bahwa dari 11 variabel yang diuji terdapat 4 variabel yang memiliki nilai MSA (Measure of Sampling Adequacy) < 0,5 sehingga dieliminasi dari pengujian, empat variabel tersebut yaitu variabel manajemen nyeri, informasi sebelum pulang, komunikasi pengobatan dan rating rumah sakit.Hasil uji CFA menunjukkan bahwa ketujuh variabel dapat menjelaskan HCAHPS dengan nilai communalities masing-masing variabel: kebersihan rumah sakit 92,3%, ketenangan rumah sakit 92,1%, komunikasi dengan perawat 66,9%, kesediaan merekomendasikan rumah sakit 66%, transisi perawatan 59,9%, daya tanggap staff rumah sakit 51,6%, komunikasi dengan dokter 50,3%. Berdasarkan hasil penelitan ini HCAHPS dapat diterapkan untuk mengukur mutu pelayanan instalasi rawat inap dari perspektif pasien di RSUD Sunan Kalijaga Demak, namun untuk hasil yang lebih baik diperlukan penyesuaian item-item pertanyaan sesuai dengan karakteristik pasien. Rating 7-8 yang diberikan oleh pasien hendaknya tidak membuat RSUD Sunan Kalijaga Demak merasa puas, masih harus dilakukan peningkatan pelayanan pada aspek komunikasi perawat, komunikasi dokter, komunikasi tentang pengobatan, serta informasi sebelum pulang (discharge planning). Kata kunci :HCAHPS (Hospital Consumers Assessment Providers and Systems), Mutu Pelayanan Rawat Inap, Confirmatory Factor Analysis (CFA). Kepustakaan : 46 (2003-2016) Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Study Program in Public Health Majoring in Hospital Administration 2016 ABSTRACT Muhammad Akbar Analysis of using Hospital Consumers Assessment of Healthcare Providers and System (HCAHPS) Survey of Inpatient Service Quality from Patients’ Perspective at Sunan Kalijaga Public Hospital in Demak xxi + 81 pages + 34 tables + 4 figures + 5 appendices This study applied Hospital Consumers Assessment Healthcare Providers and Systems (HCAHPS) to measure quality of services at an inpatient unit from patients’ perspective at Sunan Kalijaga Public Hospital in Demak. HCAHPS is a first national standard in The United States that is used to collect information of experience at inpatient unit services from patients’ perspective. This was an observational-analytic study using cross sectional approach. Data were collected using a structured HCAHPS questionnaire and analysed using Confirmatory Factor Analysis (CFA) performed by SPSS v.20.0. The results of this research showed that communication with nurses was bad (33.53%), communication with physicians was bad (33.33%), a response of the hospital was fairly good (41.82%), pain management was fairly good (41.49%), communication of medication was bad (40.39%), information of discharge planning was bad (54.85%), transition of treatment was fairly good (44.73%), environmental hygiene of the hospital was good (49.03%), quietness of the hospital environment was good (47.09%), the hospital rating was 7-8 (59.4%), and willingness to recommend the hospital was yes (51.61%). Based on the calculation of SPSS demonstrated that Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) value was 0.511 (>0.5). It means that data sufficiency had met to perform factor analysis. The result of Bartlett’s test was 0.000 (p<0.05). It means that there was any correlation between variables. The result of CFA showed that four of 11 analysed variables had Measurement of Sampling Adequacy (MSA) < 0.5. It means that those four variables were removed from the analysis. Those four variables consisted of pain management, information of discharge planning, communication of medication, and hospital rating. The result of CFA demonstrated that seven variables could explain HCSHPS with communalities value for each variable as follows: environmental hygiene of the hospital was 92.3%, quietness of the hospital was 92.1%, communication with nurse was 66.9%, willingness to recommend the hospital was 66%, transition of treatment was 59.9%, a response of the hospital’s staff was 51.6%, and communication with physician was 50.3%. HCAHPS could be applied to measure service quality of inpatient unit from patients’ perspective at Sunan Kalijaga Hospital in Demak. Notwithstanding, adjustment of questions in accordance with patients’ characteristics needed to be done to obtain better results. The hospital was expected not to feel satisfied even though patients provided rating 7-8. Some aspects like communication of nurse, communication of physician, communication of medication, and discharge planning need to be improved. Keywords: Hospital Consumers Assessment Healthcare Providers and Systems (HCAHPS); quality of inpatient services; Confirmatory Factor Analysis (CFA) Bibliography: 46 (2003-2016

    Analisis Manajemen Strategis Rumah Sakit Islam Sultan Agung dengan Pendekatan Balanced Scorecard

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit 2013 ABSTRAK Suryani Yuliyanti Analisis Manajemen Strategis Rumah Sakit Islam Sultan Agung dengan Pendekatan Balanced Scorecard xiv + 120 halaman + 5 tabel + 6 gambar + 7 lampiran Balanced scorecard merupakan contemporary management tool yang dapat pula digunakan sebagai rerangka penyusunan rencana strategis dan sebagai alat untuk memperbaiki aliran informasi dan komunikasi antara top eksekutif dengan manajemen menengah dalam perusahaan. Sejak tahun 2005 RSI Sultan Agung telah melaksanakan perencanaan stategi dengan pendekatan balanced scorecard, Data dari penelitian pendahuluan didapatkan pada pelaksanaan rencana strategis tersebut didapatkan kesulitan dalam internalisasi, dan sosialisasi visi dalam rumah sakit sehingga menjadi visi bersama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen strategis di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dengan pendekatan Balance Scorecard Penelitian deskriptif kualitatif yang bersifat eksploratif. Obyek yang diteliti meliputi Visi, value, misi, tujuan, sasaran strategis, strategis map, dan keselarasan antara masing-masing variable. Selanjutnya dibuat alternatif rumusan visi, value, misi, tujuan dan sasaran strategis yang baru. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, studi dokumentasi, wawancara mendalam dan FGD kepada subyek penelitian yang terdiri berjumlah 19 orang Hasil penelitian, visi dan misi di rumah sakit telah mengalami perubahan menjadi lebih singkat, padat dan mudah dipahami, value masih dalam proses implementasi, untuk tujuan dan sasaran kalimat masih terlalu panjang dan kurang fokus dan hanya sebagian sesuai visi sehingga sulit untuk dikomunikasikan,strategis mapping hubungan kurang logis, cascading belum dilakukan. Disimpulkan RSI Sultan Agung kurang baik dalam melaksanakan manajemen strategis berdasarkan pendekatan balanced scorecard. Kata kunci : Rumah sakit. Manajemen strategis, balanced scorecard Kepustakaan : 16 buku, 12 jurnal, 2 dokumen. Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Program in Public Health Majoring in Hospital Administration 2013 ABSTRACT Suryani Yuliyanti Analysis on Management of Strategic Plan of Sultan Agung Islamic Hospital through Balanced Scorecard Approach xiv + 120 pages + 5 tables + 6 figures + 7 enclosures Balanced scorecard was a contemporary management tool that can be used as a frame of strategic plan development and as a tool for improving information flow and communication between top executive and middle management in the company. Since 2005, Sultan Agung Islamic hospital (RSI) have implemented strategic plan with balanced scorecard approach. Data obtained from preliminary studies showed that problems during internalization and socialization of vision of the hospital to become a group vision were found in the implementation of the strategic plan. Objective of this study was to analyze strategic management in Sultan Agung Islamic hospital Semarang using balanced scorecard approach. This was an explorative descriptive-qualitative study. Objects of the study included vision, value, mission, purpose, strategic target, strategic map, and harmony among variables. Alternative formulation of vision, value, mission, purpose, and new strategic target were made. Data were collected by conducting observation, documentation study, in-depth interview, and FGD to 19 study subjects. Results of the study showed that vision and mission of the hospital has changed to be shorter, more compact, and easier to understand. Value was still implemented. Sentences in the purpose and target were still too long and not focused; only part of purpose and target that were in line with the vision, consequently, it was difficult to be communicated. Illogical relation was found in the strategic mapping, and cascading had not been implemented. In conclusion, Sultan Agung Islamic hospital is not good in implementing strategic management based on balanced scorecard approach. Key words : hospital, strategic management, balanced scorecard Bibliography : 16 books, 12 journals, 2 document

    Perencanaan Strategis Klinik Mata Papandayan Semarang

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit 2015 ABSTRAK Nur Isnayanti Perencanaan Strategis Klinik Mata Papandayan Semarang xviii + 154 halaman + 41 tabel + 11 gambar + 16 lampiran Organisasi kesehatan baik profit maupun non profit dihadapkan pada lingkungan kompetitif yang kompleks. Klinik Mata Papandayan (KMP) membutuhkan pertumbuhan organisasi sehingga perlu menyusun rencana strategi guna menyikapi persaingan demi mengembangkan bisnisnya dengan menganalisis faktor ekternal dan internal menggunakan metode SWOT dan menganalisis kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard (BSC). Perencanaan strategis KMP dibuat agar kegiatan lima tahun ke depan terarah dan tepat sasaran. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif, jenis penelitian observasional partisipatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung, wawancara mendalam dan Focused Group Discussion (FGD). Informan utama adalah 3 orang direktur, 3 orang manajer. Dan informan triangulasi komisaris KMP. Analisis data dilakukan dengan analisis model interaktif yaitu dengan reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan visi Klinik Mata Papandayan adalah: pusat pelayanan kesehatan mata dan bedah katarak terbaik yang terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat. Misi, memberikan pelayanan kesehatan mata secara profesional dan paripurna, mengembangkan sumber daya dan potensi diri karyawan untuk terus maju dan lebih baik, serta berperan serta aktif mendukung program pemerintah dalam rangka penurunan angka kesakitan mata dan kebutaan. Value statement, Klinik mata profesional yang menggunakan peralatan diagnostik terbarukan dengan pelayanan prima. Goal, selalu tumbuh dan berkembang. Perencanaan strategis disusun dalam Strategy map untuk tahun 2016-2020 BSC.. Rekomendasi penelitian agar KMP membuat perencanaan strategi dengan metode BSC untuk 5 (lima) tahun. Perlu ditinjau ulang perencanaan strategis yang telah dibuat dengan penyesuaian menggunakan kerangka BSC Sosialisasikan perencanaan strategis untuk seluruh karyawan di Klinik Mata Papandayan (KMP). Evaluasi rencana kerja yang telah ditetapkan setiap tahun. Kata kunci : Perencanaan Strategis, SWOT, Balanced Scorecard Kepustakaan : 44 (1996 -2014) Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Study Program in Public Health Majoring in Hospital Administration 2015 ABSTRACT Nur Isnayanti A Strategic Plan of Papandayan Eyes Clinic in Semarang xviii + 154 pages + 41 tables + 11 figures + 16 appendices Either profit or non-profit health organisations face a complex and competitive environment. Papandayan Eyes Clinic (PEC) needs to develop its organisation. Therefore, a strategic plan needs to be arranged to anticipate a competition and to develop its business through analysing external and internal factors using a SWOT method and analysing performance using Balanced Scorecard (BSC) approach. A strategic plan of PEC was arranged as a guidance of activities to achieve goals for the next five years. This was a qualitative study using an observational-participative design. Data were collected using methods of direct observation, indepth interview, and Focus Group Discussion (FGD). Main informants consisted of three directors and three managers. A commissioner of PEC was selected as an informant for triangulation purpose. Data were analysed using an interactive model analysis, namely data reduction, data display, and conclusion drawing or verification. The results of this research showed that PEC had a vision as follows: the best centre for eye health services and cataract surgery that is affordable for all people. Meanwhile, a mission of PEC was to provide eye health services professionally and perfectly, to develop human resource and self-potential employees, and to be actively involved in supporting government’s programs to reduce eye morbidity and blindness rates. A value statement, a professional eye clinic uses sophisticated diagnostic equipment accompanied by excellent services. A goal, always grow and develop. A strategic plan was arranged in a strategy map for the years 2016-2020 using a BCS method. PEC needs to make a strategic plan using a BSC method for the next five years. The current strategic plan needs to be reviewed through adjustment using a BSC method. In addition, socialisation of a strategic plan for all employees working at PEC needs to be conducted. A work plan needs to be evaluated annually. Keywords : Strategic plan, SWOT, Balanced Scorecard Bibliography: 44 (1996-2014

    Analisis Implementasi Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar 2015

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan 2016 ABSTRAK Gamasiano Alfiansyah Analisis Implementasi Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar 2015 xv + 100 halaman + 10 tabel + 3 gambar + 6 lampiran Implementasi penanggulangan difteri di Kabupaten Blitar terkendala di manajemen pelaksanaan program dengan jumlah kasus difteri pada tahun 2015 mencapai 43 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan penanggulangan KLB difteri pada tahap persiapan, surveilans, investigasi, dan respon. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Informan utama penelitian adalah petugas kesehatan yang menangani KLB difteri baik di Dinas Kesehatan maupun Puskesmas. Informan triangulasi penelitian adalah bidan desa, kepala desa, ketua pkk, dan penderita atau keluarga penderita. Data dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam dan observasi, dan dianalisis dengan menggunakan metode analisis isi. Hasil menunjukkan bahwa ketersediaan SDM untuk menanggulangi difteri masih belum memadai baik dari segi jumlah dan latar belakang pendidikan, belum pernah dilakukan pelatihan surveilans, persediaan ADS dan eritromisin yang habis, kapasitas ruang isolasi yang terbatas, belum dilakukan surveilans aktif, terdapat masyarakat yang menolak imunisasi, belum dilakukan disinfeksi, dan pengetahuan masyarakat tentang difteri yang masih kurang. Penelitian ini merekomendasikan beberapa saran, yaitu bagi Dinas Kesehatan agar memberikan pelatihan spesifik surveilans kepada petugas kesehatan, mengupayakan terpenuhinya persediaan ADS dan eritromisin, membuat pola untuk mengawasi kontak erat, dan membuat ruang isolasi di rumah sakit swasta. Bagi Puskesmas diharapkan melakukan pengawasan terhadap kontak erat, mempunyai persediaan media amies dan eritromisin, disinfeksi terhadap barang-barang di rumah penderita, meningkatkan cakupan penyuluhan, dan melakukan pemberdayaan masyarakat dalam melakukan surveilans dan disinfeksiterhadap barang-barang di rumah penderita. Kata kunci : Kejadian Luar Biasa, Difteri, Evaluasi Kepustakaan : 77 (1986 – 2016) Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Study Program in Public Health Majoring in Administration and Health Policy 2016 ABSTRACT Gamasiano Alfiansyah Implementation Analysis of Diphtheria Outbreak Intervention at Work Area of Blitar District Health Office in 2015 xv + 100 pages + 10 tables + 3 figures + 6 appendices Implementation of diphtheria intervention in Blitar District was not optimal due to the program implementation management. Number of diphtheria cases in 2015 were 43 cases. The aim of this study was to analyse the implementation of diphtheria outbreak intervention at the stages of preparedness, surveillance, investigation, and response. This was a qualitative-descriptive study. Main informants consisted of health workers who handled diphtheria outbreak at either District Health Office (DHO) or health centres. Informants for triangulation purpose consisted of village midwives, head of village, head of PKK, patients, and patients’ family. Data were collected by conducting indepth interview and observation and analysed using a method of content analysis. The results of this study showed that there was no sufficient human resource to handle diphtheria from the aspects of quantity and educational background. There was no training of surveillance. There was no stock of ADS and erythromycin. Capacity of isolation room was limited. There was no active surveillance. There was any people who rejected to do immunisation. There was no disinfection. In addition, knowledge of a community about diphtheria was low. DHO needs to conduct specific training of surveillance for health workers, to provide ADS and erythromycin, to make a pattern for monitoring closed contacts, and to build isolation room at private hospitals. Furhermore, health centres need to monitor closed contacts, to provide Amies medium and erythromycin, to disinfect all stuffs at patients’ houses, to increase coverage of providing information, and to empower a community in order to conduct surveillance. Keywords : Outbreak; Diphtheria; Evaluation Bibliography: 77 (1986-2016

    Analisis Faktor Kepemimpinan Keperawatan yang Berkaitan dengan Komunikasi, Transparansi, dan Pengawasan di Ruang Rawat Inap RSUD Bendan Kota Pekalongan

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Program Pascasarjana Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit 2013 ABSTRAK Mario Anang Analisis Faktor Kepemimpinan Keperawatan yang Berkaitan dengan Komunikasi, Transparansi, dan Pengawasan di Ruang Rawat Inap RSUD Bendan Kota Pekalongan 53 halaman + 1 tabel + 10 lampiran Kepuasan pasien terhadap kinerja perawat di RSUD Bendan masih rendah. Hal ini dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan. Tujuan penelitian adalah menjelaskan faktor kepemimpinan keperawatan yang berkaitan dengan komunikasi, transparansi dan pengawasan kepada perawat di ruang rawat inap RSUD Bendan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Variabel penelitian terdiri dari komunikasi, transparansi, pengawasan dan kepemimpinan. Informan utama, 7 orang, terdiri dari Direktur, Kepala bidang keperawatan, Kepala seksi keperawatan, Kepala Ruang VIP, Kelas I, Kelas II dan Kelas III. Informan triangulasi, 4 orang, terdiri dari perawat ruang VIP, kelas I, Kelas II, Kelas III (masing-masing kelas satu orang). Analisis data dilakukan secara content analysis. Hasil penelitian menunjukkan sistem komunikasi bersifat top down, perawat pelaksana belum dilibatkan dalam penyusunan standard, penyampaian informasi kurang terarah, komunikasi belum efektif dan efisien, hanya menindak lanjuti saran dari orang tertentu dan belum ada audit pelayanan. Bidang keuangan, remunerasi dan kekayaan rumah sakit belum transparan. Remunerasi belum tepat waktu dan tepat penghitungan. Promosi jabatan dan diklat untuk pegawai belum diberikan. Pengawasan belum rutin dan hanya melibatkan perawat supervisor. Pemberian penghargaan dan sanksi belum dijalankan serta pimpinan belum memberikan contoh bagi bawahannya Saran bagi pihak manajemen RSUD Bendan untuk melakukan pembenahan kepemimpinan dari segi komunikasi, transparansi dan pengawasan sehingga tercipta mutu pelayanan yang lebih baik. Kata kunci : Kepemimpinan keperawatan, Komunikasi, Transparansi, Pengawasan Kepustakaan : 32 (1979 – 2011 Diponegoro University Postgraduate Program Master’s Program in Public Health Majoring in Hospital Administration 2013 ABSTRACT Mario Anang Analysis on Nursing Leadership Factors Associated to Communication, Transparency, and Supervision in Inpatient Unit at Bendan Hospital, Pekalongan 53 pages + 1 table + 10 enclosures Patient satisfaction to the work performance of nurses in Bendan district general hospital (RSUD) was unsatisfactory. This was influence by leadership factor. Objective of this study was to explain nursing leadership factor related to communication, transparency, and supervision to nurses in the inpatient room of RSUD Bendan. This was an observational-qualitative study. Data were collected through in-depth interview. Study variables were communication, transparency, supervision, and leadership. Main informants were 7 people. They were a director, a head of nursing department, a head of nursing section, a head of VIP rooms, a head of first class rooms, a head of second class rooms, and a head of third class rooms. Triangulation informants were 4 room nurses (one nurse for each room class). Content analysis method was applied in the data analysis. Results of the study showed that communication system was in the form of top down, nurses were not involved in formulating the standard, information was not delivered properly, communication was ineffective and inefficient, not all suggestions were followed up (only suggestion from certain people was followed up), and service audit was not done. Reports regarding finance, remuneration, and hospital assets units were not transparent. Remuneration was not done in the right time and in proper calculation. Rank promotion and advance education for staffs were not given. Routine supervision was not done, it was involving only supervisor nurse. Reward and sanction systems were not implemented, a leader did not act as a model for the staffs. Suggestion for the management of RSUD Bendan is to do leadership reformation focusing on communication, transparency, and supervision; it will create better service quality. Key words : nursing leadership, communication, transparency, supervision Bibliography : 32 (1972-2011

    Evaluasi Perencanaan Obat Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Semarang

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan 2017 ABSTRAK Fauzia Halida Evaluasi Perencanaan Obat Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Semarang xv + 112 halaman + 9 tabel + 4 gambar + 7 lampiran Berdasarkan Profil Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, tingkat ketersediaan obat Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2013-2015 adalah 107%, 110%, dan 109%. Tingkat ketersediaan obat Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Semarang selama 3 tahun berturut-turut melebihi 100% menunjukkan adanya kelemahan pada perencanaan obat. Langkah-langkah yang diperlukan dalam perencanaan obat menurut Kepmenkes RI No. 1121/Menkes/SK/XII tahun 2008, yaitu tahap pemilihan obat, kompilasi pemakaian obat, perhitungan kebutuhan obat, proyeksi kebutuhan obat, dan penyesuaian rencana kebutuhan obat. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kebijakan perencanaan obat di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Semarang. Desain penelitian menggunakan deskriptif dengan metode kualitatif. Subjek penelitian adalah informan utama yang membuat kebijakan perencanaan obat dan informan triangulasi yang melaksanakan kebijakan. Objek penelitian adalah Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Semarang dan Puskesmas. Data dikumpulkan dengan observasi, studi dokumentasi dan wawancara mendalam. Pengolahan dan analisis data menggunakan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan pemilihan jenis obat menggunakan Formularium nasional (FORNAS) dan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang ditetapkan Menkes. Tahap kompilasi pemakaian obat menggunakan LPLPO dan LB-1. Tahap perhitungan kebutuhan obat menggunakan metode kombinasi yaitu gabungan dari metode konsumsi oleh Puskesmas dan metode epidemiologi untuk obat program. Dari rumus metode konsumsi yang digunakan, penentuan leadtime Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Semarang terlalu tinggi yaitu 6 bulan, sehingga menyebabkan persediaan obat lebih dari 100%. Tahap proyeksi kebutuhan obat tercukupi dari anggaran dengan beberapa sumber yaitu APBD2, APBD1, APBN, DAK, JKN. Tahap penyesuaian rencana kebutuhan obat menggunakan analisa VEN. Disarankan penentuan leadtime Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Semarang diperpendek dan meningkatkan kegiatan sosialisasi penggunaan pedoman pengobatan, supaya Puskesmas bisa menerapkan metode epidemiologi. Kata kunci : evaluasi, perencanaan obat, instalasi farmasi dinas kesehatan kota semarang. Kepustakaan : 57 (1973-2016)Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Study Program in Public Health Majoring in Administration and Health Policy 2017 ABSTRACT Fauzia Halida Evaluation of Medicine Planning at Pharmacy Installation of Semarang City Health Office xv + 112 pages + 9 tables + 4 figures + 7 appendices Based on a profile of management of public medicine and health logistic, a level of availability of medicine at Pharmacy Installation of Semarang City Health Office (CHO) during the period of 2013-2015 was 107%, 110%, and 109% respectively. The level of availability of medicine at the Pharmacy Installation of Semarang CHO that was more than 100% indicated that there was any weakness in planning medicine. Steps needed in planning medicine in accordance with Health Minister’s Decree Number 1121/Menkes/SK/XII Year 2008 consisted of selection of medicine, compilation of medicine use, calculation of medicine necessity, estimation of medicine necessity, and adjustment of medicine necessity planning. This study aimed at evaluating a policy of medicine planning at the Pharmacy Installation of Semarang CHO. This was a descriptive study using a qualitative approach. Main informants consisted of policy makers of medicine planning whereas informants for triangulation purpose encompassed policy implementers. Research objects were the Pharmacy Installation of Semarang CHO and health centres. Data were collected by conducting observation, document study, and indepth interview. Furthermore, data were analysed using content analysis. The results of this research showed that selection of medicine used National Formula and List of National Essential Medicine issued by Health Minister. The step of compilation of medicine necessity used LPLPO and LB- 1. The step of calculation of medicine necessity used combined methods namely combination between a consumption method by health centres and an epidemiology method for program’s medicine. Based on the used consumption method, determination of lead time at the Pharmacy Installation was too high, namely six months. This caused availability of medicine more than 100%. Step of estimation of medicine necessity was fulfilled by allocated budget from APBD2, APBD1, APBN, DAK, and JKN. Meanwhile, step of adjustment of medicine necessity planning used VEN analysis. Determination of lead time at the Pharmacy Installation needs to be shortened. In addition, an activity of socialisation of the use of medication guidance needs to be conducted. Health centre needs to apply epidemiology methods. Keywords : Evaluation, Medicine Planning, Pharmacy Installation, Semarang City Health Office Bibliography: 57 (1973-2016

    Efek Resusitasi Jantung Paru Menggunakan Mechanical Chest Compressions Terhadap Keselamatan Pasien Henti Jantung

    Get PDF
    Background: Cardiac arrest is the biggest cause of death. The number of patients who survived is low. Data in the UK shows only 7% of patients who survived. The key factor to increase the amount of survival is the quality of cadiopulmonary resuscitation (CPR). CPR that is done manually or by humans tends to be of inferior quality due to fatigue. Mechanical chest compressions use machines and pistons to compress the chest, so that the frequency and depth of chest compression quality for a long time. The purpose of this systematic review is to analyze research evidence of the effect CPR using mechanical chest compressions to survival cardiac arrest. Methods : Systematic review is used to analyze the effectiveness of mechanical chest compressions against cardiac arrest. The article is traced from the data base of science direct, pub med, and EBSCO with the main keywords are mechanical chest compressions and cardiac arrest. Search on google search using the keywords mechanical chest compressions for cardiac arrest. Researchers only take research in the form of randomized controlled trials (RCT), and there are no language restrictions. The interventions carried out were mechanical chest compressions, measured outcomes were survival cardiac arrest, and side effects of the action. The quality of the study was assessed using the critical appaisal skill program. Data was synthesized based on the implementer, the intervention carried out, the blinding process, the results, conclusions and side effects of the action. Results: Findings in the form of 4 articles with high quality. The entire article states there is no difference in survival cardiac arrest between mechanical chest compressions and manual chest compressions. Mechanical chest compressions have more adverse side effects than manual chest compressions.&nbsp;Conclusion: The results of a systematic review show that mechanical chest compressions are no better than manual chest compressions, so they are not recommended for use

    PERSEPSI ORANG TUA PESERTA DIDIK TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SDN GROGOL I KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi orang tua peserta didik terhadap mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SDN Grogol I, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul pada tahun ajaran 2011/2012 Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei dan instrumen angket. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua peserta didik yang ada di SDN Grogol I, Karangmojo, Gunungkidul. Teknik analisis data penelitian menggunakan analisis deskriptif dengan persentase. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara umum persepsi orang tua peserta didik terhadap pelaksanaan mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SDN Grogol I, Karangmojo, Gunungkidul dalam kategori sangat baik dengan persentase 91,25%, disusul kategori baik dengan persentase 7,5%, dan kategori tidak baik 1,25%. Kata kunci : Persepsi, Orang Tua Peserta Didik, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehata

    Evaluasi Sistem Pengolah Data Mortalitas Pasien Rawat Inap Berbasis Komputer di RSUD Dr. Moewardi

    Get PDF
    UniversitasDiponegoro FakultasKesehatanMasyarakat Program Studi Magister IlmuKesehatanMasyarakat KonsentrasiSistemInformasiManajemenKesehatan 2017 ABSTRAK Devi Pramita Sari EvaluasiSistemPengolah Data MortalitasPasienRawatInapBerbasisKomputer Di RSUD Dr. Moewardi xv+198 hal+12 Tabel+3 Gambar+24 lampiran Sistem pengolah data mortalitas pasien rawat inap terdapat hambatan pada kinerja computer dengan hasil beberapa menu belum dijalankan, fitur belum sesuai harapan pengguna, data terlambat, sulit mengakses laporan mortalitas, belum ada basis data dokter, dan sertifikat kematian tidak tercetak. Tujuan penelitian, mengevaluasi system pengolah data mortalitas berbasis komputer, berdasarkan metode Health Metricks Networks yang dianjurkan oleh WHO untuk sebuah rumah sakit publik. Evaluasi meliputi analisis sumber daya, indikator, sumber data, manajemen data, produk data, serta penyebaran dan penggunaan informasi untuk menilai kondisi system pengolah data mortalitas sesuai kebutuhan yang dipersyaratkan. Penelitian ini non eksperimen dengan metode kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan observasi system pengolah data mortalitas dan wawancara mendalam. Informan utama yaitu petugas pelaksana system sebanyak 6 informan. Informan triangulasi yaitu pihak manajemen pendukung system pengolah data mortalitas sebanyak 2 informan. Analisis isi digunakan untuk mendapat gambaran system pengolah data mortalitas berdasarkan pendekatan evaluasi HMN yang terdiri dari sumber daya, indikator, sumber data, manajemen data, produk data, serta penyebaran dan penggunaan informasi. Hasil pada komponen sumberdaya tidak semua personil berpendidikan system informasi atau rekam medis, belum pernah ada pelatihan dan seminar system pengolah data mortalitas, belum ada deskripsi tugas tertulis system pengolah data mortalitas, pelaksana rangkap tugas dengan pelayanan data morbiditas, belum adanya ruang dan computer khusus system pengolah data mortalitas, belum adanya peraturan tertulis system pengolah data mortalitas. Komponen indicator belum ada basis data dokter, tindakan, dan penyebab kematian, serta sertifikat kematian tidak tercetak.Komponen sumber data tidak sesuai antara data mortalitas manual yang ada di register pasien rawat inap dengan data di komputer. Komponen manajemen data analisis data hanya dilakukan oleh coordinator system pengolah data mortalitas. Komponen produk data dirasa data masih belum lengkap.Penyebaran dan penggunaan pengiriman masih via email belum berbasis web dan belum terintegrasi. Saran pada komponen sumberdaya penambahan personil berpendidikan system informasi atau rekam medis, pelatihan dan seminar system pengolah data mortalitas, pembuatan deskripsi tugas tertulis system pengolah data mortalitas, pengadaan ruang dan computer khusus system pengolah data mortalitas,.Komponen indicator sebaiknya ditambahkan basis data dokter, tindakan, dan penyebab kematian. Komponen sumber data sebaiknya data di computer disesuaikan dengan data di register rawat inap. Komponen manajemen data sebaiknya analisis data dilakukan semua system pengolah data mortalitas. Komponen produk data sebaiknya petugas teliti melengkapi data pada sistem. Penyebaran dan penggunaan sebaiknya dirancang system pengolah data mortalitas berbasis web dan terintegrasi kepihak eksternal DKK dan Dispendukcapil. Kata kunci Kepustakaan : SistemPengolah Data Mortalitas, Komponen HMN, : 76 (2003-2015)Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Study Program in Public Health Majoring in Health Management Information System 2017 ABSTRACT Devi Pramita Sari Evaluation of Data Processor System of Mortality for Patients at Inpatient Unitbased on Computer at Dr.Moewardi Public Hospital xv + 198 pages + 12tables + 3 figures + 24 appendices A data processor system of mortality for patients at inpatient unit had some barriers in terms of the performance of a computer. Some menus did not work, features were not in accordance with users’ expectation, data were late, a mortality report was difficult to be accessed, database of physician was unavailable, and death certificate was unprinted. This study aimed at evaluating the data processor system of mortality based on computer using a method of Health Metrics Networks (HMN) recommended by WHO for a public hospital. Evaluation consisted of analyses of resources, indicators, sources of data, data management, product of data, and distribution and use of information to assess condition of the system in accordance with required necessity. This was a non-experiment study using a qualitative method. Data were collected by observing and conducting indepth interview. Main informants consisted of six data managers. Informants for triangulation purpose consisted of two management staffs who supported the system. Data were analysed using content analysis to describe the system based on HMN evaluation approach. The results of this research showed that in the component of resources, not all officers had an educational background of information system or medical record. Training and seminar were unavailable. The data managers had another main task, namely providing morbidity data. A specific room and computers to process mortality data were unavailable. A regulation to implement the system was unavailable. In the component of indicators, database of physicians, treatment, and cause of deaths was unavailable and death certificate was unprinted. In the component of sources, manual mortality data in a document of patient registration at the inpatient unit were not in accordance with data available in a computer.In data management, data analysis was only performed by a coordinator of the system. In the component of product, data were incomplete. Distribution and delivery data used email and had not been based on web and had not been integrated. To improve resources, number of staffs with educational background of information system and medical record needs to be added. Training and seminar need to be conducted. Job description ofthe system needs to be issued. A specific room and a computer need to be provided. To improve the component of indicators, database of physicians, treatment, and cause of deaths needs to be added. To improve the component of data source, data in a computer need to be adjusted with data in a registration document. To improve data management, data analysis needs to use the system. To improve the component of data product, an officer needs to complete data on the system. Distribution and use of information need to be arranged a system based on web that is integrated with other sectors like District Health Office and Citizen Office.Keywords : Data Processor System of Mortality, HMN components Bibliography: 76 (2003-2015

    Analisis Peran Serta Komite Medik dalam Proses Akreditasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Simo Kabupaten Boyolali

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit 2015 ABSTRAK Agung Budi Prasetya Analisis Peran Serta Komite Medik dalam Proses Akreditasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Simo Kabupaten Boyolali xiv + 80 halaman + 3 tabel + 8 lampiran Akreditasi rumah sakit merupakan investasi bagi setiap unsur di rumah sakit yang terkait dengan aspek yang dinilai. Penilaian akreditasi dari pelayanan medis adalah gambaran dan penilaian dari kinerja para dokter dan komite medik dalam melaksanakan pekerjaan pelayanan di rumah sakit. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis peran serta komite medik dalam proses akreditasi rumah sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Simo Kabupaten Boyolali. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi langsung dengan variabel menyusun standar pelayanan medis, proses kredensial, kewenangan klinis, peningkatan mutu, penelitian dan pengembangan, dan etika medis. Informan utama dalam penelitian ini adalah lima dokter yang menjadi ketua subkomite di organisasi komite medik. Informan triangulasinya adalah, direktur rumah sakit, ketua tim akreditasi, dan ketua komite keperawatan. Teknik analisis data dengan analisis isi. Hasil penelitian ini menunjukkan komite medik belum bekerja secara optimal, diantaranya SPM merupakan duplikasi dari rumah sakit lain, proses kredensial meskipun hanya formalitas, kewenangan klinis disamaratakan. Proses etika medis serta persiapan akreditasi sudah dilakukan. Komite medik belum melakukan peningkatan mutu berdasar hasil penelitian karena belum pernah ada penelitian. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan fungsi komite medik melalui proses kredensial sesuai Permenkes. Selain itu perlu dilakukan restrukturisasi organisasi komite medik dan study banding ke Rumah Sakit yang setara dan mempunyai komite medik yang baik. Kata kunci : komite medik, rumah sakit, akreditasi, mutu, dokter umum Referensi : 28 (1984-2007) Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Program in Public Health Majoring in Hospital Administration 2015 ABSTRACT Agung Budi Prasetya Analysis of Medical Committee Participation in the Process of Hospital Accreditation at Simo Public Hospital in District of Boyolali xiv + 80 pages + 3 tables + 8 enclosures Hospital accreditation is an investment for all elements at a hospital relating to assessed aspects. Accreditation of medical services describes and evaluates work performance of physicians and a medical committee in providing services at a hospital. The aim of this study was to analyse medical committee participation in the process of hospital accreditation at Simo Public Hospital in District of Boyolali. This was a qualitative study. Data were collected using methods of indepth interview and direct observation. Research variables consisted of arranging a standard of medical service, credential process, clinical authority, quality improvement, research and development, and medical ethics. Main informants involved five physicians who were heads of sub-committees in medical committee organisation. Meanwhile, informant for triangulation purpose consisted of a hospital director, head of an accreditation team, and head of nursing committee. Furthermore, content analysis was used to analyse data. The results of this research showed that some aspects that had not been well implemented by the medical committee were as follows: Minimum Service Standards (MSS) was a duplication from another hospital; a credential process was just formality; and a clinical authority was generalised. The process of medical ethics and preparation of accreditation had been conducted. The medical committee had not improved quality based on research because there was no result of research. As suggestions, a function of the medical committee needs to be improved by a credential process in accordance with Health Minister Regulations. In addition, there needs to restructure the medical committee organisation and conduct a comparative study to another hospital that has the same level and has good medical committee. Key Words : medical committee; hospital; accreditation; quality; medical doctor Bibliography : 28 (1984-2007
    • …
    corecore