18 research outputs found

    The improvement of corn yield and fresh stover weight through two mass selection techniques in dry land

    Get PDF
    In dieser Studie wurde untersucht, welchen Einfluss die Massenselektion durch Bestäubungssteuerung und Basisindextechniken auf den Ertrag und das Frischstrohgewicht von Mais haben und wie hoch der Anstieg des Ertrags und des Frischstrohgewichts nach sieben Massenselektionszyklen ist. Es wurden unterteilte Blöcke verwendet, um die Umwelteinflüsse während der Selektionszyklen zu reduzieren. Zur Prüfung der Selektionsergebnisse wurde ein randomisierter vollständiger Blockaufbau verwendet. Verglichen mit der Ausgangspopulation zeigten die Ergebnisse nach sieben Zyklen der Massenselektion durch Bestäubungskontrolle eine 43,46%ige Steigerung des Ertrags und eine 79,21%ige Steigerung des Frischstrohgewichts, während die Basisindextechnik eine 59,81%ige Steigerung des Ertrags und eine 103,47%ige Steigerung des Frischstrohgewichts ergab. Die Massenselektion unter Verwendung beider Techniken muss in künftigen Zyklen fortgesetzt werden, um einen höheren Ertrag und ein höheres Frischstrohgewicht zu erzielen.This study aims to determine the response of the yield and fresh stover weight of corn under mass selection by pollination control and base index techniques and to determine the increase in yield and fresh stover after seven mass selection cycles. Subdivided blocks were used to reduce the environmental effects during the selection cycles. A randomized complete block design was used to test the selection results. Compared to the initial population, the results showed a 43.46% increase in yield and a 79.21% increase in fresh stover weight after seven cycles of mass selection by pollination control, while the base index technique produced a 59.81% increase in yield and a 103.47% increase in fresh stover weight. Mass selection using the two techniques needs to be continued in future cycles to obtain a higher yield and fresh stover weight

    Respon Seleksi Indeks Dasar pada Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Lahan Kering

    Get PDF
    This research aimed to identificate the selection response, the avarage of yield and fresh stover weight of corn during eight cycles of mass selection with basic index technique and observe the genetic parameter of quantitative characteristics. The randomized block design was used to test the selected with 11 treatment populations. Each treatment was replicated 3 times, in order to obtain 33 experimental units. The experimental data were analyzed with analysis of variance at 5 % levels. The average treatment was tested by the LSD0.05. The selection response was obtained from the simple linear regression coefficient between the observed traits with selection cycles. The result of this research, shows the yield and fresh stover weight has a response mass selection with basic index technique per cycle at 0.230 kgplot-1 (3.39 %) and 10.633 gtan-1 (4.21 %), respectively; both of them moderate catagories. The average of yield of eighth cycle population was higher compare to initial population and Gumarang; but the same with Lamuru variety. The weight of fresh stover was the same between treatments. The yield of initial population, eighth cycle population, Gumarang and Lamuru varieties were 5.653 tha-1; 8.035 tha-1; 5.278 t ha-1 and 7.410 tha-1, respectively. The increased of plant height, total number of leaves per plant, number of fresh leaves at harvest and all yield components, were increased the yield. The increased of fresh stover weight occured when there were increased in plant height, total number of leaves, stem diameter and number of fresh leaves at harvest. The characteristic with the higher genetic effect than the environment effect found in weight of ear harvest, length of ear and yield

    PENYULUHAN TENTANG PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAGI GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN GERUNG LOMBOK BARAT

    Get PDF
    Dalam rangka peningkatan keprofesionalan guru, maka penyuluhan workshop ini sangat perlu dilakukan untuk memberikan bekal wawasan yang lebih luas dan pengetahuan praktis mengenai Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang selama ini mereka rasakan sangat sulit. Materi penyuluhan ini meliputi ikhwal Penelitian Tindakan Kelas dan Prinsip Penelitian Tindakan Kelas yang mencakup: Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas, Model dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dan Rancangan Penelitian Tindakan Kelas. Materi penyuluhan disajikan dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan partisipasi. Untuk memperdalam pemahaman materi, para peserta diberikan tugas merancang proposal PTK dari merumuskan judul sampai dengan menyusun jadwal kegiatan PTK sesuai dengan bidang ilmunya masing-masing. Kegiatan itu dapat dikatakan cukup berhasil. Hal ini terlihat dari tanggapan para peserta yang menyatakan bahwa dengan kegiatan ini mereka telah memperoleh wawasan pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang seluk beluk penyusunan dan pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Berbekal pengetahuan itu mereka lebih termotivasi untuk menulis penelitian tindakan kelas dalam rangka peningkatan keprofesionalan guru. Keberhasilan kegiatan ini berkat kerja sama yang baik semua anggota tim dengan Kepala Sekolah dan Ketua Gugus Beleka Kecamatan Gerung Lombok Barat

    ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI (DI.) TENGKULAK MAWANG PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS.) PETANU DI KABUPATEN GIANYAR

    Get PDF
    Daerah Irigasi (DI.) Tengkulak Mawang yang terletak pada Daerah Aliran Sungai (DAS.) Petanu. Pada Daerah Irigasi (DI.) Tengkulak Mawang sering terjadi permasalahan kekurangan air dan tak jarang anggota Subak berdebat memperebutkan air untuk mengairi sawah mereka sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan debit andalan dan kebutuhan air irigasi menggunakan metoda water balance atau keseimbangan air pada Daerah irigasi (DI.) Tengkulak Mawang dan mengetahui rencana tata tanam berdasarkan pola pembagian air irigasi guna mendukung peningkatan produktifitas padi/palawija. Jenis metode penelitian dalam kajian ini adalah penelitian deskriptif yang merupakan penelitian kasus dan penelitian lapangan. Data primer merupakan hasil pengamatan dan wawancara, serta data sekunder adalah data klimatologi, debit, curah hujan, dan data tentang irigasi tersebut. Dari hasil evaluasi debit andalan dan kebutuhan air irigasi pada dengan pola tata tanam padi-padi-palawija, maka diketahui tingginya kebutuhan irigasi berada pada bulan Desember I dan Desember II yaitu 1.22 m3/detik. Pada perhitungan neraca air diketahui bahwa defisit yang tertinggi berada bulan September II yaitu 0,57 m3/detik, sedangkan defisit terendah pada bulan April II yaitu 0,07 m3/detik. Sesuai dengan perbandingan dari data kebutuhan irigasi dan ketersediaan air maka didapati pada bulan bulan Januari I hingga April I, Mei I, Juli II, Oktober I, Nopember I, dan Desember I hingga Desember II kebutuhan air irigasi dapat terpenuhi dengan pengaliran terus menerus. Pada bulan Mei II hingga Juli I dan September I hingga September II kebutuhan air irigasi dapat terpenuhi dengan pengaliran gilir primer. Pada bulan April II, Agustus II, dan Oktober II kebutuhan air irigasi dapat terpenuhi dengan pengaliran giliran sekunder. Pada bulan Agustus I dan Nopember II kebutuhan air irigasi dapat terpenuhi dengan pengaliran giliran tersier

    PENYULUHAN STANDARDISASI SISTEM FONOLOGI BAHASA SUMBAWA

    Get PDF
    Tulisan ini bermaksud menjelaskan standardisasi aspek fonologi dalam bahasa Sumbawa yang mencakup, yaitu (1) sistem pengembangan ejaan dan (2) standardisasi aspek fonologi bahasa Sumbawa. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, secara metodologis akan dilakukan beberapa tahapan, yaitu (1) observasi dan penelaahan studi dialektologis, studi sosiolinguistis, dan studi fonologis bahasa Sumbawa, (2) klasifikasi materi dan penyusunan pokok materi penyuluhan, (3) koordinasi dan penyiapan perangkat penyuluhan, (4) penyuluhan, (5) penyusunan artikel; serta (6) penyusunan laporan. Sesuai materi penyuluhan, ejaan dikembangkan berdasarkan beberapa prinsip, di antaranya kesederhanaan yang berpijak pada satu dalil tertentu, misalnya satu bunyi (fonem) dilambangkan dengan satu huruf. Prinsip kedua fleksibel, artinya meskipun penyusunan ejaan menganut suatu prinsip dasar tertentu tetapi dalam konteks tertentu bersifat fleksibel, misalnya pada bunyi-bunyi tertentu tidak menganut satu bunyi satu huruf, bunyi /e/ dan /Ãâ¢/ (dua bunyi) dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan [e] (satu huruf)

    Klausa Pemerlengkapan Bahasa Sasak: Ke Arah Penyusunan Bahasa Sasak Standar

    Get PDF
    Artikel ini bertujuan untuk memaparkan hasil kajian tentang sistem klausa pemerlengkapan bahasa Sasak. Hasilnya diharapkan dapat dikembangkan ke arah penyusunan bahan ajar muatan lokal bahasa Sasak. Teori yang dipakai untuk mengkaji klausa pemerlengkapan ini adalah teori Linguistik Struktural yang dikemukakan para ahli seperti Harimurti Kridalaksana, 1982; Hans Lapoliwa, Crystal, 1991 dan lainnya. Data dikumpulkan dengan metode simak. Metode tersebut dilaksanakan dengan teknik SLC, SLBC dengan bantuan informan yang merupakan penutur asli bahasa Sasak. Selain itu, data diperoleh dari buku dan data introspeksi. Data dianalisis dengan metode padan dengan teknik “bagi unsur langsung”. Hasilnya adalah sebagai berikut: verba transitif klausa pemerlengkapan dalam bahasa Sasak berbentuk verba berafiks: 1) (N-D / Ø -D), 2) (N-D-ang, Ø-D-an), 3) (N-D-in, pe-D) 4), (N-D-in, pe-D, Ø-D), 5) (be-D-an); dan, verba (kata kerja) aus. Verba aktif dengan penanda afiks tersebut akan berubah menjadi verba pasif dengan afiks 1) te-D, 2) te-D-ang, 3) te-D-an, 4) te-D-in. Verba intransitif adalah verba yang tidak membolehkan kehadiran objek. Konstituen yang hadir sesudah verba ini merupakan pelengkap. Konstituen pelengkap ini tidak dapat menduduki fungsi subjek dan tidak dapat pula diubah menjadi konstruksi pasif. Verba intransitif dalam bahasa Sasak dimarkahi dengan afiks: 1) (N-D, Ø-D); 2) (be-D). Bentuk klausa pemerlengkapan dalam bahasa Sasak menggunakan konjungsi: kata agen, adeq-n, ade-n, kanjeq, mun, lamun, dan lainnya.

    PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIS GURU-GURU BAHASA INDONESIA SMP KOTA MATARAM DENGAN POLA LESSON STUDY FOR LEARNING COMMUNITY (LSLC)

    Get PDF
    Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk membantu mengembangkan kompetensi pedagogis guru-guru Bahasa Indonesia dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran Bahasa Indonesia di SMPN 12 Mataram. Melalui pola Lesson study for learning community (LSLC) satuan pendidikan diharapkan dapat mengatasi kendala yang muncul di kelas dengan kerja kolaborasi antar guru, kepala sekolah, diknas, dan orang tua. Di samping itu, melalui LSLC ini dapat memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk dapat terpenuhi hak belajarnya dan merasa nyaman belajar bersama di sekolah. Berdasarkan hasil pendampingan terhadap para guru mata pelajaran Bahasa Indonesia menunjukkan bahwa mereka telah menghasilkan rancangan Lesson Design atau rencana pembelajaran yang disusun secara bersama-sama (Plan). Salah seorang guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan lesson design tersebut (Do). Sementara guru yang lain melakukan observasi kepada teman guru yang sedang melaksanakan proses pembelajaran (See). Hasil observasi didiskusikan bersama untuk membahas tentang kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran (Refleksi). Di samping itu, hasil observasi itu dapat dijadikan sebagai bahan peningkatan proses pembelajaran selanjutnya. Langkah selanjutnya melakukan kegiatan redesain pembelajaran, yaitu dengan merancang kembali perencanaan pembelajaran dengan menyempurnakan atas kekurangan dari proses pembelajaran sebelumnya untuk diterapkan pada kegiatan siklus pembelajaran berikutnya. Dalam kegiatan pembelajaran melalui redesain dilakukan open class dengan mengundang guru-guru dari sekolah lain

    Respon Seleksi Massa Secara Tidak Langsung Terhadap Daya Hasil Tanaman Jagung Selama Tujuh Siklus Di Lahan Kering

    Get PDF
    The objective of the research is to investigate the selection response indirectly on the corn yield in dry land, and the yield improvements of yield due to seven cycles. The selection method used were mass selection with and without pollination controll. The method used to minimize environmental effect during selection was subdivided block that (subselection block divided into small plots). In each plot, there was 40 plants, and the number plants selected were 5 %. Randomized Completely Block Design was used to study the selection result. The data collected were analyzed using Analysis of Variance, and the difference between populations were tested using Least Significant Difference in 5 % significant level. The average of selection response per cycle every technique used was gained from polynomial regression coefficient among the characters observed with selection cycle The percentage of the corn yield improvement was gained from the difference between the seventh cycle and the base population, and then, substracted by the base population. The result showed that the response indirectly of mass selection with and without pollination controll were significantly linear, and the values were 47.88 and 72.80 g per plot, respectively. The yield improvements were 43.46 % and 79.21 %, respectivel

    PERANAN GARIS DALAM KONSEP MINIMALIS DESAIN INTERIOR RUMAH TINGGAL

    Get PDF
    Garis merupakan unsur elementer yang senantiasa muncul dan selalu mempunyai peran dalam menentukan bentuk–bentuk dari suatu entuk. Dari ukuran, bentuk serta gerak yang ditimbulkan, garis dapat berbentuk lurus, lengkung, patah–patah, bergelombang atau zig zag. Bagaimanapun bentuknya, garis senantiasa mempunyai peranan dalam suatu desain. Peranan garis yang kuat adalah merupakan salah satu ciri dari konsep minimalis yang ada pada desain interior rumah tinggal

    PENYULUHAN STRUKTUR KALIMAT BAHASA SASAK: KE ARAH PENYUSUNAN BAHASA SASAK STANDAR PADA KELOMPOK KERJA GURU DI KECAMATAN MASBAGIK

    Get PDF
    Studi terhadap hasil penelitian dan buku pelajaran bahasa Sasak yang sudah dilakukan, diperoleh gambaran bahwa belum ada kajian yang secara rinci mengungkap struktur kalimat bahasa Sasak. Selain itu, dialek yang diteliti dan dibahas terbatas pada satu dialek, sehingga data bahasa Sasak yang disajikan masih terbatas pada dialek tertentu saja dan masih diwarnai struktur kalimat bahasa Indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut pengabdian ini bertujuan untuk mengenalkan Struktur Kalimat Bahasa Sasak dari variasi dialek umum yang sudah dikenal oleh masyarakat. Pendekatan yang digunakan dalam pengabdian ini adalah pendekatan andragogi dan untuk melaksanakan pendekatan tersebut, metode yang diterapkan adalah metode diskusi, metode latihan dan metode seminar. Hasilnya adalah guru lebih mengenal Struktur Kalimat Bahasa Sasak serta variasi dialektal tentang Struktur kalimat dasar, Struktur kalimat tunggal dan Struktur kalimat kompleks. Hasil tersebut, selanjutnya dijadikan sebagai acuan penyusunan bahan ajar pembelajaran kalimat bahasa Sasak yang standar
    corecore