12 research outputs found
Variasi Perubahan Penggunaan Lahan Pada Berbagai Tipe Bentuklahan Dan Kaitannya Dengan Aliran Dasar Sungai Pada DAS Keduang Provinsi Jawa Tengah (the Variation of Land-use Change in Various Landform Type and Its Correlation with River Baseflow)
Nowadays, research that concerning in the relation between land use change and baseflow in watershed scale are increased due to the increasing water demand. Watershed characteristic typically affecting the alteration of rainfall as input and river flow as output. Therefore, this research aims to perform geospatial analysis on the variation of landuse change in various landform type and its correlation with river baseflow. Results from statistical analysis of landuse on the various types of landform and its correlation with river baseflow indicated that there are significant changes. Baseflow characteristic in Keduang watershed, Wonogiri, Central Java Province shows that the shape of recession curve is ramps with coefficient 0,99 and high baseflow average. Recession curve analysis describes that baseflow condition capable in storing and through the optimum flow. Hence, synergic and sustainable river ecosystem management could maintain river utilization pattern by the local community as an alternative for local water supply
Dampak Transformasi Nitrogen Terhadap Lingkungan Biotik Di Danau Tondano Provinsi Sulawesi Utara (the Impact of Nitrogen Transformation on the Biotic Environment in the Lake Tondano North Sulawesi)
Nitrogen di lingkungan akan mengalami transformasi ke dalam bentuk-bentuk senyawa antara lain nitrat (N03), nitrit (N02-), ammonia (NH3). Transformasi dari nitrogen menjadi nitrat, nitrit, dan ammonia akan berdampak negatif terhadap lingkungan biotic yaitu terbentuknya kondisi toksik, berdampak negatif pada biota air (flora akuatik), dominansi flora akuatik danau serta berubahnya fungsi ekosistern danau. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak transformasi nitrogen terhadap Iingkungan biotik (flora akuatik) di Danau Tondano. Pengambilan sam pel kualitas air dilakukan dengan menggunakan metode composite sampling pada 24 lokasi sampel di Danau Tondano yaitu 6 sampel di bagian timur dan au, 3 sampel di bagian barat danau, 4 sampel di bagian selatan danau dan 10 sam pel di bagian tengah danau dan 1 sampel di bagian utara Danau Tondano, kemudian dilakukan pengukuran in situ untuk parameter temperatur air, dan pH. Analisis parameter nitrat, nitrit, ammonia dilakukan di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Provinsi Sulawesi Utara. Lokasi pengambilan sampel flora akuatik adalah 1 sampel di bagian barat Danau tondano (Paletoan), 4 sampel di bagian timur danau (Eris, Tasuka, Ranomerut), dan 1 sampel di bag ian utara danau (Tolour). Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa transformasi nitrogen menjadi nitrat, nitrit, ammonia di permukaan Danau Tondano terkonsentrasi tinggi di bagian timur dan bagian tengah Danau Tondano. flora akuatik yang mendominasi perairan adalah Eceng Gondok ( Eichhornia crassipes) dengan Indeks Nilai Penting (INP) 60-155.ABSTARCTThe Nitrogen in the environment undergoes a transformation into other forms of nitrogen compounds NO3-, NO2-, NH3. Transformation of nitrogen to nitrate, nitrite, ammonia on biotic environment is the formation of toxic condition, which gives negative impact on water biota (flora aquatic) in aspects of dominance of aquatic flora in the lake and change in ecosystems function of the lake. This study is aimed at assessing the transformation of nitrogen to biotic environment (aquatic flora) in lake Tondano. Determination of sampling by using composite sampling method and was conducted at 24 sample location in the lake Tondano. The samples was collected 6 samples in the eastern part of the lake, 3 samples in the western part of the lake, 4 samples in the southern part of of the lake and 10 samples in the middle of the lake and 1 sample in the northern part of the lake Tondano, then performed in situ measurement for water temperature and pH parameters. Analysis nitrate, nitrite, ammonia in the Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Laboratory North Sulawesi Provinsi. Sampling sites is a sample of aquatic flora in the western part of the lake Tondano (Paleloan), 4 samples in the eastern part of the lake (Eris, Tasuka, Ranomerut), and 1 sample in the northern part of the lake (Tolour). The research results were transformation of nitrogen to nitrate, nitrite, ammonia on the surface of Lake Tondano is highly concentrated in the eastern part and middle part of the Lake Tondano. Aquatic flora that dominated waters are water hyacinth (Eichhornia crassipes) with Importance Value Index 60-155
Sifat Fisik dan Kimia Minyak Kenari
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi asam lemak dan sifat fisikokimia minyak biji kenari dari spesies Canarium indicum dan Canarium vulgare dari beberapa metode ekstraksi yaitu pengepresan, maserasi, dan soxhlet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak kenari dari spesies Canarium indicum dan Canarium vulgare yang diekstraksi dengan pengepresan dan penggunaan pelarut heksan, mempunyai kisaran densitas relatif 0,904 – 0,912 g/cm. Sedangkan indeks bias pada suhu 30 ºC adalah 1,463 - 1,464 dan titik cair 22 – 23 °C. Kandungan asam lemak bebas adalah 0,27 - 2,59% (sebagai asam oleat). Angka peroksida 1,74 - 3,60 meq/kg. Angka iodine 57 – 61 dan angka penyabunan 177 – 195 mg KOH. Vitamin E 710 – 1140 ppm dan total karoten adalah 292-619 µg/100 g. Komposisi asam lemak minyak kenari adalah asam oleat (44-47 %), asam palmitat (24-26 %), asam stearat (13-15 %), dan asam linoleat (11-13 %)
Fermentasi Asam Asetat dengan Sel Amobil Acetobacter Pasteurianus INT-7 dengan Variasi Ph Awal dan Kadar Etanol
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan kondisi optimum fermentasi dengan sel amobil dan hasilnya dibandingkan dengan sel bebas. Penelitian ini diawali dengan pembuatan sel amobil dengan jumlah sel awal 107 CFU/mL, larutan alginat 3 %, ratio jumlah sel dan alginat 1:3 (v/v) dan pengkondisian sel amobil pada media pertumbuhan PGY-2 % etanol (pepton glucose yeast extract) pada inkubator goyang 150 rpm, 30 oC selama 1 hari. Sel amobil yang sudah dikondisikan dicuci 2 kali dengan akuades steril dan siap digunakan untuk fermentasi menggunakan media YEPM (yeast extract pepton malt) dengan variasi pH awal (5,5;6,0 dan 6,5), kadar etanol (5,0; 7,5 dan 10 % b/v) dan waktu fermentasi pada inkubator goyang 150 rpm, 30 oC selama 10 hari. Pengukuran produksi asam asetat dan jumlah sel dilakukan pada hari 1, 3, 5, 7, 8, 9 dan 10 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum fermentasi dengan sel amobil adalah pH awal media 6,0; kadar etanol 7,5 % suhu 30 oC selama 7 hari. Penggunaan sel amobil dalam fermentasi asam asetat dapat meningkatkan resistensi etanol dan waktu optimum fermentasi dicapai lebih lama. Fermentasi dengan sel amobil Acetobacter pasteurianus INT-7 pada kondisi optimum menghasilkan asam asetat sebesar 35,81 g/L dan 16,29 g/L pada fermentasi dengan sel bebas. Efisiensi fermentasi dengan sel amobil (36,73 %) lebih besar daripada sel bebas (16,17 %)
Kandungan Fenolik Ekstrak Daun Gambir (Uncaria Gambir Roxb) dan Aktivitas Antibakterinya
Dalam penelitian ini dilakukan pengolahan daun gambir muda, sedang, dan tua menjadi gambir dengan dua cara yaitu cara basah (perebusan-pengepresan-pengendapan-pengeringan) dan cara kering (pengeringan- penghancuran-penyeduhan-pengambilan padatan-pengeringan). Hasilnya menunjukkan bahwa daun muda menghasilkan rendemen produk gambir paling tinggi baik pada pengolahan basah maupun kering. Pada pengolahan basah, untuk daun muda, sedang, dan tua secara berurut-urut memberikan rendemen sebesar 10,03±0,11, 9,46±0,15, dan 9,03±0,19 %. Selanjutnya, rendemen produk dengan pengolahan cara kering dari daun muda, sedang, dan tua adalah 7,15±0,32, 6,82±0,32, dan 6,13±0,18 %. Namun demikian, senyawa yang termasuk dalam golongan fenolik, seperti; ekstrak polifenol, total fenol, (+)-katekin paling tinggi pada daun sedang. Pada pengolahan basah, ekstrak polifenol (dengan etil asetat), total fenol, dan (+)-katekin pada daun sedang secara berurut-urut adalah 64,96±0,41 %, 51,08±0,17 %, dan 39,17 % dan pada pengolahan kering adalah 62,73±1,14%, 50,10±0,1 %, dan 16,90%. Selain itu, pada pengolahan basah, produk dan ekstrak polifenol dari daun sedang menghasilkan sifat antibakteri (dinyatakan sebagai diameter daerah hambat, DDH) terhadap Staphylococcus aureus paling tinggi, yakni 6,89±0,10 mm dan 9,45±0,25 mm. Pengolahan kering memiliki DDH lebih rendah yaitu 5,39±0,10 mm dan 6,39±0,10 mm. Baik produk maupun ekstrak polifenol tidak menghambat Escherichia coli
Sensitivitas Bakteri Gram Positif Terhadap Katekin Yang Diekstraksi Dari Gambir (Uncaria Gambir)
Research about sensitivity of Gram-possitive bacteria toward catechin extracted from gambir product has been con-ducted. The results showed that treatment with 6 % catechin extracts affects the growth of Gram-possitive bacteria (Staphylococcus mutans, S. aureus, and B. subtilis). Both S. mutans and S. aureus were inhibited significantly by the extract. Antibacterial activities of (+)-catechin extracted from gambir caused the cell damage irreversibly. Even by ad4bactericidal property. Furthermore, addition of 4, 6, and 8 % (w/v) of the extracts to the media had been carried out toinvestigate the rate of inhibition. The results showed that the addition of 4 % of the extracts slightly inhibit the Gram- possitive bacteria. The addition of 6 and 8 % of the extract showed that the growth of both S. mutans and S. aureus decline during one hour, while B. subtillis still resistant to the catechin. It could be concluded that S. mutans was the most sensitive bacteria to the catechin extracted from gambir followed by S. aureus and B. subtilis
Produksi asam asetat oleh sel Acetobacter pasteurianus int-7 amobil pada variasi
ABSTRACT
Acetic acid fermentation by Acetobacter
pasteurianus 1NT-7 immobilized cells with alginate gel on various ethanol concentration was investigated. Immobilized acetic acid bacteria cells were prepared with alginate gel 3% concentration with ratio cell suspension and alginat gel 1:3 (v/v) and conditioning time 24 hours. Fermentation using 10% immobilized cells (beads), medium of fermentation is YEPE (yeast extract pepton ethanol) with
three ethanol concentration 5%, 7,5% and 10% respectively. Fermentation is going on shaker incubator with condition 100 rpm, 30" C for 10 days. The acetic acid production, pH and cells number were monitored for eveï´y day. The immobilized cell fermentation was compared with free cells fermentation. .
The yield of free cells fermentation on 5% ethanol concentration is higher (84,6%) than immobilized cells yield (64,25 %), but on 7,5% and 10% ethanol concentration the immobilised cells yield is higher (62,77% and 45,44% respectively) than free cells yield ( 61,23% and 2,54% respectively).So the acetic acid fermentation using
immobilized cells is effective on 7,5% ethanol concentration, while fermentation using free cells is effective on 5% ethanol concentration.
Keywords : Asam Asetat, Acetobacterâ - Amobil, Konsentrasi Etano