11 research outputs found

    Makna Pantun pada Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Melayu di Desa Sorek 2 Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan

    Get PDF
    Pantun is an orderly and structured bound language that can provide direction, guidance, direction, and guidance. The language used in rhymes can also be studied in terms of meaning, one of which is denotative and connotative meaning. The problem studied in this study is what is the meaning of the rhyme at the traditional marriage ceremony of the Malay community in Sorek 2 Village, Pangkalan Kuras District, Pelalawan Regency? This study aims to describe, analyze, and interpret the denotative and connotative meanings of the rhyme at the traditional Malay marriage ceremony in Sorek 2 Village, Pangkalan Kuras District, Pelalawan Regency. The theory used in this study is the theory of Chaer (2009) and (2012). The method used in this research is descriptive method. Data collection techniques used in this study are documentation techniques and interview techniques. Based on the results of the study, it can be concluded that 1) From 200 lines of rhymes in 50 rhymes that the author describes, there are 179 data on denotative meanings in marriage rhymes in Sorek 2 Village, Pangkalan Kuras District, Pelalawan Regency, and 2) From 200 lines of rhymes in 50 stanzas In the rhyme that the author describes, there are 21 connotative meaning data in marriage rhymes in Sorek 2 Village, Pangkalan Kuras District, Pelalawan Regency

    PENINGGKATAN PENGETAHUAN TENTANG PEMBERIAN MINUMAN JAHE UNTUK MENGATASI MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DAN II DI KLINIK PRATAMA MERCUBAKTIJAYA

    Get PDF
    Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin. Perubahan sistem dalam tubuh ibu tersebut membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologis (Janiwarti, 2013). Salah satu tanda psikologis kehamian mual dan muntah (emesis gravidarum) yang dapat terjadi karena pengaruh hormone estrogen dan progesterone yang dapat menyebakan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering yang terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada juga yang timbul pada malam hari (Nugrahani,2015). Perasaan mual ini dapat di sebabkan karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan hormone chorionic gonadrotropin (HCG). Perubahan fisologis kenaikan hormone ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Mengingat pentingnya kesehatan bagi ibu hamil khususnya ibu hamil trimester I dan II, untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai cara mencegah mual muntah yang dialami oleh ibu hamil , maka dari itu perlu mendekatkan akses dan meningkatkan cakupan layanan kesehatan bagi ibu hamil. Metode ceramah dan diskusi yang diadakan pada kelompok ibu hamil trimester I dan II merupakan suatu wadah yang sangat efektif untuk saling berbagi pengalaman dan memberikan pengetahuan  mengenai cara mengatasi mual muntah pada ibu hamil. Pihak-pihak yang dapat membantu mengimplementasikan gagasan yaitu Penanggung jawab klinik serta bidan Pembina di Klinik Pratama MERCUBAKTIJAYA Padang.Pelaksanaan tanggal 05 Juli 202

    PENDAMPINGAN KELOMPOK IBU RUMAH TANGGA NELAYAN DALAM MENYIAPKAN CEMILAN BALITA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI KELURAHAN PASIE NAN TIGO

    Get PDF
    ABSTRAKTingginya angka kejadian anak balita yang mengalami permasalahan gizi menjadi beban Negara, karena itu perlu upaya memperbaiki konsumsi gizi balita dengan memanfaatkan ketersediaan sumber pangan lokal. Salah satu sumber pangan tinggi protein yang selalu tersedia di daerah pesisir pantai adalah ikan. Hasil pemantauan gizi yang dilaporkan dari data Puskesmas Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah ditemukan 21,3 % diantaranya dengan status gizi kurang dan gizi buruk terutama ditemukan pada anak batita. Tujuan yang diharapkan setelah penyuluhan dan demonstrasi, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu balita khususnya yang mempunyai balita dengan status gizi kurang tentang gizi dan cara pengolahan makanan untuk balita yang padat gizi dengan bahan baku yang tersedia di daerah tersebut. Potensi yang ada (ikan) dapat diolah menjadi makanan  balita yang memenuhi kriteria gizi dan disenangi balita. Adapun kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan menggunakan leafleat dan demonstrasi pengolahan ikan dengan membuat menu pergedel ikan tuna dan sate ikan tuna. Dengan demikian pemberian penyuluhan dan demonstasi tentang pengolahan sumber protein ikan sangat efektif meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu yang mempunyai balita tentang ciri-ciri anak ssehat dan pengolahan bahan makanan dengan bahan baku ikan.  Kata kunci : cemilan balita, Gizi balita, Penyuluhan, Demonstasi ABSTRACTThe high incidence of children under five experiencing nutritional problems is a burden on the State, therefore it is necessary to improve nutrition consumption by utilizing local food sources. One source of high-protein food that is always available in coastal areas is fish. The results of nutrition monitoring reported from data from the Lubuk Buaya Health Center, Koto Tangah Subdistrict found 21.3% of them with underweight and malnutrition status especially found in toddlers. The expected goal after counseling and demonstration, is to improve the knowledge and skills of mothers of children under five, especially those who have toddlers with poor nutritional status about nutrition and how to process food for toddlers who are nutrient-dense with the raw materials available in the area. Existing potential (fish) can be processed into toddler food that meets nutritional criteria and is loved by toddlers. The activities carried out in the form of counseling using leafleats and demonstrations of fish processing by making tuna pergedel menu and tuna satay. Thus the provision of counseling and demonstration about processing fish protein sources is very effective in increasing the knowledge and skills of mothers who have toddlers about the characteristics of healthy children and processing food with fish raw materials.  Keywords: toddler nutrition, counseling, demonstratio

    PENERAPAN NILAI-NILAI RELIGIUS MELALUI KEGIATAN KULTUM DI SDN SERANG 03

    Get PDF
    The purpose of this research is to find out and describe the “Kultum” activities carried out at SDN Serang 03. The research method used is descriptive qualitative research method which emphasizes on describing what is in accordance with the reality of integrated learning in elementary schools. Qualitative data collection is done by means of interviews, documentation, field observations, and discussions. This research was conducted at SD Negeri Serang 03. The results of this study include 3 things, namely in the preparation process, one of the student representatives is given direction in the form of responsibility to give a lecture on religious values in “Kultum” activities. “Kultum” activities at SDN Serang 03 are carried out once a week on Friday morning before starting the learning process of habituation of cultum activities aims to form a religious character in students at SD Negeri Serang 03. Students are not only taught about religion, but also about the importance of helping, empathy, and their role as individuals who can have a positive impact in society. “Kultum” activities provide a strong moral foundation and religious values to students, which will be embedded in the lives of students

    PENERAPAN NILAI-NILAI RELIGIUS MELALUI KEGIATAN KULTUM DI SDN SERANG 03

    Get PDF
    The purpose of this research is to find out and describe the “Kultum” activities carried out at SDN Serang 03. The research method used is descriptive qualitative research method which emphasizes on describing what is in accordance with the reality of integrated learning in elementary schools. Qualitative data collection is done by means of interviews, documentation, field observations, and discussions. This research was conducted at SD Negeri Serang 03. The results of this study include 3 things, namely in the preparation process, one of the student representatives is given direction in the form of responsibility to give a lecture on religious values in “Kultum” activities. “Kultum” activities at SDN Serang 03 are carried out once a week on Friday morning before starting the learning process of habituation of cultum activities aims to form a religious character in students at SD Negeri Serang 03. Students are not only taught about religion, but also about the importance of helping, empathy, and their role as individuals who can have a positive impact in society. “Kultum” activities provide a strong moral foundation and religious values to students, which will be embedded in the lives of students

    REMAJA KREATIF DAN INOVATIF (REALITA) KAMPUNG KB ALAM ASRI

    Get PDF
    Usia remaja merupakan masa yang paling rentan terhadap permasalahan kenakalan remaja, kekerasan seksual ataupun pelecehan. Namun, remaja merupakan aset bangsa yang akan menjadi pemimpin dan penerus generasi bangsa yang akan menentukan kesuksesan bangsa di masa depan. Prevalensi kekerasan seksual dan pelecehan seksual semakin meningkat. Pada bulan November 2021 diperkirakan 5 kasus per hari terjadi pencabulan terhadap remaja perempuan di Kota Padang dan umumnya pelakunya adalah keluarga dekat seperti ayah, kakak, kakek, paman dan orang dekat lainnya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan program yang digerakkan dalam kampung KB yaitu Bina Keluarga remaja (BKR) dan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R). Sasaran dari kegiatan ini adalah remaja di RW 06 (Guo) dan RW 07 (Pasa Lalang) Kelurahan Kuranji. Hasil dari kegiatan ini adalah revitalisasi organisasi PIK-R dengan membentuk pengurus yang baru, pendirian posko (taman) kreatifitas remaja, pelatihan konselor teman sebaya dan pelatihan pengurus PIK-R tentang tugas dan peran serta tanggung jawab pengurus organisasi PIK-

    Forum Pembentukan Dan Pembinaan Ibu Hamil Berkualitas (Fortuna Bumil Ku) Di Puskesmas Nanggalo Kota Padang

    Get PDF
    Sekitar 5-10% dari kehamilan termasuk kehamilan dengan risiko tinggi dan kondisi ini menyumbang angka kematian yang besar di berbagai negara. Berdasarkan laporan Puskesmas Nanggalo kota Padang, dari 779 orang ibu hamil tahun 2018, pada bulan Oktober 2019 ini ditemukan sebanyak 17 orang ibu hamil dengan risiko tinggi kehamilan, dan angka ini meningkat dibandingkan bulan lalu. Tujuan kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis ibu hamil resiko tinggi. Sasaran kegiatan ini adalah ibu hamil risiko tinggi yang berada di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Padang sebanyak 17 orang. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 23 Oktober 2019. Kegiatan yang dilakukan berupa pembentukan forum ibu hamil resiko tinggi dan melaksanakan Prenatal Yoga. Dari hasil wawancara dengan sasaran, dari 8 orang sasaran sebanyak 5 orang (62,5%) menyatakan terasa rileks/ tenang setelah mengikuti kegiatan Prenatal Yoga. Secara umum dapat disimpulkan bahwa latihan prenatal yoga dapat membantu menurunkan kecemasan sasaran, memberian efek rileks dan membantu mengurangi stres fisik

    PENGARUH PERSIAPAN PRANIKAH, LINGKUNGAN PRE DAN POSTNATAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI KABUPATEN SOLOK

    Get PDF
    Introduction: The first five years of a child's life (toddler) is the fastest growing and developing period in the human brain, this period is a very sensitive but also critical period for the child's brain in receiving various inputs / learning / influences from the surrounding environment, and nutritional intake. It is at this time that children have the opportunity to develop aspects in themselves, both physically, cognitively and socio-emotionally. The growth of toddlers is assessed from the anthropomentri of the toddler. The indicator that researchers use refers to regulation of the minister of health No.2 of 2020 on child anthropometric standards. The purpose of the study was to analyze the relationship of prenatal preparation, prenatal environment, delivery environment, and post-Christmas with the growth and development of children in mothers who have children under five in Kanagarian Taruang-taruang Working Area Lasi River Health Center Solok in 2020. Method: This research is a type of analytical research and has been conducted in The Kanagarian Taruang-taruang Working Area of Puskesmas Lasi Solok in July - September 2020. The population of this study was mothers who had children who were 5 years old and the sample was toddlers who came to posyandu and who were in the working area of Puskesmas Lasi and met the criteria of inclusion (consecutive sampling) of 45 people. Data processing through editing, coding, data entry, cleaning, and tabulating stages. The processed data is then analyzed using univariate and bivariate (chi square). Result: Out of 45 respondents, 18 toddlers (40%) were found who have nutritional status with abnormal weight/age indicator, 11 toddlers (24.2%) with abnormal nutritional status of height/age, weight/height 16 people (35.6%) abnormal, did not do pre-marital preparation 23 people (51.1%), did not get a good antenatal environment as many as 17 people (37.8%), did not get a good delivery environment as many as 17 people (37.8%), did not get a good postnatal environment as many as 22 people (48.9%), and the development of dubious toddlers according to the age of toddlers as much as 9 people (20%). Conclusion: There was a meaningful relationship between the postnatal environment and the growth of toddlers based on weight/age indicators, whereas, pre-marital preparation variables, antenatal environment, and delivery environment have no meaningful relationship with the growth and development of the child

    Pembentukan Dan Sosialisasi Kegiatan Peminat Kesehatan Remaja Muslimah/Pkrm Muslimah Cantik Berakhlak (MCB) Di SMP-IT, SMA DIBS Dar-El Iman Kecamatan Nanggalo Kota Padang

    No full text
    ABSTRAK Remaja sebagai penerus dan calon pemimpin bangsa di masa depan, mendapatkan hak dan kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, terjamin kelangsungan hidupnya, bebas dari tindakan diskriminasi dan perlakuan yang salah, termasuk terlindungi dari berbagai masalah kesehatan. Masalah kesehatan pada kelompok ini terutama disebabkan karena kecenderungan untuk perilaku yang berisiko (Kemenkes RI, 2018). Kompleksnya permasalahan kesehatan pada remaja, tentunya memerlukan penanganan yang komprehensif dan terintegrasi yang melibatkan semua unsur dari lintas program dan sektor terkait. Kementarian Kesehatan telah mengembangkan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmas, dengan paket pelayanan komprehensif untuk kesehatan remaja meliputi KIE, konseling, pembinaan konselor sebaya, layanan klinis medis dan rujukan termasuk pemberdayaan masyarakat (Kemenkes RI, 2018). Metode Pelaksanaan yang digunakan dalam pengabdian ini adalah Pembentukan Organisasi, Pembuatan Tupoksi dan Program Kerja, melakukan Sosialisasi, penyuluhan/ ceramah dan demonstrasi yang dilakukan secara insidentil. Pemberian ceramah juga disertai dengan Tanya jawab, pemaparan gambar-gambar dan mendemonstrasikan kepada IBU HAMIL sehingga memudahkan untuk memahaminya. Serta melakikan pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Hb. Kata Kunci : Remaja,Konselor sebaya,Pembinaan  ABSTRACT Youth as successors and future leaders of the nation, get the widest possible right and opportunity to grow and develop optimally, guaranteed their survival, free from discrimination and wrong treatment, including being protected them from various health problems. Health problems in this group are mainly due to the tendency for risky behavior (Kemenkes RI, 2018). The complexity of health problems in adolescents, of course, requires comprehensive and integrated handling that involves all elements from across related programs and sectors. The Ministry of Health has developed a Youth Care Health Service (PKPR) in Puskesmas, with a comprehensive service package for adolescent health including IEC, counseling, peer counselor development, clinical medical services, and referrals including community empowerment (Kemenkes RI, 2018). The implementation method used in this service is the Formation of Organizations, the Making of Tupoksi and Work Programs, conducting socialization, counseling/lectures, and demonstrations which are carried out incidentally. The lecture was also accompanied by questions and answers, presentation of pictures, and demonstrating to PREGNANT WOMEN so that it was easier to understand. As well as carrying out a Physical examination and Hb examination Keywords: Adolescents, peer counselors, coachin

    Peningkatan Pengetahuan Dan Edukasi Sikap Remaja Putri Tentang Kesehatan Reproduksi Di Panti Asuhan Aisyiyah Kec. Kuranji Kota Padang

    No full text
    ABSTRAK Permasalahan kesehatan reproduksi pada remaja putri bukan hanya masalah tentang seksualitas tetapi juga masalah tentang personal hygiene, dan masalah menstruasi yang dapat memicu banyak penyakit pada organ reproduksi. Hasil wawancara dengan ketua Panti Asuhan Aisyiyah Cabang Ampang Kec. Kuranji Kota Padang, di Panti Asuhan  sudah banyak kedatangan tim pengabdian masyarakat dari berbagai universitas kota Padang, namun belum pernah mendapatkan sosialisasi mengenai kesehatan reproduksi pada remaja, mereka belum pernah mendapatkan materi secara khusus tentang kesehatan reproduksi sehingga dirasa perlu dan penting materi ini disampaikan kepada remaja putri di Panti. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan remaja putri Panti Asuhan Aisyiyah Ampang tentang kesehatan reproduksi, personal hygiene  dan personal hygiene saat menstruasi, menjaga hak-hak reproduksi serta perubahan sikap atau perilaku remaja putri tentang menjaga kesehatan reproduksinya. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 17 September 2021 di Panti Asuhan Aisyiyah Cabang Ampang Kec. Kuranji Kota Padang dengan jumlah sasaran yang hadir 23 orang. Kegiatan ini di awali dengan pengukuran tinggi badan, dan berat badan remaja, setelah itu pengisian kusioner pre dan dilanjutkan dengan pemberian materi tentang kesehatan reproduksi  dan personal hygiene, kemudian diakhiri dengan demonstrasi cara membersihkan organ intim perempuan melalui alat peraga phantom kelamin perempuan. Hasil Pengabdian didapatkan Remaja  memiliki status gizi normal berdasarkan pemeriksaan status gizi (BB/TB). Tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi pada saat pre test yang berpengatahuan rendah tentang kesehatan reproduksi lebih dari separoh yaitu 65,3% dan yang berpengetahuan tinggi tidak sampe separoh yaitu 34,7 %. Setelah dilakukan penyuluhan dan edukasi hasil dari post tes tingkat pengetahuan mereka meningkat yaitu sebagian besar yaitu 91,3 % berpengatahuan tinggi dan pengetahuan rendah 8,7 %. Terjadi peningkatan pengetahuan remaja setelah dilakukan penyuluhan dan perubahan sikap remaja putri Panti Asuhan Aisyiyah Ampang mengenai personal hygiene yang berkaitan dengan kesehatan reproduksiDiharapkan kerjasama dari berbagai pihak untuk mengenali dan mengatasi masalah pada remaja agar terhindar dari berbagai masalah kesehatan reproduksi. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Kesehatan Reproduksi, Remaja ABSTRACT  Reproductive health problems in adolescent girls are not only about sexuality but also about personal hygiene, and menstrual problems that can trigger many diseases in the reproductive organs. The results of an interview with the head of the Aisyiyah Orphanage, Ampang Branch, Kec. Kuranji, Padang City, at the Orphanage there have been many community service teams from various universities in the city of Padang, but they have never received socialization about reproductive health in adolescents, they have never received material specifically on reproductive health so it is necessary and important for this material to be conveyed to adolescents. daughter in the orphanage. The purpose of this activity is to increase the knowledge of young women at the Aisyiyah Ampang Orphanage about reproductive health, personal hygiene and personal hygiene during menstruation, maintaining reproductive rights, and changing attitudes or behavior of young women about maintaining their reproductive health. This activity was carried out on September 17, 2021, at the Aisyiyah Orphanage, Ampang Branch, Kec. Kuranji Padang City with a target number of 23 people attending. This activity begins with measuring the height and weight of adolescents, after filling out the questionnaire, and continues with the provision of material on reproductive health and personal hygiene, then ends by cleaning the female sex organs through female genitalia props. Obtained from the target number of 33 people, 23 people attended, 10 more people could not attend because there were activities. All adolescents who attended had normal nutritional status based on nutritional status examination (BB/TB). The level of knowledge of adolescents about reproductive health at the time of the pre-test with low knowledge of reproductive health was more than half, namely 65.3% and those with high knowledge were less than half, namely 34.7%. After counseling and education, the results of the post-test increased their knowledge level, namely, most of them were 91.3% with high knowledge and 8.7% low knowledge. There was an increase in adolescent knowledge after counseling and changes in the attitude of the Aisyiyah Ampang Orphanage regarding personal hygiene related to reproductive health. It is hoped that cooperation from various parties is expected to identify and overcome problems in adolescents in order to avoid various reproductive health problems. Keywords: Knowledge, Attitude, Reproductive Health, Adolescent
    corecore