13 research outputs found
SPIRITUALITAS DAN SENI PEREMPUAN PERUPA BALI DI MASA PANDEMI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga laporan penelitian mandiri dengan judul:
“Spiritualitas dan Seni Perempuan Perupa Bali Dimasa Pandemi” berjalan
dengan lancar dan dapat di selesaikan dengan baik.
Penulis menyadari, banyak pihak yang telah memberi dorongan, bimbingan,
bantuan maupun arahan sejak awal sampai selesai proses penelitian ini. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada: Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar Prof. Dr.
Wayan Adnyana, S.Sn. M,Sn., Ketua LP2MPP ISI Denpasar Dr. Komang
Arba Wirawan, M.Si., Dekan FSRD ISI Denpasar Dr. A A Gede Bagus
Udayana, S.Sn,, M.Si, Koordinator Prodi Seni Murni FRSD ISI Denpasar Dr.
I Wayan Setem, S.Sn, M.Sn., Ketua gallery Seni 10 Bandung, atas segala
bantuannya.
Akhirnya kepada semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini, penulis
ucapkan terima kasih.
Denpasar, Januari 2022
2
Penuli
PELATIHAN MELUKIS PADA MEDIA KACA DI YAYASAN BUNGA BALI DENPASAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga laporan pengabdian Masyarakat dengan judul: “Pelatihan
melukis Pada media Kaca di Yayasan Bunga Bali ” berjalan dengan lancar dan dapat
di selesaikan dengan baik.
Penulis menyadari, banyak pihak yang telah memberi dorongan, bimbingan, bantuan
maupun arahan sejak awal sampai selesai proses penelitian ini. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada: Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar Prof. Dr. Wayan Adnyana, S.Sn.
M,Sn., Ketua LP2MPP ISI Denpasar Dr. Komang Arba Wirawan, M.Si., Dekan
FSRD ISI Denpasar Dr. A A Gede Bagus Udayana, S.Sn,, M.Si, Koordinator Prodi
Seni Murni FRSD ISI Denpasar Dr. I Wayan Setem, S.Sn, M.Sn., Ketua Yayasan
Bunga Bali Bpk. I Gusti Bagus Alit Putra, S.H., M.Si., Drs. I Nyoman Dana, M.Erg
selaku pengurus Yayasan Bunga Bali, Team anggota pengabdian kepada masyarakat
atas segala bantuannya.
Akhirnya kepada semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini, penulis ucapkan
terima kasih.
Denpasar, Januari 2022
Penuli
Hubungan Antara Faktor Ibu Dengan Kejadian Persalinan Prematur di RSUD Banyumas
Prematurity is accounts for 47%o of neonate's deaths. There are 4 factots related to prematurity, these are: mother factor, pregnancy factor, foetal factor, and unknovm factor. Among these factors, mother's factors, such as age, parity, education and employment play an important role, as it gives information to take action to prevent prematurity. At Banyumas General Hospital, the prevalence of prematuriSr increased from 6,97Yo il+ 2003 to 7 ,3o/o in 2004. However, mother factors related to the prevalence of plematurity are still unknown. This research aimed to analyse the relationship between mother factors and the occurrence of prematurity among mothers delivering babies at Banyumas Hospital. This research is cross sectional study. Population of this research was mothers delivering babies at Banyumas Hospital. The sampling method used was total sampling. Data were collected by face to face interview using an open questionnaire. Chi-square test and contingency coefficient were used to analyse the data. There were significant relationship at moderate level between prematurifi and the following factors: mother's education (X2:42,515; p=0,000, C:0,323) and mother's job (X2= 24,750;p:0,000; C:0,252). No significant relationship was found between prematurity and the following factors: age O,Ol7;p=0,895) and parity(X2= 0,487;p:0,485, C=0,037). In conclusion, low education and hard work were the main mother's factors related to the occurence of prematurity
MITOLOGI IBU PERTIWI DALAM AGAMA HINDU DI BALI SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS
Mitologi adalah cerita tentang dongeng suci mengenai kehidupn para dewa atau makhluk halus dalam
suatu kebudayaan. Mitologi Ibu Pertiwi dalam Agama Hindu di Bali diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti:
Bangunan suci pelinggih saptapatala; jejahitan sok daksina; banten sayut iderbhuana; Arca perempuan; aksara
Bali dengan lambang ah; dan Wayang kulit. Mitologi Ibu Pertiwi sebagai gambaran Bumi yang subur dalam
menghidupi makhluk hidup di dalamnya. Tetapi saat ini kondisi bumi semakin menghawatirkan, bumi yang subur
dan indah lambat laun mulai mengalami kerusakan akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, seperti
mengotori bumi dengan sampah, pembakaran hutan, limbah, dan polusi udara.
Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes, yaitu denotasi yang berarti bumi dan
konotasi adalah ibu pertiwi sebagai sosok perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk menyadarkan, mengingat,
pentingnya menjaga lingkungan dengan memvisualkan sifat perempuan untuk mewakili kondisi bumi di laut,
hutan, dan gunung. Penyajian karya menggunakan scroll latter sebagai bentuk penyampaian pesan dengan wujud
gambar. Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang menghasilkan data berupa deskripsi.
Untuk melandasi ide karya teori estetika Djelantik, teori struktur seni The Liang Gie dan teori semiotika Roland
Barthes. Metode penciptaan SP Gustami, menghasilkan karya surealisme sebagai gaya yang mempengaruhi karya.
Setelah dilakukannya pembahasan mendapatkan simpulan sebagai berikut konsep penciptaan
menjelaskan pikiran penulis terhadap kondisi bumi yang menghasil karya seni lukis dengan judul (1) Mutiara
Biru, (2) Bersemi, (3) Hyang Agung, (4) Senja, (5) Kelabu, (6) Mutiara yang Terjerat. Keenam karya lukis tersebut
memvisualkan tiga kondisi baik bumi dan tiga karya memvisualkan kondisi buruk bumi.
Kata Kunci : Ibu Pertiwi, Kondisi Bumi, Karya lukis
LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT: PELATIHAN MELUKIS YOUNG ARTIS DI SANGGAR WASUNDARI KAMASAN KLUNGKUNG
PRAKATA
Puji syukur dihaturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas berkat-Nya, laporan pengabdian kepada masyarakat yang
berjudul PELATIHAN MELUKIS YOUNG ARTIS DI SANGGAR WASUNDARI
KAMASAN KLUNGKUNG.
Tentunya laporan ini tak akan terwujud tanpa adanya restu dari Tuhan Yang
Maha Esa dan juga dukungan dari berbagai pihak, baik moral maupun material.
Untuk itu, hanya sejumput ucapan terima kasih dari hati yang tulus yang bisa kami
persembahkan kepada :
1. Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn., M.Sn., selaku rektor Institut Seni
Indonesia Denpasar.
2. Dr. I Komang Arba Wirawan, S.Sn, M.Sn. selaku Ketua LP2MPP ISI
Denpasar, begitu juga Drs. I Made Ruta, M.Si. sebagai Ketua Bidang
Pengabdian pada masyarakat.
3. Terima kasih kepada Tim pengabdian masyarakat
Yang turut serta dalam kegiatan pengabdian hingga proses penciptaan
karya
4. Dr. A.A. Gde Bagus Udayana, S.Sn, M.Si, Dekan Fakultas Seni Rupa dan
Desain Institut Seni Indonesia Denpasar beserta jajarannya, atas dukungan
moral, sarana dan prasarana yang sangat berharga. Bapak/Dosen Program Studi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain,
Institut Seni Indonesia Denpasar yang telah banyak memberi dukungan
moral.
6. Staff Administrasi LP2MPP ISI Denpasar yang telah begitu bersahabat
melayani, hal-hal yang terkait dengan administrasi.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Sanggar Seni Lukis
Wasundari, tentunya masih banyak yang harus disempurnakan. Oleh
sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun, dari semua pihak
sangat kami butuhkan
Tantri: Interpretasi Nilai Perjuangan Perempuan Bali Masa Kini
Dengan demikian penciptaan karya seni rupa ini menghasilkan konsep utama tentang: “Perempuan Tangguh, Terampil, dan Cerdas”. Tujuan penciptaan ini untuk menciptakan tokoh karakter perempuan tangguh,terampil, dan cerdas dalam bentuk fabel sebagai sarana kritik atas fenomena sosialperempuan Bali. Sedangkan metode yang digunakan adalah eksplorasi tentang sumber penciptaan dan pengalaman pribadi saya, pengumpulan identifikasi data, perancangan yang terdiri dari merancang bentuk atau sketsa, eksperimen bahan dan teknik, pembentukan, serta analisis yang menguaraikan tentang visualisasi gagasan, bentuk, media, serta pesan moral yang terkandung.Implementasi konsep ke dalam bentuk estetik melalui media fabel, lewat karakter tokoh angsa sebagai simbol perempuan tangguh, lembu simbol bijaksana, singa sebagai penguasa,serigala licik, gajah yang arogan, dan bangau yang serakah. Rancangan dikemas dalam karya seni rupa dua dimensional, dalam bentuk lukisan partisi sebagai simbol ruang pribadi perempuan yang masih dibatasi oleh peraturan, hukum, adat istiadat, sehingga perempuan merasa geraknyaterbatas.Rancangan kedua dalam bentuk buku pop-up dari kayu,buku sebagai sarana seseorang menuju cerdas, dengan demikian seorang perempuan agar dapat melampaui sekat dia harus cerdas dan berwawasan luas.Diharapkan karya seni rupa ini dapat menambah kekayaan khasanah seni rupa di Indonesia, ditinjau dari konsep, media, dan rancangan yang diungkap. Wujud luaran dari prosespenciptaan ini adalah karya seni rupa dan laporan penciptaan seni atau Disertasi
Pesan Moral Dalam Cerita Pedanda Baka Sebagai Pembentuk Karakter Bangsa
Dongeng Pedanda Baka, adalah salah satu bagian dari cerita Tantri dari Bali, dapat ditemui pada relief bangunan pura, seni patung, lukisan, serta ilustrasi tradisional.Umat Hindu di Bali mengenal cerita ini sebagai ajaran etika dan moral, yang tertuang dalam bentuk sastra, seni pertunjukan dan seni rupa. Isi dari Cerita Pedanda Baka menggambarkan pentingnya tentang kerja keras, dan jujur, toleransi, dan menghindari tipu muslihat demi kepentingan diri sendiri,
Jika dicermati, kondisi sosial bangsa Indonesia sedang mengalami degradasi moral, maraknya korupsi, tipu menipu, keserakahan, dan berbagai pelanggaran hukum. Sehingga pemilihan topik tersebut menarik untuk diteliti, dengan tujuan untuk mendidik generasi penerus agar menghargai, berperilaku sesuai dengan ajaran moral yang telah diturunkan oleh nenek moyang bangsa kita.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode kepustakaan, dan menggunakan teori Semiotika untuk membedah fungsi, pesan makna, dan simbol yang ada pada dongeng tersebut, baik dari tinjauan visual maupun makna kata.
Implementasi dongeng Pedanda Baka dari teks sastra ke dalam karya seni rupa di Bali, diinterpretasikan oleh para seniman lewat berbagai media, sehingga kreativitas dan inovasi selalu berkesinambungan, hal itu dilakukan sebagai upaya melestarikan nilai kearifan budaya lokal dan membangun karakter bangsa.
Kata kunci: Dongeng, nilai moral, karakter bangs
INTERPRETATION VALUE’S OF THE STRUGGLE WOMEN IN TANTRI’S FABLE
Tantri, or sometimes called Tantric Kamandaka is one form of adaptation of Panchatantra. Balinese people in general have known Tantric as animal stories, as the oral tradition passed down from generation to generation. Through the stories are full of this virtue message parents instill moral teachings and manners to their children. Tantric story, delves a king of Pataliputra Iswaryadala, who have the pleasure of getting married every day with the girls, so nobody is left in the country gadispun it except Dyah Tantri, the prime minister's son Bandeswarya. The temperament can be stopped after marrying Dyah Tantri, women who raconteur. Tantric intelligence derived from religious knowledge base derived from the book Nitisastra and Tantra. Nitisastra, teaches the science of ethics, morality, and devotion to God. While the teaching of Tantra is a spiritual training process, resulting in a broad-minded man, and includes the concept of glorifying women's status as a magic that is a symbol of strength, power. So, Tantri is the embodiment of an intelligent and thoughtful nature, which can deliver humanity from an imperfect state to be perfect, from the dark conditions to be enlightened, and recognize the benefits of others, especially women. Tantri is also the ideology of female resistance to male domination, which resulted in the position of marginalized women, using the weapon of knowledge and wisdom, resistance not mean physically, but with the awareness, the criticism is done with smooth, through examples of animal behavior become actors in it. Although the story of thousands of years old Tantri, but until now the spirit of struggle still relevant Tantri with berkembangan era, can be applied anywhere, anytime, and with any medium. Spirit Tantri struggle, interpreted as the spirit of women today struggle against the abuse of women, packaged in two-dimensional art works, in the form of painting partitions and pop-up with the fable as media
Keywords: Tantri, struggle, fabl
Transformasi Nilai Moral Cerit Tantri Pada Seni Lukis Kontemporer
Cerita Tantri adalah salah satu bagian dari sastra di Bali. Keberadaannya dimaknai oleh seniman seni tari, dramatradisional, dalang, dan seni rupa, sebagai salah satu sarana untuk menyampaikan pendidikan etika dan moral kepada masyarakat. Peninggalam seni rupa dengan tema cerita Tantri dapat ditemui pada relief bangunan pura, seni patung, lukisan, serta ilustrasi tradisional yang disebut Prasi
Pesan moral dari cerita Tantri mengajarkan tentang bagaimana seseorang harus berperilaku baik, jujur, kerja keras, toleransi, dan meninggalkan sifat-sifat buruk.
Sehingga pemilihan topik tersebut menarik untuk diteliti, karena terkait dengan fenomena saat tentang maraknya pelanggaran moral dan etika.
Metode yang digunakan dalam penciptaan ini adalah metode penciptaan yang meliputi: eksplorasi, eksperimentasi dan pembentukan. Serta menggunakan pendekatan teori estetika dan semiotika untuk memjelaskan akan fungsi, makna, dan simbol yang ada pada karya seni lukis yang diciptakan.
Implementasi dongeng dari teks sastra ke dalam karya seni lukis kontemporer diinterpretasikan lewat kebebasan menggunakan media, pemaknaan cerita sesuai dengan jiwa jaman, serta menggunakan media kanvas, kayu, car akrilik, dengan bentuk rancangan partisi.
Kata kunci: Tantri, nilai moral, seni lukis kontempore
Ideologi Pelukis I Nyoman Ngendon: Interpretasi Dalam Lulisan
Penelitian ini membahas tentang
proses penciptaan karya seni lukis I Nyoman
Ngendon, ditinjau dari sikap maupun
ideologinya sebagai seniman rupa maupun
sebagai seorang warga negara Indonesia yang
hidup pada zaman penjajahan Belanda.
Berdasarkan interpretasi penulis, ternyata
perjuangan I Nyoman Ngendon dalam
berkesenian sangat menarik untuk dimaknai
sebagai spririt perjuangan seniman muda
masa kini untuk mencapai tujuan sebagai
seniman profesional dengan sikap yang
tegas, berani, dan pantang menyerah. Spirit
itu penulis wujudkan dalam lukisan
ekspresionis dan abstrak.
Penelitian ini menggunakan teori seni
menurut Leo Tolstoy, bahwa seni adalah
transfer of feeling, maka penulis
mencurahkan spirit dan perasaan dalam
bentuk lukisan yang merupakan spirit atas
pemaknaan ideologi I Nyoman Ngendon.
Teori struktur seni The Liang Gie bahwa
dalam semua jenis kesenian terdapat unsurunsur
yang membangunnya, seperti garis,
bentuk, warna dan tekstur. Metode penelitian
yang digunakan adalah penelitian kualitatif
yang bersifat deskriptif yang menekankan
pada makna dan analisis berupa deskripsi.
Proses penciptaan dilakukan dengan metode
penciptaan dari SP.Gustami yang meliputi
proses eksplorasi, perancangan dan
perwujudan supaya proses penciptaan
menjadi terstruktur dan sistematis.
Bahwa ideologi nasionalisme dan
idealisme Ngendon dalam bekesenian
menjadikannya istimewa dan menjadi
tauladan. Kesimpulan dari hasil penelitian
sebagai berikut: (1) Konsep penciptaan:
bahwa ideologi nasionalisme penting bagi
perupa muda, untuk menjaga keutuhan
bangsa dan memiliki semangat, serta
kebebasan dalam berkesenian. (2)
perwujudan karya sesuai dengan konsep.(3)
Karya diwujudkan dengan gaya ekspresionis
dan abstrak dengan rincian sebagai berikut:
Potret I Nyoman Ngendon (150x180 cm),
Pantang Menyerah (200x150 cm), Semangat
membara (200x100 cm), Energi (150x200
cm), Energi II (180x150 cm), Berani
(180x150 cm)
Kata kunci: Ideologi, I Nyoman Ngendon,
Interpretas