Data storage: Retrospective and prospective

We study history to learn from its lessons so we don't repeat the mistakes. Ironically, however, sometimes it seems that the lessons we learn from history is how to repeat the mistakes more precisely. A brief discussion about the history of magnetic recording is presented, and the lessons of the past are used to look into the future

Recording and wear characteristics of 4 and 8 mm helical scan tapes

Performance data of media on helical scan tape systems (4 and 8 mm) is presented and various types of media are compared. All measurements were performed on a standard MediaLogic model ML4500 Tape Evaluator System with a Flash Converter option for time based measurements. The 8 mm tapes are tested on an Exabyte 8200 drive and 4 mm tapes on an Archive Python drive; in both cases, the head transformer is directly connected to a Media Logic Read/Write circuit and test electronics. The drive functions only as a tape transport and its data recover circuits are not used. Signal to Noise, PW 50, Peak Shift and Wear Test data is used to compare the performance of MP (metal particle), BaFe, and metal evaporate (ME). ME tape is the clear winner in magnetic performance but its susceptibility to wear and corrosion, make it less than ideal for data storage

Medium magnetizations for longitudinal high-density digital recordings

©2003 IEEE. Personal use of this material is permitted. However, permission to reprint/republish this material for advertising or promotional purposes or for creating new collective works for resale or redistribution to servers or lists, or to reuse any copyrighted component of this work in other works must be obtained from the IEEE.This paper reports on the influences of magnetic media remanent magnetizations on the output levels in digital magnetic tape and disk recording. While at low densities a high magnetization is required for a high output, a lower magnetization is required at high densities. However, for particular applications, an output near to the maximum can be obtained from a wide range of remanent magnetization values, which suggests possible uses for media with diverse properties

High Layer Uniformity of Two-Dimensional Materials Demonstrated Surprisingly from Broad Features in Surface Electron Diffraction

Paradoxically a very broad diffraction background, named the Bell-Shaped-Component (BSC), has been established as a feature of graphene growth. Although the BSC has been present in the earlier literature it has been ignored. Recent diffraction studies as a function of electron energy have shown that the BSC is not related to scattering interference. The BSC is a very strong effect, but its origin is still unclear. Here, additional experiments are carried out as a function of temperature while monitoring changes in the intensity of different spots over the range that single-layer-graphene (SLG) grows. Quantitative fitting of the profiles shows that the BSC follows the increase of the G(10) spot, proving directly that BSC is an indicator of high quality graphene. Additional metal deposition experiments provide more information about the BSC. The BSC is insensitive to metal deposition and it increases with metal intercalation, because a more uniform interface forms between graphene and SiC. These experiments support the conclusion that the BSC originates from electron spatial confinement within SLG and surprisingly it is an excellent measure of graphene uniformity, instead of film disorder

High performance n(+)/p and p(+)/n germanium diodes at low-temperature activation annealing

n/

Gaya kepemimpinan KH. R. Sadad MB. Bukhori di Pondok Pesantren Asyrofuddin Conggeang Sumedang

Kepemimpinan di lembaga pendidikan Islam mempengaruhi lingkungan dalam merealisasikan visi dan misi, termasuk kepemimpinan di pondok pesantren. Keberhasilan suatu kepemimpinan bergantung pada gaya kepemimpinan seseorang. Pondok Pesantren Asyrofuddin bertujuan untuk melahirkan generasi yang berakhlak mulia, cerdas, mandiri dan memiliki tanggung jawab. Tujuan itu dapat tercapai dengan pengelolaan yang baik oleh pimpinannya. Peneliti melihat beberapa pondok pesantren ada yang berkembang dan tidak berkembang. Peneliti menemukan bahwa salah satu faktor berkembang dan tidak berkembangnya di sebabkan oleh pengaruh gaya kepemimpinan. Penelitian ini difokuskan pada gaya kepemimpinan KH. R. Sadad MB. Bukhori di Pondok Pesantren Ayrofuddin Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh berasal dari sumber primer yang diambil dari hasil penelitian dan data sekunder diambil dari buku-buku dan dokumen-dokumen. Sedangkan tekhnik pengumpulan data dengan cara melakukan observasi, dan wawancara. Kepemimpinan KH. R. Sadad MB. Bukhori berdasarkan penelitian mampu mempengaruhi para anggota kepengurusan supaya bekerja sama guna mencapai tujuan yang sama pada Pondok Pesantren Asyropuddin. Pondok Pesantren Asyropuddin tidak lepas dari peran beliau dengan tipe kepemimpinan demokratis, dikatakan demokratis yaitu, beliau mampu menetapkan faktor manusia sebagai faktor utama dan terpenting. Dalam kepemimpinan ini setiap individu sebagai manusia diakui, sehingga setiap keputusan dan pengawasan beliau tidak ditetapkan oleh sepihak namun di tetapkan secara bersama-sama. Upaya-upaya yang dilakukan KH. R. Sadad MB. Bukhori dalam kepemimpinannya di Pondok Pesantren Asyrofuddin, yaitu pengambilan keputusan dengan proses tidak secara sepihak namun dilakukan dengan proses musyawarah begitupun di setiap pengambilan keputusan beliau melakukan pengambilan keputusan dengan cepat dan sigap walaupun permasalah tersebut merupakan permasalahn kecil, komunikasi dengan proses dimana para anggota melakukan komunikasi atasan terhadap bawahan begitupun bawahan terhadap atasan sehingga menimbulkan timbal balik yang menguntungkan antara dua belah pihak namun dalam hal semua itu tidak ada kecanggungan ataupun batasan dalam berpendapat, dan yang terakhir upaya dalam hal pengawasan dengan proses secara langsung terhadap bawahannya namun dengan cara kekeluargaan adapun pengawasan yang dilakukan beliau bukan untuk mencari kesalahan namun lebih kepada mencari solusi. Keberhasilan yang dicapai dari kepemimpinan beliau secara signifikan meningkatnya, yaitu dapat dilihat dari adanya sistem pendidikan yang diterapkan oleh pesantren dan dari perkembangan sarana yang membaik