16 research outputs found

    ANALISIS PRAGMATIK LIRIK TUJUH LAGU BAHASA BATAK TOBA BERTEMAKAN PENGHORMATAN ANAK KEPADA ORANG TUA

    Get PDF
    Di dalam kehidupannya sehari-hari, manusia membutuhkan banyak sarana, diantaranya adalah komunikasi. Salah satu bentuk komunikasi tersebut yaitu musik ataupun lagu. Lagu yang dinyanyikan, disampaikan kepada orang yang dituju tanpa harus berkomunikasi secara langsung. Banyak orang suka mendengar dan menyanyikan lagu Batak, namun kurang memahami maknanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola ekspresi tindak tutur yang terdapat pada lirik lagu bahasa Batak Toba bertemakan penghormatan anak kepada orang tua. Pola ekspresi yang dimaksud adalah lokusi, ilokusi dan perlokusi. Desain penelitian ini adalah analisis isi dan interview kepada orang-orang tua yang memahami betul makna lirik lagu bahasa Batak Toba. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ekspresi tindak tutur lokusi dalam lirik 7 lagu Bahasa Batak Toba bertemakan penghormatan anak kepada orang tua, umumnya berupa tuturan yang disampaikan dalam bentuk kalimat berita. Ekspresi tindak tutur ilokusi dalam lirik 7 lagu Bahasa Batak Toba bertemakan penghormatan anak kepada orang tua, umumnya berisi tuturan jenis ekspresif, yaitu tuturan dengan maksud mengucapkan terima kasih, meminta maaf, memuji, dan mengucapkan selamat. Dan ekspresi tindak tutur perlokusi dalam lirik 7 lagu Bahasa Batak Toba bertemakan penghormatan anak kepada orang tua umumnya berisi tuturan dengan daya atau efek menyenangkan hati orang tua.

    Factors Associated with Complementary Feeding in Malaka Tengah, East Nusa Tenggara

    Full text link
    Background: The first two years of life provide a critical window of opportunity for ensuring children's appropriate growth and development through optimal feeding. Earlier studies reported that appropriate complementary feeding pracĀ¬tiĀ¬ces would result in 6% reduction in under-five mortality. This study aimed to determine factors associated with complementary feeding in Malaka Tengah, East Nusa Tenggara, using Theory of Planned Behavior. Subjects and Method: This was a cross-sectional study conducted at Malaka Tengah district, East Nusa Tenggara, Indonesia, from January to August 2016. A total sample of 154 lactating mothers was selected for this study by simple random sampling. The dependent variable was complementary feeding. The independent variables were maternal knowledge, self efficacy, intention, and social cultural. The data were collected by questionnaire and analyzed by a multiple logistic regression. Results: Maternal knowledge (b=0.17; 95%CI=0.08 to 0.73; p=0.001), self efficacy (b=0.24; 95%CI=0.08 to 0.73; p= 0.012), intention (b=0.26; 95%CI= 0.09 to 0.77; p= 0.015), and positive social cultural factor (b=0.09; 95%CI= 0.03 to 0.27; p<0.001) had positive associations with complementary feeding. Conclusion: Maternal knowledge, self efficacy, intention, and positive social cultural factor, have positive associations with complementary feeding. Keywords: complementary feeding, knowledge, self efficacy, intention, social cultura

    Factors Affecting Maternal Mortality in an Alert Village in South Timor Tengah, East Nusa Tenggara

    Full text link
    Background: Maternal mortality may be attributable to direct or indirect causes, such as social, cultural, economic, and geographical factors. The purpose of this study was to determine factors affecting the risk of maternal mortality in an alert village in South Timor Tengah, East Nusa Tenggara. Subjects and Method: This was a case control study conducted at a Community Health Center, in an alert village, South Timor Tengah, East Nusa Tenggara. A sample of 167 postpartum women, consisting of 35 dead postpartum women (represented by their families) and 132 alive postpartum women, were selected for this study. The independent variables were age, antenatal care visit, unskilled birth attendant, access transportation, and social support. The dependent variable was maternal death. The data were collected from medical and obstetric record and questionnaire. The data were analysis by multiple logistic regression. Results: Risk of maternal mortality increased by birth delivery at home (OR = 18.00; 95% CI= 5.00 to 74.00; p = 0.001), unskilled birth attendant (OR = 43.50; 95% CI= 4.40 to 363.50; p=0.001), antenatal care visit <4 (OR = 50.09; 95% CI = 5.96 to 420.40; p = 0.001), maternal age <20 years or ā‰„35 years (OR = 3.29; 95% CI = 1.10 to 9.05; p = 0.032), poor access to transportation (OR= 4.50; 95% CI= 1.10 to 18.50; p=0.028), weak familly support (OR = 3.05, 95% CI = 1.05 to 8.84, p = 0.037), and weak emotional support (OR = 11.00; 95% CI = 3.2 to 36.70; p = 0.001). Conclusion: Risk of maternal mortality increased by birth delivery at home, unskilled birth attendant, antenatal care visit <4, maternal age <20 years or ā‰„35 years, poor access to transportation, weak familly support, and weak emotional support. Keywords: Maternal mortality, unskilled birth attendant, antenatal care, maternal age, transportation, familly support, emotional suppor

    Faktor Risiko Kejadian Pre-eklamsia pada Ibu Hamil di Kabupaten Belu

    Full text link
    Pre-eklamsia merupakan suatu keadaan patologi yang ditandai dengan adanya hipertensi, proteinuria dan edema. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko dengan kejadian pre-eklamsia pada ibu hamil di Kabupaten Belu. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian retrospektif dengan desain case control dan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada wilayah kerjaPuskesmas di Kabupaten Belu, periode Januariā€“Maret 2015. Analisis statistik yang digunakan adalah chi-square dan Odd Ratio. Besar sampel kasus 40 ibu dan kontrol 40 ibu yang diambil dengan teknik purposivesampling. Hasil penelitian ini ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara faktor risiko umur (p=0,007;OR=0,286;95%CI=0,133-0,721), paritas (p=0,014;OR-0,323;95%CI=0,130-0,804), riwayat hipertensi(p=0,007;OR=3,462;95% CI=1,379-8,691), riwayat pre-eklamsia (p=0,000;OR=2,379;95% CI=1,803-3,139), antenatal care (p=0,000;OR=0,140;95%CI=0,052-0,378) terhadap kejadian preeklamsia. Variabel yang mempunyai risiko terjadinya pre-eklamsia adalah riwayat hipertensi mempunyai risiko 3 kali, riwayat pre-eklamsiamempunyai risiko 2 kali sedangkan variabel umur, paritas dan pemeriksaan kehamilan (ANC) merupakan faktor protektif

    IMPLEMENTASI TEKNIK BRAINWRITING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS VIII SMP

    Get PDF
    Abstrak -Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menulis cerita pendek melalui teknik brainwriting. Ā Motode penelitian yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan kualitatif yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Masing-masingĀ  siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, dan penilaian tes tertulis. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-B SMP Pangeran Antasari Medan, dengan jumlah peserta didik sebanyak 34 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknik brainwriting dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerita pendek yang diukur dari persentase ketuntasan belajar setiap siklusnya. Persentase ketuntasan belajar meningkat dari siklus satu 64,71Ā  %, siklus dua Ā 79,41%, Ā siklus tiga 94,11 %

    Utilization of Health Operational Assistance (BOK) in Nutrition Services in Public Health Center

    Full text link
    Since BOK was launched in 2010, BOK utilization rate continued to increase while the NTT provincial nutrition service coverage did not increase, until 2013. This research aimed to analyze the relationship between the availability of operational funds, the availability of human resources, officer's knowledge, infrastructure support, heads support and the appropriateness of fund utilization using BOK in nutritional services. This was a quantitative research which supported by a qualitative, cross-sectional design in 2015. The total sample of 250 health workers in 26 health centers of North Central Timor regency was included in this study. Data analysis was done using descriptive, bivariate and multivariate analyses. The results of the bivariate analysis using chi square test showed an association of (p &lt;0.05) the availability of human resources (p = 0.017), officer's knowledge (p = 0.000), infrastructure support (p = 0.004), heads support (p = 0.000) and the appropriateness of BOK fund utilization (p = 0.000) with the use of BOK in nutritional services. Meanwhile, the availability of operational funds is not associated with the use of BOK in nutritional services. Multivariate analysis showed that health centers with adequate human resources availability are seven times more likely to take advantage and make a good use of the nutritional services using BOK compared to health centers with the lack of human resources, after the infrastructure and head variable controlled. The government is required to provide adequate human resources, including financial administrative personnel and operational funding for health centers to optimize nutritional services. The government also needs to monitor the use of funds regularly and tiered to improve service coverage at the health center

    PERBEDAAN BEBAN, LINGKUNGAN DAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP UMUM DAN RUANG RAWAT INAP COVID-19 DI RSUD DELI SERDANG TAHUN 2020

    Get PDF
    Berdasarkan survey yang dilakukan Persatuan Perawat Indonesia menyatakan bahwa terdapat 50,9% perawat Indonesia diketahui mengalami stres kerja dikarenakan adanya beban kerja yang tinggi dan penghasilan yang diangggap tidak memadai, serta keadaan lingkungan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan beban, lingkungan dan tingkat stres kerja antara perawat di ruang rawat inap umum dan di ruang rawat inap Covid-19 di Rumah Sakit Deli Serdang (RSUD) Tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di RSUD Deli Serdang&nbsp; yang berjumlah&nbsp; 296 orang, besar sampel adalah 82 orang yang terdiri dari 41 orang perawat rawat inap dan 41 orang perawat Covid-19 dengan tehnik pengambilan sampel purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari subjek penelitian berupa kuesioner. Analisis data menggunakan univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan beban kerja yang tidak signifikan antara perawat di ruang rawat inap umum dan di ruang rawat inap Covid-19 secara statistik (p=1,00), perbedaan lingkungan kerja yang tidak signifikan antara perawat di ruang rawat inap umum dan di ruang rawat inap Covid-19 secara statistik (p=0,679) dan perbedaan tingkat stres kerja yang tidak signifikan antara perawat di ruang rawat inap umum dan di ruang rawat inap Covid-19 secara statistik (p=0,533). Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara beban kerja, lingkungan kerja dan tingkat stres kerja pada perawat di ruang rawat inap umum dan di ruang rawat inap Covid-19. Perlu dilakukannya peninjauan kembali mengenai rasio perawat dan pasien yang ada serta edukasi kepada masyarakat mengenai Covid-19 dan penularannya

    FAKTOR RISIKO KEJADIAN PRE-EKLAMSIA PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN BELU

    Get PDF
    Pre-eklamsia merupakan suatu keadaan patologi yang ditandai dengan adanya hipertensi, proteinuria dan edema. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko dengan kejadian pre-eklamsia pada ibu hamil di Kabupaten Belu. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian retrospektif dengan desain case control dan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada wilayah kerjaPuskesmas di Kabupaten Belu, periode Januariā€“Maret 2015. Analisis statistik yang digunakan adalah chi-square dan Odd Ratio. Besar sampel kasus 40 ibu dan kontrol 40 ibu yang diambil dengan teknik purposivesampling. Hasil penelitian ini ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara faktor risiko umur (p=0,007;OR=0,286;95%CI=0,133-0,721), paritas (p=0,014;OR-0,323;95%CI=0,130-0,804), riwayat hipertensi(p=0,007;OR=3,462;95% CI=1,379-8,691), riwayat pre-eklamsia (p=0,000;OR=2,379;95% CI=1,803-3,139), antenatal care (p=0,000;OR=0,140;95%CI=0,052-0,378) terhadap kejadian preeklamsia. Variabel yang mempunyai risiko terjadinya pre-eklamsia adalah riwayat hipertensi mempunyai risiko 3 kali, riwayat pre-eklamsiamempunyai risiko 2 kali sedangkan variabel umur, paritas dan pemeriksaan kehamilan (ANC) merupakan faktor protektif
    corecore