111 research outputs found

    Exploration of Skipjack Fishing Ground Through Sea Surface Temperature and Catches Composition Analyzes in Palabuhanratu Bay Waters

    Full text link
    Fishing ground condition is usually affected by oceanographic parameters. One of the oceanographic parameter that had been used in forecasting the availability of pelagic species such as skipjack is sea surface temperature (SST). Skipjack fish is the main target for boat seine net fishery in Palabuhanratu Bay from June to October 2007. Information on skipjack fishing ground availability is very important in order to optimize fishing operation. The purposes of the study are: to determine the SST distribution, to analyze the catch composition of skipjack, to determine the relationship between SST and skipjack catch, and to forecast the skipjack fishing ground in Palabuhanratu Bay from August to October 2007. The research consist of two stages. The first stage was conducted in Palabuhanratu Bay waters in August-October 2007, using survey method, with ten samples of boat seine net (payang). The second stage conducted on December 2007 to collect the SST data, which downloaded from the internet. The range of SST in Palabuhanratu Bay waters ranged from 22oC - 29oC in August 2007, 21oC - 27oC in September 2007 and 20oC - 31oC in October 2007. The SST had no significant effect on catch volume of skipjack in Palabuhanratu Bay during August until October 2007, but gave effect to the size distribution. The big skipjack distributed at the wide range of SST, but the small skipjack distributed at the narrow range of SST. The potential fishing ground of skipjack in Palabuhanratu Bay during September 2007 was found at Teluk Ciletuh, Ujung Karangbentang, Cimaja, Teluk Cikepuh, Ujung Genteng, and Gedogan waters

    KOMPOSISI JUMLAH DAN UKURAN PANJANG IKAN CAKALANG DAN TONGKOL HASIL TANGKAPAN PAYANG DI PERAIRAN PALABUHANRATU DAN BINUANGEUN

    Get PDF
    Palabuhanratuand Binuangeun waters are the central of potential fish catching activities in West Java and Banten Province. Fish resources which have important economic value from these waters are skipjack and frigate mackerel. Exploitation of these fish resources will be higher in future because demand of market from Jakarta tend to increase. The objective of this study is to know the amount and length size composition of skipjackand frigate mackerel cought by “payang” (surrounding net). The research method in this study was survey method through experimental fishing. The fish length composition of frigate mackerel cought in Binuangeun waters on period of March-May 2008 were dominated by large fish (65%), with the higher productivity found on May (482 kg/setting). Frigate mackerel cought in Palabuhanratu waters on period of March-May 2007 were dominated by small fish (73%), with the higher prouctivity on April (701  kg/setting). Moreover, skipjack catches in Palabuhanratu waters on period of Agust-October 2007 were dominated by small fish (71%), with the higher productivity on September (15,555 kg/vessel).Keywords : catch composition, skipjack, frigate mackerel, payang, Benuangeun, Palabuhanrat

    PENGARUH TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN TERHADAP DEGRADASI DAERAH PENANGKAPAN LOBSTER DI TELUK PALABUHANRATU

    Get PDF
    Produktivitas tangkapan dan ukuran panjang lobster di Teluk Palabuhanratu cenderung semakin menurun, dan hal ini merupakan suatu indikasi bahwa daerah penangkapan ikan telah terdegradasi. Degradasi daerah penangkapan ikan ini dapat terjadi sebagai akibat adanya tekanan teknologi penangkapan ikan, seperti eksploitasi sumber daya ikan sudah mencapai overfishing dan hasil tangkapan pun didominasi oleh kategori illegal size. Kegiatan riset tentang teknologi penangkapan dalam kaitannya dengan timbulnya degradasi daerah penangkapan lobster di Teluk Palabuhanratu belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknologi penangkapan yang mempengaruhi degradasi daerah penangkapan lobster di Teluk Palabuhanratu. Data yang dibutuhkan untuk tujuan tersebut adalah daerah penangkapan ikan, metode penangkapan, dan armada penangkapan lobster. Data tersebut diperoleh melalui observasi dan wawancara terhadap responden. Responden ditetapkan dengan teknik snowball sampling. Alat penangkapan lobster di Teluk Palabuhanratu menggunakan jaring insang dasar dan trammel net. Teknologi dengan jaring insang dasar memiliki potensi yang lebih besar menyebabkan degradasi sumber daya lobster dan habitatnya. Teknologi penangkapan ikan dengan pancing lebih berwawasan lingkungan dibandingkan dengan jaring insang dasar dan trammel net. Perahu trammel net lebih mudah dioperasikan untuk menangkap lobster dibandingkan dengan jaring insang dasar dan pancing di Teluk Palabuhanratu. Kata kunci: degradasi, lobster, Palabuhanratu, snowball sampling, teknologi penangkapa

    KEBUTUHAN PERBEKALAN MELAUT PADA KAPAL BOUKE AMI DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

    Get PDF
    Kegiatan penangkapan ikan pada kapal bouke ami yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta membutuhkan berbagai komponen perbekalan. Akan tetapi, perbekalan yang dibawa selama ini sering tidak mencukupi karena trip operasinya cukup lama, yaitu hingga 3 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis perbekalan, menghitung kebutuhan perbekalan, dan mendeskripsikan penanganan perbekalan pada kapal bouke ami. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei melalui pengamatan langsung terhadap aktivitas sampel kapal. Sampel kapal ditetapkan melalui stratified random sampling dengan memilih 13 kapal berukuran <30 GT, 5 kapal berukuran 31-50 GT dan 19 kapal berukuran 51-100 GT. Analisis data dilakukan secara deskriptif, baik secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis perbekalan yang dibutuhkan terdiri dari perbekalan operasional kapal (solar, air bersih, dan pelumas) dan perbekalan konsumsi (bahan konsumsi, obat-obatan, dan lain-lain). Kebutuhan perbekalan yang paling besar terdapat pada armada ukuran 51-100 GT yaitu Rp798.765.000/unit/tahun, yang dialokasikan untuk solar 78,87%, air bersih 0,38%, pelumas 2,93%, perbekalan konsumsi 17,82%. Penanganan perbekalan pada kapal bouke ami sudah berjalan dengan baik dengan cara menyimpan perbekalan operasional kapal di bagian belakang kapal sedangkan perbekalan konsumsi disimpan pada palkah pendingin, dapur, dan kamar nakhoda. Tindakan yang dilakukan jika perbekalan tidak mencukupi selama kegiatan penangkapan yaitu pengiriman perbekalan dari fishing base ke fishing ground oleh pemilik kapal. Adapun tindakan saat perbekalan berlebih dibagikan kepada rombongan tim lain saat menuju fishing base. Kata kunci: bouke ami, konsumsi, penanganan, perbekalan, PPSNZ

    PENDUGAAN FRONT DAN UPWELLING MELALUI INTERPRETASI CITRA SUHU PERMUKAAN LAUT DAN CLOROFIL-A DI PERAIRAN WAKATOBI SULAWESI TENGGARA

    Get PDF
    The objectives of this study are to know the distribution of the sea surface temperature (SST) and clorophill-a concentration around Wakatobi waters Southeast Sulawesi, and to determine the location of thermal front and upwelling. Fishing activity would be more efficient and effective when fishing ground was recognized well to fishing vessel leaved from fishing base. One of the method to determine fishing ground is to studying of thermal front and upwelling phenomenon by using the SST and chlorophyl-a analysis.The observation of the sea surface temperature and chlorophill-a which detected by using satellite data can be used to forcast the thermal front and upwelling phenomenon, and then used to forecast the potential fishing ground. The mean of SST during west season was 27.5°C with clorophill-a concentration 1.35 mg/m³. While the mean of SST during west-east season 26.7°C with clorophill-a concentration was about 0.78 mg/m³. Thermal Front occured around Kapota reefs, Kaledupa reefs, Koromaha reefs and Koka reefs. Based on thermal front distribution the potential fishing ground of cakalang was located in the east of Wakatobi waters especially around Koromaha reefs and Koka reefs. Upwelling was not found during west season and west-east season

    PEMUTAKHIRAN KURIKULUM SERTIFIKASI ANKAPIN I BERDASARKAN STCW-F 1995

    Get PDF
    Sertifikat Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan tingkat 1 (ANKAPIN-I) adalah sertifikat yang wajib dimiliki oleh nakhoda dan perwira jaga navigasi sebagai bukti keterampilan dan keahlian yang dimiliki untuk bekerja di atas kapal ikan penangkapan ikan yang berukuran 24 meter atau lebih. Kurikulum sertifikasi ANKAPIN-I di Indonesia harus sesuai konvensi STCW-F 1995 dengan harapan nakhoda dan perwira jaga navigasi yang bekerja di atas kapal asing diperlakukan sesuai peraturan yang berlaku. Penelitian bertujuan (1) Menentukan kesesuaian kurikulum kompetensi STCW-F 1995 dengan kurikulum sertifikasi di Indonesia melalui jalur pendidikan, (2) Menentukan pencapaian kompetensi STCW-F 1995 di lembaga pendidikan di Indonesia. Metode penelitian dilakukan dengan studi literatur. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode deskriptif komparatif dan analisis konten kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurikulum maupun elemen dalam pengambilan sertifikasi ANKAPIN-I di lembaga pendidikan Indonesia belum sesuai dengan konvensi STCW-F 1995. Untuk mempersamakan kurikulum ANKAPIN I diperlukan pemutahiran kurikulum dan elemen terkait tata laksana keselamatan FAO/ILO/IMO untuk awak kapal ikan 24 meter ke atas, pencegahan kebakaran, alat-alat pemadam kebakaran, penyelamatan, pencarian dan pertolongan, pelayanan medis, metode untuk mendemonstrasikan keterampilan serta memberikan sanksi kepada lembaga pendidikan yang melanggar konvensi STCW-F 1995. Kata kunci:        konvensi STCW-F 1995, lembaga pendidikan, sertifikat ANKAPIN-

    SISTEM BASIS DATA PRODUKSI IKAN BERBASIS SITUS WEB (WEBSITE) DI KABUPATEN SUKABUMI – JAWA BARAT

    Get PDF
    The supporting factor in creating a fish production database system is Law number 45 of 2009 about fisheries, article 46, paragraphs 1 and 2. The problem in Sukabumi Regency is the Marine and Fisheries Service does not have a fish production database system based on a website that includes Fish Landing Base. This study aims to develop a fish production database system in the fishing port class D (PPI). The method used in this research is the prototyping method. The superiority of fish production database systems based on the website can integrate the calculations from fish production per month so that there is no need to calculate or input data on fish production per year. Based on the results of the research, the fish production database system based on the website includes four fishing port (PPI) in Palabuhanratu Bay, including PPI Cisolok, PPI Ciwaru, PPI Ujung Genteng, and PPI Mina Jaya. Investors, fishermen, fish industry, researchers, and the general public can access fish production data and information on the website through the fish production menu per month, fish production menu per year, fish production menu for several years.Faktor pendorong terciptanya sistem basis data produksi ikan adalah lahirnya kebijakan yang diterbitkan Pemerintah, yaitu UU No. 45 tahun 2009 tentang Perikanan pasal 46 ayat 1 dan 2. Permasalahan yang ada di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi adalah tidak adanya sistem basis data produksi ikan berbasis situs web (website) yang mencakup Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI). Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun sistem basis data produksi ikan berbasis situs web (website) di pelabuhan perikanan kelas D (PPI). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembuatan prototipe (prototyping). Keunggulan dari sistem basis data produksi ikan berbasis situs web (website) adalah kemampuan mengintegrasikan perhitungan dari produksi ikan per bulan, sehingga tidak perlu melakukan perhitungan atau memasukan (input) data produksi ikan per tahun. Berdasarkan hasil penelitian, sistem basis data produksi ikan berbasis situs web (website) mencakup empat Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Teluk Palabuhanratu, diantaranya PPI Cisolok, PPI Ciwaru, PPI Ujung Genteng, dan PPI Mina Jaya. Investor, nelayan, pengolah ikan, peneliti, dan masyarakat dapat mengakses data dan informasi produksi ikan di situs web (website) melalui menu produksi ikan per bulan, menu produksi ikan per tahun, menu produksi ikan selama beberapa tahun

    Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Sumberdaya Dan Lingkungan Perikanan Tangkap Di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Development of Management Information System of Capture Fishery Resources and Environment in Padang Pariaman Regency, Ws)

    Full text link
    UU Nomor 45 tahun 2009 pasal 46 dan 47 menekankan perlunya pengembangan pusat data dan informasi perikanan yang mudah diakses untuk kepentingan pemanfaatan danperlindungan sumberdaya ikan dan lingkungannya, termasuk di Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian ini bertujuan merancang sistem informasi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perikanan tangkap di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Analisis penelitian ini menggunakan Software Microsoft Access, Microsoft Visual Basic 6, Adobe Photoshop CS,CorelDRAW X4 dan ArcView 3.3. Sistem informasi yang dihasilkan diberi nama SI-PSLP 1.0. SI-PSLP untuk Kabupaten Padang Pariaman ini mempunyai lima menu utama, yaitu menu sumberdaya ikan, menu lingkungan, menu sarana prasarana, menu sosial ekonomi, dan menu manajemen data. Menu sumberdaya ikan memuat informasi jenis ikan, taksonomi ikan, tingkah laku ikan, penyebaran ikan, produksi dan nilai produksi ikan, dan menu lingkungan memuat informasi kondisi lingkungan fisika (suhu, cahaya, arus, gelombang dan bathimetri), kimia (salinitas, pH, fosfat, nitrat, logam berat dan DO), biologi, dan ekosistem pantai. Menusarana prasarana memuat informasi alat penangkapan ikan, kapal perikanan, alat bantu penangkapan dan PPI, sedangkan menu sosial ekonomi memuat informasi nelayan,pemberdayaan nelayan dan kelompok nelayan. Setiap menu terkoneksi dengan menu yang lainnya yang dikendalikan oleh menu manajemen data. SI-PSLP ini memiliki fasilitas dalammelakukan manipulasi data (penambahan, penghapusan, dan pengubahan), dan mencetak keluarannya

    PERSEPSI NELAYAN LONGLINE DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP TERHADAP PENGGUNAAN PETA PRAKIRAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN

    Get PDF
    Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) mengembangkan teknologi informasi dalam bentuk Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI) untuk membantu nelayan dalam penentuan daerah penangkapan ikan yang akurat. Penggunaan PPDPI oleh nelayan longline belum efektif dikarenakan minimnya informasi yang diperoleh nelayan serta permasalahan tingkat keakuratan peta. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi persepsi nelayan terhadap penggunaan PPDPI serta merekomendasikan alternatif strategi untuk meningkatkan penggunaan PPDPI oleh nelayan di PPS Cilacap. Penelitian dilakukan di PPS Cilacap menggunakan metode survei dengan responden nakhoda kapal longline. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif serta metode SWOT. Hasil penelitian menunjukkan persepsi nelayan terhadap penggunaan PPDPI ditinjau dari aspek ekologi, teknologi, sosial ekonomi, serta kelembagaan belum memberikan manfaat secara nyata terhadap nelayan. Ditinjau dari jumlah ikan tertangkap serta pengetahuan nelayan terhadap kondisi daerah penangkapan yang didominasi persepsi tidak mengalami perubahan, kesulitan akses PPDPI serta keakuratan titik penangkapan pada PPDPI yang masih diragukan, serta kurangnya kontribusi dan partisipasi pemerintah setempat dalam mendukung pengembangan pemanfaatan PPDPI di PPS Cilacap. Strategi yang direkomendasikan untuk mengembangkan pemanfaatan penggunaan PPDPI yaitu pemerintah harus melakukan validasi PPDPI dengan pengecekan lapang kepada nelayan longline dan menyediakan perangkat yang dapat mendistribusikan informasi PPDPI secara otomatis kepada nelayan selaku pengguna PPDPI. Kata kunci:        nelayan longline, persepsi, PPDPI, PPS Cilacap, strategi alternati
    • …
    corecore