7 research outputs found

    HUBUNGAN ANTARA DAERAH PENANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DENGAN PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN TEGAL JAWA TENGAH

    Get PDF
    Daerah penangkapan rajungan dipengaruhi oleh parameter oseanografi, seperti arus, SPL, salinitas dan kedalaman. Ketidaktahuan nelayan dalam memprediksi daerah penangkapan rajungan yang baik mengakibatkan nelayan terkendala untuk dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi penangkapan rajungan di Tegal. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara hasil tangkapan rajungan dengan parameter oseanografi yang mempengaruhinya serta menganalisis distribusi spasial daerah penangkapan rajungan di Perairan Tegal. Hubungan antara hasil tangkapan rajungan dengan parameter oseanografi dianalisis menggunakan analisis regresi. Distribusi spasial daerah penangkapan rajungan menggunakan metode krigging, serta metode pembobotan untuk menentukan kelas kesesuaian. Hasil yang didapatkan adalah kecepatan kecepatan arus didapatkan berkisar 0,02 – 0,78 m/s; SPL berkisar 25 – 31oC; salinitas 25 – 36 ‰; dan kedalaman 2,4 – 17,5 m. Kecepatan arus memiliki koefisien korelasi yang terbesar yang diikuti dengan SPL, salinitas, dan kedalaman. Area yang sesuai untuk sumberdaya rajungan berdasarkan metode pembobotan didapatkan berada di kisaran 3 – 5 mil laut dari bibir pantai yang berada di Perairan Kabupatan Tegal. Area yang sesuai dengan kehidupan rajungan mempunyai luas 4.123 ha

    Bio-economic model of Danish seine and purse seine fisheries in Rembang Regency, Indonesia

    Get PDF
    The fisheries in Indonesia is multi-gears fisheries, including in Rembang Regency. Rembang Regency had fishery production of 36,243 tons in 2017 and very dependent on purse seine and Danish seine fisheries. Although they have different fishing operation, but types of fish caught by purse seine and Danish seine are partly of the same species. The interrelation of fish species caught shows the risk of interrelation between purse seine and Danish seine (negative externalities) which can encourage overfishing. The purpose of this research was to make the model of relationship between Danish seine and purse seine fisheries in Rembang Regency with a bio-economic approach. We have modified Gordon-Schaefer model (single gear) to be a multi-gears model that can explain the reciprocal relationship between Danish seine and purse seine fisheries, and also we did optimization of production and profit. This research has proven that Danish seine fishing efforts have a negative impact on the production of purse seine fisheries, and vice versa. The combination of 328 units of purse seine and 304 units of Danish seine will produce optimal aggregate production (62,286 tons per year). While the combination of 176 units of Danish seine and 348 units of purse seine will generate an aggregate profit of IDR 510 billion per year as the win–win solution for both Danish seine and purse seine fisheries. The highest aggregate profit will occur at 370 units of purse seine fisheries and 0 units of Danish seine, which will generate a profit of IDR 535 billion per year

    ANALISIS FINANSIAL USAHA PERIKANAN TANGKAP GILL NET DI PPI TANJUNGBALAI ASAHAN, SUMATERA UTARA

    Get PDF
    Salah satu jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di PPI Tanjungbalai Asahan adalah gill net atau yang sering disebut jaring puput oleh nelayan Tanjungbalai. Kegiatan usaha penangkapan memerlukan investasi yang tidak sedikit, oleh karena itu perlu dilakukan analisis usaha penangkapan alat tangkap gill net di PPI Tanjungbalai Asahan agar tidak mengalami kerugian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek teknis, ekonomi, serta finansial usaha perikanan gill net di PPI Tanjungbalai. Metode pengambilan sampel menggunakan metode sensus. Data yang didapatkan pada penelitian ini ialah data hasil wawancara dengan 97 orang yang aktif beroperasi di perairan Tanjungbalai, serta data dari pihak PPI Tanjungbalai Asahan, Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek teknis usaha penangkapan gill net di PPI Tanjungbalai menggunakan armada penangkapan yang berukuran 15- 17 GT. Hasil tangkapan utamanya adalah Ikan Kembung (Rastrelliger kanagurta). Adapun modal rata-rata usaha gill net sebesar Rp 711.731.959, biaya tetap rata-rata sebesar Rp 71.772.165, biaya tidak tetap rata-rata sebesar Rp 667.856.598, penerimaan rata-rata sebesar Rp 1.077.095.876, keuntungan rata-rata sebesar Rp 337.467.113. Nilai NPV adalah sebesar Rp 1.583.671.685, nilai IRR sebesar 96%, nilai B/C ratio sebesar 1,36, dan untuk nilai PP yaitu 2 tahun 1 bulan 6 hari

    Analisis Finansial Usaha Perikanan Tangkap Bottom Gill Net di Kabupaten Cilacap

    Get PDF
    Analisis finansial usaha penangkapan bottom gill net dilakukan agar dapat mengetahui usaha perikanan yang menguntungkan sehingga dapat dijalankan secara berkelanjutan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aspek teknis, aspek ekonomi dan aspek finansial usaha perikanan bottom gill net di Kabupaten Cilacap. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif bersifat studi kasus, metode pengambilan sampel menggunakan snowball sampling dengan jumlah responden 100 pemilik perahu. Data yang digunakan meliputi data primer yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Data sekunder yaitu data produksi, nilai produksi, alat tangkap dan armada penangkapan selama lima tahun. Analisis data yang digunakan Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio), dan Payback Period (PP). Hasil dari penelitian armada yang digunakan yaitu perahu fiber 1-2 GT dengan tenaga mesin 15-18 PK. Konstruksi alat tangkap bottom gill net terdiri dari pelampung, tali pelampung, tali ris atas, tubuh jaring, tali ris bawah, tali pemberat dan pemberat. Rata-rata modal investasi yang dibutuhkan Rp 58.725.000,-, pendapatan yang dihasilkan Rp 149.239.690,- per tahun, keuntungan Rp 31.221.758,- per tahun. Nilai NPV Rp 146.220.302,-, IRR 80%, B/C ratio sebesar 1,12 dan PP 2 tahun 4 bulan 10 hari. Berdasarkan hasil yang didapatkan tersebut usaha perikanan tangkap bottom gill net di Kabupaten Cilacap layak untuk dilanjutkan

    Strategi Pengembangan Komoditas Unggulan Perikanan Tangkap di Kota Cirebon

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis jenis ikan yang menjadi komoditas unggulan dan komoditas potensial Kota Cirebon serta menyusun strategi pengembangan perikanan tangkap berbasis komoditas unggulan dan potensial di Kota Cirebon. Penelitian ini menggunakan empat metode analisis data yaitu analisis Location Quotient (LQ), analisis Shift Share (SS), analisis Spesialisasi Index (SI) dan analisis SWOT. Hasil analisis menunjukan bahwa komoditas unggulan perikanan tangkap Kota Cirebon adalah Cumi-cumi (Loligo sp), Layang (Decapterus pusailus), Belanak (Mugil cephalus), Layur (Trichlurus lepturus), Kerapu (Epinephelus sp), Kembung (Rastrelliger kanagurta), Tongkol (Euthynnus affinis), Rajungan (Portunus pelagicus), dan Udang Dogol (Metapenaeus monoceros) dikategorikan sebagai komoditas potensial. Hasil strategi pengembangan analisis SWOT yaitu pengembangan fasilitas PPN Kejawanan untuk mendukung peningkatan produksi komoditas unggulan, mengembangkan industri pengolahan hasil tangkapan, memperluas jaringan pemasaran dengan menggunakan sistem informasi untuk memasarkan komoditas unggulan dari pasar lokal hingga pasar internasional, meningkatkan promosi pelabuhan perikanan untuk menarik minat investor, dan meningkatkan kecakapan nelayan dalam operasi penangkapan ikan, pengolahan ikan, dan pemasaran hasil tangkapan oleh pihak pemerintah dan pelabuhan

    MARGIN DAN TINGKAT EFISIENSI PEMASARAN IKAN TENGGIRI (Scomberomorus commerson) DI PPI TANJUNGSARI KABUPATEN PEMALANG

    Get PDF
    Ikan Tenggiri menjadi salah satu target tangkapan utama bagi nelayan gill net multifilament di PPI Tanjungsari dikarenakan harganya yang tinggi dan juga permintaan pasar dari dalam maupun luar Kabupaten Pemalang yang banyak. Usaha pemasaran ikan Tenggiri dilakukan dan dikembangkan oleh berbagai pihak, diantaranya adalah nelayan, pedagang besar, pedagang pengecer, dan pedagang luar kota. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk saluran pemasaran serta menganalisis nilai marjin pemasaran dan efisiensi pemasaran ikan Tenggiri di PPI Tanjungsari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, dan metode pengambilan sampel adalah metode purposive sampling. Analisis data yang dilakukan berupa analisis marjin pemasaran, fisherman’s share, dan analisis efisiensi pemasaran. Terdapat dua bentuk saluran pemasaran ikan tenggiri, yaitu dari nelayan-pedagang sedang-pedagang kecil-konsumen akhir dan dari nelayan-pedagang besar-pedagang luar kota-konsumen. Total marjin pemasaran pada saluran kedua lebih besar dibandingkan saluran pertama, yaitu sebesar Rp 33.243,-/kg dikarenakan biaya pemasaran yang lebih besar. Analisis efisiensi pemasaran yang didapatkan pada kedua saluran termasuk dalam kategori tidak efisien dengan nilai 20% pada saluran 1 dan 33% pada saluran 2.Mackerel is one of the main catch targets for gill net multifilament fishermen in PPI Tanjungsari due to its high price and also the demand of the market from inside and outside the Pemalang Regency. Mackerel’s marketing business is carried out and developed by various parties, including fishermen, large traders, retailers, and out-of-town merchants. The purposes of this research were to find out the form of marketing channels and analyze the value of marketing margins, and marketing efficiency of mackerel in PPI Tanjungsari. The method used in this research was descriptive. The sampling method used in this study was the purposive sampling method. Data analysis was marketing margin analysis and marketing efficiency analysis. The result is that there are two forms of marketing channels for mackerel. The first marketing channel is from fishermen-medium traders-retailer-end consumers, and the second marketing channel is from fishermen-large traders-traders outside the city-consumers. The total marketing margin on the second channel is greater than the first channel, which is Rp 33.243,-/kg due to greater marketing costs. The marketing efficiency analysis obtained on both channels falls into the inefficient category with values of 20% on the first channel and 33% on the second channel

    PENGGUNAAN RUMPON ATRAKTOR CUMI (RAMI) PADA BAGAN TANCAP (Lift Net) DI PERAIRAN DEMAK

    No full text
    Bagan tancap merupakan suatu alat tangkap ikan yang masuk dalam kategori lift net, yang dalam pengoperasiannya, bagan tancap mengandalkan lampu sebagai atraktor untuk menarik perhatian ikan. Adanya penambahan alat bantu untuk mengumpulkan ikan di sekitar bagan tancap akan memudahkan ikan untuk berkumpul di sekitar bagan tancap ketika pada malam hari lampu dinyalakan. Dengan penggunaan alat bantu Rumpon Atraktor Cumi (RAMI) yang dipasang di sekitar alat tangkap bagan tancap (lift net), diharapkan ikan yang tertangkap oleh bagan tancap semakin banyak. Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisis pengaruh penggunaan Rumpon Atraktor Cumi (RAMI) serta jumlah hasil tangkapan bagan tancap (lift net) di perairan Demak. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental fishing. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagan tancap (lift net), Rumpon Atraktor Cumi (RAMI), dengan perlakuan penambahan rumpon pada empat sisi bagan tancap (lift net). Berdasarkan pada hasil uji t dengan SPSS 16 didapatkan bahwa penggunaan rumpon diperoleh nilai t-test sebesar 4,154 dan nilai signifikasi 0,069 dengan taraf signifikasi 95%. Dan uji t dengan menggunakan rumus didapatkan nilai thitung = 4,154 > ttabel = 1,697. Sesuai dengan kaidah pengambilan keputusan bahwa nilai thitung > ttabel, maka diputuskan untuk terima H1, hal ini berarti penggunaan Rumpon Atraktor Cumi berpengaruh nyata pada hasil tangkapan bagan tancap
    corecore