14 research outputs found

    PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN EKONOMI MASYARAKAT DESA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN SABUN SUSU LIDAH BUAYA (ALOE VERA)

    Get PDF
    Abstrak: Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah khususnya kecamatan Cepogo merupakan kawasan peternakan susu sapi dan merupakan salah satu produsen susu terbesar di Pulau Jawa. Susu sapi segar memiliki kelemahan yaitu mudah rusak dan daya simpannya cenderung singkat. Mengolah susu sapi segar menjadi suatu produk merupakan salah satu upaya untuk memperlama daya simpan susu sapi. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pendapatan masyarakat melalui pengolahan susu sapi menjadi produk sabun susu. Metode yang digunakan meliputi beberapa kegiatan yaitu persiapan internal tim pengabdian, sosialisasi program dan Focus Group Discussion (FGD), pelatihan pembuatan sabun susu, serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan. Kegiatan ini diikuti oleh 25 peserta yang merupakan peternak sapi perah. Hasil dari kegiatan ini adalah adanya peningkatan pengetahuan tentang pembuatan sabun susu sebesar 99,2% dan adanya peningkatan pendapatan sebesar Rp. 172.190,00 dari keuntungan menjual sabun susu untuk setiap liternya.Abstract: Boyolali Regency, Central Java, especially the Cepogo sub-district, is a dairy farming area and is one of the largest milk producers on the island of Java. Fresh cow's milk has the disadvantage that it is easily damaged and its shelf life tends to be short. Processing fresh cow's milk into a product is one of the efforts to prolong the shelf life of cow's milk. The purpose of this community service is to increase people's knowledge and income through processing cow's milk into milk soap products. The method used includes several activities, namely internal preparation of the service team, program socialization and Focus Group Discussion (FGD), training on making milk soap, as well as monitoring and evaluating implementation. This activity was attended by 25 participants who are dairy farmers. The result of this activity is an increase in knowledge about the manufacture of milk soap by 99,2% and an increase in income of Rp. 172,190.00 from the profit of selling milk soap for each liter

    The Effectiveness of Cognitive Conflict-Based Chemistry Learning in Reducing Students' Misconceptions of Acid-Base Materials

    Get PDF
    A misconception is a problem that is often encountered in the world of education caused by several things, including students' initial prejudices, incompetent teachers, unclear textbooks, different contexts of the student experience, and teaching methods that only contain lectures. This study is intended to answer the problem regarding the effectiveness of cognitive conflict-based chemistry learning in reducing students' misconceptions about acid-base material. This research is quasi-experimental research with One group Pre-test and Post-test Design. The population in this study was all class XI IPA. The sample in this study was class XI IPA I. The instrument used in this study was a student's concept understanding test. The data collection method used is a multiple-choice reasoned test method. Changes in misconceptions were analyzed descriptively and statistically. A descriptive analysis was conducted to see changes in students' concepts. Statistical analysis using the T-test. Based on the research, it was found that the indicators of questions that experienced misconceptions were: Arrhenius acid-base theory (32.05%), Arrhenius acid-base classification (56.40%), Bronsted Lowry theory (43.59%), writing down the acid-base reaction equation according to Bronsted Lowry and Lewis acid-base theory (59.00%), distinguish between Arrhenius, Bronsted Lowry and Lewis acid-base theories (49.00%), the nature of acidic and basic solutions (47.00), degree of acidity/pH (79.00%), determination of strong acid (79.00%), determination of strong base (46.00%), degree of ionization in acid and base determination (46.00%) and application of the concept of pH in pollution (66.00%). Understanding of students' initial conceptions, namely students who are classified as knowing the concept of 23.18%, misconceptions of 53.95%, and not knowing the concept of 22.87%, while the understanding of the final conception of students is students who are classified as knowing concepts of 76, 20%, a misconception of 15.49% and not knowing the concept of 8.31%. Based on these data, it can be concluded that the cognitive conflict learning method is effective in reducing students' misconceptionsAbstract: Miskonsepsi menunjukkan pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah. Miskonsepsi merupakan permasalahan yang sering ditemui dalam dunia pendidikan. Berdasarkan hasil observasi di MA Matholi’ul Huda, diketahui bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi pada materi asam basa. Miskonsepsi dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu prakonsepsi awal peserta didik, pengajar yang kurang kompeten, buku teks yang tidak jelas, konteks pengalaman peserta didik yang berbeda-beda dan cara mengajar hanya berisi ceramah. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan mengenai efektifitas pembelajaran kimia berbasis konflik kognitif dalam mereduksi miskonsepsi peserta didik pada materi asam basa. Penelitian ini termasuk penelitian kuasi eksperimen dengan desain One group Pre test Post test Design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kelas XI IPA. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA I. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes pemahaman konsep siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode tes berbentuk multiple choice beralasan. Perubahan miskonsepsi dianalisis secara deskriptif dan statistik. Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat perubahan konsep siswa. Analisis statistik menggunakan uji T. Berdasarkan penelitian dihasilkan bahwa indikator soal yang mengalami miskonsepsi yaitu: teori asam basa Arrhenius (32,05%), klasifikasi asam basa menurut Arrhenius (56,4%), teori Bronsted Lowry (43,59%), menuliskan persamaan reaksi asam basa menurut Bronsted Lowry dan teori asam basa lewis (59%), membedakan teori asam basa Arrenius, Bronsted Lowry dan Lewis (49%), sifat larutan asam dan basa (47%), derajat keasaman/ pH (79%), penentuan asam kuat (79%), penentuan basa kuat (46%), derajat ionisasi dalam ketetapan asam dan basa (46%) dan aplikasi konsep pH dalam pencemaran (66%). Pemahaman konsepsi awal peserta didik yaitu peserta didik yang tergolong tahu konsep sebesar 23,18%, miskonsepsi sebesar 53,95% dan tidak tahu konsep sebesar 22,87%, sedangkan Pemahaman konsepsi akhir peserta didik yaitu peserta didik yang tergolong tahu konsep sebesar 76,20%, miskonsepsi sebesar 15,49% dan tidak tahu konsep sebesar 8,31%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran konflik kognitif efektif dalam mereduksi miskonsepsi siswa. &nbsp

    Optimalisasi Taman Nglorog Rejo sebagai Upaya Meningkatkan Potensi Wisata Desa Jeblog

    Get PDF
    Perkembangan potensi wisata berbasis komunitas mulai mengalami perkembangan yang menggembirakan, dengan memaksimalkan potensi wisata lokal yang ada pada suatu wilayah termasuk desa. Wisata ini dapat berbentuk atraksi budaya, taman, pusat rekreasi dan edukasi ataupun wisata kuliner. Demikian pula bagi masyarakat Desa Jeblog, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten yang memiliki Taman Nglorog Rejo namun belum dikelola secara baik dan sempat terhenti karena pandemi. Potensi taman sebagai wahana bermain, rekreasi dan edukasi perlu dikelola secara lebih baik melalui optimalisasi taman desa sebagai upaya meningkatkan potensi wisata Desa Jeblog. Kegiatan ini bertujuan untuk menghidupkan kembali daya tarik Taman Nglorog Rejo serta upaya promosi melalui media sosial terutama instagram agar lebih dikenal oleh masyarakat, terutama warga Klaten. Optimalisasi taman dilakukan melalui program Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa Universitas Sebelas Maret yang berlangsung. Kegiatan dilakukan secara bertahap, yakni: survey lokasi, perancangan program serta pelaksanaan. Pelaksanaan kegiatan diwujudkan dalam bentuk: (1) pengecatan fasilitas taman; (2) penanaman apotek hidup; (3) pemasangan fasilitas seperti: tampah untuk hiasan dan hardware stiker sebagai penanda, pemasangan plang apotek hidup serta (4) pengambilan video promosi. Kegiatan optimalisasi taman ini menghasilkan bentuk taman yang dapat dijadikan tempat rekreasi ataupun belajar, khususnya mengenai tanaman apotek hidup serta tayangan promosi melalui media sosial

    Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Dilengkapi Lks Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI Mia SMA Negeri 1 Banyudono Tahun Pelajaran 2014/2015

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) pada materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdapat empat tahapan yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2014/2015. Sumber data berasal dari siswa dan guru. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, kajian dokumen, angket, dan tes. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dilengkapi LKS dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan kelas XI MIA 1 SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2014/2015. Pada siklus I, ketercapaian aktivitas belajar siswa sebesar 52% dan pada siklus II meningkat menjadi 80%. Peningkatan prestasi belajar untuk aspek pengetahuan pada siklus I diperoleh ketuntasan belajar sebesar 56% dan pada siklus II meningkat menjadi 84%, untuk aspek sikap dengan kategori sangat baik sebesar 72% pada siklus I meningkat menjadi 92% pada siklus II. Sedangkan untuk aspek keterampilan hanya dilakukan pada siklus I dengan persentase ketercapaian sebesar 100%

    ANALISIS BAHAN AJAR KIMIA SMA PADA MATERI KESETIMBANGAN KELARUTAN BERDASARKAN SINTAKS MODEL POE (PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN)

    Get PDF
    Salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan di kurikulum 2013 adalah model pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian isi bahan ajar dengan langkah-langkah pada model pembelajaran POE. Penelitian ini merupakan bagian penelitian pengembangan yang menggunakan data kuantitatif dan kualitatif. Instrumen pada penelitian ini menggunakan lembar penilaian kelayakan/kesesuaian bahan ajar berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran POE. Sampel penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Simo dan SMA N 1 Banyudono. Hasil analisis kualitas bahan ajar kimia berdasarkan langkah-langkah pembelajaran POE seperti: (1) kesesuaian isi bahan ajar dengan langkah predict untuk buku A 56,25% dan buku B 62,25%, (2) observe untuk buku A 62,25% dan buku B 81,25% (3) explain untuk buku A 56,25% dan buku B 68,75 %. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat ditarik simpulan bahwa (1) kesesuaian isi bahan ajar dengan langkah predict untuk buku A dikategorikan kurang sesuai dan buku B cukup sesuai (2) langkah observe pada buku A cukup sesuai dan buku B sesuai, (3) langkah explain pada buku A kurang sesuai dan buku B cukup sesuai. Berdasarkan hasil rata-rata semua langkah pembelajaran POE, buku A dikategorikan kurang sesuai dengan persentase 58,33% dan buku B cukup sesuai dengan persentase 70,83%

    Proyek Video Sebagai Asesmen Alternatif dalam Pembelajaran Daring Mata Kuliah Kimia Dasar

    Get PDF
    [ Video Project As an Alternative Assessment in Learning Basic Chemistry Courses ] Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon mahasiswa dalam penggunaan tugas proyek video sebagai asesmen alternatif pada mata kuliah Kimia Dasar selama pembelajaran daring. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Data diperoleh dari calon guru (N = 80) yang diberikan tugas proyek video untuk menjelaskan materi dan soal-soal pada mata kuliah Kimia Dasar. Di akhir sesi, mahasiswa mengisi kuesioner untuk mengetahui tanggapan mahasiswa mengenai pembelajaran denga tugas proyek video. Wawancara juga dilakukan dalam penelitian ini. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa memberikan respon positif pada tugas proyek video memberikan manfaat bagi mahasiswa yaitu mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan, meningkatkan motivasi, dan kemandirian dalam belajar. Selain itu, tugas proyek video ini juga memberikan manfaat dalam kerja tim dan peningkatan keterampilan dalam menggunakan teknologi untuk belajar[ Video Project As an Alternative Assessment in Learning Basic Chemistry Courses ] Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon mahasiswa dalam penggunaan tugas proyek video sebagai asesmen alternatif pada mata kuliah Kimia Dasar selama pembelajaran daring. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Data diperoleh dari calon guru (N = 80) yang diberikan tugas proyek video untuk menjelaskan materi dan soal-soal pada mata kuliah Kimia Dasar. Di akhir sesi, mahasiswa mengisi kuesioner untuk mengetahui tanggapan mahasiswa mengenai pembelajaran denga tugas proyek video. Wawancara juga dilakukan dalam penelitian ini. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa memberikan respon positif pada tugas proyek video memberikan manfaat bagi mahasiswa yaitu mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan, meningkatkan motivasi, dan kemandirian dalam belajar. Selain itu, tugas proyek video ini juga memberikan manfaat dalam kerja tim dan peningkatan keterampilan dalam menggunakan teknologi untuk belaja

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) DILENGKAPI LKS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) pada materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdapat empat tahapan yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2014/2015. Sumber data berasal dari siswa dan guru. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, kajian dokumen, angket, dan tes. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dilengkapi LKS dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan kelas XI MIA 1 SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2014/2015. Pada siklus I, ketercapaian aktivitas belajar siswa sebesar 52% dan pada siklus II meningkat menjadi 80%. Peningkatan prestasi belajar untuk aspek pengetahuan pada siklus I diperoleh ketuntasan belajar sebesar 56% dan pada siklus II meningkat menjadi 84%, untuk aspek sikap dengan kategori sangat baik sebesar 72% pada siklus I meningkat menjadi 92% pada siklus II. Sedangkan untuk aspek keterampilan hanya dilakukan pada siklus I dengan persentase ketercapaian sebesar 100%
    corecore