29 research outputs found
Diet Digestibility and Growth Performance of Giant Gouramy Juvenile, Osphronemus Goramy Fed on Diet Supplemented Using Glutamine
Ikan gurami Osphronemus goramy sebagai komoditas unggulan ikan air tawar mempunyai pertumbuhan yang lambat. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengevaluasi penambahan glutamin dengan dosis berbeda dalam pakan terhadap kecernaan pakan dan kinerja pertumbuhan benih ikan gurami. Penelitian ini terdiri atas dua tahap yaitu uji kecernaan pakan dan uji pertumbuhan. Glutamin dengan dosis 0, 1, 2 dan 3% dicampurkan ke dalam pakan uji isoprotein dan isoenergi. Chromium oxide (Cr2O3) ditambahkan dalam pakan uji sebanyak 0,6% sebagai indikator kecernaan. Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan gurami dengan bobot awal 2,07±0,00 g, dipelihara dalam akuarium berukuran 50x40x35 cm3 dengan padat tebar 25 ekor per akuarium. Ikan diberi pakan uji dengan frekuensi tiga kali dalam sehari yaitu pada pukul 07.00, 12.00, dan 17.00 WIB secara at satiation. Uji kecernaan pakan dilakukan selama 20 hari menggunakan metode pengumpulan feses yang dilakukan pada hari ketujuh setelah ikan diberi pakan uji. Uji pertumbuhan dilakukan selama 60 hari dan selama pemeliharaan dilakukan pergantian air sebanyak 30% dari volume media pemeliharaan pada pagi hari sebelum pemberian pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan glutamin 3% meningkatkan kecernaan total (73,66±0,18%), kecernaan energi (64,79±0,22%), kecernaan protein (90,57±0,01%), aktivitas enzim protease (6,13±0,02 U g-1 protein) dan lipase (0,86±0,01 U g-1 protein) serta kadar glikogen hati (6,86±0,17mg g-1 sampel). Penambahan glutamin 2% meningkatkan efisiensi pakan (88,75±2,54%), laju pertumbuhan harian (4,25±0,07%) dan retensi protein (47,19±0,77%). Disimpulkan bahwa penambahan glutamin dosis 2-3% dalam pakan dapat meningkatkan kecernaan pakan dan kinerja pertumbuhan benih ikan gurami
Respons Imun dan Kinerja Pertumbuhan Ikan Lele, Clarias Gariepinus (Burchell 1822) pada Budi Daya Sistem Bioflok dengan Sumber Karbon Berbeda Serta Diinfeksi Aeromonas Hydrophila
Salah satu penyakit yang sering menyerang ikan lele adalah Motil Aeromonad Septicemia yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi respon imun dan kinerja pertumbuhan ikan lele yang dibudidayakan pada sistem bioflok dengan sumber karbon yang berbeda serta diinfeksi oleh A. hydrophila. Peneli- tian dilakukan selama 30 hari, menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri atas lima perlakuan dengan tiga ulangan yaitu penambahan sumber karbon molase (A), tepung tapioka (B), tepung terigu (C), kontrol positif (D), dan kontrol negatif (E). Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon imun seperti total eritrosit, hematokrit, kadar hemoglo- bin, jumlah leukosit, aktivitas fagositosis, dan ledakan pernapasan pada perlakuan molase (A), tepung tapioka (B), dan tepung terigu (C) menunjukkan hasil yang lebih baik daripada kontrol. Sumber karbon molase, tapioka, dan terigu mampu meningkatkan total bakteri dan menekan pertumbuhan A. hydrophila di air dan organ ikan lele. Kinerja pertum- buhan ikan lele di sistem bioflok dengan sumber karbon tepung tapioka memberikan laju pertumbuhan harian yang le- bih tinggi dan berbeda nyata (P <0,05) dibandingkan kontrol. Sistem bioflok dengan sumber karbon molase, tapioka, dan terigu dapat menurunkan nisbah konversi pakan dan meningkatkan retensi protein. Retensi lemak dalam sistem bio- flok dengan sumber karbon molase menunjukkan hasil tertinggi. Penambahan sumber karbon molase, tapioka, dan teri- gu dalam sistem bioflok dapat menurunkan kelimpahan A. hydrophila dan meningkatkan respon imun dan kinerja per- tumbuhan ikan lele
Pemanfaatan Minyak Biji Krokot Portulaca Oleracea sebagai Sumber Asam Lemak Esensial pada Pakan Ikan Mas, Cyprinus Carpio Linnaeus 1758 [Utilization Of Purslane Portulaca Oleracea Seed Oil AS A Source Of Fatty Acid Essential Of Common Carp Cyprinus Carpio Linnaeus 1758 Diet]
Penelitian bertujuan mengkaji pemanfaatan minyak biji krokot Portulaca oleracea sebagai sumber asam lemak esensial pada pakan ikan mas Cyprinus carpio untuk menggantikan minyak ikan. Percobaan menggunakan rancangan acak leng-kap, terdiri atas empat perlakuan dan tiga ulangan. Pakan perlakuan terdiri atas minyak ikan, minyak jagung, dan minyak kelapa (P0), minyak biji krokot, dan minyak kelapa (P1), minyak jagung dan minyak kelapa (P2), dan minyak ke-lapa (P3). Ikan mas dengan bobot 3,11±0,05 g dipelihara dalam akuarium berukuran 50x40x35 cm3 dengan padat tebar 10 ekor akuarium-1 selama 60 hari. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan P1 menghasilkan nilai laju pertumbuhan harian (3,5±0,1%), efisiensi pakan (71,7±4,9%), retensi protein (22,1±1,9%), dan retensi lemak (81,4±4,5%) tertinggi dan memberikan pengaruh yang nyata (p0,05). Komposisi asam lemak tubuh ikan mas pada perlakuan P1 yaitu total asam lemak jenuh sebesar 21,4%, asam lemak tak jenuh tunggal sebesar 36,9%, n-3 sebesar 10,4%, n-6 sebesar 16,1% dan rasio n-3/n-6 sebesar 0,6. Berdasarkan hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa minyak biji krokot dapat menggantikan minyak ikan pada pakan ikan mas
Penggunaan DDGS (Distillers Dried Grain with Solubles) Jagung Sebagai Sumber Protein Nabati Pakan Benih Ikan Gurame Osphronemus Goramy Lac. [the Utilization of Com DDGS (Distillers Dried Grain with Solubles) as Plant Protein Source for Giant Gouramy Osphronemus Goramy Lac. Diets]
Dua macam penelitian dilakukan untuk mengkaji pengaruh penggunaan distillers dried grain with solubles (DDGS) sebagai sumber protein nabati terhadap pertumbuhan benih ikan gurame Osphronemus goramy Lac. Penelitian ini terdiri atas penelitian kecernaan dan kinerja pertumbuhan. Pada pengukuran kecernaan digunakan motede tidak langsung dengan menggunakan kromium trioksida (Cr2O3) sebagai indikator. Pada penelitian kinerja pertumbuhan digunakan empat macam pakan dengan isoprotein (40%) dan isoenergi (500 kcal GE 100 g-1) dengan kadar DDGS yang berbeda. Pakan A (pakan kontrol, DDGS 0%) sedangkan pakan B, C dan D mengandung DDGS masing-masing sebesar 10, 20 dan 30%. Juwana ikan gurame dengan bobot rata-rata 4,7±0,78 g dipelihara selama 40 hari dalam akuarium berukuran 35 x 40 x 50 cm3 dengan kepadatan 0,2 ekor per liter. Ikan diberi pakan sampai Kenyang dengan frekuensi tiga kali se-hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan gurame mampu mencerna protein DDGS sebesar 85,35% dan 70,10% untuk total bahan. Peningkatan DDGS dalam pakan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap konsumsi pakan, laju pertumbuhan harian dan kelangsungan hidup benih ikan gurame (p>0,05). Ikan yang diberi pakan dengan kandungan DDGS hingga 20% memiliki nilai efisiensi pakan dan retensi protein yang tidak berbeda dibandingkan dengan pakan kontrol; sedangkan pemberian DDGS sebesar 30% dalam pakan menurunkan nilai tersebut. Dapat disimpulkan bahwa pakan C dengan kadar DDGS 20% dalam pakan memberikan hasil yang terbaik terhadap kinerja pertumbuhan benih ikan gurame
Evaluasi Pemberian Ekstrak Daun Kayu Manis Cinnamomum Burmannii pada Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan Ikan Patin Pangasianodon Hypophthalmus Sauvage, 1878 [Evaluation Of The Addition Of Cinnamon Cinnamomum Burmannii Leaves Extract In Diet For Growth Performance Of Catfish Pangasianodon Hypophthalmus Sauvage, 1878]
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan ekstrak daun kayu manis Cinnamomum burmannii dengan dosis berbeda pada pakan terhadap kinerja pertumbuhan ikan patin Pangasianodon hypophthalmus. Penelitian ini terdiri atas lima perlakuan dan tiga ulangan. Ekstrak daun kayu manis dicampurkan ke dalam pakan dengan lima dosis yaitu: 0 (kontrol); 0,5; 1; 2; dan 4 g kg-1 pakan. Ikan patin (7,43+0,01 g) dipelihara dalam 15 akuarium (volume 160 liter) dengan kepadatan 30 ekor/akurium selama 60 hari. Ikan diberi pakan secara at satiation sebanyak tiga kali sehari pada pukul 08.00, 12.00 dan 16.00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak daun kayu manis sebanyak 1 g kg-1 pakan memberikan hasil yang optimal karena dapat meningkatkan retensi protein dan efisiensi pakan sebesar 24,6% dan 23,4% dengan laju pertumbuhan yang sama dengan perlakuan tanpa penambahan ekstrak daun kayu manis (kontrol)
Dietary Phosphorus Requirement of Giant Gouramy (Osphronemus gouramy Lac.)
This experiment was conducted to ditermined phosphorus content in the feed of giant gouramy (Osprhonemus gouramy). Four semipurified diet containing isoprotein (41,0%) and isoenergy (10.0 kcal/g protein) but different in phosphorus content were prepared. Diet containing phosphorus at the level of 0,32, 0,63, 0,89 and 1,06% respectively. Fish weighing 21-25 g/ind was stocked at a density of 4 ind./aquarium. Fish was fed at a satiation level three times daily. Fish were reared for 40 days and sampling was done in every 10 day. Result of this study shows that growth performance of fish were increase with the increasing of phosphorus level in the diet till of level (0,89%). Make up of rate phosphor more than 1,06% in the diet will negating the growth. It can be concluded that giant gouramy require phosporus at the level of 0,63-0,89% for maximal growth. Key words : Phosphor, giant gouramy, Osphronemus goruamy, mineral ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kebutuhan ikan gurame (Osphronemus gouramy) akan mineral fosfor. Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan semimumi dengan kadar protein 41,0% dan rasio energi- protein 10 kkal/g protein. Pakan yang digunakan memiliki kandungan fosfor berturut-turut sebesar 0,32, 0,63, 0,89 dan 1,06%. Ikan gurame yang digunakan berbobot awal antara 21-25 g/ekor dan panjang tubuh awal 8,97-13,45 cm/ekor, dipelihara pada akuarium berukuran 50x40x35 cm dengan kepadatan 4 ekor/akuarium. Ikan diberi pakan 3 kali sehari secara satiation selama 40 hari. Setiap 10 hari sekali dilakukan penimbangan bobot tubuh ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performan pertumbuhan ikan gurame meningkat dengan meningkatknya kadar fosfor dalam makanan sampai pada tingkat 0,89%. Peningkatan kadar fosfor diatas tingkat tersebut berdampak negatif terhadap pertumbuhan. Pertumbuhan maksimal didapat pada ikan yang diberi pakan dengan kadar fosfor 0,63-1,06%. Kata kunci : Fosfor, ikan gurame, Oshpronemus gouramy, mineral
Growth and Feed Efficiency of Red Tilapia (Oreochromis sp.) Reared in Different Salinities
The objective of this research was to know the effect of salinity on the growth and utilized of feed energy by red tilapia, Oreochromis sp. Four fishes with 4,15-4,42 g initial body weights were cultured in a 50x40x35 cm aquarium for 40 days. Fish were fed on these diets three times a day at satiation. Dietary growth rate, feed efficiency, protein and lipid retention increased with increasing salinity (
Perkembangan Enzim Pencernaan Dan Pertumbuhan Larva Ikan Lele Dumbo, Clarias Gariepinus Burchell 1822, Yang Diberi Kombinasi Cacing Sutra Dan Pakan Buatan [Development of Digestive Enzymes and Growth of Fish Larvae of African Catfish, Clarias Gariepinus Buchell 1822, That Given of Silk Worms and Artificial Feed Combination]
Masalah utama yang dihadapi pada pembenihan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) adalah ketersediaan pakan alami berupa cacing sutra yang sering kali terbatas ketika dibutuhkan untuk pemeliharan larva ikan lele pada stadia awal, se-hingga perlu dikombinasikan dengan pakan buatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pemberian kombinasi cacing sutra dan pakan buatan terhadap perkembangan enzim pencernaan dan pertumbuhan larva ikan lele dumbo. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga ulang-an. Perlakuan meliputi kombinasi pakan buatan dan cacing sutra dengan perlakuan pemberian PA (cacing sutra 100%), pemberian PA75+PB25 (cacing sutra 75% dan pakan buatan 25%), pemberian PA50+PB50 (cacing sutra 50% dan pakan buatan 50%), pemberian PA25+PB75 (cacing sutra 25% dan pakan buatan 75%) dan pemberian PB (pakan buatan 100%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan kombinasi cacing sutra 50% dan pakan buatan 50% berpengaruh terhadap perkembangan sistem pencernaan dan aktivitas enzim pencernaan (amilase, lipase dan protease) serta menghasilkan laju pertumbuhan spesifik 23,56±1,08%/hari dan pertumbuhan panjang 8,43±0,75 cm. Ke-langsungan hidup tertinggi ditunjukkan pada perlakuan pemberian PA sebesar 89,61±4,35%
Perkembangan Enzim Pencernaan Dan Pertumbuhan Larva Ikan Lele Dumbo, Clarias Gariepinus Burchell 1822, Yang Diberi Kombinasi Cacing Sutra Dan Pakan Buatan [Development of Digestive Enzymes and Growth of Fish Larvae of African Catfish, Clarias Gariepinus Buchell 1822, That Given of Silk Worms and Artificial Feed Combination]
Masalah utama yang dihadapi pada pembenihan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) adalah ketersediaan pakan alami berupa cacing sutra yang sering kali terbatas ketika dibutuhkan untuk pemeliharan larva ikan lele pada stadia awal, se-hingga perlu dikombinasikan dengan pakan buatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pemberian kombinasi cacing sutra dan pakan buatan terhadap perkembangan enzim pencernaan dan pertumbuhan larva ikan lele dumbo. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga ulang-an. Perlakuan meliputi kombinasi pakan buatan dan cacing sutra dengan perlakuan pemberian PA (cacing sutra 100%), pemberian PA75+PB25 (cacing sutra 75% dan pakan buatan 25%), pemberian PA50+PB50 (cacing sutra 50% dan pakan buatan 50%), pemberian PA25+PB75 (cacing sutra 25% dan pakan buatan 75%) dan pemberian PB (pakan buatan 100%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan kombinasi cacing sutra 50% dan pakan buatan 50% berpengaruh terhadap perkembangan sistem pencernaan dan aktivitas enzim pencernaan (amilase, lipase dan protease) serta menghasilkan laju pertumbuhan spesifik 23,56±1,08%/hari dan pertumbuhan panjang 8,43±0,75 cm. Ke-langsungan hidup tertinggi ditunjukkan pada perlakuan pemberian PA sebesar 89,61±4,35%
Digestive Enzymes and Growth Performance of Common Carp, Cyprinus Carpio Linnaeus, 1758 with Additional of Turmeric Meal, Curcuma Longa Linn. in the Diet
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemanfaatan tepung kunyit (Curcuma longa Linn.) dengan dosis berbeda dalam pakan terhadap aktivitas enzim pencernaan dan kinerja pertumbuhan ikan mas. Tepung kunyit dengan dosis 0, 1, 2, dan 3% dicampurkan ke dalam pakan. Pakan yang digunakan adalah pakan buatan dengan kandungan iso-protein sebesar 29,51±0,93% dan isoenergi 3948,10±68,38 kkal kg-1 pakan. Ikan uji yang digunakan adalah ikan mas dengan bobot sebesar 2,82±0,04 g, dipelihara dalam akuarium berukuran 60x40x35 cm3 dengan padat tebar 10 ekor pa-da setiap akuarium selama 60 hari. Ikan diberi pakan uji dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali dalam sehari yaitu pada pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 WIB secara at satiation. Penyiponan dilakukan setiap hari. Air untuk budi daya diganti setiap tiga hari sekali sebanyak 25% dari volume media pemeliharaan. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembe-rian tepung kunyit dengan dosis 2% meningkatkan aktivitas enzim amilase dan protease yaitu 7,012 U mg-1 dan 0,032 U mg-1. Pemberian tepung kunyit dengan dosis 2% juga meningkatkan laju pertumbuhan harian yaitu 2,22±0,13%. Disimpulkan bahwa pemberian tepung kunyit dosis 2% pada pakan dapat meningkatkan enzim amilase, protease dan kinerja pertumbuhan ikan mas