5 research outputs found

    Serangga Entomofagus Sebagai Biological Control di Areal Persawahan Fafibola Kabupaten Timor Tengah Utara

    Get PDF
    Kelurahan Tubuhue merupakan suatu Kelurahan yang terletak di Kabupaten Timor Tengah Utara dengan areal persawahan yang luas. Kawasan persawahan yang luas ini, dijadikan sebagai lokasi penelitian untuk mengetahui tingkat persebaran dan peranan serangga entomofagus sebagai biological control di agroekosistem tersebut. Manfaat nilai serangga entomofagus sebagai biological control bagi kehidupan mendorong manusia untuk menjaga kelestarian dan keanekaragamannya, namun diduga keseimbangan ekosistem serangga entomofagus sebagai biological control di areal tersebut terganggu karena habitat yang ditempati rusak akibat pemanfaatan pestisida kimiawi.  Mengetahui keanekaragaman serangga entomophagous sebagai pengendali hayati di lahan persawahan menjadi tujuan penelitian. Fafibola Kabupaten TTU dan aspek-aspek lingkungan yang mempengaruhinya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Juni  2022 diareal persawahan Fafibola  Kabupaten TTU. Teknik pengumpulan data pada studi ini ialah jaring serangga. Analisis data menggunakan Rumus Keanekaragaman Shannon Wiener, untuk mengukur jenis dan tingkat keanekaragaman dari serangga entomofagus. Indeks keanekaragaman semua jenis termasuk kategori sedang

    KERAGAMAN KACANG-KACANGAN GENUS Vigna BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGIS DI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA

    Get PDF
    Vigna is a legume that has high nutritional and economic value. North Central Timor District is one of the areas on Timor Island which is the border of Indonesia and Timor Leste. The purpose of this study was to characterize the morphology of the species in the Vigna group which are commonly cultivated by local farmers. In this study, three species and one subspecies were obtained, namely rice beans (Vigna umbellata (Thumb) Ohwi & Ohashi), green beans (Vigna radiata L.), cowpea (Vigna unguiculata (L.) Walp), and long beans (Vigna unguiculata). ssp. sesquipedalis (L.) Verdc). The similarities in the morphological characters that can be seen are the type of epigeal germination, the shape of the round-hexagon stem, the shape of a butterfly flower with one of the crowns covering the pistil and stamens, and the shape of the pods, while the differences that are seen are quite a lot, namely in the presence/absence of pigmentation. hypocotyl, leaf shape, organ hairs, leaf color, corolla color, seed shape, seed color, and flowering time

    Profil Populasi Dan Pemodelan Regenerasi Tumbuhan Cendana (Santalum Album L.) Di Hutan Dan Kebun Di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur

    Get PDF
    Cendana (Santalum album L.) merupakan tumbuhan tropik dan spesies endemik dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Kontribusi cendana bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) NTT sangat besar setiap tahunnya yakni 28,20-47,60 %, sedangkan kontribusi cendana bagi PAD Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Timor Tengah Selatan (TTS) sebesar 50 % per tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi profil populasi, membandingkan variasi spasial distribusi dan regenerasi cendana masa kini, mengidentifikasi karakteristik habitat alami maupun buatan yang sesuai untuk pertumbuhan cendana, menguji faktor-faktor pembatas yang mempengaruhi regenerasi, analisis kondisi sosial, ekonomi, budaya, kebijakan, menyusun rekomendasi pengembangan strategi konservasi cendana secara berkelanjutan. Penelitian ini dilaksanakan dalam lima tahap yang diawali dengan tahap persiapan penelitian, yaitu melakukan studi pendahuluan meliputi pengumpulan data sekunder populasi cendana, pembuatan peta dasar sebaran cendana dengan kombinasi variasi populasi, kelerengan dan suhu, penentuan lokasi sampling, rencana lokasi survei data sosial, ekonomi, budaya dan kebijakan. Penelitian tahap pertama yaitu melakukan sampling profil populasi, distribusi dan regenerasi cendana masa kini di hutan dan kebun dengan metode sampling lapang dengan plot. Penentuan plot dilakukan secara purposive sampling atau selective sampling. Pengambilan data koordinat cendana menggunakan Geographic Position System (GPS). Variabel pengamatan meliputi kerapatan, tinggi (T), tinggi batang bebas cabang (TBBC), tinggi pancang (TP), diameter batang (DB), lebar tajuk (LT), dan kerimbunan (coverage) untuk semai. Analisis data tentang profil populasi, distribusi, dan regenerasi cendana dilakukan dengan cara menganalisis struktur populasi cendana, peta distribusi dan regenerasi cendana dengan menggunakan ArcGis Map 9.0. Variasi spasial struktur populasi dianalisis secara statistik deskriptif dan multivariate dengan biplot dan cluster menggunakan software PAST 3.0. Hasil penelitian tahap I menunjukkan struktur populasi cendana secara keseluruhan struktur populasi cendana di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) didominasi oleh populasi semai (69,410 ind.ha-1) dan pancang (sapling) (2,547 ind.ha-1) jika dibandingkan dengan populasi tiang (578 ind.ha-1) dan pohon (48 ind.ha-1). Struktur populasi cendana di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) tidak menunjukkan adanya perbedaan atau dapat dikatakan hampir sama jumlah kerapatan populasi tiang, pancang, dan semai. Penelitian tahap II adalah mengidentifikasi karakteristik habitat yang sesuai untuk pertumbuhan cendana. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik habitat alami dan buatan yang sesuai untuk pertumbuhan cendana, kualitas interaksi populasi cendana dan vegetasi dengan faktor lingkungan. Pengambilan data kualitas vegetasi sebagai habitat cendana dengan cara menganalisis vegetasi pohon, tiang, pancang, dan semai, mengukur faktor abiotik meliputi kandungan bahan organik tanah (BOT), pH, dan konduktivitas tanah. Metode penelitian yaitu metode sampling vegetasi menggunakan nested plot secara purposive sampling. Variabel ii pengamatan meliputi kerapatan, diameter batang, tinggi pohon, tinggi pancang, dan TBBC. Analisis data kualitas vegetasi, interaksi populasi cendana, dan faktor abiotik dilakukan menggunakan statistik univariate dengan uji ANOVA dengan Games-Howell test, staitistik multivariate dengan biplot dan cluster menggunakan software PAST 3.0. Hasil penelitian tahap kedua yaitu kualitas vegetasi di habitat cendana sangat bervariasi antar lokasi. Hasil analisis biplot dan cluster menunjukkan bahwa kualitas interaksi vegetasi, populasi cendana, dan faktor fisika kimia sangat bervariasi dan dikelompokkan menjadi lima group. Hasil uji ANOVA dengan Games-Howell test menunjukkan bahwa kandungan kualitas fisika kimia bahan organik, pH, dan konduktivitas tanah paling tinggi terdapat di tiga kebun, yaitu stasiun pengamatan Binaus dan Oelbubuk (TTS), serta Upfaon dan hutan Oinbit (TTU). Diversitas inang cendana paling tinggi terdapat di stasiun Oinbit, Upfaon, Binaus, dan Banamlaat. Kualitas fisika kimia paling rendah terdapat di stasiun pengamatan Tetaf. Karakteristik habitat yang sesuai untuk pertumbuhan cendana terdapat di kebun Binaus dan hutan Oinbit. Penelitian tahap III yaitu menguji faktor-faktor pembatas yang mempengaruhi regenerasi cendana menggunakan pemodelan struktural WarpPLS 6.0. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menghasilkan model struktural regenerasi cendana. Metode yang digunakan dalam penelitian tahap tiga adalah mengidentifikasi faktor-faktor pembatas regenerasi cendana meliputi variabel populasi, vegetasi, geografi, tanah, iklim dan variabel regenerasi sebagai out put model. Analisis data pemodelan struktural faktor pembatas regenerasi cendana dengan statistik multivariate Warp Partial Least Square 6.0. Hasil penelitian tahap ketiga menunjukkan bahwa sebagian besar indikator yang diusulkan layak atau signifikan menyusun variabel laten kecuali indikator diversitas inang. Model struktural yang dihasilkan sangat relevan dan memiliki nilai relevansi prediksi Q2 sebesar 96,65 %, sehingga model struktural yang diusulkan dalam penelitian ini memiliki nilai prediksi yang sangat relevan dan tinggi terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap regenerasi cendana. Penelitian tahap IV yaitu menganalisis kondisi sosial, ekonomi, budaya dan kebijakan pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan pengetahuan, serta kebijakan. Metode yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur dengan menggunakan kuisioner dan observasi lapang. Analisis data secara statistik deskriptif. Hasil penelitian tahap empat menunjukkan bahwa 58,90% responden tahu tentang profil populasi dan sebaran cendana pada masa lampau dan masa kini dan 41,10% sangat tahu tentang habitat cendana. Aspek sosial di masyarakat masih sangat kuat pengaruhnya terhadap budidaya cendana. Nilai ekonomi cendana sangat mempengaruhi keinginan dan minat masyarakat untuk menanam cendana. Aspek budaya dan kebijakan, perlu memberlakukan kembali peraturan desa dan kebijakan pemerintah untuk menjaga dan melestarikan cendana. Penelitian tahap V yaitu analisis pengembangan strategi konservasi cendana. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan strategi konservasi cendana. Metode analisis data yaitu Gap analysis dan Root Cause Analysis. Hasil penelitian dengan Gap analysis menunjukkan bahwa struktur populasi cendana berindikasi positif yang berarti ada peningkatan populasi pancang dan semai. Variabel tanah memberikan pengaruh yang bervariasi terutama indikator pH dan konduktivitas tanah. Hasil Root Cause Analysis meliputi implementasi dan pemantauan masterplan cendana tahun 2010-2030, sosialisasi dan penegakan kebijakan baru, pengembangan inovasi dan model riset cendana yang low input serta pemberdayaan masyarakat lokal dalam penanaman, pengembangan dan penjualan kayu cendana

    PENGOLAHAN PUPUK ORGANIK BERBAHAN LIMBAH TERNAK AYAM DI KAMPUNG BARU-KELURAHAN MAUBELI

    Get PDF
    Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup. Pupuk organik digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Sumber bahan organik berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen, limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota. Limbah ternak dapat dijadikan pupuk bokhasi, misalnya limbah akhir dari peternakan ayam, yang merupakan campuran dari sekam padi, kotoran ayam dan sisa pakan. Mitra PKM adalah Kelompok Tani Gradita yang berlokasi di Kampung Baru-Kelurahan Maubeli-Kefamenanu. Permasalahan Mitra yaitu Masalah budidaya tanaman hortikultura yang kurang produktif; Penggunaan pupuk kimia pada tanaman hortikultura; Pengelolaan tanah minimum. Solusi bagi masalah tersebut yaitu: Penerapan teknik budidaya yang tepat; Aplikasi pupuk bokhasi berasal dari limbah akhir peternakan ayam; dan Pengolahan lahan maksimum sebagai konservasi lahan. Metode PKM berupa Sosialisasi Program; Penerapan pertanian organik dan Praktik pupuk; Pendampingan PKM; Monitoring program; dan Evaluasi. Output dari PKM adalah terbentuknya Perubahan pola pikir petani (sadar, mau dan melaksanakan) dan Komitmen petani untuk menerapkan pupuk organik berbahan pupuk kandang ayam pada tanaman budidaya. Pemanfaatan pupuk organik dari limbah ternak ayam ini dipandang penting untuk meningkatkan produktivitas lahan, karena sebagai penyedia unsur hara, tidak merusak tanah, dan meningkatkan produksi tanaman budidaya
    corecore