18 research outputs found

    Pencarian File Gambar Berdasarkan Dominasi Warna

    Get PDF
    . Image File Searching Based on Color Domination. One characteristic of an image that can be used in image searching process is the composition of the colors. Color is a trait that is easily seen by man in the picture. The use of color as a searching parameter can provide a solution in an easier searching for images stored in computer memory. Color images have RGB values that can be computed and converted into HSL color space model. Use of HSL images model is very easy because it can be calculated using a percent, so that in each pixel of the image can be grouped and named, this can give a dominant values of the colors contained in one image. By obtaining these values, the image search can be done quickly just by using these values to a retrieval system image file. This article discusses the use of the HSL color space model to facilitate the searching for a digital image in the digital image data warehouse. From the test results of the application form, a searching is faster by using the colors specified by the user. Obstacles encountered were still searching with a choice of 15 basic colors available, with a limit of 33% dominance of the color image search was not found. This is due to the dominant color in each image has the most dominant value below 33%.Ă‚

    Model Pembelajaran Matematika untuk Siswa Kelas IV SDLB Penyandang Tunarungu dan Wicara dengan Metode Komtal Berbantuan Komputer

    Full text link
    A deaf person is an individual who has a hearing impediment in both permanent and not permanent. In each teaching for deaf children, teaching aids are needed to visualize thematerial presented, making it easier to understand. Mathematic learning models can be appropriate tools in teaching math to deaf children. This learning model is intended for students in 4th grade of SDLB B. This application presents mathematic material that is explained using animations, pictures, text and videos. By using this application, teachingand learning activities become more enjoyable and can shorten the time of teaching. The research shows that deaf people more focused on his learning material comparing with theconventional teaching. This method makes people learn 40% faster than conventional method

    Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Farmasi Di RS Roemani Muhammadiyah Dengan Metode Hot Fit Model

    Full text link
    Evaluasi kinerja Sistem Informasi Manajemen Farmasi (SIMF) di RS Roemani harus dilakukan karena kebijakan pengoperasian sistem farmasi belum sepenuhnya dilaksanakan, manajer keuangan masih sulit untuk memprediksi pengeluaran biaya untuk pembelian stok obat, informasi jumlah obat yang terekap pada sistem informasi farmasi tidak sama dengan jumlah obat yang ada di gudang, dan kualitas petugas farmasi juga masih rendah. Model analisis HOT- Fit menempatkan komponen penting dalam sistem informasi yakni manusia (Human), organisasi (Organization), dan teknologi (Technology). Tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui kinerja sistem informasi farmasi di RS Roemani Muhammadiyah ditinjau dari persepsi pengguna dengan menggunakan indikator HOT Fit Model. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua petugas yang terlibat dalam SIM farmasi berjumlah 40 orang. Instrumen penelitian dalam bentuk kuesioner, lembar observasi dan pedoman wawancara. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis statistik diskriptif yang dilanjutkan dengan pengkatagorian baik (e”maen/median) dan kurang baik (<mean/median) dengan menggunakan normalitas data. Dari hasil observasi yang dilakukan pada penelitian ini, diperoleh prosentase dari total skor jawaban responden pada masing-masing aspek, pada kinerja SIM farmasi dikatagorikan baik (75%). Kinerja SIM farmasi dikatagorikan kurang baik (55%) dari aspek human, kurang baik (57,5%) dari aspek organization dan baik (55%) dari aspek technology. Penelitian ini menghasilkan simpulan Kinerja SIM farmasi dikatagorikan baik karena sudah dapat memenuhi kebutuhan dari aspek ketepatan waktu penerimaan informasi dan kelengkapan informasinya, dan dari aspek kualitas informasi bisa dikatakan bahwa sistem informasi farmasi sudah memenuhi kriteria kelengkapan dan relevansinya tetapi belum dapat memenuhi keakuratan informasinya seperti halnya pada data jumlah obat yang terekap pada sistem belum sama seperti data jumlah obat yang ada di gudang. Dari aspek kecepatan waktu penyediaan informasinya belum terpenuhi karena pada saat dilihat pada sistem data yang ada tidak akurat dan harus menunggu akhir bulan setelah penyamaan data obat dengan perhitungan manual baru dapat dilihat data obat yang akurat. Kinerja SIM farmasi itu dikatagorikan baik hanya dari aspek technology sedangkan dari aspek human dan organization dikatagorikan kurang baik seperti halnya belum adanya program pelatihan tentang sistem informasi pada petugas farmasi, tidak adanya SPO pada petugas farmasi dan petugas SIM yang menyebabkan keterlambatan pembetulan jika terjadi masalah pada sistem, tidak adanya masterplan sistem informasi farmasi dan tidak adanya supervisi pada bagian farmasi oleh kepala farmasi. Dari hal tersebutlah yang menyebabkan belum terpenuhinya kebutuhan keakuratan dan kecepatan penyediaan informasi. Saran yang diajukan adalah untuk menguji rekomendasi (SPO petugas farmasi, SPO petugas SIM, jadwal kegiatan pelatihan, dan masterplan SI farmasi) yang diberikan untuk melihat efek penggunaan SIM farmasi yang lebih baik dan supervisi oleh kepala farmasi secara berkala untuk melakukan pengawasan terhadap petugas farmasi berkaitan dengan pelaksanaan SPOnya.Performance evaluation of Pharmacy Management Information System (PMIS) at Roemani Hospital was done because a policy of pharmacy system operation had not been fully implemented, a finance manager was difficult to predict expenditures to buy stock of medicines, information about amount of medicine on the pharmacy information system was different from amount of medicine which was available in repository, and quality of pharmacist was still low. Analysis model of HOT - Fit put important components on information system namely Human, Organization, and Technology. This research aimed to find out about performance of pharmacy information system at Muhammadiyah Roemani Hospital viewed from users' perceptions using indicators of Hot Fit Model. This was descriptive research using quantitative approach. Population was all officers (40 persons) who were involved in PMIS. Research instruments consisted of a questionnaire, an observation sheet, and guidance interview. Furthermore, data were analyzed using descriptive statistics continued by categorizing to be good (e”mean/median) and bad (<mean/median) using data normality. The result of observation revealed that overall; viewed from total score of all aspects, mostly respondents had good performance of PMIS (75%). In addition, viewed from the aspects of human and organization, most of them had bad performances (55%) and (57.5%) respectively. In contrast, viewed from the aspect of technology, most of them had good performance (55%). As a conclusion, the performance of PMIS had been categorized as good. It had fulfilled the aspects of timeliness of receiving information and completion of the information. In addition, the aspects of information quality had fulfilled criteria of completeness and relevance but have not fulfilled accuracy of information. The aspect of technology was categorized as good performance whereas performances of the other aspects, namely human and organization were not good. These factors caused inaccuracy and quickness of providing information. As a suggestion, further pieces of follow- up research need to be conducted to examine recommendation (SOP of a pharmacist, SOP of a MIS officer, a training schedule, and master plan of pharmacy IS) which is provided to identify effects of a PMIS use. In addition, supervision by head of pharmacy needs to be done to monitor performance of pharmacist related to the implementation of SOP

    Analisis Pantauan dan Klasifikasi Citra Digital Pengindraan Jauh dengan Data Satelit Landasat Tm melalui Teknik Supervised Classification (Studi Kasus Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara)

    Get PDF
    Kabupaten Minahasa Tenggara tergolong merupakan kabupaten baru yang beradadi wilayah provinsi Sulawesi Utara. Kabupaten ini memiliki beberapa potensi daerahbaik dalam bidang pertanian, perkebunan maupun kehutanan. Pada penelitian iniakan dilakukan proses analisis citra hasil pengindraan jarak jauh satelit Landsat TMdi daerah Kabupaten Minahasa Tenggara. Penelitian ini mengguanakan metodepengolahan citra satelit Landsat TM dari tahap pengumpulan data citra hinggatahap klasifikasi dengan menggunakan teknik supervised classification. Melaluiteknik ini diperoleh hasil kenampakan lahan, baik pertanian, perkebunan, maupunhutan yang terdapat pada wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara. Pada akhirnyahasil klasifikasi ini dapat digunakan sebagai acuan analisis cakupan vegetasikabupaten Minahasa Tenggara. Melalui penelitian ini kenampakan vegetasi hutansangat mendominasi dari seluruh cakupan wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara.Bahkan cakupan vegetasi hutan jauh lebih dominan dibandingkan cakupan lainseperti lahan pertanian, maupun pemukiman penduduk. Sehingga tujuan utamadalam penelitian ini yakni untuk memperoleh skala perbandingan antara masingmasingkenampakan yang terdapat di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara

    Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management) Untuk Distribusi Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara

    Full text link
    Rendahnya penyediaan informasi yang mendukung pengelolaan hasil pertanian di daerah Minahasa Tenggara akan berpengaruh pada distribusi hasil produksi. Distribusi yang tidak merata dapat menyebabkan stok produk di suatu daerah akan sangat berlebih, dan di daerah lain menjadi sangat kurang, hal ini akan memicu kurangnya keseimbangan harga produk yang beredar dipasaran. Melihat permasalahan yang ada maka perlu dirancang dan diterapkan sistem informasi yang akan memberikan solusi untuk mengumpulkan berbagai informasi hasil pangan daerah-daerah dan dikelola untuk mengetahui seberapa banyak hasil produksi yang harus dikonsumsi, dijual dan bisa didistribusikan ke daerah lain dari petani atau kelompok tani maupun Perusahaan pertanian berbadan hukum. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Rancangan sistem dibuat dengan memperhatikan aspek-aspek kebutuhan fungsional dan non-fungsional. Pengujian rancangan menggunakan loop testing untuk menggambarkan pembentukan struktur program secara keseluruhan

    Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Guna Mendukung Penerapan Sikda Generik Menggunakan Metode Hot Fit Di Kabupaten Purworejo

    Full text link
    Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo telah mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) demi tersedianya informasi yang cepat, tepat dan akurat guna mendukung pengambilan keputusan dan kebijakan pelayanan Puskesmas, namun pada Kenyataannya ada pelaporan yang kosong dan puskesmas yang tidak menggunakan SIMPUS. Untuk standarisasi SIK Kementerian Kesehatan mengeluarkan konsep SIKDA Generik. Untuk itu SIMPUS DKK Purworejo perlu dievaluasi, evaluasi yang diterapkan pada penelitian ini menggunakan model HOT fit. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan wawancara mendalam dan observasi langsung. Informan utama dalam penelitian ini adalah Sembilan petugas operator data dan enam informan triangulasi Puskesmas serta lima informan triangulasi Dinas kesehatan. Teknik analisis data dengan analisis konten. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa SIMPUS DKK Purworejo dari sisi aplikasi yang digunakan telah setara dengan SIKDA Generik. SIMPUS telah digunakan secara rutin namun belum didukung dengan adanya prosedur penggunaan dan pelatihan. Personil telah mencukupi dalam jumlah, namun secara operasional perlu dibentuk TIM Pengelola SIK sesuai kompetensi. Belum ada monitoring yang rutin dan terjadwal, dan anggaran yang ada belum dapat mengatasi kebutuhan pemeliharaan perangkat pendukung SIMPUS. Kualitas SIMPUS yang digunakan baik, mudah digunakan dan tersedia menu untuk mengkomunikasikan data. Kualitas informasi yang dihasilkan belum akurat dan tidak lengkap karena tidak memuat data pelayanan di PUSTU dan PKD. Kuallitas layanan lambat berkaitan dengan prosedur pendanaan. SIMPUS DKK Purworejo telah setara dengan SIKDA Generik namun belum dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan. Disarankan agar Dinas Kesehatan meningkatkan pelatihan, monitoring, pengadaan perangkat keras dan jaringan, serta bagi Puskesmas diperlukan komitmen untuk menerapkan SIMPUS secara maksimal oleh PUSTU dan PKD. Purworejo District Health Office (DHO) has developed Health Center Management Information System (HCMIS) to provide quick, precise, and accurate information for supporting the process of decision making and the policy of services at Health Center. However, there was still any empty forms and did not use the system. To standardize Health Information System, Ministry of Health has released a concept of Generic SIKDA. Therefore, the system applied by Purworejo DHO needs to be evaluated using the method of HOT fit. This was qualitative research using indepth interview and direct observation. Main informants were nine data operators and informants for triangulation purpose was six persons from health centers and five persons from DHO. Furthermore, data were analyzed using content analysis. The result of this research revealed that the application of HCMIS at Purworejo DHO was equal to Generic SIKDA. The system had been applied routinely but there was no a guidance book and training. Number of human resources was sufficient. However, there needed to make an implementer team of Health Information System in accordance with competency. There was no routine monitoring and current budget was not sufficient to maintain hardware to support the system. Quality of the system used was good, easy to use, and available of menu to communicate data. Unfortunately, quality of resulted information had still been inaccurate and incomplete because it did not cover data of services at Subsidiary Health Centers (SHC) and Village Health Posts (VHP). The lateness of services was related to a funding procedure. HCMIS at Purworejo DHO was equal to Generic SIKDA but it had not been used to make a decision. As a suggestion, DHO needs to conduct training, monitor, and provide hardware and a network. Meanwhile, Health Centers needs to make a commitment for applying the HCMIS maximally by SHC and VHP

    Perencanaan Pengembangan Sumber Daya Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Mendukung Rencana Strategis Di Sekolah Menengah

    Get PDF
    . Information and Communication Technology (ICT) plays an important role in school activity processes. ICT requires adequate ICT infrastructure, the ability of teachers to use ICT, the school policy, maintenance, and the use of ICT in learning. However, the low level of ICT integration into school activity processes has not met the whole school’s needs. Ward and Peppard method is used to develop ICT Resources Planning in this study for High School in Salatiga, Indonesia. The ICT Resources Planning is supporting the strategic planning to answer a variety of organizational needs based on the analysis of the school activity environment and ICT environment both internally and externally. This research results in a proposal or a recommendation on ICT Resources Planning blueprint document for school which provides alignment between the ICT and vision & mission of the school
    corecore