37 research outputs found

    Blood Pressure Values and Prevalence of Hypertension in Certain Ethnic Groups in Indonesia, 1976

    Full text link
    A survey of hypertension rates and blood pressure values were undertaken from urban and rural population of various ethnic groups, namely: Bataks (North Sumatra); Sundanese and Jakarta (West-Java); Javanese (Central Java) and Dayaks (East Borneo). Five thousand two hundred and forty individuals were covered in the study, comprising 2562 males and 2678 females. There were no significant differences of hypertension rates between the urban and rural areas, and between the ethnic groups. Using WHO classification for hypertension it was found that under 35 years the hypertension rates was 5% or less. From 35 to 44 years the rates increased to 8% - 10%, while after 45 years it increased to 20% or more. At age 45 years or more the ratio of hypertension was 18,5%, salt consumption among Dayaks is men­tioned as some of the factors which contribute to hypertension. Being a metropolitan city, Jakarta has significantly higher rates of hypertension then elsewhere

    Response of Falciparum Malaria to a Standard Regimen of Chloroquine in Jayapura, Irian Jaya

    Full text link
    Untuk pertama kalinya di Indonesia, resistensi chloroquine terhadap Plasmodium falciparum telah dilaporkan oleh J. Verdrager dan Arwati pada tahun 1974. Distribusi yang pasti tentang adanya resistensi chloroquine terhadap P. falciparum di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, belumlah begitu jelas. Akan tetapi kelihatannya resistensi ini terdapat di daerah-daerah dimana A. balabacensis sebagai vector. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi resistensi ini ialah intensitas transmisi dan penggunaan obat-obat anti malaria yang meluas, terutama pada penduduk yang tak mempunyai kekebalan. Keadaan seperti digambarkan diatas terutama tentang intensitas transmisi yang cukup tinggi terdapat di Irian Jaya dimana vector utama adalah A. punctulatus group. Dari 35 penderita yang di-follow-up, diperoleh 7 orang yang resisten tingkat RI. Seorang diantaranya timbul bentuk asexual dari parasit pada hari ke-9, dan ke-enam lainnya pada hari ke-21 setelah makan obat chloroquine dengan dosis sesuai dengan standard WHO

    Mosquitoes Collected In South And East Kalimantan

    Full text link
    Pengumpulan nyamuk dalam waktu singkat di sembilan tempat di Kalimantan Timur dan Selatan menghasilkan 57 species dari 11 genera. Species yang terbanyak dikumpulkan ialah dari genus Culex 27 percent Mansonia 16 percent. Anopheles 16 percent, Aedes 12 percent, Armigeres 7 percent, Mimomia 7 percent, Uranotaenia 7 percent, Hodgesia. Tripteroides, Heizmania dan Culiseta masing-masing 2 percent

    Dengue Hemorrhagic Fever in Bantul, Jogyakarta, Indonesia

    Full text link
    An epidemiological investigation of DHF outbreak was done from November to Desember 1976 in Bantul, which is an agricultural district located 25 kilometers south east Jogjakarta, Central Jawa. One hundred and twenty six cases were studied and 97 or 73% were confirmed as dengue infecti­on, the case fatality rate was 3.1%. The median age was 7 years and male to female ratio was 1:1.8. Clinically the observed cases ranged in severity from undifferentiated fever to shock and death. Dengue type, 1, 3 and 4 were isolated but dengue 3 was the predominant virus with 60% (27) isolates. Dengue type 1 and 4 were isolated also in equal numbers. Both A. Aegypti and A. albopictus showed a diversity of breeding habitats. While A. aegypti preferred the large cement tans and A. Albopictus cut bamboo stumps, there was considerable overlapping many breeding sites were shared by the 2 species

    Serological Survey of Pigs From a Slaughterhouse in Jakarta, Indonesia

    Full text link
    Maksud dan tujuan dari survey ini ialah untuk mempelajari akan kemungkinannya he­wan-hewan babi memegang peranan sebagai reservoir ataupun amplifier dari penyakit-penyakit zoonotic di Pulau Jawa. Survey ini di­jalankan bersama-sama dengan Namru-2 di Jakarta. Sebagian besar specimens yang berupa darah, berasal dari babi babi yang akan dipotong dirumah pemotongan hewan babi di Jakarta Barat, babi-babi tersebut ada yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Barat, serta sebagian lagi berasal dari babi-babi milik rakyat di daerah Kapok. Pengambilan specimens dilakukan sehari sebelum babi-babi tadi dipotong. Setiap pagi lebih kurang 150 ekor babi dipotong, dimana umurnya berkisar antara enam hingga 24 bulan. Pada survey ini telah dikumpulkan 399 specimens, sebanyak 227 specimens berasal dari babi-babi betina, 159 specimens berasal dari babi-babi jantan, serta 13 specimens berasal dari babi-babi jantan kebiri. Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Pemeriksaan terhadap Toxoplasma. Dari 166 sera yang berasal dari babi-babi Jawa Barat sebanyak 46 (28 percent) me-nunjukan hasil positif (titer 1 : 8 atau lebih j Sedangkan 235 sera berasal dari babi-babi Jawa Tengah , hany a sebanyak 17(7percent yang menunjukan hasil positif (titer 1 : 8). Titer yang lebih tinggi (1 : 1024) juga di­temukan pada babi-babi yang berasal dari Jawa Barat.Pemeriksaan terhadap Brucella suis. Titer 1 : 320 masih diketemukan pada semua group, akan tetapi sebagian besar serum me­nunjukan hasil negatip. Sebagian kecil sera yang berasal dari babi-babi tua dari Jawa-Barat menunjukan adanya anti­body yang lebih tinggi dari pada babi-babi muda.Pemeriksaan terhadap penyakit Japanese Encephalitis. Pada semua golongan umur dari geographical-group dari babi-babi menunjuk­an adanya anti-body terhadap J.E. Sera yang negatip lebih banyak berasal dari babi-babi Jawa Tengah.Pemeriksaan terhadap penyakit Influenza. Titer yang menyolok terhadap penyakit Influenza A2 Hongkong terdapat pada babi-babi golongan muda maupun tua baik yang berasal dari Jawa Tengah maupun yang ber­asal dari Jawa-Barat. Meskipun demikian, babi-babi dari Jawa Barat lebih banyak menunjukan hasil yang positip dari pada berasal dari Jawa Tengah.Pemeriksaan terhadap Leptospira. Kebanyakan serum menunjukan adanya anti-body terhadap L. sentot L. pomona dan L. bangkinang. Sebagian besar serum yang positip berasal dari babi-babi Jawa Tengah

    Household Survey in Indonesia, 1972: Part 1. Morbidity

    Full text link
    Untuk perencanaan Pelita II dalam bidang kesehatan, diperlukan keterangan2 dasar dari penduduk. Pada bulan September dan Desember 1972, diadakan survey Rumah Tangga untuk mengumpulkan data mengenai gambaran penyakit dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan. Daerah yang disurvey ialah Jawa dan Luar Jawa, yang meliputi: Daerah urban dengan fasilitas kesehatan dan komunikasi yang cukup.Daerah rural dengan fasilitas kesehatan dan komunikasi yang cukup.Daerah rural dengan fasilitas kesehatan dan komunikasi yang kurang. Wawancara dan pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh tenaga2 dokter dan Mahasiswa kedokteran tingkat terakhir. Sejumlah 21.036 rumah tangga disurvey, yang terdiri dari 111.689 penduduk. Dalam survey ini didapati 5547 orang sakit dalam waktu 1 bulan terakhir, atau 5,0% dari pendu­duk yang disurvey. Menurut golongan umur, didapati bahwa anak2 dan orang tua yang banyak terserang penyakit : rate ialah 8,4 per 1.000 bayi, 8,0 per 1.000 anak berumur 1-4 tahun, 7,5 per 1.000 orang berumur 45 - 49 tahun dan 11,4 per 1.000 orang berumur 50 tahun keatas, sedangkan rate kesakitan dari golong­an umur 10 -19 tahun hanya 2,0 per 1.000 orang. Penyakit yang terbanyak diderita ialah radang alat pernapasan bagian atas 8,8 penyakit kulit 6,4, tuber-culosa paru2 5,2 dan radang alat pernapasan bagian bawah 3,7 per 1.000 penduduk. Pada anak2 dibawah umur lima tahun, penyakit radang akut dan gangguan gizi adalah yang terbanyak. Pada golongan umur 45 tahun keatas, penyakit tuberculosa dan cardiovaseular meningkat dibandingkan dengan golongan umur yang lebih muda. % Menurut keadaan daerah, rate penyakit didapati berbeda-beda, antara 2,8 per 100 penduduk di Gowa dan Pangkep (strata III) dan 9,4 per 100 penduduk di Asahan dan Tanah Karo (strata II)

    BLOOD PRESSURE VALUES AND PREVALENCE OF HYPERTENSION IN CERTAIN ETHNIC GROUPS IN INDONESIA, 1976

    No full text
    A survey of hypertension rates and blood pressure values were undertaken from urban and rural population of various ethnic groups, namely: Bataks (North Sumatra); Sundanese and Jakarta (West-Java); Javanese (Central Java) and Dayaks (East Borneo). Five thousand two hundred and forty individuals were covered in the study, comprising 2562 males and 2678 females. There were no significant differences of hypertension rates between the urban and rural areas, and between the ethnic groups. Using WHO classification for hypertension it was found that under 35 years the hypertension rates was 5% or less. From 35 to 44 years the rates increased to 8% - 10%, while after 45 years it increased to 20% or more. At age 45 years or more the ratio of hypertension was 18,5%, salt consumption among Dayaks is men­tioned as some of the factors which contribute to hypertension. Being a metropolitan city, Jakarta has significantly higher rates of hypertension then elsewhere.
    corecore