1,766 research outputs found

    Sistem Pengadaan Pakan Ayam Petelur Di Perusahaan “Populer Farm” Desa Kuncen Kec. Mijen Kab. Semarang

    Full text link
    Ternak merupakan sumber gizi protein hewani yang tidak lepas dari faktor pakan baik kualitas maupun kuantitasnya. Pakan memegang peranan penting dalam USAha atau produksi peternakan yaitu meliputi 60-70 % dari total biaya produksi. laporan ini menggunakan metode deskriptif analisis dari data-data yang didapatkan melalui wawancara dan survey Pembahasan masalah dilakukan dengan study pustaka. %. Bahan diuji secara organoleptis dan fisis terutama untuk jagung harus berkadar air maksimal sebesar 17 %. Perusahaan peternakan “Populer Farm” menghasilkan produk ransum ayam petelur terdiri dari Sarter, Grower 1, Grower 2 dan Layer dengan jumlah produksi antara 25-30 ton perhar

    Pengaruh Aplikasi Asam Humat Dan Pemupukan Fosfor Terhadap Serapan Unsur Hara P Dan K Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum)

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi asam humat dan pemupukan fosfor terhadap serapan hara P dan K tanaman tomat. Penelitian dilakukan di Rumah Kaca dan Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung menggunakan perlakuan yang disusun secara faktorial (5×2) dalam Rancangan Acak Lengkap dengan 3 ulangan pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serapan hara P dan K tanaman tomat tidak dipengaruhi oleh aplikasi asam humat dan pemupukan fosfor. Pemupukan fosfor berpengaruh lebih baik terhadap bobot kering, serapan P, dan K tanaman tomat, kecuali pada kadar K tanaman tomat menjadi tidak lebih baik dan tidak berpengaruh terhadap kadar P tanaman tomat. Pengaruh aplikasi asam humat tidak tergantung dari pemupukan fosfor dalam meningkatkan serapan P dan K tanaman tomat

    Exploring the Adoption of Service-Dominant Logic as an Integrative Framework for Assessing Energy Transitions

    Get PDF
    Energy transitions (ETs) can solve some societal problems but must transform societies. Accordingly, socio-technical transitions and other systemic frameworks have been used to assess ETs. However, based on these frameworks, assessments miss a value co-creation orientation, the focus on actors' researched benefits and enabled service exchange, and the consideration of needed de/re-institutionalization practices. Analyzing those elements could prevent socioeconomic shocks and loss of opportunities and unfold possible ET challenges against ET viability and sustainability. Intending to develop a theory synthesis work for enriching previous frameworks, we propose service-dominant logic (S-D logic) as an integrative framework to assess ETs. We offer a literature review on ET systems' frameworks to compare them with the proposal. We also identify the implications of adopting S-D logic for rethinking energy systems' dynamics and ETs. Thus, we contribute to the literature by providing an integrative framework for assessing ETs and we illustrate its potentialities by deriving some challenges of the current Italian ET. This study paves the way for deeper analyses on the contribution of S-D logic to ETs and the operationalization of other systems' frameworks in our integrative one. Merging with quantitative models could also follow

    Pengaruh Sistem Olah Tanah Dan Aplikasi Mulsa Bagas Terhadap Respirasi Tanah Pada Pertanaman Tebu (Saccharum Officanarum L) Tahun Ke-5 Plant Cane Di PT Gunung Madu Plantations

    Full text link
    Respirasi tanah merupakan suatu proses yang terjadi di dalam tanah karena adanya kehidupan dan aktivitas dari mikroorganisme di dalam tanah yang dalam aktivitasnya membutuhkan O 2 dan mengeluarkan CO 2 . Respirasi tanah juga merupakan suatu indikator yang baik terhadap mutu tanah. Sistem olah tanah pada tanah yang diolah mampu meningkatkan respirasi tanah dibandingkan tanah yang tidak diolah (TOT) karena tanah yang diolah mempunyai aerasi yang lebih baik dibandingkan tanah yang tidak diolah (TOT) dan tanah yang diaplikasi kan mulsa bagas mampu meningkatkan respirasi tanah dibandingkan tanpa aplikasi mulsa bagas karena pemberian bahan organik akan meningkatkan aktivitas mikroorganisme, mikroorganisme menggunakan bahan organik sebagai sumber energinya.oleh karena itu perlakuan sistem olah tanah dan pemberian mulsa bagas akan mempengaruhi aktivitas mikroorganisme tanah yang dapat diukur dengan respirasi tanah. Penelitian dilaksanakanbulan September 2014 hingga Januari 2015. Penelitian ini dirancang secara split plot dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 kali ulangan. Petak utama yaitu sistem olah tanah yang terdiri dari dari tanpa olah tanah (T 0 ) dan olah tanah intensif (T 1 ). Anak petak adalah aplikasi mulsa bagas, yang terdiri dari tanpa mulsa bagas (M 0 ) dan mulsa bagas 80 t ha -1 (M 1 ). Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pada taraf 5%, yang sebelumnya telah diuji homogenitas ragamnya dengan uji Bartlett dan aditivitasnya dengan uji Tukey, dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 1% dan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem olah tanah dan aplikasi mulsa bagas memberikan pengaruh yang nyata terhadap respirasi tanah pada 0 BSP dan 3 BSP namun tidak ada interaksi antara pengolahan tanah dan aplikasi mulsa bagas. Hasil uji BNT 5% menunjukan respirasi pada tanah yang diolah lebih tinggi dibandingkan tanah yang tidak diolah dan tanah yang diaplikasikan mulsa lebih tinggi dibandingkan tanpa aplikasi mulsa. Rata-rata respirasi tanah tertinggi pada olah tanah pada pengamatan 0 BSP dan 3 BSP berturut-turut yaitu 41,92 mg jam -1 m -2 dan 45,62 mg jam -1 m -2 sedangkan yang terendah yaitu 36,46 mg jam -1 m -2 dan 40,55 mg jam -1 m -2 dan rata-rata respirasi tanah tertinggi yang diaplikasi mulsa pada pengamatan 0 BSP dan 3 BSP berturut-turut yaitu42,11 mg jam -1 m -2 dan 46,40 mg jam -1 m -2 dan respirasi tanah terendah yang tanpa aplikasi mulsa yaitu 36,26 mg jam -1 m -2 dan39,77 mg jam -1 m -2 . Hasil uji korelasi menunjukkan tinggi rendahnya C-Organik tanah, pH tanah, kelembaban tanah dan suhu tanah tidak berpengaruh nyata terhadap respirasi tanah

    Wheat classification exercise, using 11 June 1973, ERTS MSS data for Fayette County, Illinois (for CITARS task)

    Get PDF
    The prime emphasis was on classification of pixels in field centers, away from boundary effects. Results were encouraging in both training and test field centers for wheat and other major types of vegetation present. However, the location of fields was found to be a serious problem and it was even more difficult to select field-center pixels for fields of sizes less than 20 acres (or even larger, depending upon field shape) for use in the field-center analysis. The majority of fields in the segment are less than 20 acres in size. ERTS-1 data were received on 12 September 1973. Ground truth information and aerial photography were received on 9 and 15 September. The data were analyzed and processed digitally using the ERIM multispectral software system

    Pengaruh Pengolahan Tanah Dan Aplikasi Herbisida Terhadap Kandungan Asam Humat Pada Tanah Ultisol Gedung Meneng Bandar Lampung

    Full text link
    Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang penting perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh agar terhindar dari kerusakan yang dapat menurunkan produktivitasnya. Kerusakan tanah dapat terjadi karena salah dalam pengolahaan. Aplikasi herbisida merupakan bagian tak terpisahkan yang dilakukan pada kegiatan pengolahan tanah sistem olah tanah intensif, akan berpengaruh terhadap aktivitas mikroorganisme tanah. Penurunan kandungan bahan organik di dalam tanah akibat praktik pengolahan tanah intensif mengakibatkan tanah menjadi tidak optimal dalam menunjang pertumbuhan tanaman dan kurang responsif terhadap pemupukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem olah tanah terhadap kandungan asam humat, untuk mengetahui pengaruh aplikasi herbisida terhadap kandungan asam humat, dan untuk mengatahui kombinasi sistem olah tanah dan aplikasi herbisid terhadap ketersediaan kandungan asam humat. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan yaitu : Otm = olah tanah minimum; Otm+herbisida = olah tanah minimum+ herbisida yang berbahan aktif Glifosat 2,4- D; Ots = olah tanah sempurna; Ots+herbisida= olah tanah sempurna+herbisida yang berbahan aktif Glifosat 2,4- D dan masing- masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 16 satuan percobaan. Rancangan perlakuan yang digunakan adalah faktorial. Masing- masing percobaan diterapkan pada petak percobaan yang berukuran 3 m x 4 m. Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlet, aditivitas data diuji dengan uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi data dianalisis dengan sidik ragam, perbedaan nilai tengah perlakuan diuji dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.Selanjutnya dilakukan uji korelasi variabel utama yaitu C, N, P dan K.Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan pengolahan tanah minimum memberikan pengaruh yang nyata lebih tinggi terhadap ketersediaan asam humat dibandingkan perlakuan pengolahan tanah sempurna. Perlakuan herbisida tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap ketersedi aan asam humat di dalam tanah. Perlakuan pengolahan tanah minimum dan tanpa herbisida memberikan pengaruh yang nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya terhadap ketersediaan asam humat

    Pengaruh Dosis Dan Ukuran Butir Pupuk Fosfat Super Yang Diasidulasi Limbah Cair Tahu Terhadap Serapan P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L.)

    Full text link
    Sumber P yang saat ini digunakan dalam pertanian umumnya adalah pupuk kimia seperti SP-36 dan TSP, dengan ditiadakannya subsidi pupuk P ini maka harga pupuk meningkat di pasaran karena semua bahan baku pembuatan pupuk tersebut berasal dari impor sehingga harga pupuk menjadi mahal. Oleh karena itu perlu dicari alternatif untuk mengatasinya, yaitu dengan menggunakan batuan fosfat yang dicampur limbah cair tahu dan asam sulfat. Pupuk tersebut dinamakan Fosfatsuper, yang merupakan hasil asidulasi batuan fosfat dengan kombinasi antara 85% limbah cair tahu dan 15% H 2 SO 4 1N . Pupuk Fosfatsuper akan diuji kelarutannya dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman jagung. Penelitian ini bertujuan mencari dosis dan ukuran butir pupuk Fosfatsuper yang terbaik dalam pertumbuhan dan serapan P tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan Laboratorium Teknologi Pertanian Universitas Lampung bulan Agustus2014 sampai April 2015. Penelitian disusun secara faktorial 2x4 dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 kelompok. Faktor pertama adalah dosis pupuk Fosfatsuper (360 kg ha -1 ; 720 kg ha -1 ) dan faktor kedua adalah ukuran butiran pupuk fosfat super (1 mm, 2 3 mm, 3 5 mm, > 5mm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa P-tersedia terbaik pada dosis 50% (setara dengan dosis SP-36 360 kg ha -1 ) pada ukuran butir 1 mm dan jumlah daun terbaik pada dosis 50% pada ukuran butir 1 mm. Berdasarkan hasil uji korelasi menunjukkan korelasi nyata antara serapan P dengan bobot berangkasan kering, P-tersedia dengan bobotberangkasan kering, dan pH dengan bobot akar kering tanaman jagung

    Economic evaluation of crop acreage estimation by multispectral remote sensing

    Get PDF
    The author has identified the following significant results. Photointerpretation of S190A and S190B imagery showed significantly better resolution with the S190B system. A small tendancy to underestimate acreage was observed. This averaged 6 percent and varied with field size. The S190B system had adequate resolution for acreage measurement but the color film did not provide adequate contrast to allow detailed classification of ground cover from imagery of a single date. In total 78 percent of the fields were correctly classified but with 56 percent correct for the major crop, corn
    corecore