6 research outputs found

    The Development of "HOTS" Assessment Instruments in Enhanced Students' Understanding of Elementary School Science Subjects

    Get PDF
    Education is a learning process that enables the younger generation to live their lives more effectively and efficiently. Teacher are one of the purpose of the learning process. Teachers who do learning in a class using a model or a varying learning method will develop abilities and skills. The research was intended for the development of test assessments in the form of hots at the elementary school for the fourth grade. The "r&d" study method used. Research development with a four (4D) model of 4 degrees define, design, development and disseminate. The methods of data collection used to validate the development of instruments to assess students' understanding of the scientific topic of nature are a component of research development. Based on data analysis of the validation team experts in Numbers form, the evaluating stage is scaled at 94%, making a 92% conclusion, integrating 94%, identifying 91%, and on the explaining aspect is obtained 89%. The results of test instruments include cognition with an 85% percentage, a 95% afscreening aspect and a 90% psychomotor aspect. Activate the test tools of the "very good" instruments that enable it in the student's understanding at schoolPendidikan adalah proses pembelajaran yang memungkinkan generasi muda untuk menjalani kehidupan mereka dengan lebih efektif dan efisien. Guru adalah salah satu tujuan dari proses pembelajaran. Guru yang melakukan pembelajaran dikelas dengan menggunakan model ataupun metode pembelajaran yang bervariasi akan mengembangkan kemampuan serta keterampilan. Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan penilaian tes dalam bentuk Hots di sekolah dasar untuk kelas empat. Metode studi yang digunakan yaitu “R&D”. Pengembangan penelitian dengan acuan empat (4D) Mencakup empat tahap define (menentukan), design (merancang), development (mendefinisikan) dan disseminate (menyebarkan). Metode pengumpulan Data yang digunakan untuk memvalidasi pengembangan instrumen untuk menilai pemahaman siswa tentang topik ilmu pengetahuan alam merupakan komponen dari pengembangan penelitian. Berdasarkan analisis data validasi para ahli tim dalam bentuk angka, tahap mengevaluasi didapat persetase 94%, membuat kesimpulan 92%, mengintegrasikan 94%, mengidentifikasi 91%, dan pada aspek menjelaskan diperoleh rerta 89%. Hasil dari hasil instrumen uji coba meliputi aspeg kognisi dengan persentase 85%, aspek afeksi 95% dan aspek psikomotor 90%. Pengaktifan alat tes berupa instrumen dengan validasi “Sangat baik”  sehingga itu dapat memungkinkan dalam pemahaman siswa di sekolah

    PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU DAN SENI

    Get PDF
    Pendidikan dapat dipelajari, studi ilmiah tentang pendidikan telah menghasilkan ilmu pendidikan. Ilmu pendidikan berfungsi sebagai landasan dan petunjuk tentang caracara melaksanakan pendidikan. Praktek pendidikan menuntut diaplikasikannya ilmu pendidikan, tetapi di samping itu praktek pendidikan juga sekaligus adalah seni. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakekatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, dan tidak langsung dapat berdiri sendiri, dapat memelihara dirinya sendiri. Manusia pada saat lahir sepenuhnya memerlukan bantuan orang tuanya. Sebagai makhluk yang secara kodrati dianugrahi akal pikiran, manusia merupakan sosok makhluk yang memiliki kesadaran dan rasa ingin tahu tentang segala sesuatu yang dihadapi dan dialami dalam kehidupannya. Berbagai cara dan usaha dilakukan manusia untuk memenuhi rasa ingin tahunya tersebut,sehingga kalau mungkin berbagai hal dalam hidupnya ingin diketahuinya. Baik itu segala sesuatu yang berkenaan dengan dirinya, tujuan hidupnya, dari mana ia berasal, dan ia juga ingin mengetahui banyak tentang lingkungan hidupnya,dan bagaimana memanfaatkannya.Kata Kunci: Pendidikan, Seni dan Ilm

    Evaluasi Program Sekolah Dasar Bersih dan Sehat: Studi Pada Madrasah Ibtidaiyah di Kota Bandar Lampung

    Get PDF
    Anak usia sekolah dasar merupakan kelompok usia yang kritis karena seorang anak rentan terhadap masalah kesehatan. Isu kesehatan yang lebih menonjol pada anak usia sekolah dasar adalah perilaku hidup bersih dan sehat. Untuk mendukung peningkatan kualitas hidup bersih dan sehat kepada seluruh warga sekolah tersebut maka diperlukan program Pembinaan Sekolah Dasar Bersih dan Sehat (SDBS). Namun saat ini pelaksanaan program sekolah dasar bersih dan sehat perlu dievalusi secara berkesinambungan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan program. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan sampel Kepala Madrasah Ibtidaiyah di Kota Bandar Lampung. Teknik pengumpulan data yaitu kajian dokumen, observasi dan wawancara mendalam. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan (verifikasi data). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan keberhasilan program sekolah dasar bersih dan sehat baru mencapai peringkat C (Cukup). Dari hasil penelitian faktor internal dan eksernal seperti kurangnya dukungan sarana dan prasarana yang ada serta kerjasama antar warga sekolah yang belum terjalin dengan baik menjadi penyebab belum berhasilnya program sekolah dasar bersih dan sehat

    Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Dalam Kelompok Kecil untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS di SMA N 9 Malang

    No full text
    ABSTRAK Sari, Widia Ratna. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving dalam Kelompok Kecil untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS di SMAN 9 Malang. Skripsi, Jurusan Geografi, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dr. Ach. Amirudin, M.Pd (II) Drs. Soetjipto. TH, S.H, S.E, M.Pd.   Kata Kunci : Model Pembelajaran Problem Solving, Berfikir Kritis, Kelompok Kecil, Hasil Belajar.   Hasil observasi yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa siswa kelas XI IPS 4 SMAN 9 Malang memiliki kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar yang masih rendah. Pada saat pembelajaran berlangsung hanya 2-3 siswa dari 21 siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berfikir kritis siswa masih rendah. Hasil pre test juga menunjukkan bahwa hanya 15% siswa yang tuntas dalam mata pelajaran geografi dan nilai ulangan semester gasal 2011/2012 menunjukkan bahwa hanya 15% siswa yang tuntas dengan standar ketuntasan minimal 76. Dalam proses pembelajaran siswa cenderung menerima semua materi yang diberikan oleh guru. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bahwa penerapan model pembelajaran problem solving dalam kelompok kecil dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS di SMAN 9 Malang. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas. Pengambilan data dilaksanakan dengan tes, wawancara, catatan lapangan, dan observasi. Penelitian dilaksanakan di kelas XI IPS 4 SMAN 9 Malang dengan jumlah siswa 20 orang dengan materi menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada peningkatan kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 4 SMAN 9 Malang. Kemampuan berfikir kritis siswa meningkat dari siklus I ke siklus II yaitu 49,76% menjadi 68,33%. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 70,75% menjadi 79%. Model pembelajaran problem solving dalam kelompok kecil cocok diterapkan pada materi yang berkaitan dengan menganalisis atau memecahkan suatu permasalahan. Dalam penerapan model pembelajaran ini guru harus memprediksi waktu yang akan digunakan dan memberikan arahan serta bimbingan kepada seluruh siswa.
    corecore