899 research outputs found
Kajian Penanganan Sedimentasi dengan Waduk Penampung Sedimen pada Bendungan Serbaguna Wonogiri
High rate of sedimentation in Wonogiri Multipurpose Dam may cause the dam service period to become shorter than the prior plan. The discharge of Wonogiri Multipurpose Dam is an accumulation of inflow from several main rivers, including Keduang River which is located at the east side of the dam. Keduang River supplies very high sedimentation input to the reservoir. One of the steps studied and to be implemented in the sediment countermeasure was the building of sediment pocket dam in Keduang River mouth before it enters the reservoir. The research was conducted to determine the reservoir sedimentation before and after countermeasure through a mathematical model approach. It was done by doing flow and sediment transport simulation using the NCCHE-GUI Program to calculate deposition in the reservoir. Simulation was carried out in existing condition and the condition after the sediment pocket dam was built, with the assumption that discharge was evenly distributed for each month. This simplification method was applied in wich monthly simulation was done for one hour. Simulation result was then multiplied by the number of hours allocated per month to generate the result for one year period. Simulation result indicates that annually sedimentation reduction or net deposition is 30.41% in average after the treatment by sediment pocket dam. It is also identifed from the simulation result that the reduction is relatively small, since simulation was not performed up to the condition where the pocket dam was already filled up by sediment, in which the flushing process has not been optimally simulated
Residues of Aflatoxins B1 and M1 in different biological matrices of swine orally administered aflatoxin B1 and Saccharomyces cerevisiae
Residui di aflatossine B1 e M1 in differenti matrici biologiche di suino alimentato con diete contenenti aflatossina B1 e Saccharomyces cerevisiae. \u2013 Le micotossine, e la aflatossina B1 (AFB1) in particolare, rappresentano da sempre un problema di sanit\ue0 pubblica a livello mondiale di difficile risoluzione. Scopo del presente lavoro \ue8 stato quello di valutare le quantit\ue0 di aflatossine B1 e M1, in fegato, rene, muscolo e grasso di suini che hanno assunto per 5 settimane diete sperimentalmente contaminate con 280 \ub5g/kg di AFB1. E\u2019 stata valutata anche la capacit\ue0 adsorbente del Saccharomyces cerevisiae nei confronti di AFB1, somministrando la micotossina (280 ppb) insieme ad una dieta contenente lo 0.2% del lievito. Le quote residuali delle due aflatossine sono state determinate con metodo HPLC in fluorescenza, previa purificazione con estrazione solida (SPE). Muscolo e grasso sono risultati costantemente negativi per entrambe le micotossine, mentre i livelli rilevati in fegato e rene appaiono molto bassi per la AFB1 (valori compresi tra 0.03-0.12 ppb) e leggermente superiori per la AFM1 (valori compresi tra 0.39-0.72 ppb)
Persepsi Petani terhadap Aspek Teknis Komoditi Kelapa Sawit di Desa Ladang Peris Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari
The cultivation of oil palm in the Province of Jambi is growing rapidly, this condition influenced by the farmer\u27s decision to select the commodity in farming. The decision influenced by the thair perceived, knowledge and experience. The technical aspects include time needed incultivation practice and harvesting, and knowledge of pests and diseases. This research aimed to analyze the perception of the palm in technical aspects. This research was conducted in Ladang Peris village, District Bajubang, Batanghari District with 29 respondents from May 26, 2011 until June 26, 2011. Data analysis is based on qualitative methods. The results showed that the perception of farmers on the tecnical aspects of oil palm focused on easy cultivation practice, harvesting once in two weeks period, and less pests and diseases infestation as compared to rubber plant
Peran PPL terhadap Pelaksanaan Program Gertakpaduka (di Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat)
Penelitian ini mengkaji tentang peran PPL dalam pelaksanaan program gerakan tanam serentak padi dua kali setahun (gertakpaduka). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran PPL dalam pelaksanaan program ini. Dimana peran PPL tersebut terdiri dari memfasilitasi proses pembelajaran, mengupayakan akses pelaku utama (petani) ke sumber informasi, tehnologi, dan sumber daya lainnya, meningkatkan kemampuan manajerial dan kewirausahaan petani padi sawah, membantu petani padi sawah menumbuhkembangkan organisasinya, dan membantu petani menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon peluang serta tantangan yang dihadapi petani. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 september 2012 – 03 oktober 2012 di Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data skunder. Untuk memperoleh data yang lebih mendalam dilakukan wawancara dengan bantuan kuisioner. Penelitian ini menunjukkan bahwa peran PPL tersebut telah terlaksan
Motivasi Petani dalam Menerapkan Teknologi Tabela Padi Sawah di Kelurahan Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi petani dalam penerapan teknologi TABELA (Tanam Benih Langsung) dan untuk mengetahui hubungan motivasi petani terhadap produksi padi di Kelurahan Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur.Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 27 Agustus hingga 27 September 2012 di Kelurahan Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Jambi.Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purpossive).Populasi penelitian ini adalah petani padi sawah yang menerapkan teknologi TABELA.Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Simpang dengan pertimbangan bahwa di Kelurahan ini terdapat petani yang menerapkan teknologi TABELA padi sawah.Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 46 orang.Data di uji dengan menggunakan analisis Chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa motivasi petani terhadap penerapan teknologi TABELA padi sawah berdasarkan motif ekonomi cendrung tinggi yaitu sebesar 68 persen dan berdasarkan motif sosial adalah sebesar 52,2 persen. Hubungan motivasi petani terhadap produksi berhubungan secara nyata
Motivasi Petani dalam Menerapkan Teknologi Tabela Padi Sawah di Kelurahan Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi petani dalam penerapan teknologi TABELA (Tanam Benih Langsung) dan untuk mengetahui hubungan motivasi petani terhadap produksi padi di Kelurahan Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur.Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 27 Agustus hingga 27 September 2012 di Kelurahan Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Jambi.Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purpossive).Populasi penelitian ini adalah petani padi sawah yang menerapkan teknologi TABELA.Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Simpang dengan pertimbangan bahwa di Kelurahan ini terdapat petani yang menerapkan teknologi TABELA padi sawah.Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 46 orang.Data di uji dengan menggunakan analisis Chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa motivasi petani terhadap penerapan teknologi TABELA padi sawah berdasarkan motif ekonomi cendrung tinggi yaitu sebesar 68 persen dan berdasarkan motif sosial adalah sebesar 52,2 persen. Hubungan motivasi petani terhadap produksi berhubungan secara nyata
Penerapan Teknologi oleh Petani dalam Usahatani Padi Sawah pada Program Gerakan Serentak Tanam Padi Dua Kali Pertahun di Desa Simpang Datuk Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Penelitian ini bertujuan: untuk mengetahui penerapan teknologi oleh petani dalam usahatani padi sawah pada Program GERTAKTANPADUSTA (gerakan serentak tanam padi dua kali pertahun) di Desa Simpang Datuk Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2014 sampai 27 September 2014 di Desa Simpang Datuk Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Untuk mendapatkan data dilakukan dengan teknik pengumpulan data dengan bantuan kuesioner. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa: penerapan teknologi oleh petani dalam usahatani padi sawah pada program GERTAKTANPADUSTA (gerakan serentak tanam padi dua kali pertahun) sebesar 72,5 persen. Dapat dirincikan dengan komponen teknologi yang berada pada kategori tinggi yaitu: benih 52,38 persen, pemupukan 51,43 persen, pengairan 100 persen, pengendalian hama dan penyakit tanaman 100 persen, alat dan mesin pertanian 100 persen, serta panen dan pasca panen 88,57 persen, sedangkan yang berada pada kategori rendah yaitu: pengolahan lahan 47,62 persen dan penanaman 40 persen artinya sebagian besar dari petani sampel dalam penelitian ini telah melaksanakan atau menerapkan usahatani dengan cara yang telah dianjurkan oleh pemerintah kabupaten tanjung jabung timur namun penerapan teknologi oleh petani tersebut belum maksimal sehingga perlu adanya peningkatan kerja sama dan koordinasi yang lebih baik lagi antara petani, petugas penyuluhan pertanian dan dinas terkait agar mendapatkan hasil yang maksimal di masa yang akan datang. Kata Kunci: Teknologi, Usahatani Padi Sawah, Progra
Faktor-faktor Penyebab Hilangnya Kepercayaan (Trust) di Kud Berdikari Desa Penerokan Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab hilangnya kepercayaan (Trust) di KUD Berdikari Desa Penerokan Kec. Bajubang Kab. Batang Hari. Penentuan responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan dua metode yakni metode sensus dan simple random sampling. Metode sensus digunakan untuk pengurus dan warga yang masih menjadi anggota di KUD (anggota aktif). Sementara, simple random sampling digunakan untuk mantan anggota atau eks-anggota. Untuk mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan hilangnya kepercayaan di KUD Berdikari, penulis menggunakan 5 (lima) dimensi kepercayaan (Sopiah, 2008). Adapun dimensi-dimensi tersebut adalah integritas, kompetensi, konsistensi, kesetiaan dan keterbukaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan anggota tidak percaya dengan pengurus karena integritas, kompetensi, konsistensi dan kesetiaan pengurus masih rendah. Sementara untuk pengurus, pengurus tidak percaya dengan anggota karena integritas, kompetensi, konsistensi, kesetiaan dan keterbukaan anggota masih rendah
- …