7 research outputs found
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Vulkanisir Ban (Studi Kasus: PT. Gunung Pulo Sari)
The problem of raw materials is the most fundamental issue for a manufacturing company, because the raw material is something that is very important for a production process. Companies must be able to maintain optimal raw material inventory that the production process can run smoothly so as to achieve the production target set by the company and can meet the demand of consumers. PT. Gunung Pulo Sari is one of the manufacturing company engaged in tire retreading. Here there are two types of main raw material of the tire retreading process is the rubber cold rare steak to cook and cook to cook hot rubber. PT. Gunung Sari Pulo do not meet the criteria of good inventory management. So far the company in order raw materials only based on estimates only. We conducted this study in order PT. Gunung Sari Pulo can manage them inventory system by finding the optimum safety stock, determine the total cost of the minimum size of the buyer to use the dynamic method, and the reorder point. Based on the research that has been done then the obtained value of safety stock is 18 units, the total minimum cost is Rp. Rp. 133 991 672, and reordering time (Reorder point) is 93 units.Keywords: Safety Stock, Dynamic Method, Lot Sizing, Reorder Poin
Work Culture and Service Quality in Providing Tourist Satisfaction
Tourism activities are a combination of tourism products and services that provide a tourist experience. In tourism, transportation is essential because it is one aspect that determines interest in tourism. Exciting traveling experience will give satisfaction to tourism. Work culture and service quality are also determinants of tourist satisfaction. This study aims to indicate the influence of work culture and service quality in providing tourism satisfaction. Its influence is seen partially and simultaneously. Locus of this research at public transportation in the tourism area of Bukittingi. This research uses a quantitative approach. Data were taken from 300 respondents who have been selected using Slovin Formula. Data already obtained with a questionnaire that is valid and reliable. The result of the research showed that work culture and service quality partially and simultaneously influenced customer satisfaction
MODEL PERSEDIAAN MULTI-ECHELON FRESH FOOD DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR EMISI DAN KUALITAS PRODUK (Studi Kasus PT Ramayana Lestari Sentosa Cabang Padang)
Buah-buahan adalah sumber alami yang baik untuk memperoleh vitamin
dan mineral yang penting untuk memelihara kesehatan tubuh. Berbagai penelitian
juga menunjukkan bahwa buah-buahan melindungi tubuh dari beragam jenis
penyakit. Konsumen bisa mendapatkan buah yang mereka butuhkan dari pasar
tradisional dan juga di perusahaan ditel modern seperti PT Ramayana Lestari
Sentosa Cabang Padang. Saat ini, perusahaan masih menghadapi masalah dalam
sistem persediaan buah segar karena banyaknya buah yang dilikuidasi atau
kekurangan persediaan yang menyebabkan kekecewaan pelanggan. Untuk
menangani masalah ini, perusahaan menggunakan cold room sebagai media
penyimpanan buah segar. Namun, penggunaan cold room ini akan menyebabkan
biaya emisi yang tinggi karena tingginya konsumsi energi listrik untuk penggunaan
cold room ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model persediaan multiechelon
yang mempertimbangkan faktor emisi dan kualitas produk untuk buahbuahan
segar impor. Model ini dikembangkan berdasarkan karateristik sistem dari
PT Ramayana Lestari Sentosa Cabang Padang. Untuk mendukung penelitian ini,
ada beberapa data yang dibutuhkan yaitu pajak emisi karbon, penjualan buahbuahan
pada tahun 2013, kuantitas pemesanan buah-buahan pada tahun 2013,
kuantitas buah-buahan yang dilikuidasi pada tahun 2013 dan kuantitas buahbuahan
yang diambil dari cold room pada tahun 2013. Prosedur pencarian solusi
model dari model yang dihasilkan dilakukan dengan metode enumerasi dengan
menggunakan tiga skenario kebijakan pemesanan. Kemudian, validasi model
dengan mengimplementasikan model yang dihasilkan terhadap sistem persediaan
buah segar di perusahaan. Analisis sensitivitas dilakukan pada model yang
dihasilkan dengan mengubah parameter seperti permintaan, biaya pesan, dan
biaya simpan dan melihat pengaruh dari perubahan parameter tersebut terhadap
total biaya persediaan.
Hasil dari penelitian ini adalah telah dihasilkan model persediaan multiechelon
fresh food dengan mempertimbangkan faktor emisi dan kualitas produk.
Hal ini juga menunjukkan bahwa biaya persediaan berdasarkan model yang
diusulkan lebih rendah dari biaya persediaan saat ini. Biaya persediaan
perusahaan saat ini adalah Rp 1,644,536,593.33 per tahun, sedangkan pada sistem
persediaan usulan biaya persediaan terendah terdapat pada skenario 2 yaitu Rp
1,591,756,320.34 per tahun. Terakhir, analisis sensitivitas menunjukkan bahwa
model yang dikembangkan kredibel sehingga meskipun terjadi perubahan terhadap
parameternya, model yang dikembangkan masih dapat digunakan.
Kata kunci : biaya persediaan, multi-echelon, cold room, emisi karbon, buahbuahan
sega
MODEL PERSEDIAAN MULTI-ECHELON FRESH FOOD DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR EMISI DAN KUALITAS PRODUK
Buah-buahan adalah sumber alami yang baik untuk memperoleh vitamin
dan mineral yang penting untuk memelihara kesehatan tubuh. Berbagai penelitian
juga menunjukkan bahwa buah-buahan melindungi tubuh dari beragam jenis
penyakit. Konsumen bisa mendapatkan buah yang mereka butuhkan dari pasar
tradisional dan juga di perusahaan ditel modern seperti PT Ramayana Lestari
Sentosa Cabang Padang. Saat ini, perusahaan masih menghadapi masalah dalam
sistem persediaan buah segar karena banyaknya buah yang dilikuidasi atau
kekurangan persediaan yang menyebabkan kekecewaan pelanggan. Untuk
menangani masalah ini, perusahaan menggunakan cold room sebagai media
penyimpanan buah segar. Namun, penggunaan cold room ini akan menyebabkan
biaya emisi yang tinggi karena tingginya konsumsi energi listrik untuk penggunaan
cold room ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model persediaan multiechelon
yang mempertimbangkan faktor emisi dan kualitas produk untuk buahbuahan
segar
impor.
Model
ini
dikembangkan
berdasarkan
karateristik
sistem
dari
PT
Ramayana Lestari Sentosa Cabang Padang. Untuk mendukung penelitian ini,
ada beberapa data yang dibutuhkan yaitu pajak emisi karbon, penjualan buahbuahan
pada tahun 2013, kuantitas pemesanan buah-buahan pada tahun 2013,
kuantitas buah-buahan yang dilikuidasi pada tahun 2013 dan kuantitas buahbuahan
yang
diambil
dari
cold
room
pada
tahun
2013.
Prosedur
pencarian
solusi
model
dari model yang dihasilkan dilakukan dengan metode enumerasi dengan
menggunakan tiga skenario kebijakan pemesanan. Kemudian, validasi model
dengan mengimplementasikan model yang dihasilkan terhadap sistem persediaan
buah segar di perusahaan. Analisis sensitivitas dilakukan pada model yang
dihasilkan dengan mengubah parameter seperti permintaan, biaya pesan, dan
biaya simpan dan melihat pengaruh dari perubahan parameter tersebut terhadap
total biaya persediaan.
Hasil dari penelitian ini adalah telah dihasilkan model persediaan multiechelon
fresh
food
dengan mempertimbangkan faktor emisi dan kualitas produk.
Hal ini juga menunjukkan bahwa biaya persediaan berdasarkan model yang
diusulkan lebih rendah dari biaya persediaan saat ini. Biaya persediaan
perusahaan saat ini adalah Rp 1,644,536,593.33 per tahun, sedangkan pada sistem
persediaan usulan biaya persediaan terendah terdapat pada skenario 2 yaitu Rp
1,591,756,320.34 per tahun. Terakhir, analisis sensitivitas menunjukkan bahwa
model yang dikembangkan kredibel sehingga meskipun terjadi perubahan terhadap
parameternya, model yang dikembangkan masih dapat digunakan
Correlation of the Accuracy of Diagnostic Codes of Injury and External Cause Cases to the Quality of Medical Records: Hubungan Keakuratan Kode Diagnosis Cedera dan Kasus External Cause terhadap Mutu Rekam Medis
Elements of coding quality consist of several factors namely, reliability, completeness, validity, timeliness. This research is a type of analytical research with a quantitative approach. The population observed in this study was the medical record files at Ibnu Sina Hospital, Kab. Gresik in the period October - December 2022, totaling 161 medical record files. The variables of this study are, readability of writing a diagnosis, completeness of filling in the diagnostic code, the use of the 5th digit, the accuracy of the diagnosis code and indicators of medical record quality. The results of the calculations performed by test Chi Square about factor relationships validity (the accuracy of the diagnosis code) on the quality of medical records obtained p = 0.0001. This means that the value of p = <0,05 means that there is a relationship between the validity factor (accuracy of the diagnosis code) and the quality of medical records
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA UNTUK PEMBELIAN, PRODUKSI DAN PENJUALAN PT. ALFA PLASTIC FORMING
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA UNTUK PEMBELIAN, PRODUKSI DAN PENJUALAN PT. ALFA PLASTIC FORMING