45 research outputs found

    PENGAMATAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN PERAIRAN WADUK CIRATA

    Get PDF
    Waduk Cirata merupakan waduk serbaguna yang terletak di tiga kabupaten yaitu: Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Provinsi Jawa Barat, telah mengalami penurunan daya guna akibat pengaruh lingkungan yang terlalu berat. Penurunan daya guna tersebut bisa bersifat fisik, kimia, maupun biologi. Salah satu kontaminan yang masuk ke Waduk Cirata adalah terakumulasinya logam berat di dasar perairan (sedimen). Untuk mengukur konsentrasi logam berat pada sedimen, dilakukan dengan pengambilan contoh sedimen pada bagian hulu, tengah, dan hilir Waduk Cirata. Hasil analisis menunjukkan bahwa konsentrasi logam berat tertinggi yaitu: F (besi) konsentrasinya sebesar 29,495 mg/kg, Hg (merkuri) konsentrasinya pada sedimen sebesar 26,83 mg/kg, kemudian disusul oleh logam berat Pb (timbal) sebesar 2,38 mg/kg; dan terakhir logam Cd (kadmium) sebesar 0,29 mg/kg. Tingginya konsentrasi logam berat pada sedimen tersebut dapat berpotensi meningkatkan akumulasi logam berat pada ikan yang dipelihara baik melalui rantai makanan maupun osmeroegulasi. Dari hasil analisis terhadap daging ikan patin ternyata peningkatan akumulasi logam berat terjadi pada akhir pemeliharaan jika dibandingkan dengan awal pemeliharaan. Dampak lain dari tingginya akumulasi logam berat bisa merusak jaringan organ tubuh ikan dan pada akhirnya mengakibatkan kematian ikan

    PELUANG DAN TANTANGAN BUDIDAYA IKAN DI DANAU MANINJAU PROVINSI SUMATERA BARAT

    Get PDF
    Implementasi pelaksanaan program pembangunan perikanan secara nasional telah tercermin dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam visinya yang menyatakan: Indonesia penghasil produk perikanan terbesar tahun 2015. Salah satu lokasi yang potensial untuk pengembangan kegiatan budidaya perikanan air tawar adalah Danau Maninjau. Kegiatan budidaya ikan di Danau Maninjau dengan keramba jaring apung (KJA) mulai berkembang pada tahun 1990. Tingkat pencemaran perairan Danau Maninjau sudah cukup kritis untuk air minum (kelas I dan II), tetapi untuk perikanan masih termasuk dalam ketegori tercemar ringan. Komoditas yang menjadi unggulan di Danau Maninjau adalah ikan mas dan ikan nila yang baru mulai berkembang. Peluang usaha budidaya ikan di Danau Maninjau masih terbuka luas, baik pada segmen budidaya, distribusi pakan, perbenihan, transportasi, maupun pemasaran hasil. Kendala adalah penyediaan benih unggul khususnya ikan mas masih harus didatangkan dari luar Kabupaten Agam Provinsi Sumetera Barat, untuk ikan nila sampai saat ini belum ada kendala

    PRODUCTION PERFORMANCE AND BLOOD PROFILE OF CLIMBING PERCH Anabas testudineus Bloch CULTURED IN PEAT POND WITH DIFFERENT STOCKING DENSITIES

    Get PDF
    Climbing perch is one of economically-valued local fish in Indonesia, particularly in Borneo, Sumatra, and Java Islands. The fish has the potential to be developed as freshwater aquaculture species. The purpose of this experiment was to evaluate the production performance and blood profile of climbing perch cultured in peat pond with different stocking densities. The research was conducted in Kereng Bangkiray Village, Sebangau District, Palangkaraya City, Central of Borneo. Nine fish ponds sized 5.0 m x 5.0 m x 1.5 m were used. Nets with a mesh size of 1 cm measuring 2.0 m x 1.5 m x 1.0 m was installed in each fish pond for the experiment. The treatment consisted of different stocking densities, namely 15 fish/m2, 30 fish/m2, and 45 fish/m2. Fish with the body weight of 20 ± 1.25 g were used. Fish were cultured for four months. An artificial diet containing 30% protein was given with a feeding rate of 5%. The experiment was designed in a complete randomized design. The result showed that the production performances (i.e. survival, specific growth rate, absolute weight, and biomass) were significantly higher at the densities of 15 and 30 fish/m2 than that of 45 fish/m2 (P<0.05). Blood profile such as glucose, erythrocyte, leucocyte, and hemoglobin were higher at the density of 45 fish/m2 except for hematocrit which was higher at the densities of 30 and 15 fish/m2. Water quality parameters such as dissolved oxygen, nitrite, nitrate, and ammonia at the densities of 15 and 30 fish/m2 showed better values than that of 45 fish/m2 stocking density. To optimize the productivity and maintain the optimum water quality condition, the optimal stocking density for climbing perch culture is suggested at 30 fish/m2

    PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KARAWANG

    Get PDF
    ABSTRAK penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menjelaskan dan menganalisis Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Serta Implikasinya Pada Kinerja Pegawai serta pengaruh parsial dan simultan Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Serta Implikasinya Pada Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 70 pegawai dengan teknik sampling jenuh. Tesis ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan bidang manajemen khususnya manajemen sumber daya manusia. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penulisan ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif, dari hasil analisis data penelitian diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Kompensasi pada Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang dinyatakan baik, Motivasi pada Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang sudah baik, Kepuasan kerja pada Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang dinyatakan baik, Kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang dinyatakan baik. (2) Kompensasi secara parsial mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kepuasan kerja.(3) Motivasi Secara parsial mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. (4) Kompensasi secara parsial mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kinerja (5) Motivasi Secara parsial mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kinerja. (6)Koefisien jalur variabel Kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai adalah sebesar 0,424 dan besar total pengaruhnya (langsung) sebesar 0,180 atau 18%.(7) Kompensasi dan Motivasi secara simultan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kepuasan kerja. (8) Kompensasi, Motivasi dan Kepuasan Kerja secara simultan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja. Kata Kunci: Kompensasi, Motivasi, Kepuasan Kerja, Kinerj

    PERFORMA REPRODUKSI DAN LARVA IKAN GABUS (Channa striata Blkr) DENGAN BEBERAPA TEKNIK PEMIJAHAN

    Get PDF
    Sejumlah penelitian terhadap ikan gabus (Channa striata Blkr) telah dilakukan mulai dari pembenihan dan pembesaran, namun masih belum banyak informasi ilmiah terkait performa reproduksi dan larva yang dihasilkan baik dari pemijahan alami maupun pemijahan semi-alami (induksi hormonal). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan teknik pemijahan yang tepat untuk ikan gabus. Dalam penelitian ini digunakan induk jantan dan betina dengan tingkat kematangan gonad (TKG) yang seragam (yaitu pada TKG-IV). Penelitian memakai empat perlakuan stimulasi hormon, yaitu A (kontrol, tanpa stimulasi hormon), B (induk jantan dan betina distimulasi hormon), C (induk betina distimulasi hormon), D (induk jantan distimulasi hormon). Hormon yang digunakan untuk menginduksi induk betina dan jantan adalah LHRHa + anti dopamin. Masing-masing perlakuan menggunakan tiga pasang induk. Parameter performa reproduksi yang diamati meliputi fekunditas, diameter telur, lama waktu menetas, dan volume kuning telur. Untuk performa larva dilakukan pengamatan laju penyerapan kuning telur, pertumbuhan panjang dan bobot larva, laju pertumbuhan spesifik, dan sintasan. Dari penelitian diperoleh bahwa ikan perlakuan-A dan B mampu berovulasi hingga menetas, perlakuan-C berhasil ovulasi namun gagal menetas, sedangkan perlakuan-D tidak mampu ovulasi. Fekunditas dan derajat penetasan hasil pemijahan alami paling tinggi (1.832 ± 13 butir dan 97,20 ± 2,49%). Namun, waktu ovulasi dan waktu menetas pemijahan alami (159,50 ± 0,50 jam dan 3.210,00 ± 5,00 menit) lebih lama dibanding pemijahan buatan (26,00 ± 2,00 jam dan 2.370.00 ± 15,00 menit). Abnormalitas terjadi pada perlakuan-B (1,30 ± 0,42%), sedangkan larva hasil perlakuan-A tidak ada yang abnormal. Berdasarkan hasil penelitian ini selain pemijahan alami, ikan gabus dapat dipijahkan secara buatan melalui stimulasi hormon pada induk jantan dan betina.Various studies on snakehead fish (Channa striata Blkr) have been carried out from breeding, nursery, to grow-out. Nevertheless, information regarding reproductive performance and produced larvae either from natural spawning or semi-natural (hormonal induction) spawning are still limited in the literature. This study aimed to determine the appropriate spawning technique for snakehead fish. In this study, the fish males and females were used with a uniform gonad maturity level. The study used four hormone stimulation treatments, namely: A (control, without hormone stimulation), B (male and female parents were hormone-stimulated), C (hormone-stimulated female parent), D (hormone-stimulated male parent). The hormone used to induce female and male broodstock was LHRHa + anti-dopamine. Each treatment used three pairs of parents. Parameters of reproductive performance observed included fecundity, egg diameter, hatching time, and egg yolk volume. For larval performance, observations were made of the rate of egg yolk absorption, growth in length and weight of larvae, specific growth rate, and survival. The research found that fish in treatment-A and B were able to ovulate, and the produced eggs could hatch. Fish in treatment-C managed to ovulate but failed to hatch, while treatment-D could not ovulate. The fecundity and hatching rates of the natural spawning were the highest (1,832 ± 13 grains and 97.20 ± 2.49%). However, the time of ovulation and hatching time for natural spawning (159.50 ± 0.50 hours and 3,210.00 ± 5.00 minutes) were longer than those of artificial spawners (26.00 ± 2.00 hours and 2,370.00 ± 15.00 minutes). Abnormalities occurred in treatment-B (1.30 ± 0.42%), while the larvae from treatment-A were normal. Based on the results of this study, in addition to natural spawning, snakehead fish can be spawned artificially through hormonal stimulation of male and female broodstock

    Comparison of individual and paired drill practice methods on backhand drive accuracy table tennis game

    Get PDF
    This research is motivated by the lack of ability of high school students in making drive strokes, especially backhand strokes so that they are not on target. Therefore, the students have problems in the game of table tennis, especially backhand strokes. This study aims to determine whether there is an effect of individual drill exercises and pair drills on the accuracy of the backhand drive of the table tennis game of Darmaraja High School Sumedang students. The research method used in this study was a quasi-experimental or quasi-experimental research design with the non-equivalent, pretest-posttest design. This research was conducted with two groups that were given treatment. The results of this study were obtained an average increase in the individual drill method group, with a pretest value of 9.4 and a posttest of 10.6. While the results in the pair drill training method group, which was originally 7.9 to 10.08. Data analysis performed on the individual drill group in the two-different test has an average value of sig.0.537 > 0.05, which means that there is no significant difference between the individual and paired drill methods. The results of the study show that both training models can improve the accuracy of Backhand Drive strokes in table tennis game

    Determination of Aquatic Weed for Shelter in Rearing Juvenile Snakehead Channa striata in Pond

    Get PDF
    A seed of Snakehead Channa striata has characterization an aggressive and or moving as well. One effort to suppress the aggressive nature is through the use of shelter (shelter) of aquatic weeds water hyacinth in maintenance ponds. Therefore, an experiment in aim of evaluation wide water hyacinth for shelter pond to increase growth and survival of Snakehead Channa striata juvenile was conducted. The treatment were various aquatic weeds are: water cabbage Pistia stratiotes, Azolla Azolla piñata, and water hyacinth Eichornoa crassipes. Snakehead juvenile of 5 ± 0.02 cm in total body length and 4 ± 0.01 g in weight were stocked in 9 experimental ponds at 100 juvenile / m3 (350 juvenile / pond). Artificial diet of 33% protein was fed on the juvenile at a rate 5% of biomass a day. Rearing period was conducted for four months. The experimental results showed shelter very important for rearing juvenile Snakehead. The best shelter of aquatic weed in snakehead pond culture was at water hyacinth with survival rate 78.00±2.11% and feed efficiency of 30.8 ± 1.22%. This result could be reffered in snakehead nursery in pond

    THE APPLICATION OF LIFE CYCLE ASSESSMENT TO EVALUATE WATER QUALITY CONDITION AROUND FISH CAGES IN CIRATA RESERVOIR, INDONESIA

    Get PDF
    Life Cycle Assessment (LCA) is an analytical tool used primarily for evaluating environmental conditions. The sources of decomposed organic matters in Cirata Reservoir originate from industrial activities, household waste, agricultural waste, and effluent from floating fish net cages. The wastes consist mainly of fat, protein, and carbohydrate. Bacteria are responsible for aerobic decomposition process of organic matters in the sediment. As bacteria consume oxygen during the decomposition processes, significant depletion of dissolved oxygen level in the waters may occur. This happens in Cirata Reservoir where a low level of oxygen in the water leads to anaerobic decomposition processes at the bottom of the reservoir. The porpuse of this study was to evaluate Cirata Reservoir water conditions, in terms of water quality, organic sediment and organic materials level based on the application of LCA. In this study, water and sediment samples were collected. Water quality conditions were measured in-situ. Water and sediment samples were analyzed in the laboratories. The results of the analyses showed that water quality condition in all sampling stations was relatively homogeneous. Based on the level of decomposition of organic matter, water quality conditions in Cirata reservoir could be classified as Class I, II, and III in IKA_STORET scale and categorized as poor. DO, sulfide, phenol, BOD, COD, total phosphate were outside the ranges of acceptable water quality standards

    KONDISI KUALITAS PERAIRAN DAN PRODUKTIVITAS PERIKANAN BUDIDAYA DI WADUK CIRATA, JAWA BARAT: KEMUNGKINAN DAMPAK PEMANASAN GLOBAL

    Get PDF
    Salah satu penyebab terjadinya perubahan ekosistem perairan adalah pemanasan global. Waduk Cirata berpotensi menerima dampak dari perubahan iklim sehingga dapat mempengaruhi produktivitas ikan yang dibudidayakan. Pemanasan global juga dapat berpengaruh terhadap fluktuasi muka air kawasan waduk/danau disebabkan perubahan curah hujan dan presipitasi, yang tentunya sangat berpengaruh bagi keberlangsungan kegiatan perikanan di Waduk Cirata. Tujuan dari penelitian ini mengkaji kondisi kualitas perairan dan tingkat produktivitas perikanan budidaya di Waduk Cirata, Jawa Barat, serta melihat kemungkinan adanya dampak dari pemanasan global. Hasil analisis terhadap lingkungan perairan dan klimatologi menunjukkan bahwa secara umum suhu udara dari tahun 2008-2011 terus meningkat, hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu indikator terjadinya pemanasan global. Sedangkan produksi ikan dari kegiatan budidaya di keramba jaring apung terus menurun dari 141.861,03 ton tahun 2007 menjadi 133.492,45 ton tahun 2009. Hal ini memberikan indikasi kemungkinan adanya pengaruh dari pemanasan global terhadap penurunan produksi ikan di Waduk Cirata

    PEMETAAN KELAYAKAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN USAHA BUDI DAYA LAUT DI TELUK SALEH, NUSA TENGGARA BARAT

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan inventarisasi kelayakan lahan budi daya laut yang disajikan dalam bentuk peta tematik (data spasial). Penelitian telah dilaksanakan di TelukSaleh, Kabupaten Dompu pada bulan Juli dan Oktober 2003. Penentuan stasiun pengamatan dilakukan secara acak dengan teknik sistemati
    corecore