16 research outputs found
PEMBUATAN RADIONUKLIDA MOLIBDENUM-99 (99Mo) HASIL AKTIVASI NEUTRON DARI MOLIBDENUM ALAM UNTUK MEMPEROLEH TEKNESIUM-99m (99mTc)
ABSTRAKPEMBUATAN RADIONUKLIDA MOLIBDENUM-99 (99Mo) HASIL AKTIVASI NEUTRON DARI MOLIBDENUM ALAM UNTUK MEMPEROLEH TEKNESIUM-99m (99mTc). Pembatasan penggunaan uranium sebagai target untuk produksi 99mTc menyebabkan rumah sakit di Indonesia kesulitan mendapatkan pasokan 99mTc. Saat ini 99mTc diperoleh dari 99Mo hasil fisi (pembelahan uranium). Pembuatan radionuklida 99Mo dari aktivasi neutron molibdenum alam (MoO3) di teras reaktor G.A Siwabessy digunakan sebagai metode alternatif untuk memperoleh 99mTc. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pembuatan radionuklida 99Mo dari aktivasi neutron molibdenum alam untuk memperoleh 99mTc. Serbuk MoO3 alam sebanyak 5 gram dikemas dalam ampul kuarsa dan dimasukkan ke dalam inner capsul selanjutnya dikemas menggunakan outer capsul sebagai bahan target. Bahan target diiradiasi di reaktor G.A Siwabessy selama 100 jam. Hasil perhitungan diperoleh aktivitas 99Mo sebesar 65 % dari nilai maksimum yang dapat diperoleh. MoO3 paska iradiasi dilarutkan dengan NaOH 4 M sehingga diperoleh larutan natrium molibdat (Na2MoO4). Radionuklida 99Mo dan 99mTc diukur menggunakan spektrometer gamma. Radionuklida 99Mo terdeteksi dalam produk larutan Na2MoO4 dengan aktivitas jenis 99Mo yang diperoleh sebesar 0,81 Ci 99Mo/g Mo. Radionuklida anak luruh 99mTc dipisahkan dari radionuklida induk 99Mo menggunakan kolom pemisah yang berisi material berbasis zirkonium (MBZ) sebagai penyerap 99Mo. Radionuklida 99mTc hasil pemisahan diperoleh dalam bentuk natrium pertehnetat (Na99mTcO4).dengan recovery yang masih rendah yaitu sekitar 52 hingga 71 %.Kata kunci: Molibdenum, teknesium, radionuklida, pemisahan, iradiasi. ABSTRACTPRODUCTION OF ACTIVATED NEUTRON MOLYBDENUM-99 (99Mo) RADIONUCLIDE FROM NATURAL MOLYBDENUM TO OBTAIN TECHNETIUM-99m (99mTc). Uranium usage restriction causes the hospitals in indonesia difficult to obtain the suply of 99mTc. At Present, 99mTc is obtanied from molybdenum as a uranium fission product. Production of 99Mo radionuclide resulted from neutron activated natural molybdenum (MoO3) in G.A Siwabessy reactor could be used as a alternatif method for producing 99mTc. The aim of this research is synthesize of 99Mo radionuclide from neutron activated natural molybdenum (MoO3) to obtain 99mTc. The five grams of MoO3 powder was packed in a quartz ampule and inserted into inner capsule then also inserted into outer capsule as a target material. It was iradiated in G.A Siwabessy reactor for 100hours. Based on theoritical calculation, about 65 % of maximum 99Mo activity could be recovered. After Irradiation, MoO3 was dissolved by NaOH 4 M solution so it was natrium molybdate (Na2MoO4) solution. 99Mo and 99mTc radionuclide were analyzed using gamma spectrometer. 99Mo radionuclide was detected on Na2MoO4 solution as product that had specific activity of 0.81 Ci 99Mo/ g Mo. 99mTc as daughter radionuclide was separated from 99Mo as parent radionuclide using separated column containing zirconium based material (ZBM) as 99Mo adsobent. 99mTc radionuclide has been succesfully separated using ZBM column although recovery of 99mTc was quite low in which approximately 52 to 71 %. The 99mTc radionuclide was recovered in the form of sodium pertechnetate (NaTcO4) solution.Keywords: Molybdenum, technetium, radionuclide, separation, irradiation
Influence Of Drying Time And Temperature On Zirconium-Based Material (ZBM) Properties For 99Mo/99mTc Generator Development
Zirconium-based material (ZBM) has an important role in producing Technetium-99m (99mTc) due to its high adsorption capacity to Molybdenum-99 (99Mo). The adsorption capacity of the ZBM depends on the specific surface area which is influenced by several parameters in the synthesis process. This study aims to investigate the influence of drying time and temperature on the structure and specific surface area of the ZBM. Synthesis of the ZBM was carried out using zirconium chloride, 2-propanol, water and tetrahydrofuran at 75 °C, 90 °C and 120 °C and for 3 hr, 5 hr and 7 hr, respectively. Functional group and specific surface area of the ZBM was analyzed by FTIR and BET method, respectively. At the variation of drying time, the functional group pattern showed by FTIR spectra was not significantly different. The O-H group of the ZBM increased as the drying temperature decreases. At 75 and 90°C, the specific surface area increased as the function of time was increased but was decreased at 120°C. The highest surface area of the synthesized ZBM had a poor performance as a 99Mo/99mTc generator material, whereas the eluate met the required standard
Sintesis Poli N-Isopropilakrilamida (PNIPA)/Polityrosin (PTYR) Interpenetrating Polymer Networks (IPNs) Bertanda Iodium-125
Saat ini perkembangan polimer telah semakin maju, berbagai aplikasi polimer telah dikembangkan baik di sektor energi, pangan maupun kesehatan. PNIPA/PTYR IPNs bertanda iodium-125 dapat dimanfaatkan sebagai sumber terapi kanker. PNIPA/PTYR merupakan polimer peka temperatur. Tujuan dari penelitian ini adalah sintesis PNIPA/PTYR IPNs bertanda iodium-125. Polityrosin ditandai dengan iodium-125 kemudian secara simultan direaksikan dengan monomer N-isopropilakrilamida melalui polimerisasi radikal bebas dengan inisiator amonium persulfat (APS) dan tetrametiletilenediamin (TEMED) untuk memperoleh PNIPA/PTYR IPNs bertanda iodium-125. Kemurnian radiokimia PNIPA/PTYR IPNs bertanda iodium-125 diukur dengan krom atografi lapis tipis (KLT) dengan fasa gerak 2 propanol: 1 butanol: 0,2 M NH4OH. Selain Itu, stabilitas PNIPA/PTYR IPNs bertanda iodium-125 diuji pada media air. PNIPA/PTYR IPNs telah berhasil ditandai dengan iodium-125 dengan rendemen penandaan sebesar 37,6 ± 4,2 % (n = 3). Hasil pengamatan visual, ditunjukkan bahwa polimer mengalami Perubahan sifat pada temperatur 32 oC sampai dengan 34°C. Hasil H-NMR hanya menunjukkan spektrum dari polimer PNIPA. Berdasarkan pemeriksaan KLT, kemurnian radiokimia PNIPA/PTYR IPNs bertanda iodium-125 adalah 95,93%. Pengujian stabilitas polimer bertanda iodum-125 pada media air pada T = 37°C selama 2 minggu menunjukkan bahwa iodium-125 yang masih tertahan pada polimer adalah 71,3 ± 6,2 %
Sintesis Poli N-Isopropilakrilamida (PNIPA)/Polityrosin (PTYR) Interpenetrating Polymer Networks (IPNs) Bertanda Iodium-125
Saat ini perkembangan polimer telah semakin maju, berbagai aplikasi polimer telah dikembangkan baik di sektor energi, pangan maupun kesehatan. PNIPA/PTYR IPNs bertanda iodium-125 dapat dimanfaatkan sebagai sumber terapi kanker. PNIPA/PTYR merupakan polimer peka temperatur. Tujuan dari penelitian ini adalah sintesis PNIPA/PTYR IPNs bertanda iodium-125. Polityrosin ditandai dengan iodium-125 kemudian secara simultan direaksikan dengan monomer N-isopropilakrilamida melalui polimerisasi radikal bebas dengan inisiator amonium persulfat (APS) dan tetrametiletilenediamin (TEMED) untuk memperoleh PNIPA/PTYR IPNs bertanda iodium-125. Kemurnian radiokimia PNIPA/PTYR IPNs bertanda iodium-125 diukur dengan krom atografi lapis tipis (KLT) dengan fasa gerak 2 propanol: 1 butanol: 0,2 M NH4OH. Selain Itu, stabilitas PNIPA/PTYR IPNs bertanda iodium-125 diuji pada media air. PNIPA/PTYR IPNs telah berhasil ditandai dengan iodium-125 dengan rendemen penandaan sebesar 37,6 ± 4,2 % (n = 3). Hasil pengamatan visual, ditunjukkan bahwa polimer mengalami perubahan sifat pada temperatur 32 oC sampai dengan 34°C. Hasil H-NMR hanya menunjukkan spektrum dari polimer PNIPA. Berdasarkan pemeriksaan KLT, kemurnian radiokimia PNIPA/PTYR IPNs bertanda iodium-125 adalah 95,93%. Pengujian stabilitas polimer bertanda iodum-125 pada media air pada T = 37°C selama 2 minggu menunjukkan bahwa iodium-125 yang masih tertahan pada polimer adalah 71,3 ± 6,2 %.
J Sch Nurs
Black and Latino young men who have sex with men (YMSM) are at disproportionate risk for sexually transmitted diseases (STDs), including HIV. This study informs school-centered strategies for connecting YMSM to health services by describing their willingness, perceived safety, and experiences in talking to school staff about sexual health. Cross-sectional data were collected from Black and Latino YMSM aged 13-19 through web-based questionnaires (N = 415) and interviews (N = 32). School nurses were the staff members youth most often reported willingness to talk to about HIV testing (37.8%), STD testing (37.1%), or condoms (37.3%), but least often reported as safe to talk to about attraction to other guys (11.4%). Interviews revealed youth reluctance to talk with school staff including nurses when uncertain of staff members' perceptions of lesbian, gay, bisexual, transgender, and questioning (LGBTQ) people or perceiving staff to lack knowledge of LGBTQ issues, communities, or resources. Nurses may need additional training to effectively reach Black and Latino YMSM.CC999999/Intramural CDC HHS/United States200-2009-30503/PHS HHS/United States2016-10-01T00:00:00Z25519713PMC4587487vault:1304
PENGEMBANGAN MATERIAL BERBASIS ZIRKONIUM (MBZ) SEBAGAI ADSORBEN PADA GENERATOR 99MO/99MTC
PENGEMBANGAN MATERIAL BERBASIS ZIRKONIUM (MBZ) SEBAGAI ADSORBEN PADA GENERATOR 99Mof9mTc. Material berbasis zirkonium (MBZ) memiliki daya serap Mo yang tinggi sehingga berpotensi mengganti alumina sebagai adsorben pada generator 99Mo/99MTc. Akan tetapi material berbasis zirkonium masih memiliki kekurangan yakni material ini masih rapuh dan mudah pecah. Telah berhasil dilakukan sintesis material adsorben berbasis zirconium yang memiliki kapasitas serap tinggi mencapai 193 mg Mo tiap 1 g MBZ. Partikel MBZ hasil sintesis dengan perlakuan campuran TEOS : metanol sehingga meningkatkan kekerasan partikel MBZ. Berdasarkan hasil pemeriksaan SEM dengan melapisi permukaan MBZ dengan menggunakan campuran TEOS:metanol, retakan-retakan yang terdapat pada permukaan MBZ dapat dihilangkan sehingga butiran-butiran MBZ tidak mudah pecah. Hasil spektrum EDS pada permukaan material berbasis zirkonium yang telah dialiri dengan campuran TEOS:metanol terdiri atas 44,24 % Zr; 39,35 % O; 10,78 % Cl; dan 5 % Si. Hasil spektrum XRD menunjukkan tidak terdapatnya puncak-puncak kristal sehingga bentuk dari MBZ berupa amorphous
PEMBUATAN RADIONUKLIDA MOLIBDENUM-99 (99Mo) HASIL AKTIVASI NEUTRON DARI MOLIBDENUM ALAM UNTUK MEMPEROLEH TEKNESIUM-99m (99mTc)
ABSTRAK
PEMBUATAN RADIONUKLIDA MOLIBDENUM-99 (99Mo) HASIL AKTIVASI NEUTRON DARI MOLIBDENUM ALAM UNTUK MEMPEROLEH TEKNESIUM-99m (99mTc). Pembatasan penggunaan uranium sebagai target untuk produksi 99mTc menyebabkan rumah sakit di Indonesia kesulitan mendapatkan pasokan 99mTc. Saat ini 99mTc diperoleh dari 99Mo hasil fisi (pembelahan uranium). Pembuatan radionuklida 99Mo dari aktivasi neutron molibdenum alam (MoO3) di teras reaktor G.A Siwabessy digunakan sebagai metode alternatif untuk memperoleh 99mTc. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pembuatan radionuklida 99Mo dari aktivasi neutron molibdenum alam untuk memperoleh 99mTc. Serbuk MoO3 alam sebanyak 5 gram dikemas dalam ampul kuarsa dan dimasukkan ke dalam inner capsul selanjutnya dikemas menggunakan outer capsul sebagai bahan target. Bahan target diiradiasi di reaktor G.A Siwabessy selama 100 jam. Hasil perhitungan diperoleh aktivitas 99Mo sebesar 65 % dari nilai maksimum yang dapat diperoleh. MoO3 paska iradiasi dilarutkan dengan NaOH 4 M sehingga diperoleh larutan natrium molibdat (Na2MoO4). Radionuklida 99Mo dan 99mTc diukur menggunakan spektrometer gamma. Radionuklida 99Mo terdeteksi dalam produk larutan Na2MoO4 dengan aktivitas jenis 99Mo yang diperoleh sebesar 0,81 Ci 99Mo/g Mo. Radionuklida anak luruh 99mTc dipisahkan dari radionuklida induk 99Mo menggunakan kolom pemisah yang berisi material berbasis zirkonium (MBZ) sebagai penyerap 99Mo. Radionuklida 99mTc hasil pemisahan diperoleh dalam bentuk natrium pertehnetat (Na99mTcO4).dengan recovery yang masih rendah yaitu sekitar 52 hingga 71 %.
Kata kunci: Molibdenum, teknesium, radionuklida, pemisahan, iradiasi.
ABSTRACT
PRODUCTION OF ACTIVATED NEUTRON MOLYBDENUM-99 (99Mo) RADIONUCLIDE FROM NATURAL MOLYBDENUM TO OBTAIN TECHNETIUM-99m (99mTc). Uranium usage restriction causes the hospitals in indonesia difficult to obtain the suply of 99mTc. At Present, 99mTc is obtanied from molybdenum as a uranium fission product. Production of 99Mo radionuclide resulted from neutron activated natural molybdenum (MoO3) in G.A Siwabessy reactor could be used as a alternatif method for producing 99mTc. The aim of this research is synthesize of 99Mo radionuclide from neutron activated natural molybdenum (MoO3) to obtain 99mTc. The five grams of MoO3 powder was packed in a quartz ampule and inserted into inner capsule then also inserted into outer capsule as a target material. It was iradiated in G.A Siwabessy reactor for 100hours. Based on theoritical calculation, about 65 % of maximum 99Mo activity could be recovered. After Irradiation, MoO3 was dissolved by NaOH 4 M solution so it was natrium molybdate (Na2MoO4) solution. 99Mo and 99mTc radionuclide were analyzed using gamma spectrometer. 99Mo radionuclide was detected on Na2MoO4 solution as product that had specific activity of 0.81 Ci 99Mo/ g Mo. 99mTc as daughter radionuclide was separated from 99Mo as parent radionuclide using separated column containing zirconium based material (ZBM) as 99Mo adsobent. 99mTc radionuclide has been succesfully separated using ZBM column although recovery of 99mTc was quite low in which approximately 52 to 71 %. The 99mTc radionuclide was recovered in the form of sodium pertechnetate (NaTcO4) solution.
Keywords: Molybdenum, technetium, radionuclide, separation, irradiation
Template-free fabrication of mesoporous alumina nanospheres using post-synthesis water-ethanol treatment of monodispersed aluminium glycerate nanospheres for molybdenum adsorption
This work reports the template-free fabrication of mesoporous Al O nanospheres with greatly enhanced textural characteristics through a newly developed post-synthesis "water-ethanol" treatment of aluminium glycerate nanospheres followed by high temperature calcination. The proposed "water-ethanol" treatment is highly advantageous as the resulting mesoporous Al O nanospheres exhibit 2-4 times higher surface area (up to 251 m g ), narrower pore size distribution, and significantly lower crystallization temperature than those obtained without any post-synthesis treatment. To demonstrate the generality of the proposed strategy, a nearly identical post-synthesis "water treatment" method is successfully used to prepare mesoporous monometallic (e.g., manganese oxide (MnO )) and bimetallic oxide (e.g., CuCo O and MnCo O ) nanospheres assembled of nanosheets or nanoplates with highly enhanced textural characteristics from the corresponding monometallic and bimetallic glycerate nanospheres, respectively. When evaluated as molybdenum (Mo) adsorbents for potential use in molybdenum-99/technetium-99m ( Mo/ Tc) generators, the treated mesoporous Al O nanospheres display higher molybdenum adsorption performance than non-treated Al O nanospheres and commercial Al O , thereby suggesting the effectiveness of the proposed strategy for improving the functional performance of oxide materials. It is expected that the proposed method can be utilized to prepare other mesoporous metal oxides with enhanced textural characteristics and functional performance