118 research outputs found

    Strategi Pengembangan Hutan Rakyat Pinus di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor utama yang mempengaruhi pengembangan hutan rakyat pinus (Pinus merkusii) di Humbang Hasundutan serta merumuskan strategi yang tepat bagi pengembangan hutan rakyat pinus berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya tersebut. Metode yang digunakan yaitu dengan cara mengidentifikasi faktorfaktor yang berpengaruh kuat terhadap USAha tersebut dengan menggunakan analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats) berdasarkan pendapat dari para responden yang mengetahui dengan baik mengenai hutan rakyat pinus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor utama untuk unsur kekuatan yang mempengruhi pengembangan hutan rakyat pinus di Humbang Hasundutan adalah kesesuaian tempat tumbuh dengan nilai pengaruh 0,72; dan unsur kelemahan adalah lemahnya akses petani terhadap pasar dengan nilai pengaruh 0,57. Faktor utama unsur peluang adalah adanya pasar dengan nilai pengaruh 0,81; dan faktor dominan unsur ancaman adalah menurunnya minat masyarakat terhadap pengusahaan pinus dengan nilai pengaruh 0,85. Strategi yang paling sesuai untuk mempertahankan USAha hutan rakyat pinus di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah strategi ST (Strengths-Threats), yaitu melalui: 1) pengembangan sistem insentif melalui peningkatan fasilitasi dari berbagai elemen sesuai peran dan fungsinya untuk lebih memberdayakan masyarakat, dan 2) pengembangan kelembagaan pasar yang menciptakan iklim kondusif untuk USAha

    Analisis Sistem Dalam Pengelolaan Hutan Rakyat Agroforestry Di Hulu DAS Citanduy: Kasus Di Desa Sukamaju, Ciamis

    Full text link
    Menurut Hutapea (2005), agroforestry di DAS merupakan salah satu upaya menjanjikan bagi konservasi lingkungan sekaligus sumber pendapatan serta untuk mencegah banjir, erosi dan kekeringan. DAS Citanduy dengan luas 352.080 ha merupakan salah satu DAS di Jawa Barat yang kondisinya kritis, kondisi kekritisan ini ditunjukkan oleh kondisi penutupan lahan yang semakin menyusut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan hutan rakyat agroforestry di hulu DAS Citanduy. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukamaju, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis pada bulan Juni – November 2012. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui pengamatan secara langsung dan wawancara terhadap responden petani hutan rakyat. Penentuan responden dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling terhadap responden yang memiliki hutan rakyat dengan pola agroforestry sebanyak 20 orang. Analisis data yang digunakan diantaranya adalah analisis pendapatan dan analisis sistem menggunakan software Stella 9.02. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a) untuk mengoptimalkan pengelolaan lahan yang dimilikinya yang berkisar antara 0-0,5 ha, petani hutan rakyat menerapkan pola agrofrestry dengan tanaman kehutanan yang dominan adalah sengon dan sebagian besar petani belum menerapkan silvikultur intensif dalam pengelolaan hutan rakyatnya seperti penggunaan jarak tanam, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit, b) model simulasi skenario pengelolaan hutan rakyat di desa sekitar hulu DAS Citanduy Hulu agar dapat memberikan hasil yang wajar dalam evaluasi model pembuatannya membutuhkan 3 sub model yaitu sub model dinamika tegakan, sub model tenaga kerja, dan sub model pengelolaan hutan rakyat

    Kontribusi Pertanian Berkelanjutan di Lahan Suboptimal Terhadap Aspek Lingkungan dan Sosial-ekonomi di Kecamatan Pulau Burung, Provinsi Riau

    Get PDF
    The circumstance of suboptimal land, due to its complex and often difficult nature, is either under-utilized and becomes abandoned space or over-utilized and generates environmental problems. In fact, suboptimal land, including peatlands, can be an alternative amid the decreasing area of arable land per capita for agriculture. This study aims to assess the contribution of sustainable agriculture for coconut commodities in the peatlands area, Pulau Burung District, Indragiri Hilir Regency, Riau Province. Data on environmental aspects were obtained from secondary data provided by the local company. Data on socio-economic aspects were obtained using focus group discussions (FGD) in five villages through semi-structured interview to 29 residents from various backgrounds. As a result, agricultural practices in this area can be deemed as sustainable based on water management indicators. The environmental impact is very minimal, biodiversity is preserved, and the subsidence rate is very low at 1.7 cm per year. In terms of socio-economic aspect, it can be concluded that the community perceives the environmental and social aspects are well maintained. Referring to the results of the FGD on agricultural practices, land fire control, food access, waste management, and water access are aspects that are considered adequate for the community. In contrast, land governance scored the lowest due to the difficulties in obtaining land certificates.   Keywords: peatland, suboptimal land, sustainable agriculture, water managemen

    Kajian Sosial Ekonomi Masyarakat di DAS Asahan, Sumatera Utara

    Full text link
    DAS Asahan merupakan DAS regional dengan wilayah yang melintasi empat kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara yaitu Kabupaten Asahan, Toba Samosir, Simalungun dan Kota Tanjung Balai. Dalam hal pengelolaan DAS maka keluaran yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh masukan (output) (input) seperti fisik, manajemen dan sosial ekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi wilayah DAS Asahan. Hal ini sangat penting karena kawasan DAS kajian bertipe lintas kabupaten/kota sehingga dengan mengetahui karakteristik sosial ekonomi masyarakat maka dapat diketahui strategi yang tepat dalam perencanaan pembangunan daerah yang sesuai dengan karakteristik DAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan penduduk di DAS Asahan adalah 732 orang/km2 sehingga termasuk kategori padat (> 250 orang/km2 ) menurut FAO (1985). Pendapatan perkapita di DAS Asahan Rp. 9.672.207,29/orang/tahun sehingga lebih rendah dibandingkan pendapatan nasional sebesar Rp. 10.571.444,64/orang/tahun. Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,87% pada tahun 2004 lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2004 sebesar 5,13%. Struktur ekonomi industri berada di Kabupaten Toba Samosir dan Asahan sedangkan struktur pertanian ditemukan di Kabupaten Simalungun dan Kota Tanjung Balai

    MANAJEMEN PROGRAM TAHFIDZ AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN DARUT TILAWAH MUNENG BALONG PONOROGO

    Get PDF
    ABSTRAK Sanudin, 2020. Manajemen Program Tahfidz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Darut Tilawah Muneng Balong Ponorogo. Skripsi. Program Strata Satu (S-1), Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Pembimbing: (I) Katni, M.Pd.I (II) Anip Dwi Saputro, M.Pd Kata Kunci :Manajemen, Tahfidz Al-Qur’an. Dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimanakah manajemen program tahfidz Al-Qur’an pada Pondok Pesantren Darut Tilawah Muneng Balong Ponorogo yang mencakup baik perencanaan, pelaksanaan dan juga evaluasi didalamnya. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian disini adalah metode kualitatif yakni suatu penelitian yang prosesnya dalam mengumpulkan data tidak menggunakan angka angka atau hitungan tertentu melainkan menggunakan metode wawancara, metode dokumentasi serta observasi atau pengamatan, yang mana pada metode penelititan kualitatif ini mengkaji obyek yang diteliti secara mendalam guna mencapai hasil penelitian yang akurat. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan 1) Perencanaan program Tahfidz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Darut Tilawah Muneng Balong Ponorogo dibagi menjadi dua yaitu : Manajemen Pondok dan Manajemen Program Tahfidz. 2) Proses pelaksanaan program Al-Qur’an di Pondok Pesantren Darut Tilawah Muneng Balong Ponorogo menggunakan metode pengulangan, teknik bimbingan dan setor hafalannya bergantian dalam satu ruangan, adapun waktunya adalah pagi hari setelah shalat subuh setor hafalan, sebelum dzuhur membaca bi nadzorsatu jam setengah juz, setelah shalat ashar membaca bi nadzor serempak per kelas muroja’ah selama dua jam, setelah isya’ muroja’ah dua jam. 3) Evaluasi hafalan Qur’an dilakukan dua kali : a. Setiap hari setelah subuh, dan b. Setiap satu semester atau enam bulan sekali dan dinamai program karantina tahfidz. Adapun aspek yang dinilai yaitu : aspek kelancaran hafalan, tajwid, fashahah dan akhlak ataus ikap. Dengan berpijak data diatas, maka peneliti menyarankan, alangkah baiknya pihak lembaga Pondok Pesantren Darut Tilawah Muneng Balong Ponorogo menambah fasilitas pembelajaran dan juga berproses memperbanyak santri. Dan untuk santri semoga tetap semangat dalam menghafal Al-Qur’an dan juga jangan lupa amalkan ilmunya dimasyarakat. Semoga penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya

    Perkembangan Hutan Kemasyarakatan Di Provinsi Lampung (Progress of Community Forest in Lampung Province)

    Full text link
    Community Forest (HKm) in Lampung Province has to be 14 years of age with its dynamics on implementation. Studies on HKm progres is needed. The study aimed is to know progress of HKm especially distribution, problem and expectation condition. The study was conducted in September to December 2014 in Lampung Province. Data was collected using open ended and semi-structured questionnaire interview and direct observation. Information of HKm distribution obtained through survey and identification of districts in Lampung Province. Problem faced and expectation condition on implementation of HKm were collected through interview with farmer groups and national, provincial or district forestry offices and meeting/socialization about HKm. Data was analyzed using a fishbone diagram and descriptive. The results showed that HKm is a solution on problem of forest management conflict, community around the forest have very high dependence upon the forest, its caused forest conversion in Lampung Province. HKm (licence issues for community forest/IUPHKm, determination of community forest working area/PAK) in Lampung Province distributed on 9 of 15 districts. The main problems on HKm implementation was limited of budget support.. HKm is not a priority program so coaching and mentoring are not maximum. Development of farmer groups, land, and entrepreneurship are keys for increase of local welfare and to maintain the wholeness of forest and their functions

    IMPLIKASI BUDAYA TERHADAP KETAKWAAN

    Get PDF
    Budaya dikaitkan dengan agama tentunya punya hubungan yang erat. Budaya akan kehilangan jika tidak dilandasi ajaran agama. Budaya hasil karya manusia yang bertentangan dengan pesan al-Quran, ada yang akan kehilangan unsur epistimologinya dan ontologinya. Apalagi jika kecenderungangnya menolak ajaran al-Qur’an. Oleh karena itu,  akan terbukalah berbagai bentuk kemaksiatan yang mengancam timbulnya kehancuran moral dan ahlak masyarakat. Penelitian ini dilatarbelakangi adanya ancaman mengenai moral yang mulai memudar dan akhlak anak bangsa yang  hari demi hari dirasakan semakin memprihatinkan. Penelitian ini digunakan metode ilmiah dengan kajian pustaka atau disebut juga studi pustaka. Dengan metode ini, penulis dapat meyelesaikan permasalahan penelitian yang akan diteliti. Penulis mempunyai tujuan untuk lebih mendalami tentang budaya keterkaitannya dengan tumbuh kembangnya ketakwaan seseorang, dengan mengacu kepada minhaj al-Qur’an. Jika kita mengamati pesan al-Quran, al-Qur’an meletakkan suatu dasar budaya dan tentunya kebudayaan manusia sesuai dengan seluruh potensi yang dimiliki mahkluk insani sejak diciptakannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  implikasi atau keterlibatan budaya  untuk mencapai tujuan pendidikan agar anak didik memiliki ketaqwaan kepada Allah SWT sangatlah penting dan harus diperhatikan terus menerus secara berkesinambungan oleh pendidik dan masyarakat pendidikan dengan melihat situasi serta kebutuhan anak didik

    Prospek Pengembangan Pala (Myristica fragrans Houtt) di Hutan Rakyat

    Get PDF
    Hutan rakyat sebagian besar dikelola secara agroforestri. Salah satu jenis tanaman yang banyak dikembangkan di hutan rakyat adalah pala (Myristica fragrans). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prospek pengembangan pala di lahan hutan rakyat. Penelitian dilakukan di Desa Kemawi, Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah pada bulan Juni sampai dengan Juli 2012. Pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran data sekunder, wawancara terbuka dan mendalam. Narasumber dipilih secara sengaja (purposive sampling) yaitu petani yang menanam pala di lahannya sebanyak 20 orang. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pala memiliki prospek yang baik sebagai salah satu jenis tanaman untuk pengembangan hutan rakyat di Desa Kemawi karena terdapat faktor-faktor yang mendukung pengembangannya yaitu :1) lahan secara bio fisik sesuai untuk pertumbuhan tanaman pala, 2) secara sosial dapat diterima oleh masyarakat karena jauh sebelumnya sudah banyak petani yang membudidayakan pala di lahannya 3) secara ekonomi memiliki harga yang cukup tinggi dan stabil sehingga memberikan tambahan pendapatan, 4) kondisi pemasaran baik buah maupun bibitnya sangat mudah, dan 5) perhatian pemerintah terhadap pengembangan pala pada tingkat produksi hingga pengolahan pasca panen cukup besar yang telihat dari adanya beberapa program yang berkaitan dengan pengembangan tanaman pala di wilayah ini.Kata kunci: pala, hutan rakyat, prospek, Desa Kemawi, agroforestri. Development prospect of nutmeg (Myristica fragrans Houtt) in the community forest AbstractThe private forest is largely managed with agroforestry pattern. Nutmeg (Myristica fragrans) is a plant that has been developed in the private forest. This study aimed to determine the prospect of nutmeg in the private forest. This research was conducted in the Kemawi village, Somagede Subdistrict of Banyumas District, Central Java Province in June to July 2012. Data were collected through secondary data study, open and in-depth interviews. Twenty farmers who planted nutmeg were selected with purposive sampling technique. The obtained data were processed and analyzed descriptively. The results showed that nutmeg had a good prospect as one of the plantation species for private forest development in Kemawi village because of these several factors: 1) Kemawi land was biophysically suitable for nutmeg plantation, 2) socially, many farmers had been planting nutmeg in their land, 3) economically, nutmeg had a good and stable price that can provide additional income, 4) marketing of both fruit and seed of nutmeg were very easy, and 5) there were good attentions from the government to the nutmeg development program from production to post-harvesting process
    • …
    corecore