124 research outputs found

    APPLICATION OF LARVITRAP AND OVITRAP TO CONTROL Aedes sp. IN DHF ENDEMIC AREAS

    Get PDF
    Alternative mosquito vector control at this time that is cheap, practical and relatively safe to the environment is needed by developing countries such as Indonesia.One of the methods of controlling Aedes sp without insecticides is the use of larvae traps (larvitrap). The working principle of larvitrap is that the eggs trapped in the tool The incidence rate (IR) of Dengue Hemorrhagic Fever per 100.000 population in Central Java in the last five years is as follows: 2011 amounted to 15,27 in 2012 amounted to 19,29 in 2013 amounted to 45,52 in 2014 amounted to 32,95 and years 2015 amounted to 34,87. Since 2010 DHF has spread to all districts / cities in Central Java. Larvitrap and ovitrap are tools that can be used as traps for Aedes sp. Both of these tools can be used with additional attractants which can serve to attract the attention of Aedes sp. in order to lay eggs on the tool. Larvae that hatch from eggs in the larvitrap eventually cannot become adults and will die. Mosquito eggs trapped in the ovitrap can be destroyed so that they do not develop into adult mosquitoes. The research objective was to determine the effectiveness of using larvitrap and ovitrap as a control tool for Aedes sp (DHF vector).The research method used is experimental research. The research location is in the Banyumas Regency area. Larvitrap made of plastic jars and pralon was painted black and modified using gauze on the top. Ovitrap from plastic cups was painted black and given an ovistrip. Larvitrap and ovitrap were placed in DHF endemic areas. After the larvitrap and ovitrap are taken, the number of trapped Aedes sp and the larvitrap / ovitrap index is calculated. Furthermore, analyzed the effectiveness of using larvitrap and ovitrap as a means of controlling mosquitoes Aedes sp.The results showed that the larvitrap index in the larvitrap installation in Pandak Village was 60%, while in Mersi Village it was 56,7%. The ovitrap index in the ovitrap installation in Pandak Village was 36,7%, while in Mersi Village it was 33,3%. The number of larvae trapped in the larvitrap installation in Pandak Village were 832 larvae, while in Mersi Village there were 985 larvae. The number of eggs trapped in the ovitrap installation in Pandak Village were 518 eggs, while in Mersi Village there were 811 eggs.The conclusion of this research is that larvitrap is more effective to control Aedes sp than ovitrap. The community is advised to use larvitrap as a tool to control the Aedes sp (DHF vector

    Pendampingan Holistik Menyusui terhadap Produksi ASI Melalui Kadar Hormon Prolaktin pada Ibu Nifas Normal

    Get PDF
    This study aims to prove the effect of holistic breastfeeding assistance, which includes psychoeducation, oxytocin massage, and mural Al-Qur'an, which can increase milk production through prolactin hormone levels. The research method used in this study was a quick experiment with a pretest and a posttest with a control group design. The results showed that after being given holistic breastfeeding assistance for seven days, there were differences in prolactin hormone levels in the intervention group and the control group. The increase in prolactin hormone levels in the intervention group between before and after treatment occurred by 67.56 (27%). In conclusion, there is a significant relationship between holistic breastfeeding assistance given for 30 minutes every day for seven days to increase milk production and levels of the hormone prolactin.  Keywords: Milk Production, Prolactin, Holistic Breastfeeding Assistance, Murrotal Al-Qur'an, Oxytocin Massag

    KOHORT DENSITAS NYAMUK PADA FOGGING FOCUS DI DESA KEDUNGRANDU KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2015

    Get PDF
    Kepadatan nyamuk merupakan jumlah nyamuk yang berhasil ditemukan atau ditangkap dengan menggunakan aspirator, setiap luas wilayah dan waktu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui densitas nyamuk sebelum pelaksanaan fogging focus dan setelah pelaksanaa fogging focus .Jenis penelitian ini observasional, Pengumpulan data secara cohort untuk mengikuti perkembangan densitas nyamuk sebelum dan sesudah pelaksanaan fogging focus di Desa Kedungrandu Kecamatan Patikraja. Populasi yaitu total populasi dengan sampel yang akan di ambil rumah dengan radius 200 meter dari titik pengukuran (rumah penderita DBD). Pengukuran dilakukan 4 kali yaitu 2 hari sebelum fogging ke-1, 3 hari setelah fogging ke-1, 3 hari setelah fogging ke-2, dan 6 hari setelah fogging ke-2. Variable pengukuran meliputi suhu, kelembaban, pencahayaan dan kecepatan angin. Analisis menggunakan uji Anova One Way dengan SPSS 20.0. Hasil penelitian diketahui bahwa densitas nyamuk 2 hari sebelum fogging ke-1 71 ekor dan 6 hari setelah fogging ke-2 24 ekor. Persentase penurunan sebesar 66,1 %. Hasil analisis statistik menunjukan P value = .056 α 0,05 maka Ho diterima yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara densitas nyamuk sebelum pelaksaan fogging dan sesudah pelaksanaan fogging. Hasil pengukuran suhu udara 25,25°C-28,75°C, kelembaban 52%-76% dan pencahayaan 21,25 lux-586 lux. Kesimpulan efek Fogging focus hanya efektif selama 3 hari setelah fogging focus ke-2. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin, dan fogging focus dapat di bandingkan efektifitasnya untuk menekan kepadatan nyamuk.

    APLIKASI DINAMIKA PENULARAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI DAERAH ENDEMIS (Studi Kasus Di Puskesmas Purwokerto Barat)

    Get PDF
    APLIKASI DINAMIKA PENULARAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI DAERAH ENDEMIS (STUDI KASUS DI PUSKESMAS PURWOKERTO BARAT) Dinamika mempelajari penularan dari satu indeks kasus ke orang lain yang rentan, sehingga bisa dipetakan perjalanan penyakit dari satu orang ke orang lain yang rentan. Penularan penyakit demam berdarah selalu melibatkan nyamuk Aedes aegypti sebagai media penularan. Manajemen kasus DBD sampai dengan sekarang belum ada aplikasinya untuk menentukan dinamika penularan, sehingga manajemen tindak lanjut masih dengan cara manual hasil laporan Penyelidikan Epidemiologi. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan Aplikasi Dinamika Penularan Demam Berdarah Dengue Di Daerah Endemis (Studi Kasus Di Puskesmas Purwokerto Barat).Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (RD) yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan atau mengembangkan produk dan menguji keefektifan produk. Dalam penelitian ini mengembangkan instrumen dinamika penularan penyakit DBD manual menjadi aplikasi berbasis website. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif.Hasil penelitian berupa software untuk pengolahan data penyakit DBD di Puskesmas Purwokerto Barat. Jumlah seluruh penderita DBD yaitu 132 penderita sedangkan penderita yang diobservasi berjumlah 30 penderita. Model penularan menunjukkan 6 cluster dan 7 separated.Pengolahan data penderita DBD di Puskesmas Purwokerto Barat yang semula dilakukan dengan cara manual telah berhasil dirubah menggunakan software berbasis aplikasi DIPAA DBD. Disarankan aplikasi dapat dikembangkan dengan penambahan Penyelidikan Epidemiologi pada input dan output aplikasi DIPAA DBD

    Efikasi Insektisida Jenis Cypermethrin Terhadap Nyamuk Aedes aegypti Pada Program Fogging Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong Tahun 2020

    Get PDF
    Rumah sakit merupakan bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Program fogging secara rutin dilakukan setiap dua minggu sekali selama lima tahun menggunakan insektisida cypermethrin, diduga telah terjadi efikasi dan uji efikasi belum pernah dilakukan yang berguna untuk mengetahui efektifitas insektisida tersebut. Tujuan peneltian yaitu mengeksplorasi efikasi insektisida cypermethrin. Jenis penelitian ini adalah eksplorasi efikasi insektisida cypermethrin dengan pendekatan kuantitatif dengan mengamati dan menganalisis jumlah kematian nyamuk Aedes aegypti yang terpapar insektisida Cypermethrin selama 5 detik pengasapan panas (fogging). Hasil penelitian menyebutkan rata-rata kematian nyamuk uji dengan replikasi sebanyak 3 kali didapatkan persentase hasil sebesar 67%. Kematian nyamuk 80% maka nyamuk tersebut dapat dikategorikan tidak efektif atau resisten terhadap insektisida Cypermethrin 15 ml. Simpulan bahwa nyamuk Aedes aegypti yang berasal dari wilayah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong tidak efektif atau resisten terhadap insektisida Cypermethrin 15 ml. Saran yang diberikan yaitu menaikkan dosis insektisida melalui riset, mengganti jenis insektisida yang memiliki target site yang berbeda, serta membuat program PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dikarenakan fogging tidak dapat membunuh telur dan larva sehingga densitas nyamuk tinggi

    In vivo study of the antihypertensive effect of bidara leaf (Ziziphus spina-christi) during pregnancy

    Get PDF
    Background: Bidara is drought tolerant and very easy to grow in tropical climates such as Indonesia. Bidara contains a combination of calcium, potassium, and magnesium, and active flavonoid compounds, and antioxidant activity that play a role in inhibiting free radical damage, improving endothelial function so that it can potentially lower blood pressure. Previous studies explained that a dose variant of no more than 300mg/kg BW is beneficial while minimizing pathological changes. However, there has been no research related to the effect of bidara leaf in lowering blood pressure, so it is necessary to do related research.Objective: Analyze the effect of bidara leaf extract at a 200 mg/kg BW dose and 300 mg/kg BW on systolic and diastolic blood pressure.Methods: 24 pregnant female Wistar rats induced hypertension, aged 6-8 weeks with a weight of 130-230 grams. The rats were randomized so that they consisted of 2 control groups and two experimental groups, which were given various doses of bidara leaf for nine days. Blood pressure was measured using non-invasive CODA.Results: The blood pressure of rats in the bidara leaf extract group at doses of 200mg/kg BW and 300mg/kg BW decreased systolic and diastolic compared to the control group (p<0.05). The 200mg/kg BW dose group experienced a decrease in blood pressure of 12.3% for systolic and 16.32% for diastolic; the 300mg/kg BW dose group experienced a decrease in blood pressure of 19.99% for systolic and 27.73% for diastolic.Conclusion: Bidara leaf extract can reduce the blood pressure of pregnant rats with hypertension

    DINAMIKA PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2015

    Get PDF
    Kasus DBD selalu menetap di Kecamatan Purwokerto Selatan selama lima tahun terakhir, pada tahun 2015terdapat 72 kasus. Peningkatan kasus dan sebaran yang semakin meluas dapat digambarkan dengan dinamikapenularan. Dinamika penularan digunakan untuk mengetahui riwayat sebaran penyakit, model sebaran dandeterminan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika penularan penyakit Demam Berdarah Dengue(DBD) di wilayah Kecamatan Puskesmas Purwokerto Selatan Tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitianobservasional dengan pendekatan survey kualitatif berdasarkan catatan pasien tahun 2015. Pengumpulan datadengan wawancara dan pengukuran lingkungan fisik dan potensi penularan. Data kasus diolah dengan SystemInformasi Geografis (SIG). Analisa berdasarkan mapping wilayah, penggabungan fakta dengan determinannyadengan teknik overflow antara kejadian DBD dengan curah hujan. Deskripsi waktu kejadian tertinggi terjadi padabulan April sebanyak 12 kasus (17%), deskripsi tempat kejadian tertinggi di Kelurahan Teluk sebanyak 18 kasus(25%) dan deskripsi orang kejadian tertinggi pada kelompok umur 6-55 tahun sebanyak 58 kasus (80%) dangolongan jenis kelamin perempuan sebanyak 49 kasus (68%). Model cluster sejumlah 12 cluster dengan 39 kasus,dan model sparated sejumlah 33 kasus. Dugaan determinan nilai CI (2%), HI (4%), BI (6%) dan ABJ (96%), sertahasil pengukuran suhu rata-rata 290C, Kelembaban 82%, dan pencahayaan 66 lux serta data curah hujansepanjang tahun 2015 sebesar 2231 mm/tahun dengan hari hujan 113 hari/tahun. Upaya pengendalian dengankimiawi, PSN-DBD, manajemen lingkungan dan pengendalian terpadu Potensi penularan meliputi CI, HI, BIrendah dan ABJ 96% sedangkan kasus tinggi, ada dugaan salah penulisan laporan, terjadi transovari, Saran upayapengendalian DBD dengan melaksanakan PE semestinya 24 jam sesudah penegakan diagnosa kasus dan PSN rutin

    ANALISIS TREND PENETASAN TELUR NYAMUK Aedes sp BERDASARKAN DERET WAKTU DI KELURAHAN TELUK KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2017

    Get PDF
    AbstrakPelaksanaan fogging foccus bertujuan untuk membasmi vektor Aedes sp serta memutus mata rantaipenularannya . Fogging foccus dilaksanakan dua kali dengan interval waktu 7 hari. Fogging foccusdidasarkan pada teori siklus perkembangbiakan nyamuk dari jentik ke nyamuk dewasa kurang lebih 7hari. Apakah proses perkembangbiakan nyamuk dari telur sampai dewasa paling banyak terjadi pada7 hari atau lebih. Tujuan penelitian adalah mengetahui persentase terbesar mulai dari telur menjadinyamuk dewasa guna dibandingkan dengan efektifitas fogging foccus. Jenis penelitian adalahpenelitian observasional menggunakan trend series dengan 3 siklus aquatic sebanyak 100 telur yangditetaskan selama 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk telursampai menjadi nyamuk dewasa adalah 2-10 hari. Pada suhu rendah perkembangannya bisa sangatlama yaitu berkisar 2-18 hari. Persentase penetasan telur yang dilakukan di rumah peneliti diKelurahan Kober yaitu sebesar 75%. Sedangkan yang dilakukan di Laboratorium Kampus 7Poltekkes Kemenkes Semarang sebesar 90%. Hasil di Kelurahan Kober siklus aquatic 1 belum adayang menjadi nyamuk dewasa, siklus aquatic 2 sebanyak 14,67%, siklus aquatic 3 sebanyak 30,67%.Hasil di laboratorium Kampus 7 Poltekkes Kemenkes Semarang pada siklus aquatic 1 dan siklusaquatic 2 belum ada yang menjadi nyamuk dewasa, pada siklus aquatic 3 sebanyak 3,33%. Adapunkondisi lingkungan pada saat penelitian yaitu suhu udara 27°C-30°C dan kelembaban 70%-90%.Simpulan penelitian yaitu pelaksanaan fogging foccus yang dilakukan dalam dua tahapi denganinterval waktu 7 hari didasarkan siklus aquatic ternyata larva belum menjadi nyamuk dewasasehingga fogging yang dilakukan akan kurang efektif dan belum tepat pada sasaran yaitu membunuhnyamuk dewasa
    • …
    corecore