8 research outputs found
TATA BANGUNAN PADA JALAN DI.PANJAITAN DAN JALAN ALI MAKSUM DI YOGYAKARTA
Abstract: Building composition is tightly related with functions and activities of users, so it should be able to give expression and information through elements of building. The corridor of DI. Panjaitan and Ali Maksum’s street has a historical value as special image of the city in Yogyakarta. The purpose of this research is to identify and evaluate the condition of building through the comparison the results through identification with rules of government regulation. Data will obtained through field observations and evaluated in accordance with Government direction to know detail the extent to which a building can be setup to follow government directives and the extent of D.I. Panjaitan and Ali Maksum’s street are capable of expressing the meaning of a historical road that traversed with imaginary axis.Keywords: Identification, evaluation, comparison, building composition, the expressionAbstraksi: Tata bangunan erat kaitannya dengan fungsi dan kegiatan pengguna, sehingga mampu memberi ekspresi dan informasi melalui elemen-elemen sebuah bangunan. Koridor Jalan D.I. Panjaitan dan Ali Maksum di Yogyakarta memiliki nilai historis sebagai pembentuk citra istimewa Kota Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi tata bangunan melalui perbandingan hasil identifikasi dengan aturan regulasi pemerintah. Data diperoleh melalui pengamatan lapangan dan dievaluasi sesuai dengan detail arahan pemerintah untuk mengetahui sejauh mana penataan bangunan dapat mengikuti arahan pemerintah dan sejauh mana koridor Jalan D.I. Panjaitan dan Ali Maksum mampu mengekspresikan makna historis sebuah jalan yang dilalui sumbu imajiner Yogyakarta.Kata Kunci: Identifikasi, evaluasi, perbandingan, tata bangunan, ekspres
Utilizing the Use of Google Trends to Discover The Architectural Attractiveness of a Place in Indonesia
A person's memory of the image of a place is powerful, which is influenced by a uniqueness supported by continuity of information. Every visitor's image will be very subjectively evaluated through the internet information media. The challenge lies in subjective perception through internet media information which only sometimes leads to real quality due to perceptions formed from the continuity of information received. A shift in meaning allegedly led to a phenomenon of similar motivation between video game users and traveling for healing purposes. From the perspective of a Google search, the word "traveling" refers to buildings and places with ecological and natural concepts. Meanwhile, video games also offer a natural concept but are more competitive. Using Google Trends, this study attempts to formulate city popularity data using the keyword "traveling." Natural Ecology is the highest choice for social media users, and "healing" is the primary motivation. The value of natural architectural instruments can be a focus to support a sustainable development process for a place based on the popularity of today's needs
Brand dan Arsitektur Dalam Tuntutan Pasar Global
Abstract : Architecture as a function container reminds us that image is never out of a use. A strong image is able to form a strong brand as a representation of use. When brand meets architecture, the challenge lies in the economic context, competition in presenting profits. The Principles of Economics challenge the originality of quality architectural designs. However, there is a tendency for similar visual concepts to emerge due to the power of well-known brands in the world of architecture with phenomenal characteristics. Through literature study, this paper will formulate theoretical ideas in responding to these challenges to find the formulation of the initial design basis that makes the design become original and have good quality.
Keywords: brand, image, architecture, economic principles
Abstrak : Arsitektur sebagai wadah fungsi menjadi pengingat bahwa citra tidak pernah lepas dari guna. Citra yang kuat mampu membentuk brand yang kokoh sebagai representasi guna. Ketika Brand bertemu dengan Arsitektur maka tantangannya terletak pada konteks ekonomi, yakni persaingan dalam menghadirkan keuntungan. Prinsip Ekonomi menantang desain perancangan arsitektur yang orisinil dan berkualitas. Namun muncul kecenderungan konsep visual yang hampir serupa akibat kekuatan brand ternama di kelas arsitektur dengan ciri khas yang fenomenal. Melalui studi kepustakaan, penulisan ini akan merumuskan gagasan-gagasan teoretis dalam menjawab tantangan tersebut sehingga menemukan rumusan landasan perancangan awal yang menjadikan desain dapat orisinil dan berkualitas.
Kata Kunci : brand, citra, arsitektur, prinsip ekonom
PENDEKATAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN SEBAGAI PRINSIP BANGUNAN SEKOLAH BERBASIS ALAM: Studi Kasus Green School, Bali
Nature-based schools are an educational alternative that utilizes nature as the main medium for learning that is active and direct. The natural approach as the main medium of learning is expected to be able to help students understand the importance of knowing the conditions and potential of the natural environment as part of human life which is never separated from dependence on nature. Green School Bali applies the concept of learning with nature through the introduction of natural potential with the support of the scope of the building which also has a natural theme. Natural materials are designed as the main material for children's school buildings that still pay attention to the health of users, the majority of whom are elementary school students aged 6-12 years. This research will describe the material and design of the Green School Bali school building with the theme of nature and environmental friendliness using the case study method with archive collection and observation techniques so that a main material in the form of bamboo is found which is the hallmark of the school with many accompanying findings and considerations.Sekolah berbasis alam merupakan sebuah alternatif pendidikan yang memanfaatkan alam sebagai media utama pembelajaran yang bersifat aktif dan langsung. Pendekatan Alam sebagai media utama pembelajaran diharapkan dapat membantu peserta didik akan pentingnya mengetahui kondisi dan potensi alam natural sebagai bagian dari hidup manusia yang tidak pernah lepas dari ketergantungan terhadap alam. Green School Bali menerapkan konsep belajar bersama alam melalui pengenalan potensi alam dengan dukungan pelingkup ruang bangunan yang juga bertemakan alam. Material-material alami didesain sebagai material utama bagi bangunan sekolah anak yang tetap memperhatikan sisi kesehatan pengguna yang mayoritas adalah mahasiswa sekolah dasar berusia 6 – 12 tahun. Penelitian ini akan menguraikan material dan desain pada bangunan sekolah Green School Bali yang bertema alam dan ramah lingkungan dengan menggunakan metode studi kasus dengan teknik pengumpulan arsip dan observasi sehingga ditemui sebuah material utama berupa Bambu yang menjadi ciri khas sekolah tersebut dengan banyak temuan dan pertimbangan penyertanya
KETERKAITAN ANTARA BUDAYA HIDUP DENGAN SETTING PERILAKU MASYARAKAT DI JALAN DI.PANJAITAN YOGYAKARTA
The Philosophical Axis Corridor on Jalan DI. The Panjaitan towards the Krapyak Stage, Yogyakarta, has a historical value which implies a Philosophical Image as a noble cultural heritage as an influential path in forming the City Image. This road corridor which is about 3 kilometers long has special characteristics seen from the appearance of the buildings along the various and rhythmic road corridors, as if they have a specific purpose that represents the meaning of the path traversed by this philosophical axis. The appearance of this building also influences the daily culture of the surrounding community so that the appearance of the building reflects the contents of the building itself. As a reference for observation, some relevant data is used to support the observation process to find answers to unique phenomena along the Panggung Krapyak axis corridor. The difference in each building that seems to be rhythmic in the Jl.DI Panjaitan Corridor when viewed from an anthropological perspective, has a diverse background which is highlighted from the point of view of the social values of a developing community to produce a cultural form with character so that it has an impact on the appearance of the building and its diverse scope and rhythmic. It is found that the size and area of the building are gradually getting bigger towards the north, as if this change represents a special meaning from the philosophical axis, namely the journey of a small child to maturity.Koridor sumbu filosofis yang berada di Jalan DI. Panjaitan menuju Panggung Krapyak, Yogyakarta, memiliki nilai historis yang menyiratkan Citra Filosofis sebagai peninggalan budaya luhur sebagai jalur yang berpengaruh sebagai pembentuk Citra Kota. Koridor jalan yang berjarak sekitar 3 kilometer ini memiliki karakteristik yang istimewa dilihat dari tampilan bangunannya di sepanjang koridor jalan yang beragam dan berirama, seolah – olah memiliki maksud tertentu yang mewakili arti dari jalan yang di lalui oleh sumbu filosofis ini. Tampilan bangunan ini juga berpengaruh pada budaya hari - hari masyarakat sekitar sehingga sebuah tampilan bangunan mencerminkan isi dari bangunan itu sendiri. Sebagai acuan pengamatan, beberapa data yang rele3van digunakan agar mendukung jalannya proses pengamatan untuk menemukan jawaban dari fenomena unik di sepanjang jalan koridor sumbu Panggung Krapyak. Perbedaan setiap bangunan yang seolah – olah berirama di Koridor Jl.DI Panjaitan ini apabila ditinjau dari sisi antropologi, memiliki latar belakang yang beragam yang disorot dari sudut pandang nilai sosial masyarakat yang berkembang menghasilkan wujud kebudayaan yang berkarakter sehingga berdampak pada tampilan bangunan serta pelingkupnya yang beragam dan berirama. Ditemukan wujud besaran dan luasan bangunan yang berangsur semaking besar ke arah utara, seolah – olah perubahan ini mewakili makna khusus dari sumbu filosofis yakni perjalanan anak kecil menuju kedewasaan
STUDI TATA BANGUNAN PADA KORIDOR JALAN DI. PANJAITAN DAN JALAN ALI MAKSUM SEBAGAI INTI PELESTARIAN CITRA YOGYAKARTA
Penulisan ini merupakan hasil penelitian tentang studi evaluasi terhadap
tata bangunan dan lingkungan pada jalan DI. Panjaitan dan jalan Ali Maksum
Yogyakarta yang menjadi salah satu inti pelestarian citra kota karena dilalui oleh
sumbu filosofis. Disoroti dari kebijakan pemerintah, sebuah koridor yang
memiliki nilai historis dan menjadi satu kesatuan dengan kawasan cagar budaya,
yakni Panggung Krapyak, dibatasi oleh aturan resmi pemerintah. Aturan tersebut
akan menjadi pedoman dalam pembangunan sebuah koridor jalan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mampu mengidentifikasi sekaligus
mengevaluasi kondisi tata bangunan di Koridor jalan DI. Panjaitan dan jalan Ali
Maksum. Evaluasi dilakukan dengan cara melakukan perbandingan dari hasil
identifikasi kondisi eksisting di lapangan dengan aturan regulasi pemerintah. Data
diperoleh melalui pengamatan lapangan sehingga mampu diidentifikasi penataan
bangunan yang ada untuk dievaluasi sesuai dengan detail arahan pemerintah.
Sebuah tata bangunan erat kaitannya dengan fungsi dan kegiatan
pengguna, sehingga mampu memberi ekspresi dan informasi melalui elemenelemen
sebuah bangunan (Surasetja, 2007. hal2). Demikian pula halnya dengan
sebuah koridor jalan yang memiliki nilai historis, diharapakan mampu
mengekspresikan kekhasan budaya sebagai karakteristik lokal melalui penataan
bangunan dan lingkungannya. Evaluasi pada akhirnya dilakukan melalui
perbandingan sehingga dapat diketahui sejauh mana penataan bangunan dapat
mengikuti arahan pemerintah dan sejauh mana koridor jalan ini mampu
mengekspresikan karakteristik lokal yang yang menjadi bagian dari kawasan
cagar budaya
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERANCANGAN ULANG TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA “TJILIK RIWUT” DI PALANGKA RAYA MELALUI PENDEKATAN STUDI PERILAKU PENGGUNA RUANG TERMINAL
Tjilik Riwut adalah sebuah Bandar udara yang berlokasi di Ibu kota Kalimantan Tengah, Palangka Raya. Bandara yang namanya diambil dari nama Gubernur Kalimantan Tengah yang pertama ini merupakan bandara tipe kelas IA dengan route penerbangan domestik. Setiap tahun, peningkatan permintaan terhadap bandara ini semakin berkembang, sehingga banyak perubahan yang dilakukan untuk memenuhi permintaan.
Seiring dengan berjalannya perubahan yang ada, terminal penumpang di kawasan bandara ini belum mengalami perubahan yang signifikan, sehingga ketika jumlah transportasi undara semakin bertambah, jumlah penumpang meningkat, maka idealnya bangunan terminal yang mewadahi aktifitas penerbangan ini perlu memenhi kebutuhan penggunanya. Penulisan ini ingin menyampaikan hasil survey dan pengamatan lapangan di terminal penumpang Tjilik Riwut yang menyebabkan ketidaknyamanan pada penggunanya, sehingga perlu adanya evaluasi dan perancangan ulang kembali. Pedoman yang digunakan dalam perancangan juga melalui pendekatan pengguna ruang sebagai dasar pemahaman perilaku yang terjadi di terminal penumpang sekaligus sebagai petunjuk arahan dalam desain agar pengguna ruang merasa nyaman dan aktivitasnya dapat diwadahi secara tepat.
Proses pengamatan dipetakan dengan metode tracking dan mapping untuk menemukan bagian – bagian yang menjadi tujuan utama bagi penumpang atau calon penumpang dalam sebuah bandara. Harapannya , desain yang dirancang ini dapat mewadahi aktivitas pengguna serta mengarahkan pengguna dalam melakukan proses menuju penerbangan ataupun saat tiba di Bandara