7 research outputs found

    Pengaruh Pemberian Minyak Zaitun Terhadap Jumlah Osteoblas di Daerah Tarikan Pada Proses Pergerakan Gigi Ortodontik Marmot Model Diabetes

    Get PDF
    Remodeling tulang adalah aktivitas seluler tulang alveolar pada proses resorpsi dan aposisi yang melibatkan osteoblas. Remodeling tulang dapat berjalan tidak optimal karena kurangnya osteoblas pada penderita diabetes. Minyak zaitun diketahui mengandung farilic acid, caffeic acid, dan coumaric acid yang bekerja mengurangi stress oksidatif sehingga dapat meningkatkan osteoblas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap jumlah osteoblas pada pergerakan gigi ortodontik model marmot diabetes. Jenis penelitian ini merupakan eksperimental laboratoris dengan rancangan post-test only control group design. Sampel berjumlah 25 marmot jantan, dibagi menjadi 5 kelompok yaitu marmot diabetes dengan perlakuan minyak zaitun dosis 0,7, 1,05, 1,4 ml/hari, aquades, dan marmot sehat pemberian aquades. Pengambilan sampel dilakukan hari ke-15 pasca pemberian gaya mekanik ortodontik dan perlakuan untuk dihitung jumlah osteoblasnya. Hasil perhitungan jumlah osteoblas pada kelompok marmot diabetes dengan perlakuan minyak zaitun dosis 0,7, 1,05, 1,4 ml/hari, aquades, dan marmot sehat pemberian aquades secara berturut-turut adalah 2,900±0,678, 4,320±0,497, 5,920±0,46, 0,200±0,200, 1,320±0,415. Hasil penelitian menunjukkan pemberian minyak zaitun meningkatkan jumlah osteoblas signifikan (p>0,05) dibandingkan kontrol dan terdapat perbedaan signifikan setiap penambahan dosisnya dengan jumlah osteoblas tertinggi pada dosis 1,4 ml/hari. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap jumlah osteoblas pada pergerakan gigi ortodontik model marmot diabetes

    PENINGKATAN PERAN GURU DAN ORANG TUA SISWA SEBAGAI KADER KESEHATAN GIGI DI SD NEGERI 1 KARANGTENGAH DENGAN MEDIA POP-UP BOOK

    Get PDF
    Karies atau gigi berlubang merupakan penyakit kesehatan gigi dengan angka prevalensi tinggi di Indonesia. Periode gigi bercampur terjadi pada anak sekolah dasar, dengan usia 12 tahun merupakan milestone di mana seluruh gigi susu telah digantikan oleh gigi permanen. Pada tahun 2019, hasil pemeriksaan siswa SDN 1 Karangtengah, Kecamatan Baturaden menunjukkan kebersihan mulut dalam kategori buruk (skor PHPM 24,4%) dan karies gigi kategori tinggi (skor DMF-T 4,92). Hal ini mengindikasikan urgensi adanya upaya pencegahan karies gigi sejak dini pada anak usia sekolah, salah satunya melalui Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk pemberdayaan guru dan orang tua wali siswa SDN 1 Karangtengah sebagai kader kesehatan gigi sekolah yang berperan dalam promosi dan preventif dalam pencegahan karies gigi peserta didik. Metode pelaksanaan berupa pembentukan dan pelatihan kader kesehatan gigi sekolah, dilanjutkan dengan pendampingan kader dalam memberikan edukasi dan praktik menyikat gigi kepada seluruh siswa menggunakan media pop-up book. Penilaian pretest dan posttest dilakukan untuk menganalisis peningkatan pengetahuan kader tentang kesehatan gigi. Uji statistik paired t-test menunjukkan signifikansi peningkatan rerata nilai pretest 63,8 ± 16,5 dan posttest 83,9 ± 8,5 (p≤0,05). Penilaian ketrampilan guru dan orang tua kader kesehatan gigi dalam memberikan edukasi kepada siswa didapatkan rerata skor 4 (kategori baik) dari maksimal skor 5. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan guru dan orang tua kader kesehatan gigi di SDN 1 Karangtengah serta peningkatan ketrampilan kader dalam memberikan edukasi kesehatan gigi dengan menggunakan media pop-up book

    Pengaruh Pemberian Serbuk Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap Kadar HDL Serum Tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Diet Tinggi Fruktosa

    No full text
    Diet tinggi fruktosa merupakan pola makan tinggi fruktosa yang ditandai dengan asupan fruktosa yang dikonsumsi lebih dari 25% kebutuhan energi per hari atau sekitar 85 g fruktosa. Konsumsi fruktosa yang berlebihan khususnya dalam bentuk HFCS secara terus menerus dalam jangka panjang dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan seperti dislipidemia, obesitas, hipertensi, maupun resitensi insulin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian serbuk daun kelor terhadap kadar HDL serum pada tikus wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi diet tinggi fruktosa. Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan pendekatan post test only control group design yang dilakukan pada sejumlah 35 ekor tikus jantan wistar yang dibagi menjadi Kelompok kontrol (K0) diberikan pakan standar dan minum ad libitum, Kelompok kontrol diabetes (E1) diberikan sonde fruktosa 66% selama 16 minggu, Kelompok kontrol pre-diabetes (E2) diberikan sonde fruktosa 66% selama 12 minggu, Kelompok intervensi kuersetin (E3) diberikan sonde kuersetin 50 mg/kg BB + sonde fruktosa, Kelompok intervensi serbuk daun kelor (E4) diberikan sonde serbuk daun kelor 500 mg/kg BB + sonde fruktosa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan asupan makan dan perubahan berat badan, namun terdapat perbedaan kadar HDL serum yang signifikan antara kelompok perlakuan. Kadar HDL tertinggi pada kelompok kontrol prediabetes. Kesimpulan penelitian adalah pemberian serbuk daun kelor dapat mengubah kadar HDL serum hewan coba

    Pengaruh Pemberian Serbuk Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap Kadar HDL Serum Tikus Wistar yang Diinduksi Diet Tinggi Fruktosa

    No full text
    Diet tinggi fruktosa merupakan pola makan tinggi fruktosa yang ditandai dengan asupan fruktosa yang dikonsumsi lebih dari 25% kebutuhan energi per hari atau sekitar 85 g fruktosa. Konsumsi fruktosa yang berlebihan khususnya dalam bentuk HFCS secara terus menerus dalam jangka panjang dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan seperti dislipidemia, obesitas, hipertensi, maupun resitensi insulin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian serbuk daun kelor terhadap kadar HDL serum pada tikus wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi diet tinggi fruktosa. Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan pendekatan post test only control group design yang dilakukan pada sejumlah 35 ekor tikus jantan wistar yang dibagi menjadi Kelompok kontrol (K0) diberikan pakan standar dan minum ad libitum, Kelompok kontrol diabetes (E1) diberikan sonde fruktosa 66% selama 16 minggu, Kelompok kontrol pre-diabetes (E2) diberikan sonde fruktosa 66% selama 12 minggu, Kelompok intervensi kuersetin (E3) diberikan sonde kuersetin 50 mg/kg BB + sonde fruktosa, Kelompok intervensi serbuk daun kelor (E4) diberikan sonde serbuk daun kelor 500 mg/kg BB + sonde fruktosa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan asupan makan dan perubahan berat badan, namun terdapat perbedaan kadar HDL serum yang signifikan antara kelompok perlakuan. Kadar HDL tertinggi pada kelompok kontrol prediabetes. Kesimpulan penelitian adalah pemberian serbuk daun kelor dapat mengubah kadar HDL serum hewan coba

    Isolasi dan karakterisasi bakteri kariogenik pada pasien di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jenderal Soedirman

    No full text
    ABSTRAK Pendahuluan: Karies gigi adalah hilangnya struktur kimia penyusun gigi yang disebabkan oleh interaksi kompleks antara mikroorganisme rongga mulut pada plak gigi, diet dan faktor host. Pencegahan karies dapat dilakukan dengan manipulasi bakteri yang diarahkan pada bakteri kariogenik dominan yang diisolasi dari karies. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi bakteri kariogenik pada pasien yang terdiagnosis pulpitis di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jenderal Soedirman pada bulan Desember 2020 – Februari 2021. Metode: Penelitian observasional deskriptif ini dilakukan dengan consecutive sampling. Sampel penelitian diambil dari karies gigi dengan kedalaman dentin pada 5 pasien di RSGM Unsoed yang terdiagnosis pulpitis. Identifikasi dilakukan dengan menumbuhkan bakteri pada media agar darah, Mannitol Salt Agar (MSA), dan Man Rogosa Sharpe Agar (MRSA) kemudian dilakukan pengamatan morfologi, perhitungan koloni bakteri, pewarnaan Gram dan uji-uji biokimia. Hasil : Jenis bakteri yang dapat diidentifikasi dari karies adalah Staphylococcus aureus (80%), Staphylococcus intermedius (40%), Coagulase Negative Staphylococcus (60%), Lactobacillus sp (80%) dan Lactobacillales Gram positif (20%). Simpulan: Didapatkan isolat yang diduga bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus intermedius, Coagulase Negative Staphylococcus (CoNS), Lactobacillus sp dan Lactobacillales Gram positif yang diisolasi dari karies gigi. Kata kunci: karies gigi, bakteri kariogenik, staphylococcus aureus, lactobacillus sp Isolation and characterization of cariogenic bacteria in patient at Universitas Jenderal Soedirman Dental Hospital ABSTRACT Introduction: Dental caries is the loss of the chemical structure of the teeth that is caused by complex interactions between oral microorganisms on dental plaque, diet and host factors. Caries prevention can be done by manipulation of bacteria directed at the dominant cariogenic bacteria isolated from caries. This study aims to isolate and characterize cariogenic bacteria in patients at the Universitas Jendral Soedirman Dental Hospital from Desember 2020 until Februari 2021. Methods: This descriptive observational study was conducted with consecutive sampling. Samples were taken from dental caries at dentine depth in 5 patients at Universitas Jenderal Soedirman Dental Hospital who were diagnosed with pulpitis. Identification was done by growing bacteria on blood agar media, Mannitol Salt Agar (MSA) and Man Rogosa Sharpe Agar (MRSA) then morphological observations, bacterial colony counting, Gram staining and biochemical tests were done. Results: The types of bacteria that can be identified from caries are Staphylococcus aureus (80%), Staphylococcus intermedius (40%), Coagulase Negative Staphylococcus (60%), Lactobacillus sp. (80%) and Gram positive Lactobacilllales (20%). Conclusion: We found isolates suspected to be Staphylococcus aureus, Staphylococcus intermedius, Coagulase Negative Staphylococcus (CoNS), Lactobacillus sp and Gram positive Lactobacilllales isolated from dental caries. Keywords: dental caries, cariogenic bacteria, staphylococcus aureus, lactobacillus s

    Metode Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak Berbasis Orang Tua: Systematic Review

    No full text
    Penelitian sistematic review terkait metode pencegahan KSA secara khusus bagi orang tua di Indonesia masih jarang ditemukan Tujuan penelitian untuk menganalisa metode pencegahan KSA berbasis orang tua. Desain penelitian menggunakan systematic review. Pencarian artikel menggunakan DOAJ, Sinta, Kandaga Unpad, dan google scholar. Pencarian awal ditemukan 3.327 artikel, setelah dilakukan screening berdasarkan kriteria inklusi dan penilaian kualitas artikel diperoleh tujuh artikel yang eligible. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (n=4) penelitian menggunakan multimetode, seperti: 1) penggunaan gabungan metode audio visual dan leaflet; 2) penggunaan gabungan metode worksheet, diskusi, booklet, ceramah, diskusi; 3) penggunaan gabungan metode role playing, game, modul pelatihan; 4) penggunaan gabungan metode ceramah dan role playing. Sedangkan sebagian lagi menggunakan metode tunggal (n=3), seperti: 1) pendidikan kesehatan underwear rules; 2) pendidikan seks. Pada penelitian ini tidak ditemukan penggunaan media sosial sebagai metode pencegahan KSA bagi orang tua. Dari berbagai metode tersebut akan lebih baik jika dikemas kedalam media sosial seperti aplikasi mobile, mengingat jaman sekarang hampir semua kalangan usia menggandrungi internet sebagai media informasi

    POTENTIAL COMPOUND EXTRACT FROM POTENTIAL COMPOUND EXTRACT FROM Carica pubescens ON GINGIVA INCISION WOUND HEALING: Through Proliferation, Differentiation and Immunoresponse Mechanisms

    No full text
    Luka menyebabkan gangguan struktur normal, sehingga penyembuhan luka dibutuhkan untuk perbaikan struktur sel dan jaringan. Beberapa sitokin dan growth factor yang memiliki peran penting pada proses penyembuhan luka diantaranya PDGF, FGF, TGF-β, VEGF, Angiopoetin, IL-1, IL-6, IL-10, TNF-α, IFN-γ, makrofag yang diproduksi oleh limfosit dan leukosit pada tahap sintetis kolagen. Daun papaya (Carica pubescens) diketahui memiliki kandungan flavonoid terdiri seperti apigenin, chyrsin, diosmetin, kaempferol, luteolin, naringenin dan quercetin yang berperan dalam meninkatkan ekspresi IL-10 untuk penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa dari Senyawa flavonoid Carica pubescens untuk meningkatkan kinerja IL-10. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan bioinformatika menggunakan software web online server. Pencarian senyawa potensial didapatkan dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/, senyawa kimia menggunakan http://www.pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/ dengan struktur 3D. analisis prediksi bioaktivitas menggunakan http://stitch.embl.de/ dengan nilai indicator lebih dari 0.7 (Pa>0.7). Analisis ikatan kimia menggunakan http://stitch.embl.de/ dan http://string-db.org/. Analisis secara in silico menunjukkan bahwa senyawa kaemfrerol memiliki potensi meningkatkan kadar IL-10. Ditambah lagi, kami menemukan beberapa kandungan senyawa lainya yang berhubungan dengan penyembuhan luka seperti rutin, peroxynitrite, iloprost, quercetin. Pada penelitian ini, kami menyimpulkan bahwa senyawa kaempferol memiliki potensi sebagai alternative dalam pengembangan terapi untuk mempercepat penyembuhan luka.  Wounds disrupt typical structures, so wound healing is needed for the repair of cell and tissue structures. Several cytokines and growth factors that have an essential role in the wound healing process include PDGF, FGF, TGF-β, VEGF, Angiopoietin, IL-1, IL-6, IL-10, TNF-, IFN-γ, macrophages produced by lymphocytes and leukocytes at the stage of collagen synthesis. Papaya leaves (Carica pubescens) contain flavonoids such as apigenin, chrysin, diosmetin, kaempferol, luteolin, naringenin and quercetin, which play a role in increasing the expression of IL-10 for wound healing. This study aims to determine the compound content of the flavonoid compound Carica pubescens to increase the performance of IL-10. This research was conducted using a bioinformatics approach using online web server software. Search for potential compounds obtained from https://pubmed.ncbi.nlm.here.gov/, chemical compounds using http://www.pubchem.ncbi.nlm.here.gov/ with 3D structure. Bioactivity prediction analysis using http://stitch.embl.de/ with indicator value more than 0.7 (Pa> 0.7). Chemical bond analysis using http://stitch.embl.de/ dan http://string-db.org/.In silico analysis showed that kaempferol compound could increase IL-10. Levels. In addition, we found several other compounds related to wound healing, such as rutin, peroxynitrite, iloprost, quercetin. In this study, we conclude that kaempferol compounds have the potential as an alternative in the development of therapies to accelerate wound healing
    corecore