4 research outputs found

    PERBEDAAN PENGETAHUAN IBU BALITA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERI PENYULUHAN TUMBUH KEMBANG BALITA

    Get PDF
     Pertumbuhan adalah peningkatan ukuran organ tubuh. Pengembangan adalah peningkatan kemampuan atau keterampilan struktur dan fungsi yang kompleks dan teratur. Berdasarkan data di Posyandu Dukuh Nogo, Desa Karang Waluh, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, terdapat 43 anak di bawah lima tahun, 1 balita yang mengalami gangguan pertumbuhan, yang menyebabkan 1 balita menderita autisme dan 1 balita mengalami gangguan bahasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan ibu balita sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang pertumbuhan balita di Posyandu Dukuh Nogo Karang. Desa Waluh, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo. Jenis penelitian ini adalah penelitian Pre Post Test Disign. Metode yang digunakan survei analitik. Alat ukur menggunakan kuesioner. Populasi dan sampel sejumlah 43 ibu dengan teknik total sampling pada bulan April. Untuk analisis data menggunakan paired T-Test dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum diberikan konseling ada 26 responden (60,5%) berpengetahuan kurang, setelah diberikan konseling ada 24 responden (55,8%) berpengetahuan baik. Berdasarkan hasil paired T-Test diperoleh nilai 0,000 <0,005 sehingga H0 ditolak, artinya ada perbedaan pengetahuan ibu sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang pertumbuhan balita. Disarankan kepada petugas kesehatan untuk meningkatkan penyuluhan a tentang pertumbuhan balitaKata kunci: Pengetahuan, Ibu Balita, Konseling, Pertumbuhan dan Perkembanga

    Perbandingan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament dengan Student Teams Achievement Division

    Get PDF
    This study aims to compare student learning outcomes between those using the TGT cooperative learning model and the STAD type. The type of research used is quasi-experimental research (quasi-experimental) with Pretest-Posttest One Groups Design. The sampling technique is purposive sampling. The instrument used to determine student learning outcomes is a multiple-choice test. The results showed that the average learning outcomes of students who were taught using the TGT type cooperative learning model were 86.7, while the intermediate student learning outcomes taught using the STAD type cooperative learning model were 79.71. The results of inferential data analysis show that the significance value obtained is 5.13 &gt; T table 2.003. In conclusion, there is a significant difference between the TGT type of cooperative learning model and the STAD type of cooperative learning model on the learning outcomes of class VII students of SMP Negeri 2 Majauleng. Keywords: Student Learning Outcomes, Student Teams Achievement Division (STAD), Team Games Tournament (TGT

    MANAJEMEN KEBERSIHAN MENSTRUASI (MKM) PADA REMAJA SEBAGAI PENERAPAN PRILAKU MENJAGA KEBERSIHAN DIRI DAN LINGKUNGAN

    Get PDF
    Abstrak: Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) adalah pengelolaan kebersihan dan kesehatan pada saat perempuan mengalami menstruasi. Akses menggunakan pembalut yang bersih, dapat diganti sesering mungkin selama periode menstruasi, dan memiliki akses untuk pembuangannya, serta dapat mengakses toilet, sabun, dan air untuk membersihkan diri dalam kondisi nyaman dengan privasi yang terjaga. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) pada Remaja sebagai Penerapan Prilaku Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan. Metode pengabdian masyarakat ini dilakukan secara online dengan menggunakan aplikasi zoom, dan pada kegiatan ini diberikan kuesioner pada pre dan post untuk mengukur pengetahuan remaja tentang MKM pada Remaja sebagai Penerapan Prilaku Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat (pengabmas) yang dilakukan tentang MKM pada Remaja sebagai Penerapan Prilaku Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan didapatkan jumlah responden adalah remaja putri yang sudah mendapatkan menstruasi dengan usia 13-20 tahun sebanyak 32 orang,  dan mayoritas remaja berpendidikan SMA sebanyak 19 orang (58%). Hasil Pre-test didapatkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri tentang Manajemen Kebersihan Menstruasi mayoritas dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 22 orang (70%) dan setelah penyuluhan lewat presentasi dan video interaktif post-test menunjukkan tingkat pengetahuan mayoritas memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 25 orang (78,5%). Abstract:  Menstrual Hygiene Management (MHM) is the management of hygiene and health when women experience menstruation. Women should be able to use sanitary pads, change them frequently during the menstrual period, have access to their disposal, and have access to toilets, soap and water to clean themselves in comfortable conditions with privacy maintained. The aim of this activity is to provide health education about MHM for Adolescents as the Application of Behavior Maintaining Personal and Environmental Hygiene. activities carried out with online media with the zoom application, and we’re given a questionnaire to pre and post to measure adolescent knowledge about MHM. The results of was found that 32 respondents were young women who had menstruated with the age of 13-20 years, and the majority of adolescents had high school education as many as 19 people (58%). The results of the pre-test found that the level of knowledge of young women about MHM was mostly 22 people (70%) and after counseling through post-test presentations and interactive videos showed that the majority level of knowledge had a good knowledge level of 25 people (78, 5%). Abstrak:Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) adalah pengelolaan kebersihan dan kesehatan pada saat perempuan mengalami menstruasi. Perempuan harus dapat Akses menggunakan pembalut yang bersih, dapat diganti sesering mungkin selama periode menstruasi, dan memiliki akses untuk pembuangannya, serta dapat mengakses toilet, sabun, dan air untuk membersihkan diri dalam kondisi nyaman dengan privasi yang terjaga. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) pada Remaja sebagai Penerapan Prilaku Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan. Metode pengabdian masyarakat ini dilakukan secara online dengan menggunakan aplikasi zoom, dan pada kegiatan inidiberikan kuesioner pada pre dan post untuk mengukur pengetahuan remaja tentang Menstruasi (MKM) pada Remaja sebagai Penerapan Prilaku Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat (pengabmas) yang dilakukan tentang Menstruasi (MKM) pada Remaja sebagai Penerapan Prilaku Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan didapatkan jumlah responden adalah remaja putri yang sudah mendapatkan menstruasi dengan usia 13-20 tahun sebanyak 32 orang,  dan mayoritas remaja berpendidikan SMA sebanyak 19 orang (58%).Hasil Pre-test didapatkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri tentang Manajemen Kebersihan Menstruasi mayoritas dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 22 orang (70%) dan setelah dilakukan penyuluhan lewat presentasi dan video interaktif post-test menunjukkan tingkat pengetahuan mayoritas memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 25 orang (78,5%). 
    corecore