4 research outputs found
Studi Alternatif Jenis, Lokasi, Dan Dimensi Prasarana Pengendalian Banjir Pada Sistem Jaringan Drainase Saluran Afvour Kelor, Kabupaten Tuban
Saluran Avfour Kelor adalah saluran drainase perkotaan yang berfungsi sebagai badan air untuk 17 anak saluran sekundernya. Luas daerah aliran saluran (DAS) Saluran Avfour Kelor kurang lebih 7,3 km2. Peran utamanya adalah sebagai pengendali banjir pada kota Tuban. Keadaan tidak mampunya kapasitas saluran ini menampung debit limpasan aliran air dari daerah aliran saluran Afvour Kelor merupakan penyebab terjadinya genangan banjir pada salurannya. Pada saluran Afvour Kelor pada wilayah kelurahan Perbon sering terjadi genangan pada saat selama musim penghujan. Penyebab dari besarnya debit limpasan yang terjadi dari daerah aliran saluran Afvour Kelor, adalah kawasan lahan yang penuh pemukiman sehungga daerah resapan air semakin berkurang. Menurut informasi dari Dinas Pekerjaan Umum Pengairan kabupaten Tuban, genangan yang terjadi mencapai setinggi 0,35 m dengan luas genangan kurang lebih 0,5 km2 dan lamanya kurang lebih 4-5 jam. Dengan adanya permasalahan tersebut dan karena belum adanya tindakan dari instansi terkait, maka perlu upaya untuk mengelola sistem drainase di daerah tersebut melalui pengaturan debit limpasan saluran Afvour Kelor.
.
Maka dari itu dalam pengerjaan Tesis ini diperlukan peninjauan secara langsung di lapangan tepatnya di kawasan tersebut di sekitarnya, hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kawasan saluran Afvour Kelor. Setelah itu dilakukan suatu perumusan masalah mengenai pengendalian banjir di sistem drainase saluran Afvour Kelor tersebut, seperti menghitung berapa debit banjir yang terjadi di saluran Afvour Kelor, lalu melakukan bagaimana skenario terbaik untuk untuk mengatur sistem jaringan drainase daerah aliran saluran Afvour Kelor supaya tidak terjadi genangan lagi. Dari rumusan masalah tersebut selanjutnya dilakukan pengumpulan beberapa data, antara lain data hidrologi, data hidrolika, dan data topografi kawasan tersebut. Setelah itu dilakukan analisa hidrologi meliputi analisa data curah hujan, perhitungan debit banjir rencana, serta menggunakan program bantu HEC-HMS untuk menentukan hidrograf banjirnya. Selanjutnya melakukan analisa hidrolika dan melakukan simulasi dari beberapa skenario yang direncanakan dengan program bantu HEC-RAS. Dilakukan sebanyak lima skenario pengendalian banjir antara lain normalisasi saluran Avfour Kelor, perencanaan kolam tampungan pada lokasi-lokasi subdas yang berpengaruh, gabungan beberapa kolam tampung dan normalisasi, gabungan serta perencanaan tanggul saluran. Lalu dipilihlah skenario terbaik yang ditinjau dengan pemilihan tinggi luapan genangan banjir yang terendah dari penampang saluran Avfour Kelor.
Hasil dari penelitian tesis ini adalah skenario keempat merupakan skenario yang mampu mengatasi banjir paling baik dibandingkan keempat skenario lainnya. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan tinggi luapan genangan banjir dari 0,35 m menjadi 0,04 m. Dengan adanya kondisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa skenario keempat merupakan skenario terbaik untuk mengurangi tinggi luapan genangan banjir di saluran Avfour Kelor.
==================================================================
The Avfour Kelor channel is an urban drainage
channel
,
that functions
as
flow the run
off
f
rom
17 of secondary channels. The cha
tchment area
of the Avfour Kelor channel is
approxim
ately 7.3 km
2
. It
is
main role as flood control in the Tuban
town
. This channel
capacity
can not
load
the runoff of water flows from the
catchment
area of Afvour Kelor
ca
nnel
,
that is cause of flood puddle happened
in that channels.
I
n the Afvour Kelor
channel
exactly i
n
perbon village, puddle often happens when it’s in the rainy season, besides the
consequence of big runoff that happens from the
catchment
area of Afvour Kelor channels,
maybe the influence of tide from the sea water also has potential to cause puddle in the area.
According to the information of Dinas Pekerjaan Umum Pengairan / Board of Irrigation
public work. Tuban regency, puddle in Tuban
regency, puddle that happens to reach
as high
as
0,
3
5
meter
s
high with the width of the puddle is approximately 0.5
kilo meter square
wide
and it takes more or less 4
-
5 hours. With the existing problem and due to the inexistence of
the action from the re
lated institutions, so it needs an effort to manage drainage system in the
area through debit arrangement of runoff of Afvour Kelor channel.
Therefore, in doing this thesis, the review is required directly in the field or field survey
exactly in the surro
unding area. This matter is done to know the condition of Afvour Kelor
channel area. After that, a formulation of problem is done about flood control in drainage
system of the Afvour Kelor channels, it’s like counting how much flood debit happens in the
Af
vour Kelor channel, then do how the best scenario is to arrange drainage networking system in the flowing area of Afvour Kelor channel, so that puddle doesn’t happen anymore.
From the problem formulation, furthermore the collection of some data is done th
at is
hydrology data, hydraulic data, and topography data of the area. After that analysis of
hydrology is done including data analysis of rain fall, the calculation of planned flood debit,
as well as assisting program HEC
-
HMS to determine the hydrograph o
f flood. Next, doing
the hydraulic analysis and doing simulation of some scenarios that are planned by an assisting
program HEC
-
RAS.
This research
conducted five
flood control scenarios including the
normalization of the Avfour Kelor channel, the planning
of the
pond
s
at influential subdas
locations, the combina
tion of several ponds
and normalization
, and chan
nel embankment
planning. Then
the best scenario
was
selected by
the lowest flood puddle from the Avfour
Kelor channel cross section.
Th
e result of
this thesis
is the four
th scenario is a scenario that is able to overcome the
flood i
s best compared to the other four
scenarios. This is indicated by the decrease in high
flood puddle from 0.35 m to 0.04
m. Given these conditions, it
can be concluded that
the
four
th scenario is the best scenario to reduce the high flood puddle in Avfour Kelor channel
DAMPAK SISTEM DRAINASE PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA NATURA TERHADAP SALURAN LONTAR, KECAMATAN SAMBIKEREP, SURABAYA
Dengan adanya pembangunan perumahan Graha Natura di
kawasan jalan Sambikerep-Kuwukan, kelurahan Lontar,
kecamatan Sambikerep Surabaya, yang dulunya kawasan ini
adalah perkebunan otomatis akan mempengaruhi kondisi sistem
drainase di sekitar wilayah tersebut. Perubahan jumlah limpasan
air akan menjadi tolok ukur pertama yang harus diperhatikan dan
dikelola dengan baik. Untuk mengatasi terjadinya penambahan
volume debit limpasan dari kawasan perumahan tersebut, maka
kapasitas saluran Lontar dari sekitar kawasan tersebut harus
diketahui. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah saluran
pembuang tersebut masih mampu menampung debit limpasan air
setelah ditambah dengan debit limpasan air akibat pembangunan
perumahan Graha Natura.
Maka dari itu dalam pengerjaan Tugas Akhir ini diperlukan
peninjauan secara langsung di lapangan tepatnya di kawasan
tersebut dan di sekitarnya, hal ini dilakukan untuk mengetahui
kondisi kawasan tersebut dan saluran-saluran pembuangnya.
Setelah itu dilakukan suatu perumusan masalah dari
pembangunan perumahan di kawasan tersebut, dari kawasan
perkebunan menjadi perumahan tentu akan menimbulkan
beberapa masalah diantara dampak perubahan koefisien
pengaliran di kawasan, rencana jaringan drainase, kondisi
kapasitas saluran eksisting sebelum dan sesudah pembangunan
perumahan, kondisi jaringan drainase di luar kawasan perumahan,
dan operasional bosem beserta pintu air dan pompanya. Dari
rumusan masalah tersebut selanjutnya dilakukan pengumpulan
beberapa data, antara lain data hidrologi, data hidrolika, dan data
topografi kawasan tersebut. Setelah itu dilakukan analisa
hidrologi meliputi analisa data curah hujan, dan perhitungan debit
rencana. Serta yang terakhir melakukan analisa hidrolika yang
meliputi perencanaan dimensi saluran perumahan, perhitungan
volume limpasan dari perumahan, perhitungan kapasitas bosem,
dan perhitungan kapasitas saluran Lontar.
Hasil dari analisa limpasan kawasan perumahan Graha
Natura, mengalami peningkatan dari 6322,23 m3 menjadi 10676
m3 dengan waktu hujan 2 jam. Sedangkan saluran Sambikerep
melimpaskan 4398,40 m3 dengan waktu 2 jam juga. Bosem
mampu menerima kedua limpasan tersebut, tetapi untuk waktu
hujan lebih dari 2 jam bosem tidak mampu menerima
limpasannya. Dampak dari limpasan tersebut juga berpengaruh
pada saluran Lontar, dengan debit limpasan dari outlet pintu air
bosem sebesar 1,26 m3/det perlu dilakukan normalisasi di
beberapa potongan melintang saluran Lontar.
============================================================
The appearance of Graha Natura residence builds in the area
Sambikerep-Kuwukan Street, Kelurahan Lontar, Kecamatan
Sambikerep, Surabaya, which was a plantation in the old days,
automatically affected the condition of drainage system in the
area. The total of surface runoff discharge change would be the
first calculation which has to be cared and well managed. To
prevent the increased of runoff discharge volume from that
residence area, the capacity of Lontar channel around the area
should be well-known. The condition purposed to know the
drainage channel could hold surface runoff after added with
surface runoff from Graha Natura Residence build.
Based on the case, the final project needs a direct
observation in field, especially around the area, to know the
condition of that area and drainage channels. After that, the
problems formulated from the residence build in the area, from
the plantation area into residence surely made some problems
such as the effect of conduction coefficient change in the area,
drainage system plan, the condition of existing channel capacity
before and after residence build, the condition of drainage system outside the residence area, the operational of bozem with the
water gate and the pump. Based on formulation of the problems,
some data collected such as hydrology data, hydraulic data, and
topography of the area. After that, the analysis of hydrology
included analysis of rain fall data, and calculation of design
discharge. The analysis of hydraulic was the last thing to do
which included residence channel dimension plan, runoff volume
from residence calculation, bozem capacity calculation, and
Lontar channel capacity calculation.
The result of analysis Graha Natura residence’s runoff area,
increased from 6322,23 m3 to 10676 m3 with raining time 2
hours. In other side, Sambikerep channel runoff water 4398,40
m3 by 2 hours. Bozem could conduct both runoff, but not more
than 2 hours. The impact of runoff also affects to Lontar’s
channel, the runoff discharge from the outlet sluice bozem of
1.26 m3 / s need to be normalized in some channel cross section
DAMPAK SISTEM DRAINASE PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA NATURA TERHADAP SALURAN LONTAR, KECAMATAN SAMBIKEREP, SURABAYA
Dengan adanya pembangunan perumahan Graha Natura di kawasan jalan Sambikerep-Kuwukan, kelurahan Lontar, kecamatan Sambikerep Surabaya, yang dulunya kawasan ini adalah perkebunan otomatis akan mempengaruhi kondisi sistem drainase di sekitar wilayah tersebut. Perubahan jumlah limpasan air hujan akan menjadi tolok ukur pertama yang harus diperhatikan dan dikelola dengan baik. Untuk mengatasi terjadinya penambahan volume debit limpasan dari kawasan perumahan tersebut, maka kapasitas saluran Lontar dari sekitar kawasan tersebut harus diketahui. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah saluran pembuang tersebut masih mampu menampung debit limpasan air setelah ditambah dengan debit limpasan air akibat pembangunan perumahan Graha Natura. Maka dari itu dalam pengerjaan Tugas Akhir ini diperlukan peninjauan secara langsung di lapangan tepatnya di kawasan tersebut dan di sekitarnya, hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kawasan tersebut dan saluran-saluran pembuangnya. Setelah itu dilakukan suatu perumusan masalah dari pembangunan perumahan di kawasan tersebut, dari kawasan perkebunan menjadi perumahan tentu akan menimbulkan beberapa masalah diantara dampak perubahan koefisien pengaliran di kawasan, rencana jaringan drainase, kondisi kapasitas saluran eksisting sebelum dan sesudah pembangunan perumahan, kondisi jaringan drainase di luar kawasan perumahan, dan operasional bosem beserta pintu air dan pompanya. Dari rumusan masalah tersebut selanjutnya dilakukan pengumpulan beberapa data, antara lain data hidrologi, data hidrolika, dan data topografi kawasan tersebut. Setelah itu dilakukan analisa hidrologi meliputi analisa data curah hujan, dan perhitungan debit rencana. Serta yang terakhir melakukan analisa hidrolika yang meliputi perencanaan dimensi saluran perumahan, perhitungan volume limpasan dari perumahan, perhitungan kapasitas bosem, dan perhitungan kapasitas saluran Lontar. Hasil dari analisa limpasan kawasan perumahan Graha Natura, mengalami peningkatan dari 6322,23 m3 menjadi 10676 m3 dengan waktu hujan 2 jam. Sedangkan saluran Sambikerep melimpaskan 4398,40 m3 dengan waktu 2 jam juga. Bosem mampu menerima kedua limpasan tersebut, tetapi untuk waktu hujan lebih dari 2 jam bosem tidak mampu menerima limpasannya. Dampak dari limpasan tersebut juga berpengaruh pada saluran Lontar, dengan debit limpasan dari outlet pintu air bosem sebesar 1,26 m3/det perlu dilakukan normalisasi di beberapa potongan melintang saluran Lontar
Dampak Sistem Drainase Pembangunan Perumahan Graha Natura Terhadap Saluran Lontar, Kecamatan Sambikerep, Surabaya
Dengan adanya pembangunan perumahan Graha Natura di
kawasan jalan Sambikerep-Kuwukan, kelurahan Lontar,
kecamatan Sambikerep Surabaya, yang dulunya kawasan ini
adalah perkebunan otomatis akan mempengaruhi kondisi sistem
drainase di sekitar wilayah tersebut. Perubahan jumlah limpasan
air akan menjadi tolok ukur pertama yang harus diperhatikan dan
dikelola dengan baik. Untuk mengatasi terjadinya penambahan
volume debit limpasan dari kawasan perumahan tersebut, maka
kapasitas saluran Lontar dari sekitar kawasan tersebut harus
diketahui. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah saluran
pembuang tersebut masih mampu menampung debit limpasan air
setelah ditambah dengan debit limpasan air akibat pembangunan
perumahan Graha Natura.
Maka dari itu dalam pengerjaan Tugas Akhir ini diperlukan
peninjauan secara langsung di lapangan tepatnya di kawasan
tersebut dan di sekitarnya, hal ini dilakukan untuk mengetahui
kondisi kawasan tersebut dan saluran-saluran pembuangnya.
Setelah itu dilakukan suatu perumusan masalah darivi
pembangunan perumahan di kawasan tersebut, dari kawasan
perkebunan menjadi perumahan tentu akan menimbulkan
beberapa masalah diantara dampak perubahan koefisien
pengaliran di kawasan, rencana jaringan drainase, kondisi
kapasitas saluran eksisting sebelum dan sesudah pembangunan
perumahan, kondisi jaringan drainase di luar kawasan perumahan,
dan operasional bosem beserta pintu air dan pompanya. Dari
rumusan masalah tersebut selanjutnya dilakukan pengumpulan
beberapa data, antara lain data hidrologi, data hidrolika, dan data
topografi kawasan tersebut. Setelah itu dilakukan analisa
hidrologi meliputi analisa data curah hujan, dan perhitungan debit
rencana. Serta yang terakhir melakukan analisa hidrolika yang
meliputi perencanaan dimensi saluran perumahan, perhitungan
volume limpasan dari perumahan, perhitungan kapasitas bosem,
dan perhitungan kapasitas saluran Lontar.
Hasil dari analisa limpasan kawasan perumahan Graha
Natura, mengalami peningkatan dari 6322,23 m3 menjadi 10676
m3 dengan waktu hujan 2 jam. Sedangkan saluran Sambikerep
melimpaskan 4398,40 m3 dengan waktu 2 jam juga. Bosem
mampu menerima kedua limpasan tersebut, tetapi untuk waktu
hujan lebih dari 2 jam bosem tidak mampu menerima
limpasannya. Dampak dari limpasan tersebut juga berpengaruh
pada saluran Lontar, dengan debit limpasan dari outlet pintu air
bosem sebesar 1,26 m3/det perlu dilakukan normalisasi di
beberapa potongan melintang saluran Lontar.
====================================================================================================================
The appearance of Graha Natura residence builds in the area
Sambikerep-Kuwukan Street, Kelurahan Lontar, Kecamatan
Sambikerep, Surabaya, which was a plantation in the old days,
automatically affected the condition of drainage system in the
area. The total of surface runoff discharge change would be the
first calculation which has to be cared and well managed. To
prevent the increased of runoff discharge volume from that
residence area, the capacity of Lontar channel around the area
should be well-known. The condition purposed to know the
drainage channel could hold surface runoff after added with
surface runoff from Graha Natura Residence build.
Based on the case, the final project needs a direct
observation in field, especially around the area, to know the
condition of that area and drainage channels. After that, the
problems formulated from the residence build in the area, from
the plantation area into residence surely made some problems
such as the effect of conduction coefficient change in the area,
drainage system plan, the condition of existing channel capacity
before and after residence build, the condition of drainage systemviii
outside the residence area, the operational of bozem with the
water gate and the pump. Based on formulation of the problems,
some data collected such as hydrology data, hydraulic data, and
topography of the area. After that, the analysis of hydrology
included analysis of rain fall data, and calculation of design
discharge. The analysis of hydraulic was the last thing to do
which included residence channel dimension plan, runoff volume
from residence calculation, bozem capacity calculation, and
Lontar channel capacity calculation.
The result of analysis Graha Natura residence’s runoff area,
increased from 6322,23 m3 to 10676 m3 with raining time 2
hours. In other side, Sambikerep channel runoff water 4398,40
m3 by 2 hours. Bozem could conduct both runoff, but not more
than 2 hours. The impact of runoff also affects to Lontar’s
channel, the runoff discharge from the outlet sluice bozem of
1.26 m3 / s need to be normalized in some channel cross sectio