332 research outputs found

    Optimasi Pemanfaatan Tanaman Transgenik

    Full text link
    Human effort on improving agricultural crops has been expanding very rapidly, and recently by using gene transformation technology it was possible to introduce genes from biologically unrelated organisms into plant genomes. Gene transformation technology, known as transgenic technology, has been successfully introduced gene encoding insecticidal compound from bacteria Bacillus thuringiensis into several crops, for example. Introducing new technology is offering several advantages but also brings several disadvantages however since the technology isImportant for maintaining increase of crop production, it was necessary to optimize utilization of transgenic technology

    How to be a good teacher

    Get PDF
    This paper discusses the qualities of good teachers in relation classroom teaching. The paper highlighted how to become a good teacher. It also offers suggestions how good teachers can be produced .It concludes that a good teacher or one, who want to be, should have all the general attributes and qualities of a good professional classroom teacher so that they can excel and have good and effective performance in the classroom

    ELIMINASI PINEAPPLE MEALYBUG WILT-ASSOCIATED-VIRUS (PMWaV) DARI TANAMAN NANAS DENGAN HOT WATER TREATMENT

    Get PDF
    [ELIMINATION OF Pineapple Mealybug Wilt-associated Virus (PMWaV) FROM PINEAPPLE PLANT BY HOT WATER TREATMENT]. Mealybug wilt of pineapple (MWP) is a devastating disease found in all the major pineapple growing regions. Closterovirus particles can be detected in both MWP symptomatic and asymptomatic pineapple. Rogue of symptomatic plants is the simplest method of controlling MWP disease, but this method is less effective as PMWaV might remains at asymptomatic plants. Use of pesticide to control mealybug and ants is not efficient and high cost. The research was conducted to develop elimination method for PMWaV-free plant by hot water treatment. PMWaV infected plant parts (leave, stem, crown) were exposed to two hot water treatments, consisting of 35 ºC for 24 hour as pre-treatment and immediately followed by hot water treatment either 56 ºC for 60 minute or 58 ºC for 40 minute in a water bath. The infected plant without hot water treatment served as the positive control, and healthy plant without hot water treatment as the negative control. PMWaV infection could be eliminated from propagative material through hot water treatment 58 ºC 40 minute in a water bath without decrease propagative material viability

    Diversity analysis of mangosteen (Garcinia mangostana) irradiated by gamma-ray based on morphological and anatomical characteristics

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keragaman genetik manggis (Garcinia mangostana L.) yang diiradiasi dengan sinar gamma dosis 0 Gy, 20 Gy, 25 Gy, 30 Gy, 35 Gy dan 40 Gy. Bahan tanaman yang digunakan adalah biji yang dikumpulkan dari Kampung Cegal, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Data dihasilkan dari karakteristik morfologi dan anatomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan dosis sinar gamma dapat menghambat pertumbuhan benih, sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk tumbuh dan menurunkan viabilitas benih. Secara morfologi, hal itu juga menurunkan tinggi tanaman, diameter batang, ukuran daun, dan jumlah daun. Secara anatomi, kepadatan stomata berkorelasi positif dengan tinggi tanaman dengan nilai korelasi adalah 90% dan 74%. Iradiasi sinar gamma dapat meningkatkan keragaman morfologi hingga 30%. Pemotongan benih setelah iradiasi dapat meningkatkan keragaman dan tingkat kelangsungan hidup manggis. Kata kunci: Garcinia mangostana, sinar gamma, keragaman genetik

    Identifikasi Spesies Cabai Rawit (Capsicum Spp.) Berdasarkan Daya Silang dan Karakter Morfologi

    Full text link
    The chili consists of several species, five of which have been cultivated, namely C. annuum, C. chinense, C. frutescens, C. baccatum, and C. pubescens. The classifications of these species are based on: 1) morphological characters, especially floral morphology, 2) crossability between species, and 3) fertile hybrids between species. Species C. baccatum and C. pubescens can be easily identified and distinguished from one another, because there are obvious differences in the two species. However the species C. annuum, C. chinense, and C. frutescens has many common characteristics, so it is difficult to distinguish morphologically. The purpose of this study was to identify capsicum species based on crossability and morphological characters. The crossability experiment was done in housing area TDP 2 Ciampea Bogor from January to December 2013 and the morphological characteristics at Leuwikopo experimental station, IPB. The morphological characters experiment was arranged in randomized complete block design (RCBD) with three replications. Data were collected on successful crosses, seed viability of successful crosses and morphological characters based on descriptor for capsicum IPGRI. The percentage of successful crosses involving IPBC10 and IPBC145 (C. annuum) as female parents and 20 genotypes as male parents ranged between 0-90%; and using IPBC295 (C. frutescens) as female parent was 40%. Genotypes which had successful results equals 40% were alleged as C. frutescens species (IPBC61, IPBC139, IPBC63, IPBC163, IPBC289, IPBC288, IPBC294 and IPBC285). Principal component and of clusters analysis suggests that there are two species groups, i.e. C. annuum and C. frutescens

    Identifikasi Morfologi Dan Marka Molekuler Terpaut Sifat Tidak Berbunga Jantan Pada Mutan Pisang Kepok

    Full text link
    Salah satu masalah dalam pengembangan produksi pisang ialah penyakit darah. Infeksi penyakit ini dapat dikurangi dengan menanam pisang kepok mutan tidak berbunga jantan. Penerapan teknik kultur jaringan dapat menyediakan benih seragam secara cepat dan dalam waktu yang singkat. Namun, penggunaan teknik kultur jaringan dapat menginduksi variasi somaklonal. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang stabilitas genetik dan keseragaman morfologi pada benih hasil kultur jaringan. Penelitian dilakukan dari Bulan Agustus 2012 sampai Mei 2013. Identifikasi morfologi pisang dilaksanakan di Kebun Koleksi PKHT Ciomas, Bogor. Analisis molekuler dilaksanakan di Laboratorium Molekuler PKHT. Penelitian bertujuan mempelajari karakter morfologi mutan pisang kepok Unti Sayang tidak berbunga jantan dan mengidentifikasi marka molekuler terpaut sifat tidak berbunga jantan. Identifikasi karakter morfologi dari 24 sampel tanaman dilakukan menggunakan panduan deskriptor dari International Plant Genetic Research Institute. Identifikasi marka molekuler dilakukan berdasarkan teknik PCR, menggunakan 20 primer RAPD, 12 primer ISSR, serta primer gen Pistillata, dan Agamous yang didesain berdasarkan informasi database sekuen DNA Musa acuminata yang terdapat di gene bank. Hasil pengamatan menunjukkan tidak ada variasi morfologi antara tipe liar, tanaman mutan, dan tanaman mutan yang kembali berbunga jantan, kecuali ada atau tidaknya bunga jantan. Analisis PCR dari 24 sampel tanaman menggunakan 20 primer RAPD dan 12 primer ISSR berturut-turut menghasilkan 379 dan 216 pita yang seragam. Hal yang sama juga ditemukan dari hasil amplifikasi DNA menggunakan primer Pistillata dan Agamous yang menghasilkan pita tunggal pada semua sampel. Analisis sekuen fragmen PCR hasil amplifikasi dengan primer gen Pistillata menunjukkan terdapat tiga nukleotida yang berbeda antara tipe liar dan tanaman mutan yang kembali berbunga jantan pada posisi 445, 461, dan 507

    Pengembangan Marka Molekuler Yang Berasosiasi Dengan Kekuatan Dinding Sel Penyusun Saluran Getah Kuning Pada Manggis

    Full text link
    Salah satu masalah utama dalam peningkatan kualitas buah manggis ialah pencemaran buah oleh getah kuning akibat pecahnya sel penyusun saluran getah kuning. Seleksi buah manggis untuk mendapatkan buah bebas getah kuning dapat dibantu dengan memanfaatkan marka molekuler terpaut karakter kekuatan dinding sel penyusun saluran getah kuning. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pusat Kajian Hortikultura Tropik (PKHT), Institut Pertanian Bogor Jawa Barat, pada Bulan Mei 2012 sampai dengan April 2013. Penelitian ini bertujuan mengembangkan marka molekuler yang berasosiasi dengan sifat kekuatan dinding sel penyusun saluran getah kuning pada manggis. Sebanyak 39 aksesi Garcinia mangostana L. koleksi Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Sumatera Barat dan hasil koleksi dari Desa Leuwiliang, Jawa Barat digunakan dalam penelitian ini. Dua pasang primerdikembangkan dari sekuen gen kekuatan dinding sel manggis dengan teknik tersarang (nested PCR). Amplifikasi DNA dilakukan dengan teknik PCR standar. Hasil amplifikasi DNA menunjukkan satu pita DNA berukuran ± 260 pb yang polimorf antara tanaman dengan buah tercemar getah kuning dan tidak tercemar getah kuning. Pita tersebut berasosiasi dengan sifat kekuatan dinding sel penyusun saluran getah kuning
    • …
    corecore