3,091 research outputs found
Masalah Kesehatan dan Kebutuhan Penelitian di Propinsi-propinsi Wilayah Indonesia Bagian Timur
Proses pembangunan kesehatan IBT (Indonesia Bagian Timur) tidak secepat wilayah IBB (Indonesia Bagian Barat). Keterlambatan proses ini dikarenakan banyaknya faktor penghambat yang jika dirinci di setiap sektor yang terkait dengan aspek kesehatan punya kontribusi terhadap timbulnya keterlambatan tersebut di atas.Secara umum masing-masing propinsi di IBT punya masalah yang sama. Misalnya masalah sulitnya dan kurang tersedianya sarana transportasi, terbatasnya sumber daya manusia untuk mendayagunakan sumber alam yang melimpah, tidak meratanya penyebaran penduduk di setiap wilayah,dan faktor sosial budaya yang secara tidak langsung mempengaruhi jalannya proses pembangunan kesehatan
Pengelolaan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Thailand, Myanmar, dan India
Dalam bulan Januari 1991 yang lalu, Sdr. Anorital, SKM (Ka. Subbag. Pengumpulan dan PengolahanData Badan Litbangkes) dan H. Syafwani Mirin, SKM (Ka. Bag. Keuangan Badan Litbangkes) memperoleh fellowship dari WHO untuk melakukan studi perbandingan ke institusi-institusi penelitian kesehatan di Thailand,Myanmar, dan India.Berikut di bawah ini tulisan bersangkutan yang menggambarkan secara garis besar pengelolaan penelitian dan pengembangan kesehatan pada masing-masing negara obyek studi. Semoga informasi yang terkandung pada tulisan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Sebelum dan Setelah diberikan Penyuluhan tentang Anemia Gizi Besi dengan menggunakan Media Booklet di Puskesmas Gatak
Background : Anemia is the greatest health problem in the world, especially in
pregnant mothers and majority is caused by iron deficiency. Poor knowledge
about anemia is also one of indirect causes of anemia. Thus, we need to
increase pregnant mothers’ knowledge. Education is one of efforts to make
society behave or adopt healthy behaviors.
Objective : This study aimed to find the difference between knowledge level of
pregnant mothers before and after getting nutrition education about irondeficiency
anemia using booklet at Public Health Center of Gatak.
Research Method : This research was a quasi experimental with the research
plans of one group pretest-posttest design. The subjects of this research were 46
pregnant mothers who were invited to Public Health Center of Gatak. The data
were collected using questionnaire. The technique of analyzing data used paired
t-tests.
Results : Before the nutrition education was given only 41,3% of pregnant
mothers had good knowledge and 58,7% had poor knowledge. Meanwhile, after
receiving the nutrition education, 95,7% of pregnant mothers had good
knowledge and 4,3% had poor knowledge. There was difference between the
knowledge level of pregnant mothers before and after receiving nutrition
education (p= 0,000).
Conclusion: There was a difference between knowledge level of pregnant
mothers before and after receiving nutrition education about iron-deficiency
anemia using booklet at Public Health Center of Gatak
KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis(1) Bentuk-bentuk kebijakan pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat tahun 2008 (2) Program-program kebijakan yang di laksanakan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Tepus Kabupaten Gunungkidul (3) Kendala-kendala yang di temui dalam pelaksanaan Kebijakan Kabupaten Gunungkidul (4) Hasil dan Dampak yang terjadi setelah di laksanakanya kebijakan pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat tahun 2008. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif kualitatif. Data di kumpulkan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sumber data adalah aparat pemerintah Kabupaten Gunungkidul yang berdinas di Kecamatan Tepus beserta beberapa masyarakat di Kecamatan Tepus yang menerima bantuan dan menjadi anggota poktan. Penelitian ini mengambil tempat di Kecamatan Tepus Kabupaten Gunungkidul. Data-data yang di peroleh di analisis secara kualitatif yang meliputi tiga alur kegiatan secara bersamaan, yaitu reduksi data, display atau penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Dari penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut : (1) kondisi sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Tepus Kabupaten Gunungkidul (2) Bentuk kebijakan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Tepus (3) Program-program yang di laksanakan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Tepus Kabupaten Gunungkidul (4) Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kebijakan atau faktor penghambat dan permasalahan yang muncul dari kondisi lingkungan, dari masyarakat itu sendiri dan secara teknis (5) Hasil dan dampak dari perubahan yang terjadi pada masyarakat di Kecamatan Tepus setelah pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Gunungkidul dalam peningkatan Kesejahteraan masyarakat tahun 2008
Hubungan Tingkat Konsumsi Energi Dan Protein Dengan Kejadian Kurang Energi Kronis (KEk) Pada Siswa Putri Di SMA Muhammadiyah 6 Surakarta
Pendahuluan : Kurang energi kronis (KEK) pada remaja putri perlu mendapat
perhatian, kurang energi kronis merupakan keadaan dimana seseorang
menderita kurang asupan zat gizi energi dan protein yang berlangsung lama atau
menahun. Seseorang dikatakan menderita risiko kurang energi kronis bilamana
lingkar lengan atas LLA<23,5 cm. Berdasarkan survey pendahuluan yang peneliti
lakukan, prevalensi KEK di SMA Muhammadiyah 6 Surakarta sebesar 25,71%.
Tujuan : Mengetahui hubungan tingkat konsumsi energi dan protein dengan
kejadian kurang energi kronis (KEK) pada siswa putri di SMA Muhammadiyah 6
Surakarta.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan penelitian observasional
dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan
pengukuran LLA untuk mengetahui kejadian KEK dan dilakukan recall 3x 24 jam
konsumsi makan untuk mengetahui tingkat konsumsi energi dan protein siswa
putri. Pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional random sampling
sehingga didapat sampel sebanyak 40 siswa putri menggunakan uji Spearman
Rank.
Hasil : Siswa putri SMA Muhammadiyah 6 Surakarta sebagian besar subjek
penelitian tingkat konsumsi energi kurang sebanyak (65%), tingkat konsumsi
protein baik sebesar (52,5%) dan mengalami KEK sebesar 62,5%. Ada
Hubungan tingkat konsumsi energi dan protein dengan kejadian kurang energi
kronis (KEK) pada siswa putri p= 0.000.
Kesimpulan : Ada hubungan tingkat konsumsi energi dan protein dengan
kejadian kurang energi kronis pada siswa putri di SMA Muhammadiyah 6
Surakarta.
Kata Kunci : Hubungan konsumsi energi dan protein. Siswa putri kurang energi kronis (KEK
Hubungan Antara Asupan Protein, Zat Besi, Dan Vitamin C Dengan Kejadian Anemia Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Kelurahan Semanggi Dan Sangkrah Surakarta
Latar Belakang : Prevalensi angka kejadian anemia pada kelompok anak di Indonesia cukup tinggi yaitu sebesar 27,7%. Hal ini juga terjadi di Kelurahan Semanggi dan Sangkrah Surakarta sebesar 24,39%. Asupan zat gizi seperti protein, zat besi dan vitamin C berpengaruh terhadap kejadian anemia pada anak karena pada usia ini anak masih rawan terhadap masalah gizi khususnya anemia dan infeksi sehingga dapat mengganggu konsentrasi belajar, tingkatan kecerdasan yang rendah serta daya ingat rendah. Sehingga perlu diperhatikan asupan zat gizi yang dapat membantu dalam pembentukan Hemoglobin dalam darah yang dikonsumsi oleh anak untuk mencegah anemia.
Tujuan : Mengetahui hubungan antara asupan protein, zat besi, dan vitamin C dengan kejadian anemia pada anak di Kelurahan Semanggi dan Sangkrah Surakarta.
Metode Penelitian : Jenis penelitian bersifat Deskriptif Analitik dengan pendekatan crossectional. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 71 anak beserta orang tuanya. Responden yang menjadi sampel penelitian ialah responden yang masuk dalam kriteria inklusi dengan usia 3-6 tahun. Data rata-rata asupan protein, zat besi dan vitamin C yang dikonsumsi diperoleh melalui Recall 24 jam selama 3 hari dibandingkan dengan AKG. Data kejadian anemia anak diperoleh dengan menggunakan alat Hemocue. Uji statistik yang digunakan melalui uji Chi-Square.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan kejadian anemia secara keseluruhan pada anak usia 5 tahun sebesar 46,47% dan yang tidak mengalami anemia yaitu 30,98%. Asupan protein sebagian besar dalam kategori cukup baik (61,5%) yang mengalami anemia, asupan zat besi sebagian besar kategori cukup baik (100%) yang anemia, dan asupan vitamin C sebagian besar dalam kategori tidak baik (60%) dengan kejadian anemia. Hasil uji Chi Square untuk protein nilai p = 0,952, zat besi = 0,510, dan vitamin C = 0,408.
Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara asupan protein, zat besi dan vitamin C pada anak pra sekolah dengan kejadian anemia
Hubungan Sikap Dan Praktik Ibu Selama Program Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Sragen
Background :The nutritional status is a body condition as a result of balancing interaction nutritional subtance to the body’s needs, which are known by measurement of a variable and classified into categories of specific nutritional. Children under five with malnutrition based on Weight and Height is a condition where a Z–score ≥-3SD <-2SD with clinical signs look thin. Nutritional status of children under five years old influenced by direct and indirect factor. The one of direct factor is food consumption. Food consumption related mother’s knowledge that influential on mother’s attitude and practice.
Objective : To know the relationship between the mother’s attitude and practice during Suplementary Feeding’s Programme toward Nutritional state of children under five years old in Sidoharjo Health.
Methods : Type of research that used in this research is observational. The sampling are mothers who have children under five years old with malnutrition targeting on Suplementary Feeding’s Programme to the total of 33 children. Mother’s attitude and practice of mothers was obtained by filling the questionnaire, while the nutritional status of children under five years old was obtained by measuring the Weight and Height.
Result : A total of 75.8 % nutritional state of children under five years old are increase and 24.2 % are not increase. A total of 42,4 % show mother’s attitude are supporting and 57.6 % are not supporting. A total of 60.6 % mother’s practice are good and 39.4 % unfavorable. The result of research was tested by paired sample t-test show there is effect of Suplementary Feeding’s Programme toward the nutritional status of children under five years old (p=0.00). The results of Spearman Rank correlation test show there is no relationship between the mother’s attitude with nutritional status of children under five years old (p = 0.159). There is no relationship between mother’s attitude and nutritional status of children under five years old (p = 0.333).
Conclusion :Suplementary Feeding’s Programme increase the nutritional status of children under five years old. There is no important relationship of mother’s attitude and practice during Suplementary Feeding’s Programme toward children under five years old.
Keywords :nutritional status, children under five years old, mother’s attitude, mother’s practice
Bibliography : 1993-201
Hubungan Antara Kebiasaan Makan Pagi Dan Status Gizi Dengan Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswi Di Pondok Madrasah Aliyah Al – Manshur Tegalgondo, Klaten
Background : Increased nutrient requirements in adolescents is very important.Food intake is the dominant factor that determines a person's level of physicalfitness which humans need to eat breakfast in the morning due to the expectedoccurrence of the availability of the energy used for the first hour of activity.Based on some of the above opinion, breakfast is very important in order tomaintain the nutritional status and physical fitness.Objective : : To determine the relationship between breakfast habits andnutritional status with physical fitness level of the female students in the cottagedaughter Madrasah Aliyah Al-Mansur Tegalgondo, Klaten.Methods : This study was an observational study with cross sectional method.The sample in this study is a student of class X and XI in cottage MadrasahAliyah Al-Mansur Tegalgondo the number of 51 students. Data collectiontechniques breakfast using 24-hour recall, physical fitness with (TKJI) and measurement of nutritional status with BMI/U. At the student. Data were analyzed using Chi Square test. Results : Schoolgirl in Madrasah Aliyah Al-Mansur Tegalgondo Klaten not have the habit of eating breakfast in the amount of 51.0%. Having a normal nutritional status that is equal to 74.5%. Have physical fitness in the medium category that is equal to 52.9%. Conclusion : There was a significant correlation between eating habits morning with student physical fitness Madrasah Aliyah Al-Mansur Tegalgondo Klaten with the value (p = 0.017). Suggestion : For schools can make cooperation with the health department to further improve eating habits early, especially for girl
Hubungan Asupan Fe, Zinc, Vitamin C Dan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di SMP Negeri 4 Batang
Pendahuluan : Anemia gizi disebabkan kekurangan zat gizi yang berperan dalam pembentukan hemoglobin, dapat karena kekurangan konsumsi atau gangguan absopsi. Besi berperan sebagai katalisator dalam sintesis hem di dalam molekul hemglobin, vitamin C, dan zinc yang mempengaruhi absorpsi besi . Berdasarkan survei pendahuluan di SMP Negeri 4 Batang remaja putri yang anemia sebesar 25%.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan asupan Fe, zinc, vitamin C dan status gizi terhadap kejadian anemia pada remaja putri.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian sebanyak 52 subjek dengan metode Proportional Random Sampling. Data penelitian diperoleh melalui recall asupan 24 jam, pengukuran status gizi dan pengukuran kadar hemoglobin. Analisis data yang digunakan adalah Rank Spearmen untuk asupan Fe dan asupan zinc, vitamin C serta status gizi menggunakan Person Product Moment.
Hasil : Ada hubungan yang bermakna antara asupan Fe dengan kejadian anemia (p=0,039). Ada hubungan yang signifikan antara asupan zinc dengan kejadian anemia (p=0,023). Ada hubungan yang signifikan antara asupan vitamin C dengan kejadian anemia (p=0,011). Selanjutnya tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian anemia (p=0,055).
Kesimpulan : Terdapat hubungan antara asupan Fe, zinc, dan vitamin C dengan kejadian anemia di SMP Negeri 4 Batang. Tidak terdapat hubungan status gizi dengan kejadian anemia di SMP Negeri 4 Batang
- …
