2,805 research outputs found
Pengelolaan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Thailand, Myanmar, dan India
Dalam bulan Januari 1991 yang lalu, Sdr. Anorital, SKM (Ka. Subbag. Pengumpulan dan PengolahanData Badan Litbangkes) dan H. Syafwani Mirin, SKM (Ka. Bag. Keuangan Badan Litbangkes) memperoleh fellowship dari WHO untuk melakukan studi perbandingan ke institusi-institusi penelitian kesehatan di Thailand,Myanmar, dan India.Berikut di bawah ini tulisan bersangkutan yang menggambarkan secara garis besar pengelolaan penelitian dan pengembangan kesehatan pada masing-masing negara obyek studi. Semoga informasi yang terkandung pada tulisan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Masalah Kesehatan dan Kebutuhan Penelitian di Propinsi-propinsi Wilayah Indonesia Bagian Timur
Proses pembangunan kesehatan IBT (Indonesia Bagian Timur) tidak secepat wilayah IBB (Indonesia Bagian Barat). Keterlambatan proses ini dikarenakan banyaknya faktor penghambat yang jika dirinci di setiap sektor yang terkait dengan aspek kesehatan punya kontribusi terhadap timbulnya keterlambatan tersebut di atas.Secara umum masing-masing propinsi di IBT punya masalah yang sama. Misalnya masalah sulitnya dan kurang tersedianya sarana transportasi, terbatasnya sumber daya manusia untuk mendayagunakan sumber alam yang melimpah, tidak meratanya penyebaran penduduk di setiap wilayah,dan faktor sosial budaya yang secara tidak langsung mempengaruhi jalannya proses pembangunan kesehatan
Hubungan Asupan Fe, Zinc, Vitamin C Dan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di SMP Negeri 4 Batang
Pendahuluan : Anemia gizi disebabkan kekurangan zat gizi yang berperan dalam pembentukan hemoglobin, dapat karena kekurangan konsumsi atau gangguan absopsi. Besi berperan sebagai katalisator dalam sintesis hem di dalam molekul hemglobin, vitamin C, dan zinc yang mempengaruhi absorpsi besi . Berdasarkan survei pendahuluan di SMP Negeri 4 Batang remaja putri yang anemia sebesar 25%.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan asupan Fe, zinc, vitamin C dan status gizi terhadap kejadian anemia pada remaja putri.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian sebanyak 52 subjek dengan metode Proportional Random Sampling. Data penelitian diperoleh melalui recall asupan 24 jam, pengukuran status gizi dan pengukuran kadar hemoglobin. Analisis data yang digunakan adalah Rank Spearmen untuk asupan Fe dan asupan zinc, vitamin C serta status gizi menggunakan Person Product Moment.
Hasil : Ada hubungan yang bermakna antara asupan Fe dengan kejadian anemia (p=0,039). Ada hubungan yang signifikan antara asupan zinc dengan kejadian anemia (p=0,023). Ada hubungan yang signifikan antara asupan vitamin C dengan kejadian anemia (p=0,011). Selanjutnya tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian anemia (p=0,055).
Kesimpulan : Terdapat hubungan antara asupan Fe, zinc, dan vitamin C dengan kejadian anemia di SMP Negeri 4 Batang. Tidak terdapat hubungan status gizi dengan kejadian anemia di SMP Negeri 4 Batang
Hubungan Antara Pengetahuan Serat Dan Konsumsi Serat dengan Kejadian Obesitas Pada Remaja di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta
Pendahuluan: Masalah gizi timbul karena perilaku gizi yang salah. Perilaku gizi
yang salah adalah ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dan kecukupan gizi.
Pengetahuan gizi sangat berpengaruh terhadap konsumsi yang baik dalam memilih
makanan yang berserat tinggi. Serat makanan adalah pemahaman yang berkaitan
dengan serat makanan meliputi jenis dan sumber serat makanan, konsumsi serat
makanan yang dianjurkan per hari serta manfaat dan kerugian apabila
mengkonsumsi serat makanan kurang maupun lebih, supaya tidak menyebabkan
terjadinya obesitas pada remaja.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara pengetahuan serat dan konsumsi serat
dengan kejadian obesitas pada remaja di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta
Metode Penelitian: Penelitian dilakukan di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta pada
bulan April- Mei 2012. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan
menggunakan uji pearson product moment. Subjek penelitian berjumlah 50 subjek
penelitian
Hasil: Berdasarkan data pengetahuan serat makanan dari 50 subjek penelitian
tingkat pengetahuan baik sebanyak 31 (62%), pengetahuan tidak baik sebanyak 19
(38%). Konsumsi serat dari 50 subjek penelitian, didapatkan bahwa konsumsi serat
remaja secara keseluruhan tidak baik. Sedangkan data status gizi dari 50 subjek
penelitian terdapat 30 (60%) obesitas dan 20 (40%) tidak obesitas.
Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang bemakna antara pengetahuan serat dan
konsumsi serat dengan kejadian obesitas pada remaja di SMP Budi Mulia Dua
Yogyakarta
Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dan Status Gizi Dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo
Pendahuluan: Pneumonia merupakan salah satu dari infeksi saluran
pernapasan yang sering dijumpai pada balita. Sebanyak 19% dari kematian
balita di dunia disebabkan oleh infeksi pneumonia. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pneumonia yaitu status gizi dan pemberian ASI eksklusif.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI
eksklusif dan status gizi dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas
Tawangsari Kabupaten Sukoharjo.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain crossectional dengan 44
sampel balita berusia 6-59 bulan. Pengambilan sampel menggunakan teknik
consequtive sampling. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah status
gizi yang diukur menggunakan metode pengukuran antropometri, selain itu
pemberian ASI eksklusif diukur menggunakan kuesioner cross-check ASI
eksklusif. Kejadian Pneumonia yang merupakan variabel dependent yang di ukur
menggunakan ARY timer. Uji statistik menggunakan korelasi Chi-Square.
Hasil: Terdapat 9 balita (64,3%) yang mengalami pneumonia dari 14 balita yang
tidak mendapatkan ASI eksklusif dan terdapat 8 balita (72,7%) yang mengalami
pneumonia dari 11 balita yang memiliki status gizi tidak normal. Hasil uji korelasi
Chi-Square menunjukkan bahwa hubungan pemberian ASI eksklusif dengan
kejadian pneumonia memiliki nilai p =0,000 dan hubungan status gizi dengan
kejadian pneumonia memiliki nilai p =0,000
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ada hubungan
pemberian ASI eksklusif dan status gizi dengan kejadian pneumonia pada balita
di Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo
Parent engagement in youth drug prevention in Chinese families: Advancement in program development and evaluation
The escalating youth drug abuse problem in Hong Kong has attracted intense attention from the government, schools, and youth service professionals. Most preventive efforts have focused directly on positive youth development, very often through school programs delivered to secondary school students. There have been limited efforts to engage parents even though it is obvious that the family is actually the primary context of children and youth development. This paper will assert the importance of parental engagement in youth drug-prevention work, discuss some barriers in such parental involvement, present some promising local attempts and their strengths and limitations, and propose that sustained efforts are needed to build up theory-driven and evidence-based resources for Chinese communities on the subject. © 2011 Sandra K. M. Tsang.published_or_final_versio
Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Sebelum dan Setelah diberikan Penyuluhan tentang Anemia Gizi Besi dengan menggunakan Media Booklet di Puskesmas Gatak
Background : Anemia is the greatest health problem in the world, especially in
pregnant mothers and majority is caused by iron deficiency. Poor knowledge
about anemia is also one of indirect causes of anemia. Thus, we need to
increase pregnant mothers’ knowledge. Education is one of efforts to make
society behave or adopt healthy behaviors.
Objective : This study aimed to find the difference between knowledge level of
pregnant mothers before and after getting nutrition education about irondeficiency
anemia using booklet at Public Health Center of Gatak.
Research Method : This research was a quasi experimental with the research
plans of one group pretest-posttest design. The subjects of this research were 46
pregnant mothers who were invited to Public Health Center of Gatak. The data
were collected using questionnaire. The technique of analyzing data used paired
t-tests.
Results : Before the nutrition education was given only 41,3% of pregnant
mothers had good knowledge and 58,7% had poor knowledge. Meanwhile, after
receiving the nutrition education, 95,7% of pregnant mothers had good
knowledge and 4,3% had poor knowledge. There was difference between the
knowledge level of pregnant mothers before and after receiving nutrition
education (p= 0,000).
Conclusion: There was a difference between knowledge level of pregnant
mothers before and after receiving nutrition education about iron-deficiency
anemia using booklet at Public Health Center of Gatak
Hubungan Tingkat Konsumsi Energi Dan Protein Dengan Kejadian Kurang Energi Kronis (KEk) Pada Siswa Putri Di SMA Muhammadiyah 6 Surakarta
Pendahuluan : Kurang energi kronis (KEK) pada remaja putri perlu mendapat
perhatian, kurang energi kronis merupakan keadaan dimana seseorang
menderita kurang asupan zat gizi energi dan protein yang berlangsung lama atau
menahun. Seseorang dikatakan menderita risiko kurang energi kronis bilamana
lingkar lengan atas LLA<23,5 cm. Berdasarkan survey pendahuluan yang peneliti
lakukan, prevalensi KEK di SMA Muhammadiyah 6 Surakarta sebesar 25,71%.
Tujuan : Mengetahui hubungan tingkat konsumsi energi dan protein dengan
kejadian kurang energi kronis (KEK) pada siswa putri di SMA Muhammadiyah 6
Surakarta.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan penelitian observasional
dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan
pengukuran LLA untuk mengetahui kejadian KEK dan dilakukan recall 3x 24 jam
konsumsi makan untuk mengetahui tingkat konsumsi energi dan protein siswa
putri. Pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional random sampling
sehingga didapat sampel sebanyak 40 siswa putri menggunakan uji Spearman
Rank.
Hasil : Siswa putri SMA Muhammadiyah 6 Surakarta sebagian besar subjek
penelitian tingkat konsumsi energi kurang sebanyak (65%), tingkat konsumsi
protein baik sebesar (52,5%) dan mengalami KEK sebesar 62,5%. Ada
Hubungan tingkat konsumsi energi dan protein dengan kejadian kurang energi
kronis (KEK) pada siswa putri p= 0.000.
Kesimpulan : Ada hubungan tingkat konsumsi energi dan protein dengan
kejadian kurang energi kronis pada siswa putri di SMA Muhammadiyah 6
Surakarta.
Kata Kunci : Hubungan konsumsi energi dan protein. Siswa putri kurang energi kronis (KEK
Hubungan Sikap Dan Praktik Ibu Selama Program Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Sragen
Background :The nutritional status is a body condition as a result of balancing interaction nutritional subtance to the body’s needs, which are known by measurement of a variable and classified into categories of specific nutritional. Children under five with malnutrition based on Weight and Height is a condition where a Z–score ≥-3SD <-2SD with clinical signs look thin. Nutritional status of children under five years old influenced by direct and indirect factor. The one of direct factor is food consumption. Food consumption related mother’s knowledge that influential on mother’s attitude and practice.
Objective : To know the relationship between the mother’s attitude and practice during Suplementary Feeding’s Programme toward Nutritional state of children under five years old in Sidoharjo Health.
Methods : Type of research that used in this research is observational. The sampling are mothers who have children under five years old with malnutrition targeting on Suplementary Feeding’s Programme to the total of 33 children. Mother’s attitude and practice of mothers was obtained by filling the questionnaire, while the nutritional status of children under five years old was obtained by measuring the Weight and Height.
Result : A total of 75.8 % nutritional state of children under five years old are increase and 24.2 % are not increase. A total of 42,4 % show mother’s attitude are supporting and 57.6 % are not supporting. A total of 60.6 % mother’s practice are good and 39.4 % unfavorable. The result of research was tested by paired sample t-test show there is effect of Suplementary Feeding’s Programme toward the nutritional status of children under five years old (p=0.00). The results of Spearman Rank correlation test show there is no relationship between the mother’s attitude with nutritional status of children under five years old (p = 0.159). There is no relationship between mother’s attitude and nutritional status of children under five years old (p = 0.333).
Conclusion :Suplementary Feeding’s Programme increase the nutritional status of children under five years old. There is no important relationship of mother’s attitude and practice during Suplementary Feeding’s Programme toward children under five years old.
Keywords :nutritional status, children under five years old, mother’s attitude, mother’s practice
Bibliography : 1993-201
Hubungan Antara Kebiasaan Makan Pagi Dan Status Gizi Dengan Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswi Di Pondok Madrasah Aliyah Al – Manshur Tegalgondo, Klaten
Background : Increased nutrient requirements in adolescents is very important.Food intake is the dominant factor that determines a person's level of physicalfitness which humans need to eat breakfast in the morning due to the expectedoccurrence of the availability of the energy used for the first hour of activity.Based on some of the above opinion, breakfast is very important in order tomaintain the nutritional status and physical fitness.Objective : : To determine the relationship between breakfast habits andnutritional status with physical fitness level of the female students in the cottagedaughter Madrasah Aliyah Al-Mansur Tegalgondo, Klaten.Methods : This study was an observational study with cross sectional method.The sample in this study is a student of class X and XI in cottage MadrasahAliyah Al-Mansur Tegalgondo the number of 51 students. Data collectiontechniques breakfast using 24-hour recall, physical fitness with (TKJI) and measurement of nutritional status with BMI/U. At the student. Data were analyzed using Chi Square test. Results : Schoolgirl in Madrasah Aliyah Al-Mansur Tegalgondo Klaten not have the habit of eating breakfast in the amount of 51.0%. Having a normal nutritional status that is equal to 74.5%. Have physical fitness in the medium category that is equal to 52.9%. Conclusion : There was a significant correlation between eating habits morning with student physical fitness Madrasah Aliyah Al-Mansur Tegalgondo Klaten with the value (p = 0.017). Suggestion : For schools can make cooperation with the health department to further improve eating habits early, especially for girl
- …