52 research outputs found

    HUBUNGAN ANTARA TINGKAT INFEKSI ENDOPARASIT TERHADAP BOBOT BADAN DAN ERITROSIT

    Get PDF
    Domba dapat terjangkit infeksi endoparasit yang dapat mempengaruhi rendahnya produktivitas domba. Kemampuan peternak untuk mengontrol infeksi penyakit endoparasit sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan infeksi endoparasit dengan kondisi bobot badan dan mengetahui gambaran darah eritrosit dan leukosit pada domba yang terinfeksi endoparasit. Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Mei 2019, menggunakan 30 ekor domba secara observasional. Feses domba diperiksa dengan metode sedimentasi untuk mendeteksi keberadaan telur berdasarkan morfologi serta pemeriksaan darah menggunakan alat Hematology Analizer. Parameter yang diamati berupa bobot badan dan eritosit. Hasil penelitianbahwa endoparasit yang ditemukan pada domba yaitu Fasciola hepatica, Paramphistomum sp., Trichostrongylus sp., dan Strongyloides sp. Infeksi endoparasit yang tinggi mempengaruhi penurunan bobot badan pada domba. Sedangkan darah domba dengan adanya infeksi endopasarit yang tinggi, nilai eritrosit akan turun. Simpulan dari penelitian ini bahwa dengan adanya infeksi endoparasit mempengaruhi bobot badan maupun keadaan eritrosit

    PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP JUMLAH ERITROSIT PADA MARMUT (Cavia cobaya)

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun binahong (EDB) terhadap jumlah eritrosit pada marmut (Cavia cobaya). Rancangan Acak Lengkap (RAL) digunakan pada penelitian ini dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan yaitu T0 (kontrol), T1 (10 mg/ekor/bobot badan), T2 (50 mg/ekor/bobot badan) dan T3 (90 mg/ekor/bobot badan). EDB diberikan secara oral selama 10 hari sebelum beranak. Pengambilan darah dilakukan dua kali yaitu pada saat sebelum pemberian EDB dan 1 hari pasca beranak. Data dianalisis dengan ANOVA dan apabila ada pengaruh perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s multiple range test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan jumlah eritrosit sebelum pemberian EDB dan pasca beranak masing – masing bervariasi antara 2,54 x 10 6 /mm 3 - 3,64 x 10 6 /mm 3 dan 3,84 x 10 - 5,28 x 10 6 /mm 3 . Tidak ada perbedaan nyata jumlah eritrosit antar perlakuan untuk sebelum pemberian EDB sedangkan pada pasca beranak berbeda nyata (P<0.05). Kesimpulannya, pemberian EDB dengan dosis 90 mg/ekor/bobot badan pasca beranak meningkatkan jumlah eritosit tertinggi. Kata kunci : Anredera cordifolia (Ten.) Steenis; Cavia cobaya; jumlah eritrosi

    Toxicity Effect by Binahong (Anredera cordifolia) Leaf Extract in Histopathology and Liver Weight of Guinea Pigs (Cavia cobaya)

    Get PDF
    The aim of this research was to determine the toxic effect of Anredera cordifolia leaf extract on the Cavia cobaya liver which was evaluated by the histopathological examination of liver tissue. The materials used were 8 female guinea pigs 2.5 months old that were divided into 4 groups by simple random sampling, each treatment was given to 2 female C. cobaya. Treatments given were 0, 10, 50 and 90 mg of A. cordifolia leaf extract/head, designated as T0, T1, T2 and T3, respectively. Materials were given treatment daily as long as 10 days prepartum. All of the guinea pigs were slaughtered at day 11, and the liver were taken to examined their histopathological changes. Each of the liver tissues were processed by paraffin block-embedded and hematoxylin eosin (HE) staining method. The results of this study indicate the presence of albuminosa degeneration or mild degeneration (DH +) from group control and hydropic degeneration or moderate degeneration (DH ++) in all treatment groups and the weight of C. cobaya liver which was given an extract of A. cordifolia 50 mg/head was not significantly different from the control but was significantly different from 10 and 90 mg/head. The conclusion was Binahong's (A. cordifolia) leaves extract up to the dosage 90 mg/head had no significantly toxicity effect on the liver of guinea pigs (C. cobaya)

    Pengaruh Ekstrak Daun Binahong(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dalam Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Kualitas Semen Kambing Peranakan Etawah

    Get PDF
    Penelitian bertujuan untuk mengetahui penggunaan ekstrak daun Binahong dalam pengencer tris kuning telur terhadap kualitas spermatozoa kambing Peranakan Etawah.Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi ilmiah mengenai pemberian kadar ekstrak daun Binahongyang ditambahkan dalam pengencer tris kuning telur terhadap motilitas, viabilitas dan persentase hidup spermatozoa kambing PE. Penelitian telah dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal IV Dusun Wawar Lor, Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Jawa Tengah pada bulan Maret – Juni 2016. Materi yang digunakan dalam penelitian 6 ekor kambing PE jantan denganumur 11 - 16 bulandan bobot badan β‰₯ 60 kg hingga ≀ 66 kg. Perlakuan pada penelitian ini adalah T0 (Tris kuning telur + antibiotik penicilin dan streptomycin), T1 (Tris kuning telur + ekstrak daun Binahong 1,28%) T2 (Tris kuning telur + ekstrak daun Binahong 2,57%), T3 (Tris kuning telur + ekstrak daun Binahong 3,85%), T4 (Tris kuning telur + ekstrak daun Binahong 5,10%). Parameter yang diamati adalah motilitas, viabilitas dan persentase hidup spermatozoa. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata (P>0,05) antara T0 dengan T1 dan T2, namun terdapat perbedaan dengan T3 dan T4 (P<0,05) pada motilitas spermatozoa. Pemeriksaan viabilitas spermatozoa terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05) antara T0 (perlakuan kontrol) dengan T1, T2, T3 dan T4. Perlakuan T1 tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan T2, dan berbeda nyata (P<0,05) dengan T3 dan T4. Perlakuan T2 tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan T3, namun berbeda nyata dengan T4. Pemeriksaan persen hidup spermatozoa tidak terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05) antara T0 dengan T1 dan T2, namun berbeda nyata (P>0,05) dengan T3 dan T4. Perlakuan T1 tidak berbeda nyata (P0,05) dengan T3 dan T4. Perlakuan T3 tidak berbeda nyata (P<0,05) dengan T4. Tidak adanya perbedaan yang nyata dapat disebabkan karena kandungan flavonoid dalam Binahong yang bekerja seperti antibiotik penicilin dan streptomycin, serta dapat berperan sebagai antioksidan karena kandungan utamanya yaitu quercetin. Perbedaan yang nyata antara T0 dengan perlakuan penambahan ekstrak daun Binahong dapat disebabkan karena penambahan ekstrak daun Binahongyang dosisnya tidak tepat dapat bersifat toksik bagi spermatozoa Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan ekstrak daun Binahong harus dibatasi untuk mempertimbangkan kualitas semen yang diencerkan. Dosis eksrak daun Binahong yang dapat ditambahkan dalam pengencer yaitu T1 (1,28%) dan T2 (2,5,7%) untuk hasil motilitas dan persentase hidup spermatozoa, sedangkan viabilitas menunjukkan hasil yang berbeda nyata dengan T0

    Manajemen Pencegahan Dan Penanganan Penyakit Sapi Perah Friesian Holstein di UPTD BPT - SP dan HPT Cikole, Lembang.

    Get PDF
    Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan pada tanggal 20 Februari sampai dengan 3 April 2017 di UPTD Balai pengembangan Ternak Sapi Perah (BPT – SP) dan Hijauan Pakan Ternak (HPT) Cikole, Lembang - Jawa Barat. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui Pencegahan Dan Penanganan Penyakit yang sering terjadi pada sapi perah Friesian Holstein. serta memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam memperoleh pengalaman, wawasan, keterampilan dan melatih kerja secara langsung di lapangan. Materi yang digunakan dalam kegiatan PKL adalah sapi perah Friesian Holstein dengan jumlah 296 ekor dengan fokus pengamatan mengenai manajemen pencegahan dan penanganan penyakit pada sapi perah. Alat yang digunakan adalah jarum suntik, tempat menampung serum, meteran, kamera dan alat tulis. Metode yang digunakan dalam PKL dengan berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan lapangan selama 45 hari. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung selama pelaksanaan serta data wawancara dengan staff pegawai di UPTD BPT - SP dan HPT. Data sekunder diperoleh dari recording yang ada dipeternakan berkaitan dengan parameter. Pencegahan dan Penanganan Penyakit pada sapi perah. Hasil dari PKL yang diperoleh tentang kesehatan ternak di UPTD BPT - SP dan HPT Cikole Lembang diawasi oleh rumah sakit hewan yang dibantu oleh paramedis. Penanganan kesehatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kesehatan, dan memberikan perlakuan terhadap ternak – ternak yang terinfeksi penyakit. Pencegahan yang dilakukan adalah pemberian vitamin, pemotongan kuku, pemeriksaan darah, dan sebagainya. Jenis penyakit yang ada di UPTD BPT – SP dan HPT Cikole, Lembang meliputi mastitis, diare, abses dan milk fever. Berdasarkan kegiatan PKL yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Manajemen Pencegahan Dan Penanganan Penyakit Sapi Perah Friesian Holstein di UPTD BPT - SP dan HPT Cikole, Lembang. Pencegahan dan penanganan penyakit yang dilakukan seperti sanitasi kandang yang kurang baik, sanitasi ternak yang kurang baik, serta sistem SOP yang kurang baik yang akan mengakibatkan adanya kenaikan jumlah ternak yang terkena penyakit

    Upaya Pemberdayaan Ternak Kambing Ettawa dalam Perbaikan Pakan dan Pengaturan Reproduksi

    Get PDF
    Di samping sebagai ternak penghasil daging, kambing peranakan Ettawa juga yang menghasilkan susu sehingga dimasuk kedalam kambing dwiguna. Kelompok Ternak Kambing Ettawa, dusun Miri, desa Jetak, kecamatan Getasan merupakan salah satu pemasok susu kambing di Salatiga, Semarang dan Yogjakarta mengalami beberapa masalah untuk mempercepat produksinya. Dalam hal ini terdapat permasalahan sebagai berikut:(1.) masalah sistem dan teknis untuk peningkatan produksi, (2.) masalah produk yang dihasilkan, (3.) masalah kurang pengetahuan tentang Inseminasi buatan, (4.) masalah tidak mengerti pengolahan susu, dan (5.) masalah kurang pengetahuan tentang sumber pakan yang baik. Upaya penanganan permasalahan meliputi (1) Peningkatan pengetahuan tentang hijauan pakan yang bermutu, (2) Peningkatan pengetahuan dan praktek tentang perbaikan mutu ternak dengan penyilangan (inseminasi buatan), (3) Peningkatan pengetahuan tentang pengaturan calving interval dan jarak beranak untuk kontinyuitas produksi susu , (4.) Peningkatan pengetahuan tentang bahan baku konsentrat yang bermutu, (5.) Peningkatan pengetahuan dan praktek tentang pengolahan susu kambing menjadi produk alternatif lain yaitu permen dan sabun susu , dan (6.) Peningkatan pengetahuan tentang pengolahan limbah/kotoran ternak. Seluruh kegiatan pelaksanaan pengabdian IbM pada kelompok ternak Kambing Ettawa di desa Jetak, Kecamatan Getasan dapat disimpulkan sebagai berikut: Pelaksanaan kegiatan IbM berbasis pemberdayaan kelompok ternak secara langsung melibatkan anggota kelompok dalam proses pengambilan keputusan terutama saat perbaikan pakan dan inseminasi buatan, kedua, dikenalkannya pakan dan sumber hijauan bermutu bagi ternak kambing, juga pengolahan susu menjadi permen dan sabun susu. Ketiga mampu disusunnya recording ternak dan kalender manajemen reproduksi ternak kambing Peranakan Ettawa. Kata kunci : kambing peranakan Ettawa, pakan, reproduksi, sabun sus

    Kualitas Semen Kambing Peranakan Etawah yang Disuplementasi dengan Tepung Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji pengaruh suplementasi tepung daun binahong terhadap kualitas semen secara makroskopis dan mikroskopis pada kambing PE. Penelitian dilaksanakan bulan Maret – Juni 2016 di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal IV Dusun Wawar Lor, Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Analisis kandungan nutrisi pakan dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah 4 ekor kambing jantan yang terdiri dari 2 ekor kambing dengan bobot badan antara 50 – 55 kg (U1) dan 2 ekor kambing dengan bobot badan antara 65 – 70 kg (U2). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tepung daun Binahong, agar-agar, larutan eosinnegrosin 0,2% dan NaCl 3%. Peralatan yang digunakan yaitu blender, almari pengering, object glass, cover glass, pipet, vagina buatan, tabung tulip, pH meter, bunsen, pipet eritrosit, haemocytometer dan mikroskop. Perlakuan berupa pemberian tepung daun Binahong dengan dosis T1 (43,9 mg/kg bobot badan/hari) dan T2 (87,8 mg/kg bobot badan/hari). Rancangan percobaan yang digunakan adalah 2 ekor kambing dari kelompok U1 mendapat dosis tepung daun Binahong T1 dan T2 (T1U1 dan T2U1) dan 2 ekor kambing dari kelompok U2 mendapat dosis tepung daun Binahong T1 dan T2 (T1U2 dan T2U2). Parameter yang diamati yaitu kualitas semen secara makroskopis dan mikroskopis. Data diolah secara statistik menggunakan uji F maksimum yang dilanjutkan dengan uji Friedman dan uji T lalu dilanjutkan dengan uji Median untuk mengetahui dosis yang paling efektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung daun Binahong berpengaruh (P<0,05) terhadap kualitas semen secara makroskopis dan mikroskopis pada kambing PE. Simpulan dari penelitian ini adalah pemberian tepung daun Binahong dengan dosis 43,9 mg/kg bobot badan/hari lebih efektif dalam meningkatkan gerak massa, gerak individu dan konsentrasi spermatozoa, sedangkan dosis 87,8 mg/kg bobot badan/hari lebih efektif dalam meningkatkan volume dan pH semen, meningkatkan viabilitas spermatozoa dan menurunkan abnormalitas sel spermatozoa

    Manajemen Pencegahan dan Penanganan Penyakit Ayam Pembibit di PT Super Unggas Jaya Farm Desa Repaking, Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah

    Get PDF
    Tugas Akhir disusun berdasarkan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan pada tanggal 06 Februari 2017 sampai dengan 18 Maret 2017 di PT Super Unggas Jaya Farm Desa Repaking, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Tujuan dari PKL ini untuk memperdalam ilmu dan ketrampilan serta wawasan dalam dunia perunggasan dan mengetahui tentang pencegahan dan penanganan penyakit ayam pembibit di PT Super Unggas Jaya Unit Farm Boyolali. Materi yang diamati pada PKL adalah unit pembibitan ayam broiler di PT Super Unggas Jaya Unit Farm Boyolali . Metode yang digunakan adalah partisipasi aktif dalam semua kegiatan di lingkungan farm. Data yang diperoleh meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan dan kegiatan secara langsung serta wawancara di lapangan yang meliputi kegiatan pencegahan dan penanganan penyakit yang dilakukan di PT Super Unggas Jaya Unit Farm Boyolali. Data Sekunder diperoleh dari rekording dan wawancara kepada para karyawan. Hasil yang diperoleh dari kegiatan PKL ini adalah mengetahui manajemen pencegahan penyakit pada ayam pembibit yang meliputi vaksinasi, biosecurity dan pemberian vitamin serta manajemen penanganan penyakit pada ayam pembibbit meliputi pemberian obat, kandang karantina dan disposal atau pemusnahan Berdasarkan kegiatan PKL dapat diketahui bahwa program pencegahan dan penanganan penyakit di PT Super Unggas Jaya Unit Farm Boyolali sudah dilakukan dengan cukup baik

    Tatalaksana Penanganan Kesehatan Sapi Limousin di Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari, Kabupaten Malang. Jawa Timur

    Get PDF
    Praktek kerja Lapang (PKL) dilaksanakan pada tanggal 15 Februari hingga 31 Maret 2017 di Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari. Tujuan PKL ini adalah memenuhi persyaratan pengambilan tugas akhir, menambah wawasan dan pengetahuan di dunia peternakan serta dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi kasus penyakit. Manfaat PKL ini adalah memperoleh pengalaman secara langsung di bidang peternakan dan memperoleh wawasan yang lebih luas mengenai dunia peternakan khususnya dibidang kesehatan ternak. Materi yang digunakan pada penyusunan tugas akhir yaitu 46 ekor pejantan sapi Limousin yang berada di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari sebagai objek pengamatan utama serta data recording penyakit sapi Limousin di BBIB Singosari. Alat yang digunakan seperti buku dan alat tulis yang berfungsi untuk mencatat hasil wawancara, kamera yang berfungsi untuk mengambil foto untuk dokumentasi. Metode yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir yaitu membandingkan hasil observasi dan partisipatif dengan literatur. BBIB Singosari merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang bergerak dibidang pemasaran dan memantau mutu semen pejantan unggul serta pengembangan inseminasi buatan yang berdiri sejak tahun 1976. BBIB Singosari telah memproduksi semen beku dari bangsa sapi (Limousin, Sapi Bali, FH, Brahman, Ongole, Simental, Sapi Madura, Angus dan Brangus) dan Bangsa Kambing. Jumlah populasi pejantan di BBIB Singosari adalah 208 ekor. BBIB Singosari terletak di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Pemeliharaan pejantan di BBIB Singosari berada dibawah pengawasan kepala seksi pemeliharaan dan peningkatan mutu genetik ternak. Program pemeliharaan pejantan di BBIB Singosari disesuaikan dengan masing – masing bangsa, karena karakteristik tiap bangsa berbeda. Ada 3 bagian penting dalam pemeliharaan yaitu perawatan pejantan, pakan dan kesehatan. Upaya yang dilakukan untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit yaitu meliputi surveillance penyakit, karantina, pemeriksaan kesehatan harian, Pengobatan, desinfeksi, perawatan kuku, pemberian vitamin, kontrol biosecurity, pemberian obat cacing, tindakan isolasi dan kontrol ektoparasit. Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tatalaksana penanganan kesehatan di BBIB Singosari sudah baik dan sesuai dengan standar oprasional yang di terapkan. Penanganan kesehatan terdiri dari pencegahan, pengobatan dan perawatan. Pada bulan Januari – Febuari 2017 ada 34 kasus penanganan pengobatan yang terdiri dari penanganan emasiasi, traumatic, balanopostitis, laminitis dan Abses

    Pengaruh Antara Body Condition Score (BCS) Dan Lingkar Panggul Terhadap Litter Size Kambing Jawarandu Di Kabupaten Pemalang. Influence between Body Condition Score (BCS) and Pelvic Ring to Litter Size of Jawarandu Goat in Pemalang

    Get PDF
    Pengertian Body Codition Score (BCS) adalah cara untuk mengevaluasi hewan berdasarkan otot dan penutup lemak eksternal. Nilai BCS yang didasarkan pada estimasi visual timbunan lemak tubuh dibawah kulit sekitar pangkal ekor, tulang punggung, tulang rusuk dan pinggul lemak (Hayati et al, 2002). Lingkar panggul berkolerasi positif terhadap kelahiran anak, dalam artian semakin besar lebar pinggul dapat berpeluang melahirkan anak dengan baik. Fungsi panggul pada induk kambing untuk melindungi organ reproduksi dan saat induk kambing mengalami kebuntingan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara BCS atau Nilai Kondisi Tubuh dan lingkar panggul dengan jumlah anak kambing Jawarandu dalam satu kali periode. Materi penelitian yang digunakan adalah kambing Jawarandu sebanyak 32 ekor. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Wilcoxon-Mann-Whitney pada BCS terhadap litter size dan Analisis Rancangan Acak Kelompok (RAK) pada lingkar panggul terhadap Litter size. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa BCS dan lingkar panggul tidak berpengaruh terhadap litter size kambing Jawarandu di Kabupaten Pemalang. Saran dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan linier tubuh dengan kemampuan reproduksi betina kambing Jawarandu di Kabupaten Pemalang. Kata kunci : Lingkar panggul; body condition score; litter size; kambing Jawarandu
    • …
    corecore