9 research outputs found

    Karakteristik Penderita Penyakit Kardiovaskuler Pada Ruang Intensif Care Unit (Icu) Rumah Sakit Islam Surakarta

    Full text link
    Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian terbesar diseluruh dunia. Angka kematian penyakit kardiovaskuler meningkat di negara yang berpendapatan rendah dan menengah. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pada tahun 2030 sekitar 23,6 juta penduduk dunia diperkirakan meninggal karena penyakit kardiovaskuler, dan 60% dari seluruh kematian diakibatkan oleh penyakit jantung koroner dan serangan jantung mendadak (Mendis et al, 2011). Menurut British Heart Foundation (2011) penyakit jantung koroner menjadi penyebab utama serangan jantung dan dapat mengancam kehidupan. Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik pasien dengan penyakit jantung.Tujuan Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik penderita penyakit kardiovaskuler yang di rawat di ICU Rumah Sakit Islam Surakarta.Metode Penelitian merupakan deskriptif dengan menggunakan total sampling sejumlah 15 responden. Responden yang diambil adalah pasien penyakit jantung yang dirawat di ICU RSI Surakarta pada bulan Februari sampai Maret 2013. Analisa data menggunakan analisis univariat berupa distribusi frekuensi meliputi usia, jenis kelamin, riwayat DM, kadar Hemoglobin, kadar Hematokrit.Hasil Rata-rata penderita penyakit jantung di rawat di ICU berusia 55 tahun, sebagian besar berjenis kelamin 53,3% laki-laki, sebagian besar tidak memiliki riwayat DM 93,3%, sebagian besar responden memiliki kadar Hemoglobin normal 93,3%, memiliki kadar Hematokrit normal 100%.Kesimpulan Penderita penyakit jantung yang dirawat di ICU rata-rata berusia 55 tahun, sebagian besar berjenis kelamin perempuan, sebagian besar tidak memiliki riwayat DM, dan memiliki kadar Hemoglobin dan Hematokrit yang normal

    Pencegahan Anemia Sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan Remaja di SMAN 4 Klaten

    Get PDF
    Anemia merupakan kondisi pada eritrosit dan hemoglobin yang beredar tidak memenuhi kebutuhan oksigen bagi jaringan tubuh. Anemia defisiensi besi (IDA) merupakan penyebab dominan (>60%) anemia secara global. Anemia dikalangan remaja sangat lazim terjadi dinegara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Remaja terutama wanita rentan mengalami anemia defisiensi besi ketika memasuki masa pubertas. Anemia dapat membahayakan percepatan pertumbuhan pubertas, serta mengurangi kapasitas fisik dan fungsi kognitif. Penurunan hemoglobin mengurangi ketersediaan oksigen ke jaringan mengakibatkan penurunan kerja fisik. Defisiensi zat besi akan menyebabkan perubahan fungsi neirotransmitter yang dapat mempengaruhi kognisi. Anemia menyebabkan prestasi sekolah rendah dan gangguan perilaku anak sekolah. Tingginya prevalensi anemia pada remaja disebabkan kurangnya pengetahuan, sikap dan praktik gizi sehat. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang pencegahan Anemia pada di SMKN 4 Klaten. Metode pengabdian masyarakat dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan tentang pencegahan Anemia pada Remaja di SMKN 4 Klaten. Pertama peserta diberikan soal pre test tentang pencegahan Anemia, kemudian diberikan penyuluhan meliputi pengertian anemia, tanda dan gejala, penyebab anemia, jenis makanan sumber zat besi, zat yang menghambat penyerapan zat besi, serta vitamin yang meningkatkan penyerapan zat besi. Setelah penyuluhan selesai, peserta diberikan soal post test. Jumlah skor pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan dihitung dengan nilai rata-rata. Kegiatan penyuluhan tentang pencegahan anemia pada remaja diikuti oleh 29 peserta. Rerata hasil pengetahuan sebelum dilakukan penyuluhan adalah 67, setelah penyuluha terjadi peningkatan pengetahuan dengan rata-rata nilai 86,6. Rata-rata peningkatan pengetahuan sebesar 19,3. Peserta mampu menjelaskan kembali tentang tanda-tanada anemia, penyebab anemia, akibat anemia. Peserta aktif dalam sesi diskusi dan tanya jawab. Pemberian penyuluhan pada remaja efektif dalam meningkatkan pengetahuan remaja tentang pencegahan anemia

    Peningkatan Performa Self Nanoemulsifying Drug Delivery System Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) Menggunakan Metode Emulsifikasi Ultrasonic

    Get PDF
    Daun kelor (Moringa oleifera Lam) diketahui mengandung polifenol yang tinggi berupa asam fenolat, flavonoid, dan glukosinolat yang telah terbukti memiliki aktivitas hipoglikemik. Studi menunjukkan bahwa 40% senyawa alami memiliki kelarutan yang rendah dalam air, yang memengaruhi bioavailabilitas senyawa alami dalam tubuh. Self Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) merupakan sistem penghantaran obat yang dapat meningkatkan kelarutan dan bioavailabilitas obat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja formulasi SNEDDS ekstrak daun kelor. Metode: Penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu preparasi ekstrak, preparasi SNEDDS, dan karakterisasi nanoemulsi. SNEDDS dibuat menggunakan metode emulsifikasi ultrasonik. Bahan formulasi SNEDDS adalah asam oleat: Tween 20: polietilen glikol (PEG) 400 dengan perbandingan 1:8:1. Ada tiga konsentrasi ekstrak daun kelor berbeda yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 75 mg, 100 mg, dan 125 mg per 3 ml dalam formula dasar SNEDDS. Formula dihomogenkan menggunakan hotplate magnetic stirrer pada suhu 400C selama 30 menit, kemudian disonikasi selama 15 menit pada suhu 400C. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata ukuran partikel pada konsentrasi 75 mg, 100 mg dan 125 mg adalah 14,40 nm, 22,99 nm dan 86,48 nm dengan polidispersitas (Pdi) masing-masing 0,41; 0,67; 0,20. Meskipun konsentrasi 125 mg memiliki rata-rata ukuran partikel terbesar yaitu 86,48 nm, namun memiliki konsentrasi ekstrak daun kelor tertinggi, Pdi terbaik dan zeta potensial -32,6 mV. Formula SNEDDS ekstrak daun kelor terbaik terdapat pada dosis 125 mg/3ml telah memenuhi parameter nanoemulsi yang dapat dikembangkan sebagai terapi komplementer dari bahan alam

    The effectiveness of contrast bath to reduce joint pain in the elderly

    Get PDF
    Background: The aging process results in changes in the musculoskeletal system causing a decrease in function of joints, loss of elasticity and limited mobility. This condition also causes joint pain, especially in the joints supporting the body weight, namely the knee. The previous studies discussed the method of reducing pain using a contras bath which was implemented by soaking parts of the body that experience pain alternately with hot and cold water, this was difficult to apply if the pain occurs in the upper body. Modifications in contrast baths using compresses to the knee joint have never been implemented before.Objective: This study aimed to figure out the effect of the contras bath method using compresses to reduce knee joint pain in the elderly.Method: The design of this study was pre-experimental with one group of pretest-posttest. The sample used was 16 elderly who were selected by random sampling at Posyandu (a center for pre- and postnatal health care and information for elderly) in village of Sawit Gantiwarno, Klaten. Contrast bath is applied by giving compresses of warm and cold water alternately with a ratio of three minutes: one minute per-day during 20 minutes, for a week. Pain measurement is performed using the Visual Analog Scale (VAS) instrument.Result: The mean of knee pain before giving a contrast bath was 5.44, whereas after a contrast bath was 3.50. Bivariate analysis used Wilcoxon, it showed p value <0.05 which means there was a significant difference in knee joint pain before and after contrast baths were applied.Conclusion: Administration of contrast bath can reduce knee joint pain in the elderly

    Penyuluhan Dan Pendampingan Pembuatan Ramuan Herbal Alami Untuk Peningkatan Imunitas Tubuh Dalam Menghadapi Wabah Covid-19 Di KSP Estu Mandiri Klaten

    No full text
    Penularan COVID-19 secara luas di seluruh dunia diakui oleh WHO sebagai pandemi. Risiko penularan COVID-19 yang sangat tinggi menyebabkan krisis kesehatan dan ekonomi di Indonesia. Maraknya beragam informasi hoax yang beredar dimasyarakat terkait produk herbal dan suplemen kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan COVID-19 perlu mendapatkan perhatian serius, dibutuhkan upaya untuk memberikan informasi dan edukasi yang benar tentang jenis, manfaat dan efek samping ramuan herbal pada masyarakat agar masyarakat bijak dalam memilih bahan herbal yang aman meningkatkan imunitas dalam mencegah COVID-19. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk melakukan penyuluhan dan pendampingan pembuatan ramuan herbal alami sebagai terapi komplementer untuk peningkatan imunitas tubuh dalam menghadapi wabah Covid-19 di KSP Estu Mandiri Klaten. Metode pengabdian masyarakat dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan dan pendampingan cara membuat herbal alami untuk meningkatkan imunitas menggunakan ramuan kunyit asam. Pertama peserta diberikan materi penyuluhan tentang jenis, manfaat, efek samping herbal dan cara membuat ramuan herbal, dilanjutkan pendampingan pembuatan ramuan herbal kunit asam. Kunyit dipilih sebagai bahan utama ramuan karena mengandung zat aktif yang memiliki manfaat imunomodulator, antiinflamasi dan antioksidan. Hasil kegiatan penyuluhan dan pendampingan pembuatan Ramuan Herbal Alami Untuk Peningkatan Imunitas Tubuh Dalam Menghadapi Wabah COVID-19 diikuti oleh 25 peserta. Rerata hasil pengetahuan sebelum dilakukan penyuluhan adalah 53,2, setelah penyuluh terjadi peningkatan pengetahuan dengan rata-rata nilai 88,8. Rata-rata peningkatan pengetahuan sebesar 35,6. Peserta mampu menjelaskan kembali jenis, manfaat, efek samping herbal dan antusias dalam membuat ramuan herbal. Setiap peserta mendapatkan 1 botol hasil pembuatan herbal kunyit asam. Peserta menyatakan rasa ramuan herbal segar dan enak dikomsumsi

    Hubungan Beban Kerja Dengan Tingkat Stres Kerja Perawat Di Instalasi Gawat Darurat

    No full text
    Peningkatan jumlah kunjungan pasien menyebabkan peningkatan beban kerja perawat, banyaknya tugas tidak sebanding dengan kemampuan maka akan menjadi sumber stres. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap mutu pelayanan yang dilakukan oleh perawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan tingkat stres kerja perawat  di  Instalasi Gawat Darurat RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 22 orang perawat dengan tehnik purposive sampling. Pengumpulan data beban kerja perawat dilakukan dengan melakukan observasi Time And Motion Study sedangkan data tingkat stres kerja diambil dengan kuisioner Personal Stres Inventory. Hasil penelitian beban kerja perawat didapatkan data perawat dengan beban kerja sedang sebanyak 8 responden (36,4%), dan beban kerja tinggi sebanyak 8 orang (36,4%), sedangkan tingkat stres kerja perawat didapatkan data perawat dengan stres kerja sedang sebanyak 16 responden (72,7 %).  Setelah dilakukan analisa data menggunakan korelasi Spearman Rank didapatkan nilai p value sebesar 0.01  lebih kecil dari 0.05 dengan Correlation Coefficient sebesar 0.536. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara Beban Kerja Dengan Tingkat Stres Kerja Perawat Di Ruang IGD RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Saran peneliti perlu adanya poliklinik 24 jam sehingga dapat menurunkan beban kerja perawat IGD sehingga tidak mengakibatkan peningkatan tingkat stres kerja pada perawa

    Hubungan Beban Kerja Dengan Tingkat Stres Kerja Perawat Di Instalasi Gawat Darurat

    No full text
    Peningkatan jumlah kunjungan pasien menyebabkan peningkatan beban kerja perawat, banyaknya tugas tidak sebanding dengan kemampuan maka akan menjadi sumber stres. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap mutu pelayanan yang dilakukan oleh perawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan tingkat stres kerja perawat&nbsp; di&nbsp; Instalasi Gawat Darurat RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 22 orang perawat dengan tehnik purposive sampling. Pengumpulan data beban kerja perawat dilakukan dengan melakukan observasi Time And Motion Study sedangkan data tingkat stres kerja diambil dengan kuisioner Personal Stres Inventory. Hasil penelitian beban kerja perawat didapatkan data perawat dengan beban kerja sedang sebanyak 8 responden (36,4%), dan beban kerja tinggi sebanyak 8 orang (36,4%), sedangkan tingkat stres kerja perawat didapatkan data perawat dengan stres kerja sedang sebanyak 16 responden (72,7 %). &nbsp;Setelah dilakukan analisa data menggunakan korelasi Spearman Rank didapatkan nilai p value sebesar 0.01&nbsp; lebih kecil dari 0.05 dengan Correlation Coefficient sebesar 0.536. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara Beban Kerja Dengan Tingkat Stres Kerja Perawat Di Ruang IGD RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Saran peneliti perlu adanya poliklinik 24 jam sehingga dapat menurunkan beban kerja perawat IGD sehingga tidak mengakibatkan peningkatan tingkat stres kerja pada perawa
    corecore