10 research outputs found

    KEANEKARAGAMAN CAPUNG (ODONATA) DI SEKITAR KAWASAN CAGAR BIOSFER GIAM SIAK KECIL- BUKIT BATU RIAU

    Get PDF
    Capung berperanan sebagai indikator kualitas air yang bersih.  Tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui keanekaragaman  capung di GSKBB Riau. Penelitian dilakukan  tanggal  5- 11 Mei 2018. Penelitian dilakukan dengan metode  scan sampling menggunakan jaring serangga dan kamera. Penelitian dilakukan pada tiga lokasi.  Dari hasil penelitian ditemukan di zona inti 3 famili, 15 spesies, dan 48 individu,  di HTI ditemukan 1 famili, 4 spesies dan 19 individu, di transisi 2 famili, 8 spesies, dan 31 individu. Nilai kesamaan komposisi capung,antar lokasi  tidak terdapat kesamaan spesies. Indeks keanekaragaman di zona inti, dan transisi  tergolong sedang, sedangkan dilokasi HTI tergolong rendah. Indeks kemerataan di zona inti, HTI, dan transisi tergolong tinggi. Capung Orthetrum Sabina  ditemukan di  zona inti, dan HTI dengan jumlah individu tertinggi, sedangkan di transisi ditemukan pada spesies Rhyothermis Phyllis. Berdasarkan indeks nilai penting (INP) yang tinggi pada ketiga lokasi, ditemukan pada spesies Orthetrum Sabina. Faktor abiotik pada tiga lokasi hampir sama, kecuali kecerahan ,  lebih tinggi di hutan sekunder, dari pada HTI, dan Transisi. &nbsp

    Nocturnal Coleoptera and Hemiptera Diversity at Giam Siak Kecil Bukit Batu Biosphere Reserve Indonesia

    Get PDF
    Giam Siak Kecil Bukit Batu is a biosphere reserve which one of its functions is as a habitat for wildlife. However, biodiversity data in the Giam Siak Kecil Bukit Batu Biosphere Reserve (GSKBB-BR) is still very minimal, including insects (Coleoptera and Hemiptera). This research was conducted to determine the diversity of Coleoptera and Hemiptera in the GSKBB Biosphere Reserve, Riau, Indonesia. The research was carried out using an exploratory method using "lights trap". The results of the study found 30 species, from 11 families of the order Coleoptera (23 species) and Hemiptera (7 species) in the GSKBB-BR. The diversity index of Coleoptera and Hemiptera at the observation site was moderate (H = 2.73), with a high evenness index (0.80). Scarabaeidae (order Coleoptera) is the family with the highest number of species found (8 species), while the most abundant species were Tibicen linnei and Pomponia fusca (Cicadidae/Hemiptera). Based on their functional roles, Coleoptera and Hemiptera with the highest number are herbivores (17 species), followed by predators (7 species) and decomposers (3 species). The range of values for temperature and humidity at the research site are in normal conditions. The GSKBB-BR area is an important remaining habitat for wildlife in Riau, including various types of insects (Coleoptera and Hemiptera); whose potential still needs to be revealed, and must be managed properly

    DIVERSITAS KUPU-KUPU DI KAWASAN TERBUKA DAN TERTUTUP HUTAN KOTA TEBET, JAKARTA SELATAN

    Get PDF
    Kawasan dengan kanopi (pohon) terbuka dan tertutup di kawasan hutan kota, mempunyai variasi kondisi lingkungan sebagai habitat kupukupu.  Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi variasi kondisi antar kedua  kawasan Hutan Kota Tebet, dan menilai pengaruhnya terhadap diversitas kupu-kupu.  Penelitian dilakukan pada plot-plot terpilih mengacu pada metode purposive sampling.  Hasil analisis menunjukkan bahwa variasi kondisi lingkungan antar kedua habitat belum memunculkan pengaruh nyata terhadap diversitas kupu-kupu.  Diversitas kupu-kupu di Hutan Kota Tebet terdiri dari 34 spesies dari 4 family; jumlah spesies sedikit bervariasi antara kawasan terbuka (33 spesies) dan kawasan tertutup (30 spesies);  komposisi komunitas (kupu-kupu) sama (indeks similaritas 90,32 %).  Nilai indeks keanekaragaman kupu-kupu antar kedua kawasan juga berada dalam kategori sama (tergolong sedang : berkisar antara 1,5 – 3,5), walaupun relatif lebih tinggi di kawasan tertutup (3,16) dibandingkan di kawasan terbuka (2,68).  Nilai ini memberi arti bahwa kedua kondisi habitat mempunyai komunitas kupu-kupu yang sama-sama moderat, walaupun cenderung lebih stabil pada kondisi habitat tertutup.  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kawasan Hutan Kota Tebet merupakan habitat bagi kupu-kupu, baik di kawasan terbuka maupun di kawasan tertutup.  Variasi kondisi lingkungan antar kedua kawasan belum terbukti berpengaruh terhadap diversitas kupu-kupu di Hutan Kota Tebet

    Monitoring of Butterfly Abundance in the Urban Forests of Cibubur Arboretum and University of Indonesia

    Get PDF
    Research related to biodiversity that was carried out regularly could be part of monitoring activities to see changes in butterfly populations in an area. Butterflies have a role as environmental bioindicators that were commonly found in various places. Urban forests such as the Cibubur Arboretum and the University of Indonesia were mini conservation sites that were habitats for butterflies. The purpose of this study was to monitor changes in butterfly abundance in the urban forest of Cibubur Arboretum and UI. This research was conducted in 2014 and 2021. This observation was carried out by purposive sampling method. Each urban forest was divided into 3 different stations consisting of 2 plots (20 x 20 m), and repeated 3 times on each plot with an interval of 1 week using a sweeping net and camera. Observations were carried out for 1 hour on each plots. The total observations of butterflies in both urban forests were 18 times. Individual butterflies found in 2014 in the Urban Forest Arboretum Cibubur (339) individuals, and the year 2021 (232) individuals. in the UI City Forest in 2014 898 individuals were found and 269 individuals in 2021. Nymphalidae family was the family with the highest number of individuals found in 2014 and 2021. The individual species found in 2014, included in the category of sporadic, subrecedent, recedent, subdominant and dominant. Meanwhile, the butterfly species found at the study site were categorized into Sub-recedent, Recedent, and Sub-dominant groups in 2021. Differences in vegetation, changes in use, and anthropogenic disturbances could affect changes in butterfly observations

    DESKRIPSI SEMUT PADA HABITAT TERTUTUP DAN TERBUKA DI KAWASAN HUTAN KOTA ARBORETUM CIBUBUR JAKARTA TIMUR

    Get PDF
    Urban forest is a special area in anurban planning that plays a role in preserving the environment, as a recreation area and as one of the lungs of the city which helps in maintaining the health of city air. The existence of ants in the urban forest plays a role in maintaining the stability of the urban forest ecosystem which generally has both open and closed habitats. The purpose was to provide information regarding the description of ant species in open and closed habitats in the urban forest of the Cibubur Arboretum, East Jakarta. This research was conducted in the Cibubur Arboretum City Forest, East Jakarta. Sampling was carried out from 5─12 December 2022 using a pitfall trap which was placed in each habitat with a distance between traps of 5 m. As many as 14 ant species are tramp ants which have high adaptability to environmental disturbances. Of the 14 species found, 12 species were not found in closed habitats, namely, Camponotus arrogans and Polycharis becarrii. Pheidole parva was found in open habitats, meanwhile, in closed habitats, Odontoponera denticulata was found in the highest number

    Keanekaragaman kupu-kupu (Lepidoptera: Papilionoidea) di Kawasan Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat

    Get PDF
    Kupu-kupu merupakan salah satu kelompok serangga dengan keanekaragaman spesies yang  tinggi dan memiliki keterkaitan erat dengan faktor lingkungan yang mempengaruhi keberadaan dan kelimpahannya di suatu habitat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis keanekaragaman dan kelimpahan populasi kupu-kupu di PPKA Bodogol, Sukabumi Jawa Barat. Pengamatan kupu-kupu dilakukan dengan metode transek sepanjang 700 m mengunakan kamera dan sweeping net di sepanjang jalur yang ada di dua lokasi, yakni hutan heterogen dan hutan homogen. Pengamatan kupu-kupu dilakukan mulai pukul 08.00 hingga pukul 12.00 pagi. Berdasarkan hasil penelitian di hutan heterogen ditemukan 78 spesies (261 individu), di hutan homogen ditemukan 39 spesies (158 individu), yang termasuk ke dalam 5 famili, yaitu Lycaenidae, Nymphalidae, Papilionidae, Pieridae, dan Rionidae. Famili Nymphalidae merupakan famili yang memiliki jumlah spesies dan individu paling tinggi dibanding famili lainnya. Nilai kesamaan komposisi kupu-kupu <50%, yang berarti komposisi kupu-kupu yang ditemukan di dua habitat tidak sama. Indeks keanekaragaman kupu-kupu di hutan heterogen lebih tinggi dibandingkan dengan hutan homogen. Dari uji hutchinson tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Nilai indeks kemerataan spesies pada dua habitat menunjukan nilai yang hampir sama, yaitu 0,9 di hutan heterogen dan 0,8 di hutan homogen. Keberadaan, keanekaragaman, serta kelimpahan kupu-kupu di suatu habitat berkaitan erat dengan jenis habitat serta unsur-unsur abiotik maupun biotik yang ada di dalamnya

    BIODIVERSITAS KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA) DI KAWASAN CIINTANG,TAMAN NASIONAL UJUNG KULON, BANTEN

    Get PDF
    ABSTRAK &nbsp; Penelitian mengenai kupu-ku di kawasan Cilintang Taman Nasional Ujung Kulon masih terbatas. Tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui keanekaragaman kupu-kupu di sekitar kawasan tersebut. Penelitian kupu-kupu telah dilakukan pada tanggal 24-27 April 2017, menggunakan metoda sweeping dengan menggunakan kamera dan jala serangga. Penelitian dilakukan di empat habitat yang berbeda yaitu Pemukiman, Ekoton, Pantai, dan Hutan. Dari hasil penelitian&nbsp; ditemui kupu-kupu di Pemukiman&nbsp; 38 jenis dan 106 individu, di Ekoton terdapat 35 jenis dan 80 individu, di Pantai terdapat 35 jenis dan 255 individu, dan di Hutan ditemui 34 jenis dan 133 individu,&nbsp; yang terdiri dari suku Papilionidae, Pieridae, Nymphalidae, Lycaenidae dan Hesperidae. Suku Nymphalidae merupakan suku yang tinggi jumlah jenis dan individu dibanding suku yang lain. Dari hasil penelitian didapatkan komposisi jenis kupu-kupu antar lokasi yang ditemukan tidak sama , indeks keanekaragaman jenis di empat lokasi tergolong sedang. Dari uji Hutchinson terdapat perbedaan yang tidak bermakna Pemukiman - Ekoton. Ekoton – Hutan, sedangkan, Pemukimaan - Pantai, Pemukiman - Hutan, Pantai - Hutan. Ekoton – Pantai, terdapat perbedaan bermakna. Kupu-kupu yang jumlah individu tinggi ditemukan pada jenis Junonia almana, dan Junonia atlites di Pemukiman. Junonia atlites dan Junonia hedonia di Ekoton. Jamides pura dan Jamides celeno di Pantai, dan di Hutan. Kata kunci: kupu-kupu, dominan, keanekaragaman, kesamaan, kemerataan &nbsp; ABSTRACT &nbsp; Research about butterflies in Cilintang area Ujung Kulon Natinal Park is still limited. The purpose of this research is to identify the butterflies’ diversity in that area. This research has been conducted in four different habitats i.e residence, ekoton, beach, and forest on 24-27 April 2017, using sweeping method with camera and bugs net. It is found that there are 38 species and 106 individuals in residence, 35 species and 80 individuals in ekoton, 35 species and 255 individuals in beach, and 34 species and 133 individuals in forest, consist of Papilionidae, Pieridae, Nymphalidae, Lycanidae and Hesperidae tribe.&nbsp; Nymphalidae tribe holds the highest species and individuals. It is found that species composition between location is not the same, diversity index in four locations is categorized as medium. From Hutchinson test there is very little differences between residence - ekoton and ekoton - forest, while in residence - beach, residence - forest, beach - forest, ekoton - beach, there are significant differences. Junonia almana, and Junonia atlites have the highest dominace index in residence. J. Junonia atlites and Junonia hedonia have the highest dominace index in ekoton.&nbsp; Jamides pura and Jamides celeno have the highest dominace index in beach and forest. Keywords: butterfly, dominant, diversity, similarity, uniformity &nbsp

    KENEKARAGAMAN COLEOPTERA DI SEKITAR KAWASAN CAGAR BIOSFER GIAM SIAK KECIL- BUKIT BATU RIAU

    No full text
    Penelitian mengenai Coleoptera di Kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu Riau masih sedikit publikasi. Tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui keanekaragaman Coleoptera di sekitar kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu Riau. Penelitian Coleoptera&nbsp; dilakukan pada tanggal&nbsp; 5-11 Mei 2019, &nbsp;Penelitian dilakukan dengan metoda pitfall trap dengan mengunakan wadah plastik. Penelitian dilakukan pada dua&nbsp; lokasi yang berbeda yaitu Zona inti (Hutan sekunder) dan Hutan tanaman industri (HTI). Dari hasil penelitian ditemukan ditemui di Hutan sekunder 9 spesies, dan 42 individu, sedangkan di HTI ditemui 10 spesies dan 153 individu.&nbsp; Komposisi Coleoptera pada habitat hutan sekunder berbeda dengan komposisi Coleoptera yang terdapat pada habitat HTI (IS &lt;50 %). Indeks keanekaragaman Coleoptera di Hutan sekunder, dan HTI tergolong sedang. Spesies yang paling tinggi INP (Dominan)&nbsp;&nbsp; di habitat Hutan sekunder, ditemukan pada Xyleborus sp (61.90 %), dan diikuti Baeocera sp (42.86%). Sedangkan di&nbsp; HTI ditemukan pada adalah Xyleborus sp (122.15%). Coleoptera yang berperan sebagai fungivora memiliki persentase jumlah yang tinggi di kedua habita
    corecore