23 research outputs found

    Sintesis dan Karakterisasi Aurivillius CaBi2Nb2O9 dan LaBi2TiNbO9 dengan Metode Solid State

    Get PDF
    Aurivillius CaBi2Nb2O9 dan LaBi2TiNbO9 telah berhasil disintesis menggunakan metode solid state. Kedua Aurivillius tersebut dianalisa dengan X-Ray Diffraction (XRD) untuk mengetahui struktur dan tingkat kristalinitas, X-Ray Fluorosence (XRF) dan Energi Dispersive X Ray (EDX) untuk analisa konposisi penyusunnya, dan Scanning Electron Mycroscopy (SEM) untuk analisa morfologi permukaan Aurivillius. Kation A dan kation B yang berbeda pada Aurivillius tersebut mengakibatkan perbedaan nilai faktor toleransi perovskit, tingkat kristalinitas, morfologi permukaan, dan space group. Kedua Aurivillius tersebut memiliki struktur ortorombik, CaBi2Nb2O9 memiliki group ruang Fm2m sedangkan LaBi2TiNbO9 yang memiliki group ruang A21am. Lapisan perovskit pada kedua Aurivillius berhasil terbentuk sempurna dengan nilai faktor toleransi perovskit masing-masing sebesar 0,947 dan 0,962. Morfologi permukaan CaBi2Nb2O9 berbentuk batang sedangkan morfologi LaBi2TiNbO9 berbentuk biji-bijian yang berorientasi aca

    Sintesis Ni-UiO-66 SecaraSolvotermal

    Get PDF
    Material UiO-66 dan Ni-UiO-66 telah berhasil disintesis secara solvotermal pada suhu 120°C selama 24 jam.Material hasil sintesis dianalisis dengan XRD, FTIR, SEM-EDX, TGA dan adsorpsi desorpsi isotermal N2.Difraktogram semua padatan hasil sintesis menunjukkan puncak utama pada 2θ sebesar 7,4°dan 8,5° yang sama dengan puncak karakteristik material UiO-66 standar. Spektra FTIR dari material UiO-66 dan Ni-UiO-66 hasil sintesis menunjukkan puncak serapan pada bilangan gelombang yang sama dengan material UiO-66 standar. Foto SEM dari material UiO-66 dan Ni-UiO-66 hasil sintesismenunjukkan morfologi kristalberbentuk kubus. Kurva isotermal adsorpsi N2 menghasilkanluas permukaan BET material UiO-66 dan Ni-UiO-66 hasil sintesisberturut-turut yaitu 841,299 dan 819,299 m2/g

    Sintesis dan karakterisasi Aurivillius Lapis Dua CaBi2Ta2O9 dan Aurivillius Lapis Dua BaBi2NbTaO9 dengan Metode Solid State

    Get PDF
    Aurivillius lapis dua CaBi2Ta2O9 telah berhasil disintesis dengan menggunakan metode kimia padat sedangkan Aurivillius lapis dua BaBi2NbTaO9 belum terbentuk sempurna. Pembakaran dilakukan bertahap pada Suhu 400 °C selama 8 jam, 900 °C selama 2 jam, dan 1100 °C selama 12 jam. Fasa BaBi2NbTaO9 yang terbentuk berupa BaNbTaO9. Senyawa CaBi2Ta2O9 memiliki struktur kristal ortorombik dengan grup ruang Fm2m sedangkan BaNbTaO6 berstruktur monoklinik dengan grup ruang P21/c. Perubahan subtituen pada kation A (Ca, Ba) memberikan pengaruh berarti dalam pembentukan struktur Aurivillius sedangkan pada kation B (Ta2, NbTa) mempengaruhi intensitas dan suhu sintesis. Intensitas puncak yang dihasilkan menunjukkan kristalinitas Aurivillius CaBi2Ta2O9 lebih tinggi daripada  BaNbTaO

    Sintesis dan Karakterisasi Aurivillius LaBi2TiNbO9 dan Bi3TiTaO9

    Get PDF
    Oksida Aurivillius LaBi2TiNbO9 dan Bi3TiTaO9 telah berhasil disintesis dengan metode reaksi kimia padat, kedua senyawa berstruktur ortorombik. Pengaruh subsitusi kation A menyebabkan perubahan grup ruang A21am menjadi Fmmm dan nilai faktor toleransi perosvkit menurun dari ~ 0,96 menjadi ~ 0,89 pada oksida Aurivillius Bi3TiTaO9 sehingga perovskit pada senyawa tersebut terdistorsi. Subsitusi pada kation B tidak merubah struktur dan grup ruang. Karakterisasi XRF Oksida Aurivillius LaBi2TiNbO9 mempunyai komposisi berbeda dengan hasil teori sedangkan komposisi Aurivillius Bi3TiTaO9 mendekati nilai sebenary

    PEMANFAATAN LIMBAH ALUMINIUM SEBAGAI KOAGULAN DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DAN PENJERNIHAN AIR

    Get PDF
    Terinspirasi dari sulitnya limbah aluminium terdegradasi dan tidak bisa diuraikan oleh proses biologi di lingkungan, maka limbah aluminium yang sudah terbuang seperti kaleng bekas, aluminium foil pembungkus makanan dan minuman bahkan tidak sedikit limbah laboratorium berpotensi untuk dimanfaatkan kembali. Pada penelitian ini, limbah aluminium diekstrak menggunakan kalium hidroksida (KOH) dalam kadar dan jumlah tertentu, kemudian direaksikan dengan asam sulfat (H2SO4) dalam kadar dan jumlah tertentu pula. Proses itu menghasilkan kalium aluminium sulfat yang berpotensi sebagai koagulan untuk menjernihkan limbah cair dan air keruh. Kandungan aluminium yang berhasil diperoleh berkisar antara 2,33% dan 24,07%, dengan rendemen hasil 81,12% sampai 97,95%

    Sintesis dan Karakterisasi Aurivillius LaBi2TiNbO9 dan Bi3TiTaO9

    Get PDF
    Oksida Aurivillius LaBi2TiNbO9 dan Bi3TiTaO9 telah berhasil disintesis dengan metode reaksi kimia padat, kedua senyawa berstruktur ortorombik. Pengaruh subsitusi kation A menyebabkan perubahan grup ruang A21am menjadi Fmmm dan nilai faktor toleransi perosvkit menurun dari ~ 0,96 menjadi ~ 0,89 pada oksida Aurivillius Bi3TiTaO9 sehingga perovskit pada senyawa tersebut terdistorsi. Subsitusi pada kation B tidak merubah struktur dan grup ruang. Karakterisasi XRF Oksida Aurivillius LaBi2TiNbO9 mempunyai komposisi berbeda dengan hasil teori sedangkan komposisi Aurivillius Bi3TiTaO9 mendekati nilai sebenary

    MAPPING THE HOUSING AFFORDABILITY IN BEKASI CITY

    Get PDF
    High urban population growth increases the housing demand and housing prices due to its limitations. These increasing urban housing prices affect housing affordability, especially for urban families with low and medium incomes. If people could buy a house with a large area in the past, now they need years to save money to buy a house with a smaller plot area. This study aims to study the level of housing affordability in Bekasi City based on current property prices. This study uses a quantitative descriptive method with three stages of analysis, namely property price analysis based on location, purchasing power analysis, and affordability analysis of house prices in Bekasi City. For buildings area up to 60m2, the price ranges from 350 to 800 million rupiahs, while the house purchasing power is less than 2.5 million per month. This research shows that most of the residents of Bekasi City cannot afford housing prices not only because of high land prices but rather its location

    Pengaruh Doping Ni(II) pada Sintesis UiO-66 secara Solvotermal dengan Modulator Asam Format

    Get PDF
    Sintesis UiO-66 dengan doping 10% Ni(II) telah berhasil dilakukan menggunakan metode solvotermal dengan modulator asam format pada suhu 120°C selama 24 jam. Padatan hasil sintesis dianalisis menggunakan XRD, FTIR, SEM-EDX, TGA, dan adsoprsi-desorpsi isotermal N2. Difraktogram XRD padatan hasil sintesis memiliki dua puncak utama pada sudut 2θ = 7,4° dan 8,5° yang sesuai dengan difraktogram UiO-66 standar. Spektra FT-IR menunjukkan bahwa padatan hasil sintesis memiliki pita-pita serapan karakteristik yang dimiliki material UiO-66.Foto SEM menunjukkan bahwapenambahan modulator asam format menghasilkan morfologi yang lebih besar. Hasil adsorpsi-desorpsi N2 menunjukkan bahwa luas permukaan BET meningkat menjadi 1.020,433 m2/g setelah doping Ni(II) dan penambahan modulator asam format. Namun doping Ni(II) dan penambahan modulator asam format menurunkan stabilitas termal UiO-66 menjadi 434°

    Influence of Solvothermal Temperatures and Times on Crystallinity and Morphology of MOF-5

    Get PDF
    MOF-5 (metal-organic frameworks-5) have been synthesized using solvothermal method in which reaction mixtures of zinc nitrate hexahydrate and 1,4-benzenedicarboxylic acid (BDC) in dimethylformamide (DMF) were heated at various heating temperatures and times in order to observe the influence of heating temperature and time on crystallinity and morphology of the obtained MOF-5. The heating temperatures used were 105, 120 and 140 °C, respectively with heating times of 12–144 h. Determination of the best reaction conditionswas based on the observation of phase purity and crystal morphology of MOF-5 using XRD and SEM. The characterization results showed that MOF-5 crystals with a higher crystallinity were obtained when the reaction mixtures were heated at 105 °C for 144 h, 120 °C for 24 h or 140 °C for 12 h. The maximum weight of MOF-5 crystal was generated from reaction mixture heated at 120 °C for 72 h
    corecore