10 research outputs found

    PENGARUH PENAMBAHAN DOSIS NATRIUM BISULFIT DAN NATRIUM METABISULFIT TERHADAP KUALITAS GULA MERAH TEBU

    Get PDF
    Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh dosis penambahan natrium metabisulfit dan natrium bisulfit terhadap kualitas gula merahtebu.Pada penelitian ini dilakukan pengolahan nira tebu menjadi gula merah tebudengan menambahkan berbagai variasi konsentrasi natrium bisulfit dan natrium metaisulfit yaitu 0,1%(b/v), 0,2%(b/v), 0,3%(b/v) dan 0,4%(b/v) dimana natrium bisulfit dan natrium metabisulfit merupakan senyawa aditif yang memiliki molekul sulfit dan molekul tersebut berfungsi untuk menghambat reaksi karamelisasi. Pada penelitian ini dilakukan analisis kualitas gula tebu hasil pengolahan yang meliputi dari warna, residu sulfit, dan kandungan sukrosa.Wana dari gula tebu dilihat secara visual sedangkan pada analisis residu sulfit dilakukan dengan menggunakan metode iodometri, dan analisis sukrosa digunakan metode Lane dan Eynon.Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna yang dihasilkan sama cerahnya antara penambahan natrium bisulfit dan natrium metabisulfit serta hasil terbaik didapatkan pada gula merah tebu dengan penambahan natrium metabisulfit 0,4%(b/v)dengan hasil residu sulfit yang dihasilkan yaitu sebesar64,04 ppm dan kandungan sukrosa sebesar 84,94

    Implementasi Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Bawang Merah Mentah Menjadi Produk Unggulan Olahan Bawang Merah

    Get PDF
    Nganjuk dikenal sebagai surganya bawang merah di Jawa Timur, oleh pemerintah daerah Bawang Merah dijadikan sebagai produk unggulan daerah di kabupaten Nganjuk.  Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di Dusun Balong Desa Dringo kecamatan Sukomoro kabupaten Nganjuk Jawa Timur, mengambil suatu tema Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Bawang Merah Mentah Menjadi Produk Olahan Bawang Merah  Khas Nganjuk.  Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini di danai oleh Kemendikbud Ristek Dikti Tahun Anggaran 2021 melalui Program Pengembangan Produk Unggulan daerah (PPPUD).  Jumlah produksi bawang merah di Nganjuk sangat melimpah, selama ini produk yang dihasilkan hanya bawang merah mentah yang langsung dijual ke pasar.  Masyarakat Nganjuk belum mampu mengolah bawang merah mentah menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.  Dengan adanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini maka diciptakan suatu teknologi untuk mengolah hasil pertanian bawang merah mentah menjadi Produk Olahan Bawang Merah Khas Nganjuk.  Sehingga menjadikan Nganjuk sebagai penghasil Produk Unggulan Daerah dari Hulu hingga Hilir.  Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini membuat/menciptakan Diversifikasi olahan bawang merah khas Nganjuk.  Adapun produk olahan bawang merah yang sudah dibuat meliputi : (1) Produk bawang merah goreng herbal dan nabati, (2) Kerupuk Bawang merah pelangi dengan pewarna alami yaitu dari kunyit untuk warna kuning, daun pandan untuk warna hijau, buah naga untuk warna merah/pink, (3) Pasta bawang merah kaya, (4) Tepung bawang merah/Bubuk bawang merah, (5) Abon bawang merah, (6) Kue kering Nastar bawang merah, (7) Kue kering Love bawang merah dan kacang tanah, (8) Bakery/Roti isi abon bawang merah, (9) Bakery/roti toping abon bawang merah.  Semua produk olahan dari bawang merah sudah dilakukan uji laboraturium (Proximat) untuk mengukur kandungan vitamin dan meneral yang terdapat pada produk olahan bawang merah tersebut dan semua produk olahan bawang merah ini tanpa bahan pengawet sehingga aman dan higenis untuk dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat dari anak-anak sampai orang tua.  Produk olahan bawang merah ini sudah didaftarkan ke HKI Merek Dagang dengan nama SUKOMORO.  Pemasaran produk meliputi:  Pasar lokal (Nganjuk, Kediri dan sekitarnya),  Pasar Regional Jawa Timur ( Malang, Jember, Banyuwangi, Surabaya, Tuban, Gresik dan lainnya), Pasar Nasional ( Sumatra), Pasar Global (masih perkenalkan di Jepang, Pakistan).  Media pemasaran melalui: Penjualan konvensional, E-Commerce, Market Place (Soffe, Tokopedia), Web.  Untuk standarisasi produk dengan pengurusan perolehan sertifikasi Halal dari MUI dan BPOM

    PENGARUH JARAK TANAM DAN PEMBERIAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS BAUJI

    Get PDF
    Hal yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan mutu dan hasil bawang merah, diantaranya adalah lain penyedia hara bagi tanaman melalui pemupukan dan pengaturan jarak tanam. Pengaturan jarak tanam dengan kepadatan tertentu bertujuan memberi ruang tumbuh pada tiap-tiap tanaman agar tumbuh dengan baik. Sebaliknya pada kerapatan tinggi, tingkat kompetisi diantara tanaman terhadap cahaya, air dan unsur hara semakin ketat, sehingga tanaman dapat terhambat pertumbuhanya. Selain pemberian pupuk dan pengaturan jarak tanam, tidak kalah pentingnya lagi adalah pemberian bahan tambahan. Salah satu zat bahan tambahan yang dapat diberikan adalah zat pengatur tumbuh berupa Paclobutrazol. Paclobutrazol merupakan zat pengatur pertumbuhan yang digunakan untuk memodifikasi struktur fisik tanaman. Paclobutrazol bekerja dengan cara menghambat biosintesis giberelin. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan pemberian paclobutrazol terhadap pertumbuhan dan produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) varietas Bauji. Penelitian dilaksanakan pada mulai bulan Desember 2016 sampai Februari 2017 di Dusun Tondomulyo, Desa Gadungan, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, dengan ketinggian ±250 m dpl, jenis tanah lempung berpasir serta pH tanah 5,1. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok ini dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah jarak tanam (J) terdiri dari 3 level, yaitu J1 = 20 cm x 15 cm; J2 = 20 cm x 20 cm dan J3 = 20 cm x 25 cm. Faktor kedua adalah dosis/konsentrasi Paclobutrazol (D), terdiri dari 3 level, yaitu D1 = 200 ppm; D2 = 300 ppm dan D3 = 400 ppm. Aplikasi paclobutrazol dilakukan saat tanaman berusia 28 hst sebanyak 1 kali. Pengamatan dilakukan pada umur 35 hst. Hasil penelitian menunjukkan pada umur 60 hst jumlah umbi hanya terpengaruh pada pengaturan jarak tanam, dan tidak terpengaruh oleh pemberian paclobutrazol

    DIVERSIFIKASI PRODUK UNGGULAN DAERAH BAWANG MERAH LOKAL KHAS NGANJUK UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN UMKM

    Get PDF
    Nganjuk dikenal sebagai surganya bawang merah di Jawa Timur, yang merupakan manisvestasi kearifan lokal yang terdapat di kabupaten Nganjuk. Bawang merah merupakan produk andalan kabupaten Nganjuk, Salah satu penyebab merosotnya produktifitas tanaman hortikultura andalan Nganjuk ini akibat faktor cuaca hingga pandemi Covid-19. Namun demikian jumlah bawang merah di Nganjuk masih melimpah. Apabila panen raya maka harga bawang merah sangat murah Rp. 10.000-12.000 /kg, hal ini tidak imbang dengan biaya penanaman dan pemeliharaan. . Para petani bawang merah di Nganjuk belum mempunyai pengetahuan tentang Teknologi untuk mengolah hasil pertanian hal ini mengakibatkan petani akan mengalami kerugian yang lebih besar. Dengan adanya kegiatan PPPUD akan Menciptakan teknologi pengolahan bawang merah dan membuat Diversifikasi produk olahan bawang merah khas Nganjuk menjadi produk unggulan olahan bawang merah di kabupaten Nganjuk. Sehingga Nganjuk sebagai penghasil Produk Unggulan Daerah dari Hulu hingga Hilir. Metode pelaksanaan dalam program PPPUD adalah : (1) Menciptakan teknologi pengolahan bawang merah dengan membuat alat mesin : pemotong daun bawang, penggiling bawang merah, pengupas bawang merah, pembersih bawang, pengiris bawang dan penggoreng bawang merah, (2) Melakukan pendampingan kepada petani bawang merah dalam membuat diversifikasi produk unggulan bawang merah seperti : (a) Bawang goreng herbal dan nabati, (b) Kerupuk bawang warna warni dengan bahan pewarna alami, (c) Tepung bawang merah rempah-rempah, (d) Pasta bawang merah kaya vitamin, (e) Suplemen kesehatan dari bawang merah, (f) Parfum ruangan herbal, dsb. (3) Membuat Aplikasi media pemasaran hasil produk olahan bawang merah yang berbasis E- Commerce yaitu untuk pemasaran produk secara elektronik

    PENGARUH DOSIS CAMPURAN PUPUK KANDANG DAN KONSENTRASI POC BMW TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERONG PONDOH (Solanum melongena L.) VARIETAS BUTHO

    Get PDF
    Eggplant are potential to expand as contributor the diversity nutrition of vegetable ingredients for human. Eggplant“PondohButho” is one of the superior varieties suitable for planting in the lowlands to medium lands. This study purposes to determine the effect and interaction mixture dose of manure and POC BMW to the growth and production of eggplant varieties “PondohButho”. The study was conducted on UD. RejoTani, Ds. Kemlokolegi, Kec. Baron, Kab.Nganjuk on February 10 to June 22, 2017. The results of this study; 1) there is no of interaction between mixture fertilizer and POC BMW to the growth and production of eggplantsvarieties “PondohButho” (Solanummelongena L.); 2) mixture fertilizer giving effect to observation parameter of fruit, fruit weight and fruit diameter; 3) the giving of BMW POC has a very real effect on the generative phase of the plant that is the number of fruit, fruit weight and fruit diameter on the first harvest until the fifth

    The Effect of Variations in Calcination Temperature on the Character of ZnO and ZnO/Mopl-CTAB in Degrading Methyl Orange

    Get PDF
    Medan orange peel (Mopl), which has been modified using cetyltrimethylammonium bromide (CTAB), has the potential to adsorb methyl orange (MO), and thus it can be used as a supporting material for ZnO. The ZnO is a photocatalytic material that is environmentally friendly, inexpensive, non-toxic, and has a wide band gap value. This study aims to determine the effect of calcination temperature on ZnO and ZnO characteristics due to modification using Mopl-CTAB and its effect on the degradation of MO. This research was carried out by synthesizing ZnO and ZnO/Mopl-CTAB materials using impregnation method and varying the calcination temperatures at 150, 250, 350, and 450 °C. The solid material powder obtained was characterized by using Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray (SEM-EDX), Brunauer–Emmett–Teller (BET), Fourier Transform Infra Red (FTIR), X-ray Diffraction (XRD), and Diffuse Reflectance Spectroscopy (DRS). Based on the results of the characterization, greater calcination temperature can affect the characteristics of the photocatalyst, including its morphology, functional groups, crystal structure, crystal lattice, crystallinity, surface area, pore size, pore volume, and energy band gap. The MO photodegradation activity test using the synthesized material was conducted under dark and light conditions. The results of the test revealed that the best or optimum material to be used in degrading MO is a calcined material at 450 °C under light conditions. ZnO material using Mopl-CTAB is better in degrading ZnO/Mopl-CTAB 450 °C than ZnO 450 °C. This study found that ZnO material using Mopl-CTAB  had a percent removal of 78% in 50 min, while ZnO 450 °C only had a percent removal of 53% in 40 min. The reaction kinetics in dark and light conditions follow the pseudo-second-order kinetic model. Copyright © 2023 by Authors, Published by BCREC Group. This is an open access article under the CC BY-SA License (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0)

    Seed priming application to increase sorghum vigor and viability of Sorghum bicolor

    No full text
    Sorghum is one of developed plants for food diversification because it caontains nutrients and has the potential to be an alternative crop. This is also supported by the advantages of sorghum such as adaptive, drought tolerant, salinity tolerant, wide adaptabiliti and lower water requirements for season compared to other commodities. Behind its advantages, soghum has low vigor and viability. Low vigor and viability cause low growth simultaneously. The uneven growth of sorghum makes fertilizer application and harvesting more difficult. It also increases labor costs because maintenance and harvesting cannot be done at the sam time. This can be overcome by seed priming. The purpose of seed priming is to increase the germination rate, percentage of gemination, simultaneity of growth and germination speed. This research was conducted in a controlled temperature room using a factorial randomized block design. First factor is 3 sorghum varieties and the second factor is kind of solvent (Water, Hot water, KNO3, and Ascorbic acid). The result showed that there was an interaction between sorghum varieties and kind of solvent. KNO3 gives optimal results in all sorghum varieties compared to other ingredients

    PENGARUH VARIASI KONSENTRASI GARAM FeCl3.6H2O, SUHU KALSINASI DAN pH TERHADAP KARAKTER Fe-TiO2 YANG DISINTESIS MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL

    No full text
    The effect of variations of concentration of FeCl3.6H2O, calcination temperature and pH solution on the synthesis of Fe-TiO2 by sol gel method had been studied. The synthesis of Fe-TiO2 was done by mixing titanium ( IV ) isopropoxide (TTIP) in ethanol and FeCl3.6H2O with the variation of concentrations 1,2,3,4, and 5 wt%. The variations of calcination temperature were done by using of FeCl3.6H2O 5 wt% at 300, 400, 500,600 and 700Ă‚ÂşC. The variations of pH solution of FeCl3.6H2O 5% were done by adding the acid or base solution to adjust the pH at 2, 4, 6, 8 and 10. As control experiments, undoped TiO2 was also synthesized using the same method without FeCl3.6H2O addition. All samples were characterized by X-Ray Diffraction (XRD), Fourier Transform Infrared (FTIR), Diffuse Reflectance UV Visible ( DR UV ), Scanning Electron Microscopy with Energy Dispersive X Ray (SEM EDX) and Transmission Electron Microscopy (TEM). The XRD, DR-UV, FTIR and SEM EDX analysis showed that concentration of 5 wt% of Fe dopant resulted a smaller crystal size that was equal to 8.79 nm (TiO2=3,28 eV) which resulted a shift on the absorption spectra to the visible region. The presence of Ti-O-Fe vibration absorption on FTIR at wave number of 2200 cm- 1 indicated that the Fe has been successfully doped into the TiO2. These results were supported by SEM EDX data that showed the a Fe component was 1,52%. The XRD results showed that in temperature variations obtained the best results at a temperature of 500Ă‚Âş C and higher temperature of calcination resulted in the transformation of crystal phase into rutile phase that will lead the absorptions are more shifted towards the visible light. pH solution of Fe salt affected the amount of Fe3+ species formed so in this variations the best results were obtained at pH 2 because Fe3+ species are more formed in acidic pH

    EFEKTIVITAS KONSENTRASI PUPUK CAIR TNF DAN DOSIS LIMBAH BUNGA KENANGA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea Mays Saccharata Sturt) VARIETAS TALENTA

    No full text
    The sweet corn plant is a commodity crop and belongs to the family of grasses, the genus Zea and the species of Zea Mays Saccharata. Fertilization of sweet corn serves to increase levels of sweetness, production and growth of sweet corn. One of the nutrients needed by plants is organic matter. The function of organic matter is to improve or increase soil fertility so that crop production is increased. One form of organic material used in this study is compost made from the remnants of essential oil refining waste or called cananga flower waste. This study aims to determine the interaction between the concentration of liquid fertilizer TNF (Trace Nutrient Fertilizer) and cananga flower doses on the growth and production of sweet corn (Zea Mays Saccharata Sturt) Talenta varieties. The experiment used a 2 factor randomized block design with 9 levels of treatment and 3 replications. The composition of the treatment is P1 (TNF liquid fertilizer 5 ml / l), P2 (TNF liquid fertilizer 10 ml / l), P3 (TNF liquid fertilizer 15ml / l) while the second factor is L1 (5 tonnes / ha cannary waste flower) , L2 (Canaan flower waste 10 tons / ha) L3 (Cananga flower waste 15 tons / ha). The use of TNF liquid fertilizer, cananga flower waste or a combination of both produces high growth. The combination of both can increase vegetative and generative growth of sweet corn plants. The combination of the treatment of the two factors occurs in the interaction variables observed height, stem diameter and sweetness level. There was a real effect of single factor P (TNF liquid fertilizer) on plant height variable, variable weight of cob with cob and variable weight of cob without cob. Of the two factors obtained the best results with a combination of P3L3 treatmen

    PENGARUH DOSIS PUPUK NANOSILIKA SEKAM.PADI.PADA PERTUMBUHAN.DAN.PRODUKSI..JAGUNG.MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.) VARIETAS TALENTA

    No full text
    Tanaman jagung ( Zea mays L.) merupakan tanaman pangan yang dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari – hari.. Mengingat banyaknya kendala seperti produksi yang masih rendah dan kualitas jagung manis, perlu upaya untuk mengatasinya. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan penambahan pupuk yang seimbang. Penggunaan nano silika yang molekulnya berukuran nano (10-9 m) diharapkan unsur Si mampu diserap secara optimum oleh tanaman.sehingga mudah.diserap.oleh.tanaman.Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk nanosilika sekam padi terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok non factorial. Dosis nanosilika dengan 7 level 0 mL/tanaman (P0), 4 mL/tanaman (P1), 8 mL/tanaman (P2), 12 mL/tanaman (P3), 16 mL/tanaman(P4), 20 mL/tanaman (P5) dan 24 mL/tanaman (P6). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian 7 level dosis pupuk nanosilika tidak berpengaruh terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, berat tongkol berkelobot, berat tongkol tanpa kelobot tetapi pada perlakuan dosis 8 mL/tanaman (P2) memiliki hasil kadar kemanisan tertinggi. Kata kunci: Nanosilika,Nanosilika Sekam Padi, Jagung Manis, Dosis
    corecore