6 research outputs found
BIOGRAFI PARA WANITA YANG MENCINTAI DAN DICINTAI OLEH SOEKARNO SANG PUTERA FAJAR Tahun 1921-1970
Diskursus mengenai biografi Soekarno selalu berkelindan dengan sejumlah wanita idamannya, baik yang berposisi sebagai ibu yakni Ida Ayu Nyoman Rai maupun kesembilan isteri-isterinya. Kecantikan seorang wanita adalah besi berani yang tak pernah berhenti memikat Soekarno hingga masa senja hidupnya. Soekarno memiliki julukan pencinta wanita.Meskipun demikian, ada fakta yang cukup kuat bahwa banyak juga wanita yang memuja Soekarno, jadi mereka saling mencintai. Memang tidak heran jika Presiden pertama Indonesia ini dari kecil-pun telah terinspirasi oleh kesabaran dan ketabahan seorang wanita Ibunda Ida Ayu Nyoman Rai yang kerap mendekap Sang buah hati dan dengan suara lembut Ibunda berkata, “ Nak, kelak kau akan menjadi pemimpin rakyat. Anak yang lahir saat matahari terbit itu nasibnya telah ditakdirkan menjadi pemimpin. Jangan lupa ucapan Ibunda bahwa Engkau adalah Putra Sang Fajar. Kisah cinta pertama dengan Sitti Utari bermula Soekarno melanjutkan studi di HBS surabaya dan Kos di rumah orang tua Utari. Berbagai cara dilakukan pemuda cerdas ini untuk memikat hati Utari, akhirnya keduanya saling mengutarakan kalimat aku mencintaimu“. Namun hidup bersama berlangsung singkat hanya 3 tahun, sesudah itu cerai. Sewaktu berada di Bandung untuk melanjutkan studi di THS (Technidche Hooge Scool ), “nasib” dipertemukan dengan seorang ibu cantik Inggit Garnasih yang 12 tahun lebih tua dari Soekarno. Biar bagaimanapun Inggit adalah wanita pendamping setia, penuh cinta kasih selama 20 tahun dari bilik politik PNI yang sarat dengan penjara hingga ke tanah merah, Ende Flores. Menurut Soekarno, Inggit Garnasih adalah Ibu, Kekasih, dan kawan yang memberi tanpa menerima. Kekurangan Inggit hanyalah karena ia tidak mampu melahirkan anak bagi Soekarno. Tidak disangka, Soekarno telah menyimpan hati untuk Fatmawati yang tidak lain adalah anak angkatnya sewaktu di Bengkulu. Kondisi makin memanas sewaktu Soekarno meminta menikah dengan Fatma, panggilan akrab Soekarno untuk Fatmawati. Dengan tegas Inggit mengatakan “saya tidak mau dimadu “, akhirnya Inggit dikembalikan ke Bandung tahun 1943 dan menjadi janda sedang Fatmawati menjadi First Lady atau ibu negara. Tidak berhenti sampai disini, Soekarno jatuh cinta dengan Hartini sehingga Fatmawati meninggalkan istana tinggal sendiri di luar. Ternyata Hartini bukanlah yang terakhir, masih ada Kartini Manopo seorang pramugari garuda, Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi,orang Jepang, Haryati, penari Istana, Yurike Sanger, dan Heldy Djafar semuanya dinikahi oleh Soekarno
KEDATANGAN BANGSA PORTUGIS: BERDAGANG DAN MENYEBARKAN AGAMA KATOLIK DI NUSA TENGGARA TIMUR
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedatangan bangsa Portugis di Nusa Tenggara Timur dalam berdagang dan menyebarkan agama Katolik. Metode digunakan penelitian yaitu metode sejarah (historical method). Adapun langkah-langkah metode sejarah, yaitu mengumpulkan sumber (heuristik), kritik sumber atau verifikasi, interpretasi, historiografi (penulisan sejarah). Hasil penelitian ini, yaitu kedatangan bangsa Portugis ke Nusa Tenggara Timur tidak terlepas dari pengaruh perdagangan rempah yang menjadi daya minat tinggi pasaran Eropa. Produk kayu Cendana merupakan barang unggulan yang memiliki daya beli tinggi di Eropa. Berbagai setrategi dan daya pikat hingga akhirnya Portugis dapat menguasai perdagangan kayu Cendana bahkan sampai membuat pos pertahanan di Nusa Tenggara Timur. Selain mencari rempah produk kayu Cendana Bangsa Portugis juga memiliki tujuan yaitu menyebarkan agama Katolik. Wilayah-wilayah yang menjadi bagian kekusaan perdagangan Portugis di Nusa Tenggara Timur merupakan tujuan utama misionaris
DUA BAPU KEPERCAYAAN KEPADA ROH NENEK MOYANG DENGAN PEMBERIAN SESAJIAN PADA UPACARA ADAT DI DESA SOKORIA KECAMATAN NDONA TIMUR KABUPATEN ENDE
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana wujud ritual Du’a Bapu bagi penghormatan pada Du’a Ngg’e yang dilaksanakan didalam rumah adat Sa’o Nggua terhadap masyarakat adat di Desa Sokoria.Tujuan dalam penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai berikut: Untuk mengetahui wujud ritual Du’a Bapu bagi penghormatan pada Du’a Nga’e yang dilaksanakan didalam rumah adat Sa’o Nggua terhadap masyarakat adat Desa Sokoria. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif untuk mengumpulkan data digunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pola penerapan Du’a Bapu sebagai wujud penghormatan bagi Du’a Ngga’e pada masyarakat adat Desa Sokoria Kecamatan Ndona Timur, Kabupaten Ende merupakan wujud kepercayaan masyarakat kepada roh nenek moyang yang telah meninggal dunia pada jaman dulu. Du’a Bapu memiliki makna sebagai tempat peletakan sesajian bagi arwah atau roh nenek moyang yang telah meninggal dunia. Tua adat berkuasa atas seluruh wilayah kekuasaan atas tanah ulayat, pemimpin seremonial adat, serta menyelesaikan segala persoalan yang melanggar hukum adat dan nilai adat istiadat. Masyarakat merupakan tokoh panutan dan sebagai sandaran hidup bagi semua masyarakat adat seperti fai walu ana kalo. Peneliti menyimpulkan disimpulkan bahwa Du’a Bapu yaitu roh nenek moyang yang dipercaya oleh masyarakat Sokoria sebagai tempat tinggal para leluhur sehingga Du’a Bapu ini di jaga dan dianggap sangat sakral.
 
CUT NYAK DIEN : RATU PERANG ACEH DALAM MELAWAN PEMERINTAH KOLONIAL BELANDA TAHUN 1878-1908
Perang Aceh merupakan Perang Sabil yang dilakukan oleh rakyat Aceh untuk membelah tanah air tercinta karena kolonial Belanda dianggap kafir dan harus diperangi. Peang Aceh merupakan perang terlama dalam sejarah Indonesia yang bersifat kedaerahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis empat permasalahan yaitu (1) bagaimana Biografi Cut Nyak Dien (2) bagaimana latar belakang Perang Aceh, (3) bagaimana proses perjuangan Cut Nyak Dien dalam Perang Aceh, (4) bagaimana dampak perjuangan Cut Nyak Dien dalam Perang Aceh. dalam penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui biografi Cut Nyak Dien, (2) mengetahui latar belakang Perang Aceh, (2) mengetahui biografi Cut Nyak Dien, (3) mengetahui proses perjuangan Cut Nyak Dien dalam Perang Aceh dan (4) dampak dari perjuangan Cut Nyak Dien dalam Perang Aceh. Dalam Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah yang meliputi empat tahap penelitian yaitu pengumpulan data (heuristik), kritik sumber (verifikasi), interpretasi, dan penulisan sejarah (historiografi). Hasil penelitian ini menunjukan Perang Aceh merupakan perang terlama dalam sejarah Indonesia yang terjadi sekitar tahun 1873-1904. Perang ini terjadi karena Belanda melanggar perjanjian Traktak Sumatera dan Sultan Aceh diminta mengakui kedaulatan Belanda. Hal ini merupakan penghinaan terhadap sultan Aceh. Terjadilah perang antara rakyat Aceh dengan Pasukan Belanda. Perang Aceh ini melibatkan semua golongan baik bangsawan, kaum ulama maupun rakyat biasa. Perang Aceh dipimpin oleh seorang perempuan, yaitu Cut Nyak Dien. Cut Nyak Dien merupakan anak seorang uleebalang yang memiliki jiwa kesatria dan rasa nasionalisme yang tinggi terhadap bangsanya. Taktik perang yang dilakukan oleh Cut Nyak Dien adalah berperang di dalam hutan dengan berpindah-pindah tempat untuk membingungkan pasukan Belanda. Taktik dan strategi ini berhasil dan membuat Belanda kewalahan dan sulit menemukan keberadaan Cut Nyak Dien beserta pasukannya. Akhir perang ini berujung pada penghianatan dari laskar anggota perang yang berujung pada penangkapan Cut Nyak Dien. Cut Nyak Dien ditangkap oleh Belanda kemudian diasingkan ke Sumedang, Jawa Barat pada tahun 1907 dan meninggal pada tahun 1908. Identitas Cut Nyak Dien selama berada dipengasingan disembunyikan oleh Belanda agar tidak ada pergolakan yang terjadi. Perjuangan Cut Nyak Dien dalam Perang Aceh memberikan pengaruh atau dampak yang begitu besar baik dalam bidang agama, sosial budaya maupun bidang politik. Cut Nyak Dien kemudian dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional atas perjuangannya dalam mempertahankan tanah airnya dari cengkaraman penjajah.
 
Menelusuri Jejak Sejarah Ende Sebagai Kota Pancasila
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui keberadaan kota tua yang ada di bagian Timur Indonesia Ende Flores. Sebagai kota tua jarang disentuh oleh ilmuwan padahal memiliki arti yang cukup penting bagi Indonesia. Kemerdekaan yang diperoleh Indonesia tidak terlepas dari keberadaan kota tua Ende Flores. Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan metode sejarah (historical method). Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pertama adalah mengumpulkan sumber (heuristik), ke dua adalah kritik sumber atau verifikasi, langkah ketiga adalah interpretasi, langkah ke empat rekontruksi historiografi (penulisan sejarah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: nama Ende muncul dalam dokumen ditemukan tahun 1638 oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Hendrik Brouwer pada waktu pembentukan wilayah afdeling Flores dengan ibu kota Ende. Masa perjalanan pemerintahan Ende dalam sejarah dipegang oleh kesultanan Islam, Portugis dan Belanda. Menjelang awal abad dua puluh Ende menjadi bagian penting dari perjuangan bangsa Indonesia. Ende menjadi tempat pengasingan tokoh besar bangsa Indonesia Soekarno. Selama pengasingannya di Endelah Soekarno menemukan butir-butir Pancasila selama perenungannya di bawah pohon Sukun