5,429 research outputs found

    Cardiac Cavity Segmentation in Echocardiography Using Triangle Equation

    Get PDF
    In this paper, cardiac cavity segmentation in echocardiography is proposed. The method uses triangle equation algorithms to detect and reconstruct the border. Prior to the application of both algorithms, some preprocessings have to be carried out. The first step is high boost filter to enhance high frequency component while still keeping the low frequency component. The second step is applying morphological and thresholding operations to eliminate noise and convert the image into binary image. The third step is negative laplacian filter to apply edge detector. The fourth step is region filter to eliminate small region. The last step is using triangle equation to detect and reconstruct the imprecise border. This technique is able to perform segmentation and detect border of cardiac cavity from echocardiographics sequences. Keywords: cardiac cavity, high boost filter, morphology, negative laplacian, region filter, and triangle equation

    HUBUNGAN FAKTOR KARAKTERISTIK, TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTEK STERILISASI

    Get PDF
    RSU Kardinah Tegal pusat pelayanan kesehatan, salah satu jenis pelayanan adalah Sterilisasi pada wanita, dari 105 orang pasca melahirkan perbulan hanya 10,48% yang menjalani sterilisasi, rendahnya angka tersebut bila dibandingkan dengan angka peserta KB baru di kota-kota lain di Jawa Tengah, diduga erat hubungannya dengan faktor predisposing yang meliputi faktor karakteristik, tingkat pengetahuan dan sikap terhadap sterilisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor karakteristik, tingkat pengetahuan dan sikap dengan praktek sterilisasi pada ibu pasca melahirkan di RSU Kardinah Tegal tahun 2003. Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory survey dengan pendekatan cross sectional study, sebagai populasi dalam penelitian ini adalah ibu pasca melahirkan di RSU Kardinah Tegal bulan Januari sampai Maret 2003 yang berjumlah 334 orang. dan setelah dilakukan penghitungan diperolah 75 responden sebagai sampel penelitian dengan metode pemilihan sampel secara acak sistematik. Analisa data dilakukan dengan uji Chi Square untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat karena jenis data berupa nominal. Kesimpulan dari penelitian tersebut yaitu ada hubungan antara umur (p value = 0,0001), jumlah anak (p value = 0,005), pendidikan (p value = 0,0001), tingkat pengetahuan (p value = 0,021), sikap (p value = 0,020) dengan praktek sterilisasi. tidak ada hubungan antara pendapatan (p value = 0,114), agama (p value = 0,146), daerah asal (p value = 0,285), sumber informasi (p value = 0,423) dengan praktek sterilisasi. disarankan pemberian motivasi kepada ibu-ibu yang memenuhi kriteria untuk sterilisasi mengingat masih adanya ibu yang menolak sterilisasi (32%). Kata Kunci: Praktek Sterilisasi, pasca melahirkan RELATION OF CHARACTERISTIC FACTOR, LEVEL OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE WITH STERILIZATION PRACTICE RSU Kardinah Tegal as center of health service, one of service type is sterilization of at woman, from 105 people pasca bear month only 10,48% experiencing sterilization, lower the number when compared to by number of new competitor KB in other towns in Central Java, anticipated to by sliver its relation with factor predisposing covering characteristic factor, mount knowledge and attitude to sterilization. Intention of research this is to know relation of characteristic factor, mount knowledge and attitude with sterilization practice of at mother pasca bear in RSU Kardinah Tegal Year 2003. Used by research type is explanatory survey with approach of cross sectional study, as population in this research is mother pasca bear in RSU Kardinah Tegal of January Month until March 2003 amounting to 334 people. And after done by a enumeration obtained by 75 responder as sampel research by method of systematic election sampel at random. Analyse data done with test of Chi Square to know relation usher free variable and the variable trussed by since data type in the form of nominal. Conclusion from the research that is there is relation of between responder age with sterilization practice (p value = 0,00010,05), ther no relation of between religion with sterilization practice (p value = 0,146>0,05), there no relation of between origin district with sterilization practice (p value = 0,285 > 0,05), there no relation of between information sufficiency with sterilization level wilt sterilization practice (p value = 0,021<0,05), there is relation of between attitude with sterilization practice (p value = 0,020<0,05). Suggested by a gift motivate to mothers fulfilling criterion for the sterilization remember there (be) still his/its is mother refusing sterilization (32%). Keyword : Characteristic, Sterilization Practice, Mother Post Partu

    PENGARUH SUPLEMENTASI ISOFLAVON KEDELAI TERHADAP WANITA PENDERITA AKNE VULGARIS : Kajian Jumlah Lesi, Dihydrotestosterone, Toll-Like Receptor-2, dan Interleukin-8

    Get PDF
    Latar belakang : Akne vulgaris (AV) merupakan penyakit inflamasi kulit yang paling sering dijumpai. Isoflavon kedelai telah terbukti sebagai antiandrogen dan antiinflamasi. Tujuan penelitian ini membuktikan pengaruh isoflavon kedelai terhadap lesi AV akibat penurunan kadar dihydrotestosterone (DHT), Toll-like receptor-2 (TLR-2), Interleukin-8 (IL-8) pada wanita penderita AV. Metoda : Randomized pre and post test control design. Penelitian pendahuluan dengan besar sampel 25 orang, dirandomisasi dalam kelompok plasebo, isoflavon 40 mg, 80 mg, 120 mg, 160 mg, lama penelitian 4 minggu. Penelitian lanjutan dengan 40 sampel, dirandomisasi dalam kelompok kontrol dan perlakuan, lama penelitian 12 minggu. Variabel bebas isoflavon kedelai, varibel terikat lesi AV dan variabel antara adalah DHT, TLR-2, dan IL-8. Hasil : Lesi AV pada awal penelitian pendahuluan 100,178,92 dan akhir penelitian 78,945,85 terdapat penurunan bermakna (t:2,525)(p:0,019). Delta kelompok isoflavon 160 mg lebih besar dari plasebo, isoflavon 40 mg, 80 mg, dan 120 mg (Z:-2,611)(p: 0,009). Lesi AV pada awal penelitian lanjutan 97,8547,614 dan akhir penelitian 59,3845,549, terdapat penurunan yang bermakna (Z:-4,300)(p:0,000). DHT awal penelitian 307,6150,38 pg/ml dan akhir penelitian 283,5253,13 pg/ml, terdapat penurunan yang bermakna (Z:-2,204)(p:0,027). TLR-2 awal penelitian 4539,82862 pg/ml dan akhir penelitian 3944,63592,42 pg/ml terdapat penurunan bermakna (Z:-3,624)(p:0,000). IL-8 awal penelitian 411,3167,137 pg/ml dan akhir penelitian 311,09103,917 pg/ml, terdapat penurunan bermakna (Z:-4,557) (p:0,000). Simpulan : Pemberian suplementasi isoflavon kedelai dengan variasi dosis selama 4 minggu, dapat menurunkan lesi AV dan diperoleh dosis yang paling baik yaitu dosis 160 mg serta pemberian selama 12 minggu menyebabkan penurunan bermakna terhadap lesi AV, DHT, TLR-2, dan IL-8 dibandingkan terapi standar. Kata kunci : Akne vulgaris, isoflavon kedelai, lesi AV, DHT, TLR-2, IL-8. Background. Acne vulgaris (AV) is the most common feature of skin inflammatory diseases. Soy isoflavone has proven as an anti-androgen and an anti-inflammation. The purpose of this research was to prove the effect of soy isoflavone in AV lesion that caused by the decreased level of dihydrotestoreone (DHT), Toll-like receptor-2 (TLR-2), Interleukin-8 (IL-8) in women with AV. Methods. This research used randomized pre and post test control design. The first research had 25 samples, randomized in 5 groups: placebo, isoflavone 40 mg, 80 mg, 120 mg, 160 mg group in 4 weeks length of research. The last research had 40 samples, randomized in controled and threated group in 12 weeks length of research. The independent variables was soy isoflavone, the dependent variables was AV, the confounding variables were DHT, TLR-2, and IL-8. Results. There was a significant degradation (t=2.525; p=0.019) of AV lesion in the early (100.1+78.92) and in the end of the first research (78.9+45.85). Delta of isoflavone 160 mg group more than other groups (Z=-2.61; p=0.009). There was a significant degradation (Z=-4.300; p=0.000) of AV lesion in the early (97.85+47.614) and in the end of the last research (59.38+45.5). DHT level had a signficant decrease (Z=-2.204; p=0.027) from the first research (307.6+150.38 pg/ml) to the last research (283.5+253.13 pg/ml). TLR-2 level had a signficant decrease (Z=-3.624; p=0.000) from the first research (4539.8+2862 pg/ml) to the last research (3944.6+3592.42 pg/ml). IL-8 level had a signficant decrease (Z=-4.557; p=0.000) from the first research (411.31+67.137 pg/ml) to the last research (311.09+103.917 pg/ml). Conclusion. The administration of soy isoflavone with variances of doses in 4 weeks can decrease AV lesion and the best dose was 160 mg, and the administration in 12 weeks can make significant degradation of AV lesion and significant decreased level of DHT, TLR-2, and IL-8 compared by standard therapy. Keywords: Acne vulgaris, soy isoflavone, AV lesion, DHT, TLR-2, IL-

    PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) TERHADAP PRESTASI BELAJAR KERJA BANGKU DI SMK N 1 SEYEGAN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui prestasi hasil belajar pada pembelajaran kerja bangku dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional dan pembelajaran CTL di SMK N 1 Seyegan, (2) mengetahui perbedaan prestasi hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan pembelajaran CTL pada pembelajaran kerja bangku. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian experiment yang pelaksanaannya menggunakan jenis quasi experiment dengan desain nonequivalent control group design. Penelitian dilakukan di SMK N 1 Seyegan dengan melibatkan 2 kelas. Kelas TFL 1 sebagai kelas eksperimen mengalami perlakuan dengan menggunakan pembelajaran CTL dalam kegiatan belajar mengajarnya, sedangkan kelas TFL 2 sebagai kelas kontrol tetap menggunakan strategi pembelajaran konvensional dalam kegiatan belajar mengajarnya. Pengumpulan data diperoleh dari pretest dan postest, instrument yang digunakan berupa soal pilihan ganda dan lembar observasi keaktifan siswa yang telah divalidasi oleh dosen ahli dan diuji reabilitasnya. Analisis data menggunakan uji T untuk mengetahui perbedaan atau peningkatan prestasi belajar siswa . Hasil belajar pada kelas kontrol yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional memperoleh hasil kurang memuaskan. Hasil belajar tersebut dapat ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata kelas 75,2. Hasil belajar pada kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran CTL memperoleh hasil lebih baik. Hasil belajar tersebut dapat ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata kelas 81. Nilai terbanyak yang diperoleh adalah pada nilai 86. Nilai tengah dari data tersebut adalah pada nilai 83. Nilai tertinggi 94, sedangkan nilai terendahnya 60. Perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan uji t independent sample test menunjukkan bahwa ttabel < thitung (1,67 < 4,64). Dengan demikian, dapat diputuskan bahwa hasil belajar menggunakan model CTL lebih tinggi daripada hasil belajar menggunakan metode konvensional

    Dutch-Indonesian Interlanguage Psycholinguistic Study on Syntax

    Full text link
    This article focuses on the psycholinguistic study of the syntactic aspects of Dutch-Indonesian interlanguage. The study is based on the interlanguage syntax observed in an oral test given to thirty Indonesian learners of Dutch as a second language, whose purpose is to test the processability theory of Pienemann (2005a, b, c, 2007). The results of the study provide evidence for the validity of Pienemann's theory. Learners who have acquired sentences with the highest level of processing will also already have acquired sentences with a lower level of processing. The results from learners with a high level of Dutch proficiency verify the processability theory with more certainty than the results of learners with a lower proficiency. Learners tend to rely on meaning if they are not confident of their grammatical proficiency. Interlanguage is the result of the immediate need to encode in the mind concepts and ideas into the form of linguistic items, within a fraction of a millisecond, whilst the supporting means are limited, and whilst learners already have acquired a first language and possibly another language as well

    PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN PEGAWAI PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT JATENG

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor karakteristik budaya organisasi yang berupa inovasi dan pengambilan resiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, keagresifan, dan kemantapan berpengaruh terhadap komitmen pegawai BPR Jateng Semarang dan untuk mengetahui faktor karakteristik budaya organisasi yang berupa inovasi dan pengambilan resiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, keagresifan, dan kemantapan berpengaruh terhadap komitmen pegawai BPR Jateng Semarang secara bersama-sama. Lokasi penelitian ini berada di BPR Jateng Semarang. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan di BPR Jateng Semarang sejumlah 64 orang. Dengan menggunakan teknik ini maka semua populasi yang ada d dalam penelitian ini digunakan sebagai sampel penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah para karyawan di BPR Jateng Semarang berjumlah 64 orang. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan hasil: 3,747 + 0,338 X1 - 0,024 X2 + 0,322 X3 + 0,208 X4 + 0,169 + e Persamaan tersebut menunjukkan inovasi dan pengambilan resiko berpengaruh positif pada komitmen pegawai, perhatian pada detail berpengaruh negatif pada komitmen pegawai, orientasi hasil berpengaruh positif pada komitmen pegawai, keagresifan berpengaruh positif pada komitmen pegawai, kemantapan berpengaruh positif pada komitmen pegawai. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan variabel inovasi dan pengambilan resiko mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap komitmen pegawai, variabel perhatian pada detail tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap komitmen pegawai, variabel orientasi hasil mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap komitmen pegawai, variabel keagresifan, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap komitmen pegawai, dan variabel kemantapan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap komitmen pegawai. Hasil pengujian hipotesis simultan menunjukkan pengambilan resiko, perhatian pada detail, orientasi hasil, keagresifan, dan kemantapan secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap komitmen pegawai. Hasil analisis koefisien determinasi diketahui bahwa besarnya nilai R2 adalah 0,902 yang berarti kemampuan variabel-variabel bebas (pengambilan resiko, perhatian pada detail, orientasi hasil, keagresifan, dan kemantapan) dalam menjelaskan variabel terikat (komitmen pegawai) adalah sebesar 90,2% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model regresi

    ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PT. PANORAMA TRANSPORTASI TBK

    Get PDF
    Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah mengetahui efektifitas dan efisiensi kinerja keuangan PT. Panorama Transportasi Tbk ditinjau dari rasio keuangan. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan-masukan dalam mengelola keuangan perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembalian keuangan. Untuk mengetahui sejauh mana hasil yang telah dicapai maka perlu adanya informasi keuangan yang berbentuk laporan keuangan. Secara umum laporan keuangan utama yang dihasilkan PT. Panorama Transportasi Tbk adalah neraca dan laporan rugi laba dimana neraca terdiri aktiva dan pasiva. Data dalam penelitian ini berupa Neraca tahunan periode Tahun 2004, 2005, 2006, 2007 dan 2008 dan Laporan rugi/laba periode Tahun 2004, 2005, 2006, 2007 dan 2008 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kinerja keuangan PT. Panorma Transportasi Tbk termasuk kategori tidak baik diukur berdasarkan rasio likuiditas. Kinerja keuangan PT. Panorma Transportasi Tbk termasuk kategori baik diukur berdasarkan rasio aktivitas. Kinerja keuangan PT. Panorma Transportasi Tbk termasuk kategori baik diukur berdasarkan rasio leverage pada debt ratio. Kinerja keuangan PT. Panorma Transportasi Tbk termasuk kategori tidak baik diukur berdasarkan rasio profitabilita

    PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN TRANSVERSE FRICTION DAN CONTINUES SHORT WAVE DIATHERMY DENGAN ULTRA SOUND DAN PULSE SHORT WAVE DIATHERMY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA SUPRASPINATUS TENDONITIS DI POLIKLINIK FISIOTERAPI RSO PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

    Get PDF
    Tendinitis supraspinatus adalah suatu gangguan tendon otot supraspinatus dimana didapatkan adanya sakit di sekitar bahu akibat sindrom penekanan yang menyebabkan peradangan pada tendon yang bersangkutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh terapi transverse friction dan contnues Short Wave Diathermy dengan US dan pulse Short Wave Diathermy terhadap penurunan tingkat nyeri pada kondisi supraspinatus tendonitis. Jenis penelitian ini adalah quasi experimental dengan remove control group with pre and post test design. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari tanggal 11 Oktober sampai 30 Desember 2006 di poliklinik fisioterapi RS Orthopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dengan jumlah sampel penelitian 12 orang laki-laki dan perempuan dengan umur 44 – 54 tahun yang dibagi menjadi dua kelompok pelakuan yaitu kelompok perlakuan I dengan penerapan terapi transvesre friction dan continues Short Wave Diathermy dengan kelompok perlakuan II dengan terapi US dan pulse Short Wave Diathermy. Hasil uji Wilcoxon menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam pemberian transverse friction dan continues SWD atau US dan pulse SWD terhadap penurunan nyeri pada supraspinatus tendonitis. Hasil uji regresi linear ganda menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dalam pemberian transverse friction, US dan pulse SWD terhadap penurunan nyeri pada tendonitis supraspinatus dan ada pengaruh yang signifikan dalam pemberian continues SWD terhadap penurunan nyeri pada supraspinatus tendonitis. Hasil uji Mann Whitney menyatakan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan tingkat nyeri pada supraspinatus tendonitis antar kelompok perlakuan I dengan kelompok perlakuan II. Berdasarkan hasil analisis statistik disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam pemberian transverse friction dan continues SWD atau US dan pulse SWD terhadap penurunan nyeri pada supraspinatus tendonitis, pemberian continues SWD lebih berpengaruh dari pada transverse friction, US dan pulse SWD terhadap penurunan tingkat nyeri pada supraspinatus tendonitis dan tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan tingkat nyeri pada tendonitis supraspinatus antar kelompok perlakuan I dengan penerapan terap
    • 

    corecore