15 research outputs found

    Organizational Change Communication, Workplace Bullying and Job Insecurity: The Moderating Role of Trust in Management

    Get PDF
    This study aims to examine the relationship between organizational change communication and workplace bullying on job insecurity, as well as investigate the moderating role of trust in management. The objects of this research were employees who work in companies affected by Covid-19 in Indonesia, particularly in the tourism, banking, education, and entertainment sectors. The data were obtained through a survey by distributing questionnaires using a purposive sampling technique to 174 respondents, and it was analyzed using the partial least square structural equation modeling (PLS-SEM). The results of the study showed that organizational change communication has a negative effect on job insecurity, workplace bullying has a negative effect on job insecurity, and trust in management moderates the positive effect of workplace bullying on job insecurity. However, there is no moderating effect of trust in management on organizational change communication and job insecurity. There are some limitations and suggestions discussed in this paper. Keywords: Organizational change communication, workplace bullying, trust in management, job insecurit

    Analisis Pembelajaran Pengembangan Motorik Halus Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di Tk

    Full text link
    This study aimed to describe the planning, implementation, evaluation, as well as the barriers faced by teachers in learning to develop fine motor skills in children aged 5-6 years in kindergarten Bina Four Five II Pontianak West. This study uses a qualitative approach deskriftip research. The subjects were 2 teachers, classroom teachers and assistant teachers and children in group B2. From the research that learning fine motor development of teachers tend to refer to Permendiknas 58 in 2009 and has been implemented well. In learning fine motor development in children of teachers using methods and media. The method used by the teacher is a question and answer method, the lecture method, the method of administration tasks and methods of direct practice. In addition to the methods teachers use the media, the media used is a media teacher made or already provided in kindergarten. In addition, weeks and months of the school year children to follow the learning activities as well as the child has not had the experience of learning in class B age group of 5-6 years

    FAKTOR-FAKTOR DEMOGRAFIK (JENIS KELAMIN, USIA, STATUS PERNIKAHAN, DUKUNGAN DOMESTIK) PENENTU KONFLIK PEKERJAAN DAN KELUARGA DAN INTENSI KELUAR KARYAWAN: STUDI PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

    Get PDF
    Abstract Involvement in both work and family domain, by men and womesn, may create work and family conflict that induce voluntary turnover. Unfortunately, most studies relating to both voluntary turnover and work and family conflict has been conducted in Western context. This research aims to examine the impact of demographic variables (gender, age, marital status and domestic support) on work and family conflict and turnover intention, undertaken in Indonesia, a country with high score of collectivism and patriarchal culture. The participants (N = 1.122) of this research are employees of the Indonesian banking industry which were drawn conviniently. Regression method was utilized to test hypotheses. Results showed that only marital status significantly affect both work to family conflict and family to work conflict. However, marital status did not significantly influence turnover intention. Age significantly, but in opposite direction, influenced turnover intention. This result was unexpected. Theoretical explanation was discussed. Keywords: turnover intention, work to family conflict, family to work conflict, demographic variables. Abstrak Keterlibatan laki-laki dan perempuan di dunia kerja dan rumah tangga dapat mungkin menimbulkan masalah serius, yaitu konflik pekerjaan dan rumah tangga yang mendorong terjadinya perputaran karyawan secara sukarela. Sayangnya, kebanyakan riset dilakukan menggunakan latar belakang budaya individualistik. Riset ini bertujuan untuk menganalisis dampak variabel demografik (jenis kelamin, usia, status pernikahan dan dukungan domestik) pada konflik pekerjaan dan rumah tangga dan keinginan keluar dari organisasi/perusahaan. Riset dilakukan di Indonesia, negara dengan budaya patriarkal dan kolektivistik. Partisipan riset ini adalah karyawan bank-bank berjumlah 1.122 orang yang penyampelannya dilakukan secara tidak acak. Analisis regresi dilakukan untuk mengetes hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya status pernikahan yang berpengaruh signifikan pada dua jenis konflik: konflik pekerjaan ke rumah tangga dan konflik rumah tangga ke pekerjaan. Status pernikahan berpengaruh tidak signifikan pada intensi keluar karyawan. Umur berpengaruh signifikan, namun berlawanan arah dari hipotesis, pada intensi keluar karyawan. Penjelasan hasil penelitian secara teoritis didiskusikan di artikel ini. Kata kunci: intensi keluar, konflik pekerjaan ke rumah tangga, konflik rumah tangga ke pekerjaan, variabel demografik

    FAKTOR-FAKTOR DEMOGRAFIK (JENIS KELAMIN, USIA, STATUS PERNIKAHAN, DUKUNGAN DOMESTIK) PENENTU KONFLIK PEKERJAAN DAN KELUARGA DAN INTENSI KELUAR KARYAWAN: STUDI PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

    Get PDF
    Abstract Involvement in both work and family domain, by men and womesn, may create work and family conflict that induce voluntary turnover. Unfortunately, most studies relating to both voluntary turnover and work and family conflict has been conducted in Western context. This research aims to examine the impact of demographic variables (gender, age, marital status and domestic support) on work and family conflict and turnover intention, undertaken in Indonesia, a country with high score of collectivism and patriarchal culture. The participants (N = 1.122) of this research are employees of the Indonesian banking industry which were drawn conviniently. Regression method was utilized to test hypotheses. Results showed that only marital status significantly affect both work to family conflict and family to work conflict. However, marital status did not significantly influence turnover intention. Age significantly, but in opposite direction, influenced turnover intention. This result was unexpected. Theoretical explanation was discussed. Keywords: turnover intention, work to family conflict, family to work conflict, demographic variables. Abstrak Keterlibatan laki-laki dan perempuan di dunia kerja dan rumah tangga dapat mungkin menimbulkan masalah serius, yaitu konflik pekerjaan dan rumah tangga yang mendorong terjadinya perputaran karyawan secara sukarela. Sayangnya, kebanyakan riset dilakukan menggunakan latar belakang budaya individualistik. Riset ini bertujuan untuk menganalisis dampak variabel demografik (jenis kelamin, usia, status pernikahan dan dukungan domestik) pada konflik pekerjaan dan rumah tangga dan keinginan keluar dari organisasi/perusahaan. Riset dilakukan di Indonesia, negara dengan budaya patriarkal dan kolektivistik. Partisipan riset ini adalah karyawan bank-bank berjumlah 1.122 orang yang penyampelannya dilakukan secara tidak acak. Analisis regresi dilakukan untuk mengetes hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya status pernikahan yang berpengaruh signifikan pada dua jenis konflik: konflik pekerjaan ke rumah tangga dan konflik rumah tangga ke pekerjaan. Status pernikahan berpengaruh tidak signifikan pada intensi keluar karyawan. Umur berpengaruh signifikan, namun berlawanan arah dari hipotesis, pada intensi keluar karyawan. Penjelasan hasil penelitian secara teoritis didiskusikan di artikel ini. Kata kunci: intensi keluar, konflik pekerjaan ke rumah tangga, konflik rumah tangga ke pekerjaan, variabel demografik

    KONSEPTUALISASI DAN PENGEMBANGAN PENGUKURAN SIKAP KARIER PROTEAN: PENDEKATAN TEORI KOGNITIF SOSIAL KARIER

    Get PDF
    Artikel ini menganalisis definisi konseptual dan pengembangan pengukuran sikap karier protean. Beragam definisi dan alat ukur yang diperkenalkan para peneliti sering kali menimbulkan kebingungan. Akibatnya pemahaman dan kebijakan yang dikembangkan terkait karier protean menimbulkan kerancuan. Masing-masing definisi dan alat ukur fokus pada bidang tertentu, sehingga meninggalkan lubang yang harus mendapat perhatian dari peneliti lainnya. Artikel ini menawarkan alternatif definisi karier protean yang lebih komprehensif berdasarkan studi literatur atas 118 artikel. Studi literatur secara sistematis dan komprehensif menghasilkan 34 artikel konseptual yang mengerucut pada tiga pendekatan pengukuran karier protean, yaitu orientasi, sikap, dan konsep karier protean. Penulis merumuskan definisi konseptual karier protean sebagai sikap individu terhadap karier yang melibatkan nilai-nilai diri individu sebagai komponen kognitif dan perilaku pengarahan diri sendiri sebagai komponen perilaku. Artikel ini menawarkan pengembangan pengukuran sikap karier protean, yang mengeksplorasi kecintaan terhadap pekerjaan sebagai bagian dari proses afeksi. Ketiadaan komponen afeksi dalam mendefinisikan dan mengukur sikap karier protean yang selama ini terjadi dapat menyesatkan dan memberikan arah kebijakan operasional yang keliru. Teori kognisi social karier menjadi dasar analisis literatur untuk menyusun artikel ini. Penelitian mendatang perlu mengeksplorasi pengembangan pengukuran dengan menguji kegunaan sikap karier protean dalam kaitannya dengan faktor penentu dan konsekuensi sikap karier protean

    KONSEPTUALISASI DAN PENGEMBANGAN PENGUKURAN SIKAP KARIER PROTEAN: PENDEKATAN TEORI KOGNITIF SOSIAL KARIER

    Get PDF
    Artikel ini menganalisis definisi konseptual dan pengembangan pengukuran sikap karier protean. Beragam definisi dan alat ukur yang diperkenalkan para peneliti sering kali menimbulkan kebingungan. Akibatnya pemahaman dan kebijakan yang dikembangkan terkait karier protean menimbulkan kerancuan. Masing-masing definisi dan alat ukur fokus pada bidang tertentu, sehingga meninggalkan lubang yang harus mendapat perhatian dari peneliti lainnya. Artikel ini menawarkan alternatif definisi karier protean yang lebih komprehensif berdasarkan studi literatur atas 118 artikel. Studi literatur secara sistematis dan komprehensif menghasilkan 34 artikel konseptual yang mengerucut pada tiga pendekatan pengukuran karier protean, yaitu orientasi, sikap, dan konsep karier protean. Penulis merumuskan definisi konseptual karier protean sebagai sikap individu terhadap karier yang melibatkan nilai-nilai diri individu sebagai komponen kognitif dan perilaku pengarahan diri sendiri sebagai komponen perilaku. Artikel ini menawarkan pengembangan pengukuran sikap karier protean, yang mengeksplorasi kecintaan terhadap pekerjaan sebagai bagian dari proses afeksi. Ketiadaan komponen afeksi dalam mendefinisikan dan mengukur sikap karier protean yang selama ini terjadi dapat menyesatkan dan memberikan arah kebijakan operasional yang keliru. Teori kognisi social karier menjadi dasar analisis literatur untuk menyusun artikel ini. Penelitian mendatang perlu mengeksplorasi pengembangan pengukuran dengan menguji kegunaan sikap karier protean dalam kaitannya dengan faktor penentu dan konsekuensi sikap karier protean

    THE IMPORTANCE OF GUANXI FOR FOREIGN INVESTOR IN DOING BUSINESS IN CHINA

    No full text
    Guanxi merupakan salah satu dinamika utama di dalam masyarakat China dimanaperilaku bisnis terlibat di dalamnya. Secara luas diakui bahwa guanxi merupakan faktorkunci sukses dalam menyelesaikan segala sesuatu yang penting di China, termasuk prestasi bisnis perusahaan.Tidak dapat dipungkiri bahwa denyut kehidupan di negara tersebut baik ekonomi makro maupun bisnis mikronya adalah jaringan guanxi (guanxi network). Bisnis apapun, baik perusahaan lokal, investor maupun pemasar asing, tidak mungkin dapat menghindari guanxi network. Tidak ada perusahaan di China yang mampu untuk berjalan jauh kecuali dengan memiliki guanxi yang kuat dalam operasi bisnisnya.Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang cara-cara unik dan tidakfamiliar dalam melakukan bisnis di China, pengertian guanxi, pengaruhnya terhadapsukses bisnis, alasan guanxi menjadi faktor penting bagi investor asing dalam melakukanbisnisnya di China, serta rekomendasi bagi para investor asing untuk sukses dalammelakukan bisnisnya di China. Meskipun guanxi merupakan fenomena umum dimasyarakat China, yang mungkin dapat ditemui di seluruh penjuru dunia, di dalam artikelini China diambil sebagai contoh negara untuk menganalisis pentingnya quanxi bagiinvestor asing dalam melakukan praktek bisnisnya di China. Negara-negara lain yang adadi dalam Negara Persemakmuran China, seperti Hong Kong, Taiwan, Singapura, danMacau tidak termasuk dalam lingkup analisis artikel ini.Kata kunci: Guanxi, investor dan manajer asing, sukses bisnis di Chin

    Hubungan kepemilikan psikologikal pada konteks budaya jawa dengan anteseden dan konsekuensinya

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan kepemilikan psikologikal pada konteks budaya Jawa, yaitu rumongso melu handarbeni (kepemilikan psikologikal berorientasi sosial) dan rumongso melu handuweni (kepemilikan psikologikal berorientasi individu) dengan anteseden (kepemimpinan transformasional) dan konsekuensinya (komitmen organisasional afektif dan perilaku kewargaan organisasional). Hipotesis diuji dengan menggunakan survei data yang dikumpulkan dari 586 pekerja dari berbagai bidang yang memiliki latar belakang lahir dan atau besar dan bekerja di Jawa (Jawa Tengah atau Daerah Istimewa Yogyakarta). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan rumongso melu handarbeni memiliki konsekuensi positif terhadap sikap (komitmen afektif) dan perilaku (perilaku kewargaan organisasional) karyawan. Sementara, keberadaan rumongso melu handuweni memiliki konsekuensi negatif (tidak signifikan) terhadap sikap (komitmen afektif) dan perilaku (perilaku kewargaan organisasional) karyawan. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa semakin rumongso melu handarbeni karyawan terhadap organisasi, maka semakin baik hasil akhirnya bagi organisasi. Sebaliknya, semakin rumongso melu handuweni karyawan terhadap organisasi, maka semakin tidak diinginkan hasil akhirnya bagi organisasi
    corecore