7 research outputs found

    Bahasa Visual dalam Sinetron Indonesia

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan dan menganalisis kekurangefektektivan penerapan bahasa visual sinetron Indonesia. Permasalahan utama yang menjadi fokus penelitian ini adalah bagaimana efektivitas penerapan bahasa visual dalam sinetron Indonesia.  Sampel penelitian ini adalah dua episode dari setiap judul sinetron yang tayang di semua stasiun TV swasta selama dua minggu antara tanggal 26 September 2016 sampai dengan 10 Oktober 2016. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan bahasa visual dalam sinetron masih belum efektif. Bentuk ketidakefektifan ini antara lain masih lebih banyaknya penggunaan bahasa verbal baik dalam penyampaian pikiran tokoh maupun penguatan action yang seharusnya bisa lebih berbahasa visual. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi para penulis scenario untuk meningkatkan kualitas program cerita televisi Indonesia. The Visual Language on Indonesian TV Series. This study aims to give a discourse and analysis on the ineffectiveness of the visual language application of Indonesian TV series. The main problem that becomes the focus of this research is how the effectiveness of the visual language application on Indonesian TV series. The samples of this study are two episodes of each title of the TV series that are broadcasted on all private TV stations for two weeks between September 26, 2016 until October 10, 2016. Based on the research, it can be concluded that the application of visual language on TV series is still not effective. A sample of this ineffectiveness is seen when there is still more verbal language usage both in the delivery of characters’ thoughts and the strengthening of the action figures in which it should be focusing more on the language visually. The result of this study is expected to be the input for the scenario writers to improve the quality of the programs of Indonesian television story

    Narrative and Cinematic Aspects in Commercial and Art Films as Directors’ Artistic Treatments: a Comparative Study

    Get PDF
    Data shows that award-winning films are not always the best-selling films and vice versa. Therefore, it is interesting to investigate whether the director employs different art techniques for commercial and art films. This qualitative textual study examines the artistic treatments of both films and compares the narrative aspects of the story and the cinematic elements related to the film presentation techniques. The narrative aspects include (a) plot, (b) premise, (c) characters, and (d) conflict. The cinematic elements include (a) cinematography, (b) editing, (c) sound, and (d) setting. The results show that the director applies different art techniques for different films. For films orientated to commercial movie theaters, the narrative is more complex but presented in a cinematic that is easier for the audience to understand. For films in festivals, the narrative is more simple, but the cinematic aspect are more complex. These findings support the results of the data control, a combination of the best- selling and award-winning films, which shows that the film has a rather complex  narrative and visualizations but is relatively easy to understand. Aspek Naratif dan Sinematik dalam Film Komersial dan Film Seni Sebagai Olah Artistik Sutradara Film. Data menunjukkan bahwa film yang meraih banyak penghargaan di festival bukanlah film yang laris di bioskop serta sebaliknya. Fenomena ini menarik untuk diteliti dengan mengkaji apakah sutradara menerapkan perlakuan artistik yang berbeda antara film yang ditujukan untuk ditayangkan di bioskop dan film yang dikirim ke festival. Penelitian tekstual ini mengkaji pengolahan artistik yang dilihat dari dua aspek yaitu aspek naratif yang berkaitan dengan cerita serta aspek sinematik yang berkaitan dengan teknik penyajian film. Hasil yang didapatkan memperlihatkan bahwa sutradara mengolah artistiknya secara berbeda pada kedua ranah tersebut. Di ranah bioskop naratifnya lebih kompleks namun disajikan dalam sinematik yang lebih mudah dipahami penonton, sementara di ranah festival, naratifnya lebih sederhana tetapi olahan sinematiknya lebih kompleks. Hasil ini dipertegas dengan hasil kontrol data di ranah gabungan yang memberikan naratif yang agak kompleks melalui sajian yang agak kompleks namun juga relatif mudah dipahami

    KREATIVITAS & KEBANGSAAN : Seni Menuju Paruh Abad XXI - 17 Prosiding Seminar Dies Natalis ke-36 ISI Yogyakarta

    Get PDF
    Dalam suasana pandemi Covid-19 yang mendera seluruh negeri dan belahan dunia, ISI Yogyakarta pada 30 Mei 2020 merayakan Dies Natalis ke-36. Di tengah suasana keprihatinan, peringatan dies natalis diselenggarakan dengan cara yang sederhana dan sangat khusus, dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Sidang senat, laporan rektor, dan pidato ilmiah diselenggarakan secara terbatas tanpa tamu undangan. Demikian juga pembatasan dan pengalihan media terjadi di berbagai agenda dies natalis, seperti pameran, pergelaran, dan seminar akademik. Berbagai agenda tersebut merupakan penanda yang tidak terpisahkan dari setiap peringatan dies natalis karena juga sebagai bentuk refleksi dan pertanggungjawaban pencapaian institusi yang harus disampaikan kepada semua stake holder. Dies Natalis ke-36 ISI Yogyakarta tahun ini mengangkat tema “SDM Unggul: Kreatif, Inovatif, dan Berkebangsaan (Belajar dari Pandemi Corona)”. Adapun tema seminarnya adalah “Kreativitas dan Kebangsaan: Seni Menuju Paruh Abad XXI”. Tema ini diangkat sebagai respons atas berbagai kondisi nasional global dan sekaligus dengan merebaknya pandemi Covid-19 yang menghadang dengan persoalan multidimensinya. Dalam kondisi faktual penyiapan dan membangun SDM unggul merupakan keniscayaan untuk menghadapi perubahan zaman. Kreativitas merupakan modal utama dari berbagai produk yang dihasilkan oleh sumber daya manusia unggul. Demikian juga dalam tatanan kehidupan baru sekarang, tantangan inovasi sangat nyata dipengaruhi oleh teknologi informasi komunikasi dan digitalisasi. Perubahan tatanan kehidupan baru tersebut secara masif terjadi dalam setiap aspek kehidupan kita, yang secara fundamental implementasinya terlihat lewat interaksi sosial dan komunikasi, transaksi ekonomi, model produksi, wacana kebudayaan, produksi pengetahuan, dan juga pada paradigma seni yang baru. Tanpa kita sadari penguasaan teknologi informasi dan digitalisasi sekarang menjadi syarat mutlak untuk semua aktivitas produktif pada masa pandemi Covid-19 ini. Kita menjadi belajar berbagai inovasi tersebut sebagai perilaku “kenormalan baru” dari pandemi ini. Oleh karena itu, ISI Yogyakarta harus menatap masa depan secermat mungkin untuk merespons berbagai perubahan sosial dan kebudayaan tersebut. Dengan kompetensi pokok di bidang seni, ISI Yogyakarta bisa mengkaji berbagai hal yang terkait hubungan antarruang budaya, seni, dan nilai-nilai kreativitas. Menjadi penting dan mendesak juga, untuk mengaitkan semua kesadaran kreatif dan inovatif tersebut dalam ikatan nilai nasionalisme dan kebangsaan pada masa kegalauan pandemi ini. Untuk mendapatkan pemahaman antarwaktu bahkan permasalahan tersebut bisa dikaji selama paruh abad XXI, hubungan antarnilai-nilai tersebut menjadi penting untuk dikaji dan diajukan sebagai topik seminar menuju masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik. Dalam buku ini, persoalan kreativitas, kebangsaan, dan pandemi Covid-19 menjadi permasalahan yang banyak dikupas. Demikian juga ada banyak topik tentang seni dengan berbagai pendekatannya. Seni sebagai bagian yang inheren dalam kehidupan manusia, bisa memperindah dengan kedalaman dan ketajaman perspektif yang dipakai dalam menelaah kehidupan. Atau juga seni akan menunjukkan nilai kagunan-nya langsung untuk memberikan pemecahan dalam permasalahan kehidupan. Seni bisa menjadi strategi, mengubah persoalan menjadi peluang, mampu memberi hiburan, atau juga bisa menggugah kesadaran dan kreativitas baru pada setiap orang. Dalam persoalan lain, pandemi juga telah membongkar batas-batas geografi dan geopolitik antarnegara. Oleh karena itu, situasi internasional menjadi problem tersendiri, seperti halnya persoalan perang senjata hingga perang virus yang menjadi polemik berkepanjangan. Kondisi tersebut mengakibatkan makna pertalian antarbangsa menjadi sukar ditelisik dan diprediksi. Lebih jauh lagi kebutuhan pangan, sandang, transportasi, hingga pertahanan dan keamanan negara juga memerlukan kajian yang mendalam. Hal itu tentu juga berakibat pada makna isu kebangsaan. Dalam kondisi demikian, bagaimanakah kreativitas dan kesenian bisa menjadi bagian yang secara faktual memberikan pencerahan dan pemecahan masalah? Dengan memahami sejumlah persilangan bidang disiplin dan konteksnya, buku atau prosiding ini diharapkan bisa menginspirasi berbagai pemikiran dan kebijakan lembaga atau publik. Seberapa pun hasil yang diwujudkan dalam sebuah buku tentu akan tetap mempunyai nilai dan makna sosial. Sejumlah artikel yang mengungkapkan musik, teater, seni lukis, sejarah patung, batik, seni tradisi, atau persoalan festival yang terjadi di sejumlah kota yang terhubung dengan isu kebangsaan dalam buku ini akan bermanfaat untuk melihat jati diri bangsa. Sejumlah karya seni rupa, seni pertunjukan, dan seni media rekam karya mahasiswa dan dosen ISI Yogyakarta yang dikompilasi dalam buku ini juga ikut mewarnai opini dan berbagai pemaknaan di tengah pandemi ini. Dalam program seminar ini, panitia telah bekerja keras untuk mewujudkan tema tersebut secara menarik. Dalam kondisi pandemi Covid-19 ini, seminar tidak dilakukan secara langsung dalam pertemuan fisik, tetapi cukup diwujudkan dalam bentuk buku prosiding seminar. Program ini melibatkan banyak penulis dari sejumlah universitas di Indonesia dan beberapa dari luar negeri. Dalam buku ini terdapat sejumlah penulis utama, yaitu Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A. (Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia), Dr. Nasir Tamara (Ketua Umum Satupena), dan Farah Wardani, M.A. (kurator dan arsiparis). Di samping penulis utama, tersaji 53 penulis penyerta yang terkumpul dari ISI Yogyakarta dan sejumlah penulis dari beberapa perguruan tinggi lainnya, seperti Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Universitas Indonesia Jakarta, ITB, ISBI Bandung, dan perguruan tinggi lainnya. Selain itu, ada penulis dari University Technology Mara, Machang, Malaysia dan seorang penulis lulusan dari Museum Studies, School of Art and Science New York University. Disampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua penulis utama dan para penulis penyerta sehingga buku prosiding seminar ini dapat terwujud dengan baik. Semoga kerja keras editor, para penulis, penerbit, panitia, serta kerja sama dengan berbagai pihak dan universitas akan menjadi inspirasi dan semangat bagi ISI Yogyakarta dan seluruh sivitas akademika. Demikian juga dengan peluncuran buku ini pada hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75, semoga dapat menjadi semangat untuk kita dan generasi mendatang dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air. Terima kasih dan salam budaya

    Penerapan Bahasa Visual dalam Sinetron Indonesia (tahap 1)

    Get PDF
    Penelitian ini bermaksud meningkatkan kualitas sinetron sebagai salah satu program cerita televisi Indonesia yang selama ini banyak dinilai rendah kualitasnya, padahal program ini termasuk program yang strategis di televisi. Salah satu bentuk kekurangan kualitas itu terletak pada rendahnya penggunaan bahasa visual serta lebih banyaknya penggunaan bahasa verbal. Padahal salah satu kekuatan televisi sebagai media audio visual adalah pada kemampuannya menyajikan bahasa visual.Target khusus yang ingin dicapai adalah mengkaji ketidakefektivan penerapan bahasa visual pada sinetron serta memberikan analisis yang merupakan bahan koreksi atas kelemahan sinetron Indonesia tersebut. Metode yang dilakukan adalah dengan melakukan observasi terhadap sinetron Indonesia kemudian menganalisisnya. Hasil yang telah dicapai adalah diperolehnya sebuah kajian dari data penelitian yang menunjukkan bahwa penerapan bahasa visual dalam sinetron masih belurn efektif. Bentuknya ketidakef ektifannya antara lain adalah masih lebih penggunaan bahasa verbal dalam penyampaian pikiran tokoh maupun penguatan action yang seharusnya bisa lebih berbahasa visual

    Penerapan Bahasa Visual dalam Sinetron Indonesia

    No full text
    Penelitian ini bermaksud meningkatkan kualitas sinetron sebagai salah satu program cerita televisi Indonesia yang selama ini banyak dinilai rendah kualitasnya, padahal program ini termasuk program yang strategis di televisi. Salah satu bentuk kekurangan kualitas itu terletak pada rendahnya penggunaan bahasa visual serta lebih banyaknya penggunaan bahasa verbal. Padahal salah satu kekuatan televisi sebagai media audio visual adalah pada kemampuannya menyajikan bahasa visual.Target khusus yang ingin dicapai adalah mengkaji ketidakefektivan penerapan bahasa visual pada sinetron serta memberikan analisis yang merupakan bahan koreksi atas kelemahan sinetron Indonesia tersebut. Metode yang dilakukan adalah dengan melakukan observasi terhadap sinetron Indonesia kemudian menganalisisnya.Hasil yang telah dicapai adalah diperolehnya sebuah kajian dari data penelitian yang menunjukkan bahwa penerapan bahasa visual dalam sinetron masih belum efektif. Bentuknya ketidakefektifannya antara lain adalah masih lebih penggunaan bahasa verbal dalam penyampaian pikiran tokoh maupun penguatan action yang seharusnya bisa lebih berbahasa visual

    Kontekstualisasi Mata Kuliah Umum Dan Kompleksitas Problematika Seni: Bunga Rampai Bidang Seni Berdasar Rumpun Mata Kuliah Umum MPK ISI Yogyakarta

    Get PDF
    Ilmu pengetahuan akan berkembang apabila dilakukan transfer knowledge atas keilmuan itu sendiri. Hal ini sangat disadari oleh para pendidik yang berdiri sebagai garda terdepan sebagai penyampai keilmuan itu kepada peserta didiknya. Transfer knowledge ini dilakukan oleh para pendidik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyampaian materi di kelas menjadi sarana langsung untuk memberikan wawasan keilmuan kepada peserta didik. Sementara itu, penyampaian keilmuan secara tidak langsung dilakukan melalui penulisan berbagai pemikiran terkait dengan bidang keilmuan yang ditekuninya. Penerbitan bunga rampai yang dilakukan oleh UPT Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (UPT MPK) sebagai salah satu program kerjanya merupakan bagian dari upaya untuk berperan aktif dalam pengembangan keilmuan itu sendiri. UPT MPK sebagai unit kerja yang memayungi mata kuliah umum menyadari bahwa pendidikan karakter menjadi bagian dari tanggung jawab yang mesti diemban dan diwujudkan. Sementara pembentukan karakter setiap insan itu tidak serta merta terbentuk ketika seorang peserta didik memasuki jenjang Perguruan Tinggi. Tentu saja, pendidikan karakter telah dibentuk pertama kali di lingkup keluarga dan lingkungan masyarakatnya. Hal ini menciptakan keragaman karakter yang harus ditemui dan dihadapi oleh pendidik atas peserta didiknya. Oleh karena itu, pembangunan karakter di lingkup Perguruan Tinggi, khususnya di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, harus senantiasa dilakukan secara kontinyu dan simultan. Proses ini tentu saja tidak serta merta berjalan dengan mudah dan mulus. Berbagai problematika terkait dengan pembangunan karakter turut menjadi bagian warna dari proses tersebut. Kompleksitas problematika pendidikan karakter tersebut juga diperkaya dengan problematika kebidangan, dalam hal ini seni, yang dihadapi, baik oleh pendidik maupun peserta didik. Data tersebut dapat dikembangkan menjadi berbagai pemikiran yang solutif sekaligus menjadi bagian dari proses transfer knowledge itu sendiri. Berbagai pemikiran ini diharapkan mampu menjadi perenungan, pemikiran, dan pertimbangan dari berbagai pihak untuk memberikan kesempatan perbaikan situasi dan kondisi, serta pengembangan karakter di lingkup bidang seni secara lebih optimal
    corecore