7 research outputs found

    Efektifitas Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit Malapari (Pongamia Pinnata (L.) Pierre) Pada Tanah Ultisol

    Get PDF
    Penggunaan energi bahan bakar minyak bumi terus meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Bahan bakar yang digunakan saat ini masih tergantung pada bahan bakar fosil. Maka dari itu perlu ada upaya untuk mencari sumber energi pengganti yang dapat diperbaharui (renewable). Salah satu tumbuhan yang berpotensi besar dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif/biodiesel yang ramah lingkungan adalah tanaman Malapari (Pongamia pinnata (L.) Pierre). Penggunaan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dan Pupuk NPK pada pembuatan bibit malapari diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan yang optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari interaksi antara FMA dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan malapari serta untuk mendapatkan dosis inokulum FMA dan dosis NPK terbaik untuk pertumbuhan malapari. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial yang terdiri atas dua perlakuan yaitu dosis FMA dan dosis pupuk dengan tiga ulangan. Pemberian pupuk NPK memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, pertambahan jumlah daun dan berat kering tajuk. Pemberian mikoriza tidak memberikan pengaruh yang nyata pada semua variabel pengamatan dan Pemberian dosis pupuk NPK 1 g/tanaman menunjukkan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan tanaman Malapari

    Efektivitas Fungi Mikoriza Arbuskula Dan Arang Tempurung Kelapa Terhadap Pertumbuhan Bibit Aren Pada Tanah Ultisol

    Get PDF
    Tanaman aren (Arenga pinnata (Wurmb) Merr.) dikenal sangat luas yang memiliki manfaat yang multiguna yaitu sebagai pemenuhan kebutuhan pangan dan berpotensi besar dimanfaatkan sebagai energi alternatif yang dapat diperbaharukan yang ramah lingkungan. Peningkatan ini mengakibatkan eksploitasi aren semakin tinggi, sehingga dikawatirkan akan menyebabkan ketersediaan aren semakin menurun apabila tidak diimbangi dengan adanya budidaya dari aren . Penggunaan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dan arang tempurung kelapa pada pembuatan bibit aren diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan yang optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari interaksi antara FMA dan arang tempurung kelapa pada tanah ultisol terhadap pertumbuhan bibit aren serta untuk mendapatkan dosis inokulum FMA dan komposisi media terbaik untuk pertumbuhan aren. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial yang terdiri atas dua perlakuan yaitu dosis FMA dan komposisi media (ultisol dan arang tempurung kelapa) dengan tiga ulangan. Hasil Penelitian menunjukkan pemberian dosis arang tempurung kelapa memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertambahan jumlah daun, Pemberian mikoriza memberika pengaruh yang sangat nyata pada variabel persen infeksi akar serta Pemberian dosis arang tempurung kelapa 10 % dan dosis mikoriza 10 g menunjukkan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan tanaman Aren

    Evaluasi Kesehatan Vegetasi di Arboretom KPHP Kerinci Unit I

    Get PDF
    Kesehatan hutan telah menjadi salah satu kriteria pencapaian dalam manajemen pengelolaan hutan yang lestari. Identifikasi kondisi kesehatan vegetasi merupakan salah satu upaya penting dalam pengelolaan tanaman, sesuai kaidah silvikultur untuk menjaga kesehatan vegetasi hutan. Arboretum merupakan tempat berbagai jenis vegetasi ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan, keperluan koleksi dan konservasi ex-situ (di luar habitat). Pentingnya mengetahui kesehatan vegetasi di Arboretum merupakan salah satu teknik silvikultur di dalam mempertahankan keberadaan spesies lokal dan spesies unggulan. Penelitian ini dilaksanakan di Arboretum KPHP Kerinci Unit I. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode sampling. Metode sampling digunakan untuk menilai kesehatan vegetasi yang berada didalam klaster plot. Identifikasi status kesehatan dilakukan dengan metode pemantau kesehatan hutan atau Forest Health Monitoring (FHM) yaitu metode penilaian kesehatan pohon dengan mengelompokkan jenis dan tingkat kerusakan per individu tanaman. Hasil pengamatan melalui metode Forest Health Monitoring diperoleh hasil bahwa kondisi vegetasi di Arboretum KPHP Kerinci Unit 1 masih tergolong sehat dengan Nilai Indeks Kerusakan (NIK) sebesar 2,08 (skala 21), dengan persentase vegetasi sehat (74,81%), tingkat kerusakan ringan (23,42%), dan tingkat kerusakan sedang (1,78%)

    Valuasi Nilai Ekonomi dan Persepsi Pengunjung Taman Hutan Kota Bagan Pete Kota Jambi

    Get PDF
    This research was conducted in Bagan Pete Urban Forest. The purpose of this study was to obtain information about: (1) economic value of Bagan Pete Urban Forest, (2) demand equation model of Bagan Pete Urban Forest recreational benefits, 3) perceptions of visitors to Bagan Pete Urban Forest include education, convenience, and visitor satisfaction after coming to Bagan Pete Urban Forest Chart. The analytical method used is multiple linear regression analysis. The influence factors of frequency visits to Bagan Pete Urban Forest are travel costs (X1), monthly income (X2), age (X3), distance (X4), time spent on one visit (X5), long time knowing the Bagan Pete Urban Forest (X6), and gender (X7). The demand equation model obtained based on the travel cost method, namely: Y = 1.147 - 0.121X1 - 3.648X2 - 0.016X3 - 0.154X4 - 0.028X5 + 0.306X6 + 8.103X7, Y is the regression visit. The economic valuation of Bagan Pete Urban Forest in Jambi City is Rp 0.0071369 per year, and the surplus value of visitor customers is Rp 0.214107

    PPM Pelatihan Pembuatan Gula Semut Dari Nira Pohon Aren (Arenga pinnata) Pada Wilayah UPTD KPHP Unit XIII Kabupaten Muaro Jambi

    Get PDF
    Hasil hutan bukan kayu (HHBK) adalah hasil hutan kecuali kayu seperti produk turunan dari tumbuhan dan hewan beserta budidayanya. Beberapa jenis produk HHBK mempunyai nilai ekonomi yang tinggi di Provinsi Jambi antara lain: rotan, bambu, aren, madu, jernang, gaharu, minyak tengkawang, minyak atsiri, gondorukem, buah-buahan tropis dan lain-lain. Salah satu pemanfaatan HHBK di Kawasan KPHP Unit XIII Muaro     Jambi di Desa Jambi Tulo, Kecamatan Maro Sebo, yaitu masyarakatnya memanfaatkan pohon aren yang banyak tumbuh alami, dengan mengolah nira dari pohon aren menjadi gula merah cetak dan dengan pengolahan yang sederhana. Hasil olahan gula merah cetak pada industri rumah tangga masyarakat umumnya masih bermutu rendah karena pengolahan belum dilakukan secara baik, sehingga produk yang dihasilkan cepat meleleh, karena masih mengandung kadar air cukup tinggi 15-17%. Upaya meningkatkan nilai jual gula aren cetak dengan cara mengolah menjadi gula aren granular (gula semut), solusi yang ditawarkan terhadap permasalahan tersebut, diantaranya: diberikannya penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat mengenai pembuatan gula semut dari gula merah cetak secara tradisional dengan menyediakan alat pembuatan gula semut dari gula cetak menjadi bentuk granular (gula semut)

    Dimension of Sentang (Azadirachta excelsa Jack) and Production of Soybean (Glycine max (L) Merril) in Agroforestry System DIMENSI POHON SENTANG (Azadirachta excelsa Jack) DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L) Merril) DI DALAM SISTEM AGROFORESTRI

    No full text
    System which integrating forestry and agriculture is known by agroforestry. Utilizing of unproductive land below the trees will be more optimum. Sentang (Azadirachta excelsa Jack) is one of the plants that can be used in agroforestry system. The aim of this research was to know the effect of agroforestry toward tree dimension and production of some soybean varieties. Research design that was used in this research is split plot design that consisted of 2 factors and three repetitions. Planting pattern as a main plot is a the first factor, consisted of planting pattern of agroforestry (S1) and monoculture (S0). The second factor that was a submain plot is some varieties of soybean which consisted of variety of Grobogan, Anjasmoro, Tanggamus, and Wilis.The results shows that accretion mean of tree height, stem and crown diameter of Sentang in agroforestry plot are bigger than in monocultural plot. Lateral root in monocultural plot is deeper than in agroforestry plot. The difference of plant growth in each planting pattern of agroforestry is affected by interaction among plant component. Utilizing of some soybean varieties in agroforestry of sentang one year old did not result significant production than in monoculture pattern. In this research, variety Tanggamus and Wilis on monoculturural plot has better growth and production than variety of Grobogan and Anjasmoro.Key words: agroforestry, tree dimension, sentang (Azadirachta excelsa Jack), soybean, varieties

    Exploration of Tree Species in Muaro Jambi Temple Complex: EKSPLORASI JENIS POHON DI KOMPLEKS CANDI MUARO JAMBI

    No full text
    Kompleks Candi Muaro Jambi merupakan salah satu wisata andalan Provinsi Jambi yang mulai dikenal di dalam maupun di luar negeri. Keberadaan jenis-jenis pohon hutan yang terdapat di kompleks percandian Muaro Jambi sangat penting untuk dipertahankan. Kegiatan eksplorasi botani di kompleks percandian Muaro Jambi sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka melakukan inventarisasi dan identifikasi jenis-jenis pohon yang ada. Data yang diperoleh akan berguna dalam kegiatan konservasi dan pelestarian tumbuhan hutan tropis secara menyeluruh. Penelitian dilaksanakan di lokasi Candi Koto Mahligai, di areal resapan air/sepanjang jalur sungai di Kompleks Candi Muaro Jambi, Desa Muara Jambi,  Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Laboratorium Silvikultur dan Herbarium Fakultas Kehutanan Universitas Jambi. Penelitian dilaksanakan selama enam bulan dari bulan April sampai dengan bulan Oktober 2018. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis-jenis pohon yang terdapat di areal Candi Mahligai dan areal resapan air kompleks Candi Muaro Jambi. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Tahapan kegiatan penelitian terdiri dari eksplorasi, pembuatan spesimen herbarium, studi pustaka, identifikasi Jenis. Hasil yang didapatkan yaitu suku yang dijumpai dalam wilayah Candi Koto Mahligai dan Sempadan sungai yang terdapat dalam kompleks Candi Muaro Jambi adalah sebanyak 17 suku, antara lain : Anacardiaceae, Burseraceae, Cucurbitaceae, Dilleniaceae, Euphorbiaceae, Fabaceae, Hyperaceae, Lythraceae, Malvaceae, Meliaceae, Moraceae, Oxalidaceae, Phyllanthaceae, Rubiaceae, Salicaceae, Sapindaceae,  Verbenaceae. Jenis pohon yang paling banyak ditemui adalah jenis Peronema canescens Jack (Sungkai) sebanyak 86 individu dan Lansium parasiticum (Duku) yaitu sebanyak 38 individu.   Kata kunci: eksplorasi , Candi Muaro Jambi, jenis pohonMuaro Jambi Temple Complex is one of the mainstays of Jambi Province's tourism which began to be introduced both at domestic and international market. The existence of forest tree species found in the Muaro Jambi temple complex is very important to be maintained. Botany exploration activities in the Muaro Jambi temple complex are very important to carry out in order to invent and identify the existing tree species. The data obtained will be useful in the conservation and preservation of tropical forest plants activities comprehensively. This research was carried out at Kotomahligai Temple in the water catchment area / along the river of Muaro Jambi Temple Complex, Muara Jambi Village, Muaro Sebo District, Muaro Jambi Regency also  Silviklutur Laboratory and Herbarium of the Faculty of Forestry, Jambi University. The study was conducted for six months from April to October 2018. The purpose of this study was to determine the types of trees found in the Mahligai Temple area and water catchment area of ​​the Muaro Jambi Temple Complex. This study uses a purposive sampling method. The research activities consist of exploration, herbarium specimens, literature studies, species identification. The results showed there were 17 families, including: Anacardiaceae, Burseraceae, Cucurbitaceae, Dilleniaceae, Euphorbiaceae, Fabaceae, Hyperaceae, Lythraceae, Malvaceae, Meliaceae, Moraceae, Oxalidaceae, Phyllanthaceae, Rubiaceae, Salicaceae, Sapindaceae, Verbenaceae. The most abundant species were Peronema canescens Jack (Sungkai) (86 individual trees) and Lansium parasiticum (Duku) (38 indivisual trees).   Keywords: exploration, Muaro Jambi Temple, tree specie
    corecore